Anda di halaman 1dari 3

JIKA SAYA MENJADI DUTA BAHASA

Oleh : Sri Indah Mentari

“Ngengapo pulo ndak jadi Duta Bahasa, emang yang dikecek seharian tu bukan bahasa
apo?”

Kalimat yang sering terdengar disaat penulis mengutarakan pendapatnya mengenai


pemilihan duta bahasa. Menurut Kridalaksana dan Djoko Kentjono (Chaerissa, 2014:32) Bahasa
adalah sistem fonetik arbitrer yang digunakan anggota kelompok sosial untuk bekerja sama,
berkomunikasi, dan mengidentifikasi dirinya. Bahasa memiliki fungsi utama yakni sebagai
komunikasi antar manusia.

Indonesia memiliki ribuan suku dan budaya, termasuk juga bahasa. Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan mencatat, Indonesia memiliki 718 bahasa daerah yang tersebar di seluruh provinsi.
Hal ini membuktikan bahwa Indonesia ialah negeri yang kaya. Kekayaan ini yang perlu kita
lestarikan sebagai putera dan puteri nusantara dalam Dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional dan bahasa pemersatu bangsa. Lantas mengapa masih banyak orang yang menyepelehkan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar? Dalam realitas yang terjadi di tengah
masyarakat, bahasa Indonesia seolah tidak lagi menjadi kebanggaan. Istilah-istilah dari kata asing
menjadikan sebuah bahasa kebanggaan bagi pemuda di zaman sekarang.

Setiap orang merupakan duta bahasa bagi dirinya sendiri. Hal ini dibuktikan dengan
seseorang mampu mengekspresikan dirinya melalui bahasa yang digunakan sebagai bentuk
komunikasi, kerja sama, dan interaksi sosial lainnya. Namun, tetaplah dibutuhkan seorang duta
bahasa untuk menggerakkan dan mengkampanyekan pentingnya berbahasa Indonesia yang baik dan
benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia, serta tidak melupakan bahasa ibu sebagai
bahasa yang harus dilestarikan dan menguasai bahasa asing sebagai bahasa penunjang.

Dewasa ini banyak yang menjadikan bahasa asing sebagai bahasa kebutuhan untuk
mengikuti perkembangan zaman, sehingga melupakan sedikit demi sedikit bahasa ibu yang
dianggap kuno dan bahasa Indonesia yang dianggap tidak “gaul”. Modernisasi menjadikan bahasa
Indonesia bahasa yang tertinggal diiringi dengan tanggapan bahasa Indonesia adalah bahasa yang
kaku dan tidak keren. Hal ini kerap kali dijadikan alasan bagi generasi muda untuk tidak
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, yang membuat hati saya tergerak untuk
merubah pola pikir pemuda-pemudi dan menjadi pelopor untuk mencintai bahasa Indonesia.
Berbahasa sangatlah indah, memiliki keragaman juga seperti itu. Keragaman ini perlu
dilestarikan khususnya bahasa daerah yang ada di Indonesia. Mengutip (merajutindonesia.id, 2023)
di Provinsi Bengkulu sendiri memiliki sembilan dialek, yaitu (1) dialek Muko-Muko, (2) dialek
Lembak I, (3) dialek Lembak II, (4) dialek Nasal I, (5) dialek Nasal II, (6) dialek Serawai-Pasemah,
(7) dialek Pekal, (8) dialek Kaur, dan (9) dialek Bengkulu Kota. Dialek Muko-Muko dituturkan di
wilayah Muko-Muko Selatan dan Utara, Kecamatan Ipuh, Bengkulu bagian utara. Dialek Lembak I
dituturkan di wilayah Kecamatan Teluk Segara, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu.
Dialek Lembak II dituturkan di wilayah Desa Pelalo, Desa Taba Tinggi daerah Padang Ulak
Tanding, Kabupaten Rejang Lebong. Dialek Nasal I dituturkan di wilayah Desa Tanjung Betuah,
Bengkulu bagian Selatan. Dialek Nasal II dituturkan di wilayah Daerah Merpas, Bengkulu bagian
selatan. Dialek Serawai-Pasemah dituturkan di wilayah Bengkulu bagian Selatan (Manna, Seginim,
Pino Sukaraja, Seluma), Talo, Kaur Utara di Talang Jawi dan Padang Leban, Rejang Lebong
tepatnya di daerah Kepahiang (Tapak Gedung). Dialek Pekal dituturkan di Desa Ketahun (Air
Lelangi) dan Muko-Muko Selatan (Lubuk Talang). Dialek Kaur dituturkan di wilayah Kaur Selatan
(Jembatan Dua dan Tanjung Bunga), Kaur Tengah (Lubuk Gung). Dialek Bengkulu Kota dituturkan
di wilayah, Desa Gading Cempaka (Tanah Patah), Kota Bengkulu.

Ditengah banyak dan ragam bahasa daerah, tetap dibutuhkan bahasa pemersatu bangsa,
bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang digunakan sebagai pengubung
komunikasi antar berbagai suku dan budaya. Miris jika bahasa Indonesia tidak dikuasai dengan baik
dan benar yang mencerminkan kurang nya sikap nasionalisme kita. Bahasa Indonesia diresmikan
pada tanggal 28 Oktober 1928 bertepatan dengan sumpah pemuda, tercantum pada ikrar sumpah
pemuda yang ketiga yakni “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia”. Hal ini seharusnya menyadarkan kita bangsa Indonesia akan pentingnya menggunakan
bahasa Indonesia sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu, kedudukan bahasa
Indonesia tidak hanya sebagai komunikasi, melainkan juga sebagai; lambang kebanggan Indonesia;
lambang identitas nasional; alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya; dan
pemersatu suku, budaya, dan bahasanya.

Indonesia merupakan negara yang kaya. Negara yang kaya akan ribuan pulau dan ratusan
bahasa daerah, telah dipersatukan dengan satu bahasa, bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
bukanlah suatu bahasa yang kaku, yang hanya digunakan pada masayarakat kelas atas dan
menjukan status sosial mereka. Akan tetapi, bahasa Indonesia adalah bahasa wajib digunakan oleh
seluruh lapisan masyarakat, karena didalam bahasa Indonesia terdapat bahasa yang santun; bahasa
yang menginspirasi; bahasa yang mencermikan hebatnya bangsa Indonesia. Seluruh dunia harus tau
betapa istimewanya bahasa Indonesia. Generasi muda harus sadar betapa indahnya bahasa
Indonesia dan selayaknya tidak malu untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
dikesehariannya baik itu di luring maupun daring.

Jika saya menjadi duta bahasa, saya akan turut mengkampanyekan dan menyebarluaskan
betapa pentingnya mencintai bahasa indonesia, melestarikan bahasa daerah dan menguasai asing.
Duta bahasa memiliki kontribusi dan peran yang strategis dalam menyelesaikan permasalahan
tersebut. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah ikut serta dalam promosi bahasa Indonesia dan
menetapkan kebijakan penghapusan buta aksara Indonesia melalui kampanye langsung atau melalui
media sosial tentang kesadaran akan berbahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai wujud
nasionalisme dan kegiatan-kegiatan yang mendorong pengembangan keterampilan untuk perbaikan
terus-menerus dalam peningkatan kesejahteraan berbahasa Indonesia baik di civitas akademika dan
masyarakat umum. Tugas lain seorang duta bahasa juga adalah menyadarkan masyarakat bahwa
belajar bahasa asing juga sangat penting dan mengingatkan untuk tetap melestarikan bahasa ibu,
bahasa daerah.

Duta merupakan sosok teladan yang akan menjadi garda terdepan dalam penyebar luasan
pentingnya akan suatu hal dan menjadi panutan untuk orang-orang sekitarnya. Sosok ini harus
diiringi dengan kemampuan yang baik agar dapat membuat orang-orang menjadi tertarik dan
mengikuti sosok tersebut menjadi panutannya. Selain kemampuan daya tarik juga mempunyai peran
penting untuk mendukung hal tersebut. Menjadi sosok yang telah menginspirasi banyak orang di
Provinsi Bengkulu, membuat saya yakin akan peran yang akan saya emban nantinya apabila terpilih
menjadi seorang Duta Bahasa Provinsi Bengkulu.

Kualitas diri seseorang terlihat dari tutur bahasanya. Berbahasa Indonesia yang baik juga
dapat meningkatkan nilai dirinya. Bahasa yang kuat melahirkan orang yang berkualitas. Menjadi
duta bahasa membuka jalan untuk memperjuangkan bahasa Indonesia. Sebab, kuatnya bahasa
nasional mencerminkan kuatnya suatu bangsa. Oleh karena itu, saya Sri Indah Mentari siap menjadi
calon finalis Duta Bahasa Provinsi Bengkulu dan menjadi garda terdepan untuk menjadi pelopor
mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah dan menguasai bahasa asing.

Anda mungkin juga menyukai