Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN PERAN DAN FUNGSI

PERAWAT PADA PASIEN GANGGUAN


SISTEM PERKEMIHAN
By: Kelompok 5
Elzalita Reiryn Rahmilia Putri
Ervina Tri Wahyuni Tasya Fadilah
Fera Oktafia Sri Indah Mentari
Ray Zon Yudha Negara Tenta Maryulismi

Dosen Pembimbing
Ns. Sahran, S.Kep, M.Kep
Latar Belakang

Sistem perkemihan merupakan organ vital dalam melakukan


ekskresi dan melakukan eliminasi sisa-sisa hasil metabolisme dalam
tubuh. Kanker merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat
terjadi pada organ sistem perkemihan, misalnya kanker buli-
buli.Penyebab tersering terjadinya batu saluran kemih ini adalah adalah
sumbatan pada saluran kemih baik itu terjadi secara herediter maupun
karena factor dari luar. (Purnomo, 2011 ed.3)
Negara berkembang banyak dijumpai pasien dengan batu kandung
 kemih sedangkan dinegara maju lebih banyak dijumpai penyakit batu
saluran kemih bagian atas, hal inidapat disebabkan oleh pengaruh status
gizi dan aktivitas pasien sehari-hari.(Purnomo, 2011 ed.3)
Peran Perawat Pendidikan Kesehatan Pada
Gangguan System Perkemihan

Kemampuan perawat dalam memberikan


pendidikan kesehatan harus meliputi pendidikan
tentang upaya preventif (pencegahan), promotif
(peningkatan kesehatan), kuratif (pengobatan) dan
rehabilitatif (mengembalikan fungsi ke normalitas).
Kemampuan memberikan edukasi ini membutuhkan
seni berbicara pada pasien dan keluarga pasien agar
pesan tersampaikan dengan baik
Pasien dengan gangguan system perkemihan
mengatakan khawatir akan perubahan status
kesehatannya, beranggapan apakah dengan
menjalani terapi atau pengobatan dengan rutin akan
ada harapan untuk sembuh. Sehingga perawat dapat
melakukan penurunan kecemasan pada pasien
melalui pendidikan kesehatan, bertukar pikiran,
berbagi pengetahuan dan bercerita-cerita seputar
penyakit gangguan system perkemihan ini. Untuk
menyamakan pendapat berusaha membuat pasien
agar tidak khawatir dengan kondisi kesehatannya dan
agar tidak merasa cemas apabila melakukan terapi
secara rutin. Penurunan kecemasan melalui
pendidikan kesehatan, berbagi pengetahuan dan
bercerita cerita bermanfaat untuk mengurangi
kecemasan dan menambah pengetahuan pasien.
Pencegahan Primer, Sekunder Dan Tersier Pada
Gangguan System Perkemihan

1. Pencegahan Primer
Pencegahan tingkat pertama (primaryprevention) merupakan
suatu usaha pencegahan penyakit melalui usahamengatasi atau
mengontrol faktor–faktor risiko (risk factors)dengan sasaran utamanya
orang sehat melalui usaha peningkatan derajat kesehatan secara
umum (promosi kesehatan) serta usaha pencegahan khusus terhadap
penyakit tertentu.
Pencegahan tingkat pertama ini didasarkan pada hubungan
interaksi antara pejamu(host), penyebab (agent/pemapar),
lingkungan, dan proses kejadian penyakit.
Pencegahan Primer, Sekunder Dan Tersier Pada
Gangguan System Perkemihan

Pencegahan Sekunder

Tujuan utama pencegahan tingkat kedua ini, antara lain untuk


mencegah meluasnya penyakit dan untuk menghentikan proses
penyakit lebih lanjut, serta mencegah komplikasi. Dengan pengertian
lain pencegahan ini sekurang-kurangnya dapatmenghambat atau
memperlambat progresifitas penyakit, mencegah komplikasi, dan
membatasi kemungkinan kecacatan. (Nur Nasry,2008).
Pencegahan Primer, Sekunder Dan Tersier Pada
Gangguan System Perkemihan

Pencegahan Tersier

Tujuan utamanya adalah mencegah proses penyakit lebihlanjut,


seperti pengobatan dan perawatan khusus penderita gangguan
sistem perkemihan dan lain-lain serta mencegah terjadinya cacat
maupun kematian karena penyebab tertentu, serta usaha rehabilitasi.
Persiapan Pelaksanaan Dan Pasca Pemeriksaan
Diagnostik dan Laboratorium Pada Gangguan
Sistem Perkemihan

Urinalisis
Urialisis dapat meberikan informasi klinik yang penting.
Urinalisis merupakan pemeriksaan rutin pada sebagian besar
kondisi klinis, pemeriksaan urin menangkup evaluasi hal-hal
berikut:
1. Observasi warna dan kejernihan urin
2. Pengkajian bau urin
3. Pengukuran keasaman dan berat jenis urin.
4. Tes untuk memeriksa keberadaan protein, glukosa, dan badan
keton dalam urin (masing-masing untukproteinuria, glukosuria, da
ketonoria)
5. Pemeriksaan mikroskopik sedimen urin sesudah melakukan
pemusingan (centrifuging) untuk mendeteksi seldarah erah
(hematuria), sel darah putih, slinder (silindruria), Kristal (kristaluria) ,
pus (piuria) dan bakteri(bakteriuria).
Persiapan Pelaksanaan Dan Pasca Pemeriksaan
Diagnostik dan Laboratorium Pada Gangguan
Sistem Perkemihan

Pemeriksaan Fungsi Ginjal


Tes fungsi ginjal dilakukan untuk mengevaluasi beratnya
penyakit ginjal dan mengikuti perjalanan klinik. Pemeriksaan fungsi
ginjal yang umum dilakukan adalah kemampuan pemekatan ginjal
klirens kreatinin, kadar kreatinin serum dan nitrogen urea darah
(BUN).

Ultrasound
Ultrasound atau pemeriksaaan USG menggunakan
gelombang suara yang dipancarakan ke dalam tubuh untuk
mendeteksi abnormalitas. Pemeriksaan USG merupakan teknik
non pasif dan tidak memerlukan persiapan khusus kecuali
menjelaskan prosedur serta tujuannya kapada pasien. Karena
sensitivitasnya, pemeriksaan USG telah menggantikan banyak
prosedur diagnosis lainnya sebagai tindakan diagnostic
pendahuluan.
Persiapan Pelaksanaan Dan Pasca Pemeriksaan
Diagnostik dan Laboratorium Pada Gangguan Sistem
Perkemihan

Pemeriksaan Sinar-X dan Pencitraan lainnya


• Kidney, Ureter and Bladder (KUB)
Pemeriksaan radiologi abdomen yang dikenal dengan istilah KUB dapat
dilaksanakan untuk melihat ukuran,bentuk serta posisi ginjal dan mengidentifikasi
semua kelainan seperti batu dalam ginjal atau traktus urinarius,hidronefrosis (distensi
pelvis ginjal), kista, tumor atau pergeseran ginjal akibat abnormalitas pada jaringan
disekitarnya.
• Pemindai CT dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan pemindai CT dan MRI merupakan teknik noninvasive yang akan
memberikan gambar penampang ginjal serta saluran kemih yang sangat jelas. Kedua
pemeriksaan ini akan memberikan informasi tentang luasnya lesi invasive pada ginjal.
• Urografi Intravena (Ekskretori Urogram atau intravenous pyelogram)
Pemeriksaan urografi intravena memungkinkan visualisasi ginjal ureter dan
kandung kemih. Media kontras radiopaque disuntikan secara intravena dan kemudian
dibersihkan dari dalam darah serta dipekatkan oleh ginjal.
Persiapan Pelaksanaan Dan Pasca Pemeriksaan
Diagnostik dan Laboratorium Pada Gangguan Sistem
Perkemihan

Endourologi (prosedur endoskopi urologi)


• Pemeriksaan sistoskopi
Merupakan metode untuk melihat langsung uretra dan kandung kemih. Alat
sistokop, yang dimasukan melalui uretra ke dalam kandung kemih, memiliki system
lensa optis yang sudah ada pada alat itu sendiri sehingga akan memberikan gambar
kandung kemih yang diperbesar dan terang.
• Brush biopsy ginjal dan uretra
Teknik brush biopsy akan menghasilkan informasi yang spesifik apabila hasil
pemeriksaan radiologi ureter ataupelvis ginjal yang abnormal tidak dapat menunjukan
apakah kelainan tersebut merupakan tumor, batu, bekuan darah atau hanya artefak.
• Endoskopi renal (nefroskopi)
Merupakan pemeriksaan dengan cara memasukkan fiberskop kedalam pelvis
ginjal melalui luka insisi (pielotomi)atau secara perkkutan untuk melihat bagian dalam
pelvis ginjal, mengeluarkan batu, melakukan biopsi lesi yang kecil dan membantu
menegakan diagnose hematuria serta tumor renal tertentu
Kesimpulan

Pemberian pendidikan kesehatan merupakan salah satu


kewajiban petugas kesehatan dan menjadi hak dari pasien baik yang
menjalani rawat inap maupun rawat jalan, perawat harus bisa
berinteraksi dengan pasien agar bisa melakukan tindakan
keperawatan. Karena perawat harus dibekali dengan kemampuan
mengedukasi pasien dan keluarganya tentang perawatan kesehatan
yang dibutuhkan.
Peran perawat pada pasien gangguan sistem perkemihan dapat
melakukan penurunan kecemasan pada pasien melalui pendidikan
kesehatan, bertukar pikiran, berbagi pengetahuan dan bercerita-cerita
seputar penyakit gangguan system perkemihan ini, disitulah peran
perawat sangatlah penting
Selain itu perawat harus bisa mengedukasikan tentang peran
perawat dalam menyapaikan atau memberikan pendidikan kesehatan
pada pasien mengenai Pencegahan Primer, Sekunder Dan Tersier
Pada Gangguan System Perkemihan.
TERIMA KASIH
Ada Pertanyaan? Silahkan ditanyakan dengan
bahasa yang sopan 

Anda mungkin juga menyukai