Anda di halaman 1dari 4

Nama : Siska Puspita

NIM : N1D118006
Program Studi : Sastra Indonesia
Judul Esai : Pemuda sebagai Substansi dalam Pelestarian Bahasa Daerah

Pendahuluan

Keberagaman merupakan sebuah kondisi di mana sebuah masyarakat hidup


dalam perbedaan di berbagai bidang misalnya suku, agama, ras dan
antargolongan. Keadaan tersebut mengakibatkan masyarakat yang menunjukkan
berbagai macam perbedaan. Keberagaman Indonesia dibentuk oleh banyaknya
jumlah suku yang tersebar di berbagai pulau di Indonesia. Menurut penelitian
badan statistik atau BPS yang dilakukan pada tahun 2010, di Indonesia terdapat
1.131 suku bangsa.
Dikutip dari laman studio belajar, sebagai negara kepulauan Indonesia
memiliki setidaknya 17.504 pulau yang diantaranya berpenghuni sekitar 6.000
pulau. Pulau-pulau tersebar di daerah ekuator sepanjang kurang lebih 3.000 mil
dari timur ke barat dan 1.000 mil dari utara ke selatan. Kondisi geografis inilah
yang sangat berpengaruh pada keragaman budaya di Indonesia. Di banyak pulau
tersebut, tersebar berbagai macam suku bangsa Indonesia.
Di berbagai suku tersebut, terdapat beragam bahasa daerah yang tersebar.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Badan Pengembangan Bahasa dan
Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun 1991 hingga
tahun 2019 terdapat sebanyak 718 bahasa daerah yang tersebar di berbagai
Indonesia pada 2.560 daerah pengamatan.

Bahasa Daerah : “Lenyap atau Menetap?”

Dari 718 bahasa daerah terebut sebagian sudah mengalami kemunduran


serta terancam punah seiring dengan semakin minimnya penutur. Terutama di
kalangan remaja penggunaan bahasa daerah relatif kritis akibat kurangnya
penutur yang mengetahui bahasa daerah. Berdasarkan catatan Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sebanyak 11 bahasa daerah di Indonesia punah. Hal yang
melatarbelakangi kepunahan bahasa daerah tersebut adalah tidak adanya
penutur bahasa daerah dalam hal ini tidak ada penerus yang mampu menjaga
serta melestarikan bahasa daerah yang dimaksud.
Bahasa daerah sangat perlu untuk dilestarikan. Karena bahasa daerah
merupakan entitas budaya suatu bangsa. Suatu daerah dapat menunjukkan ciri
khasnya melalui bahasa daerah dengan menampilkan produk atau suatu karya
menggunakan bahasa daerah sehingga dapat menjadi pembeda dengan daerah
lain. Akan sangat berbeda jika suatu produk menggunakan bahasa Indonesia atau
bahasa asing, masyarakat tidak akan dapat membedakan asal suatu produk
tersebut. Lain halnya ketika suatu produk menggunakan bahasa daerah,
masyarakat langsung tahu letak perbedaannya serta ciri khas daerah tersebut
melalui bahasa daerah.
Bahasa daerah juga merupakan media kelangsungan budaya suatu etnik.
Bagaimana tidak, hampir semua upacara adat atau kegiatan adat istiadat
dilakukan dengan pengantar bahasa daerah sehingga bahasa daerah dapat
menjaga serta meneruskan adat istiadat suatu masyarakat.
Salah satu faktor utama yang menjadi penyebab punahnya bahasa daerah
adalah sikap yakni stigma masyarakat yang menganggap bahwa bahasa daerah
identik dengan kemiskinan serta kampungan. Sebagian besar orang tua juga
merasa bangga ketika anaknya lebih mengenal bahasa asing. Mengenal bahasa
asing memang sangat penting tetapi seharusnya hal tersebut tidak menghapus
kewajiban orang tua dalam mengajarkan bahasa daerah. Karena bahasa daerah
merupakan aset besar dalam suatu daerah. Selain itu, suatu bahasa dinyatakan
hampir punah apabila jumlah penuturnya semakin sedikit dan jarang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa daerah mulai kehilangan penuturnya
karena tergeser dengan bahasa lain serta luntur karena arus modernisasi.
Arus globalisasi juga menjadi faktor penyebab lunturnya bahasa daerah.
Khususnya di bidang teknologi dan informasi melalui media sosial menjadi
penyebab merosotnya bahasa daerah. Di kalangan generasi muda sendiri lebih
menyukai bahasa gaul populer yang mereka anggap lebih keren dan tidak kuno.
Sehingga, lambat laun bahasa daerah enggan digunakan karena faktor gengsi dan
malu dicap sebagai remaja yang tidak keren dan kampungan karena
menggunakan bahasa daerah.
Selain itu, ketakutan terbesar bagi orang tua juga menjadi penyebab
lunturnya bahasa daerah. Sebagian besar orang tua takut ketika membiasakan
anaknya berbahasa daerah sejak dini akan gagap dalam berbahasa Indonesia.
Padahal sejatinya, orang tua tidak perlu khawatir terhadap hal tersebut karena
bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang diwajibkan serta digunakan
dalam bangku sekolah. Sehingga ketika anak menguasai bahasa daerah mereka
tidak akan gagap berbahasa Indonesia karena hal tersebut diperoleh di bangku
sekolah.
Sangat disayangkan ketika seorang siswa bahkan mahasiswa tidak
mengetahui bahasa daerah sukunya sendiri, dapat diprediksi bahwa ke depannya
ketika mereka menikah dan memiliki keturunan bahasa daerah tidak akan
digunakan dalam mendidik anaknya sehingga bahasa daerah akan semakin pudar
dan menghilang dari peradaban. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan keluarga
dan masyarakat menjadi pengaruh terbesar dalam kelestarian bahasa daerah.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pemuda untuk melestarikan
bahasa daerah adalah dengan membiasakan diri menggunakan bahasa daerah
dalam pergaulan dan tidak malu terhadap bahasa daerahnya sendiri.
Menunjukkan rasa bangga ketika menggunakan bahasa daerah. Merubah stigma
dalam diri sendiri bahwa bahasa daerah bukan sesuatu hal yang memalukan yang
harus disembunyikan tetapi bahasa daerah merupakan identitas suatu daerah
yang perlu diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat.

Penutup
Bahasa daerah merupakan salah satu bentuk kearifan lokal suatu daerah.
Jika bahasa daerah mulai punah maka secara otomatis kearifan lokalnya
mengalami kemunduran. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlunya kesadaran
dalam diri masyarakat utamanya pemuda untuk melestarikan bahasa daerah.
Perlunya pengetahuan dalam diri pemuda bahwa bahasa daerah itu sangat
penting dan merupakan aset suatu bangsa. Maka peran pemuda sangat
diperlukan untuk melestarikan bahasa daerah agar nantinya tetap bertahan dan
tidak punah.

Sebagai generasi muda kita perlu menjadi penerus yang baik dalam
melestarikan bahasa daerah. Upaya melestarikan bahasa daerah bukan hanya
kewajiban generasi muda tetapi juga seluruh masyarakat karena bahasa daerah
tidak boleh kehilangan eksistensinya di kehidupan masyarakat. Mari menjadi
masyarakat yang peduli terhadap keragaman budaya, menjaga serta
melestarikan bahasa daerah.

Daftar Pustaka

Anonim. (2019). Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. Retrieved November 21,
2021, from Badan Bahasa Kemdikbud: https://petabahasa.kemdikbud.go.id/
Anonim. (2021). Mengulik Data Suku di Indonesia. Retrieved November 21, 2021,
from Badan Pusat Statistik:
https://www.bps.go.id/news/2015/11/18/127/mengulik-data-suku-di-
indonesia.html
Dema Amalia, S. (2021). Keragaman Budaya Indonesia. Retrieved November 21,
2021, from Studio Belajar: https://www.studiobelajar.com/keragaman-
budaya-indonesia/
Prodjo, W. A. (2020, Februari 21). Data Kemendikbud 2011-2019: 11 Bahasa
Daerah di Indonesia Punah. Retrieved November 21, 2021, from
Kompas.com:
https://edukasi.kompas.com/read/2020/02/21/17464191/data-
kemendikbud-2011-2019-11-bahasa-daerah-di-indonesia-punah?page=all

Anda mungkin juga menyukai