Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 4

Nama-nama anggota :
● Aini Hermina Ramadani
● Hady Ramdhani Indilla
● Luisa Artha Rindu Simanjuntak
● Fikri Bagus Syahputra
● Muhammad Nugraha
● Raja Aji Keraf
● Rasya Nursyah Putra

Materi yang dibahas :


Bahasa Daerah

Indonesia memiliki beragam budaya, mulai dari adat, agama, hingga bahasa di setiap daerah. Oleh karena itu, arti
bahasa daerah di Indonesia tak boleh dipandang sebelah mata. Bahkan, bahasa daerah bisa dibilang sebagai sumber
kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia.

Kontribusinya dalam penciptaan kosakata bahasa Indonesia pun cukup besar. Oleh karena itu, cukup banyak arti
bahasa daerah yang kini telah dicantumkan pada kamus. Biasanya, bahasa daerah yang dimasukkan pada kamus
berkaitan dengan upacara adat, nama bangunan, flora, fauna, profesi, dan lain sebagainya.

Indonesia memiliki beragam bahasa daerah yang harus dilestarikan. Tetapi keragaman bahasa Indonesia terancam
punah atau hilang. Penyebabnya karena semakin berkurangnya penutur bahasa daerah asli. Summer Institute of
Linguistics menyebutkan jumlah bahasa daerah di Indonesia ada 719. Sebanyak 707 masih aktif dituturkan oleh
masyarakat yang tinggal di daerah masing-masing. Sementara itu UNESCO mencatat ada 143 bahasa daerah di
Indonesia berdasarkan status vitalitas atau daya hidup bahasa.

Bahasa Daerah yang Terancam Punah Mengutip dari laman kemdikbud.go.id, berdasarkan hasil pemetaan Badan
Bahasa, ada 11 bahasa daerah yang terancam punah di Indonesia. Kesebelas bahasa yang punah itu antara lain :
● Bahasa Tandia (Papua Barat).
● Bahasa Mawes (Papua).
● Bahasa Kajeli/Kayeli (Maluku).
● Bahasa Piru (Maluku).
● Bahasa Moksela (Maluku).
● Bahasa Palumata (Maluku).
● Bahasa Ternateno (Maluku Utara).
● Bahasa Hukumina (Maluku).
● Bahasa Hoti (Maluku).
● Bahasa Serua (Maluku).
● Bahasa Nila (Maluku).

Cara melestarikan bahasa daerah adalah menjadikan muatan lokal di sekolah. Muatan lokal bisa membuat siswa
mempelajari dan menuturkan bahasa daerah di generasi berikutnya.

A. Pengertian Bahasa Daerah


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang
digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.

Mengutip jurnal "Daerah Gambaran Kondisi Vitalitas Bahasa Daerah Di Indonesia" yang diterbitkan Pusat Data
dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bahasa menjadi alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi baik lisan maupun tulisan. Bahasa digunakan untuk bekerjasama, interaksi, dan
identifikasi diri. Bahasa dipakai kedua belah pihak untuk berkomunikasi dengan cara tertentu.

B. Arti Bahasa Daerah

Arti bahasa daerah adalah bahasa yang dipakai atau dituturkan dalam suatu wilayah dalam sebuah negara
berdaulat. Wilayah tersebut meliputi daerah kecil, negara bagian, provinsi, atau teritori yang lebih luas.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti bahasa daerah adalah bahasa yang lazim dipakai di suatu
daerah. Misalnya bahasa suku bangsa, seperti Batak, Jawa, Sunda, dan lain sebagainya. Selain itu, ada pengertian
bahasa menurut Piagam Eropa untuk Bahasa-Bahasa Regional.

Istilah bahasa regional atau minoritas merujuk pada bahasa yang aslinya digunakan dalam wilayah suatu negara,
oleh warga negara dari negara tersebut yang secara numerik merupakan kelompok yang lebih kecil dari populasi
lainnya dan juga bukan merupakan bahasa resmi (atau salah satu bahasa resmi) di negara tersebut.

C. Kontribusi Bahasa Daerah dalam Bahasa Indonesia

Bahasa daerah berkontribusi dalam bahasa Indonesia. Salah satunya melihat rujukan kosakata bahasa daerah pada
kamus. Kamus menjadi rujukan dalam memahami makna kata suatu bahasa termasuk bahasa daerah.

Mengacu laman Badan Bahasa Kemdikbud, ada 3 fungsi bahasa daerah ke bahasa Indonesia, yaitu:
1. Pendukung bahasa Indonesia.
2. Bahasa pengantar untuk permulaan. Bahasa daerah bisa menjadi mata pelajaran sekolah dasar di daerah
tertentu. Bahasa pengantar ini bisa memperlancar pengajaran bahasa Indonesia atau pelajaran lain.
3. Sumber kebahasaan untuk memperkaya bahasa Indonesia. Bahasa daerah bisa menjadi pelengkap untuk
bahasa Indonesia dalam penyelenggaraan pemerintah di tingkat daerah.

Bahasa Jawa menempati urutan teratas yang berkontribusi pengembangan bahasa Indonesia. Berikut urutan
pengembangan kosakata bahasa daerah ke bahasa Indonesia:
● Bahasa Jawa 30,54%.
● Bahasa Minangkabau 25,59%.
● Bahasa Sunda 6,14%.
● Bahasa Madura 6,09%.
● Bahasa Bali 4,21%.
● Bahasa Aceh 3,08%.
● Bahasa Banjar 2,75%.

Bahasa Jawa juga menempati peringkat pertama dengan jumlah penutur terbanyak di atas satu juta. Dari 13 bahasa
daerah, berikut jumlah penuturnya:
1. Bahasa Jawa sebanyak 75,2 juta penutur.
2. Bahasa Sunda 27 juta penutur.
3. Bahasa Melayu 20 juta penutur.
4. Bahasa Madura 13,69 juta penutur.
5. Bahasa Minang 6,5 juta penutur.
6. Bahasa Batak 5,15 juta penutur.
7. Bahasa Bugis 4 juta penutur.
8. Bahasa Bali 3,8 juta penutur.
9. Bahasa Aceh 3 juta penutur.
10. Bahasa Sasak 2,1 juta penutur.
11. Bahasa Makassar 1,6 juta penutur.
12. Bahasa Lampung 1,5 juta penutur.
13. Bahasa Rejang 1 juta penutur.

Fungsi bahasa daerah:


1. Lambang kebanggaan daerah.
2. Lambang identitas daerah.
3. Sarana hubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah.
4. Sarana pengembangan dan pendukung kebudayaan daerah.
5. Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam tahap awal pendidikan.

Dampak Positif Bahasa Daerah:


1. Bahasa daerah berkontribusi pada bahasa Indonesia Seperti yang dijelaskan di atas, bahasa daerah bermanfaat
untuk menambah kosakata dalam kamus bahasa Indonesia. Selain itu bahasa daerah ini bisa dituturkan secara luas.
2. Sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia Indonesia memiliki suku yang beragam dari berbagai daerah. Bahasa
daerah menjadi salah satu sumber kekayaan budaya.
3. Sebagai identitas dan ciri khas suatu daerah Bahasa daerah yang dipakai suku tertentu menjadi ciri khas di daerah
tersebut. Misalnya suku Jawa di Jawa Timur memakai bahasa Jawa dan logat khas Jawa Timur.
4. Menimbulkan keakraban dalam berkomunikasi Bahasa daerah menambah keakraban dalam berkomunikasi dan
tinggal di lingkungan baru.

Dampak Negatif Bahasa Daerah:


1. Bahasa daerah sulit dipahami oleh daerah lain Terkadang bahasa daerah yang berbeda bisa menimbulkan salah
paham dalam komunikasi. Beberapa orang yang tinggal di daerah baru perlu mempelajari dan belajar bahasa daerah
tersebut.
2. Warga negara asing kesulitan belajar bahasa Indonesia Beberapa kata dari bahasa Indonesia berasal dari bahasa
daerah. Warga negara asing terkadang kesulitan memahami dan mengucapkan bahasa daerah tersebut. Apalagi
bahasa Indonesia banyak kosakata
3. Masyarakat kurang paham pemakaian bahasa Indonesia Beberapa warga termasuk yang tinggal di daerah tertentu,
lebih sering memakai bahasa daerah masing-masing. Hal ini menimbulkan kesulitan penggunaan bahasa Indonesia
yang baku karena sudah terbiasa memakai bahasa daerah.

Fungsi Bahasa Secara Umum


Secara umum bahasa dipakai sebagai alat mengekspresikan diri, alat komunikasi, alat adaptasi sosial dalam
lingkungan dan situasi tertentu, serta menjadi kontrol sosial.

Bahasa merupakan hal yang penting dan sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut KBBI, arti
bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja
sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Jika tak ada bahasa yang disepakati dalam masyarakat, komunikasi
dan interaksi tentu akan terganggu.

1. Bahasa sebagai alat komunikasi

Fungsi ini menjadi sesuatu yang sering dinikmati orang. Sebagai alat komunikasi, bahasa disepakati untuk
berbincang, menyampaikan maksud tertentu agar bisa dipahami orang lain. Para penggunaan bahasa harus saling
memahami bahasa yang digunakan agar tujuan berkomunikasi bisa tersampaikan.

2. Bahasa sebagai alat ekspresi diri

Fungsi bahasa sebagai alat ekspresi ini bahkan sudah kalian gunakan sejak masih kecil. Awalnya, anak kecil
menggunakan bahasa yang terbatas untuk menyampaikan maksudnya kepada orang tua. Lama-kelamaan
keterampilan berbahasa pun berkembang dan bisa sepenuhnya berfungsi sebagai alat berkomunikasi.

3. Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial

Untuk menjalin hubungan di lingkungan yang baru, seperti sekolah, seseorang membutuhkan bahasa untuk
beradaptasi. Bahasa yang digunakan pun akan bergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi. Selanjutnya,
orang tersebut akan terbiasa dengan lingkungan baru berkat adaptasi melalui perbincangan sehari-hari.

4. Bahasa sebagai alat kontrol sosial

Bahasa memiliki kekuatan untuk digunakan sebagai alat kontrol sosial. Pasalnya, bahasa menjadi alat paling
potensial untuk menyampaikan gagasan agar bisa diterima oleh orang lain.

Anda mungkin juga menyukai