Anda di halaman 1dari 4

1.

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama berkomunikasi mengidentifikasi diri. Dan tuliskan yang
dimaksud dengan.
a. bahasa sebagai sebuah sistem
b. bahasa sebagai lambang
c. bahasa itu bunyi
d. bahasa itu bermakna
e. bahasa itu konvensional
f. bahasa itu produktif

Jawaban:

a. Bahasa sebagai sebuah sistem


Bahasa adalah sebuah sistem. Artunya, bahasa adalah sejumlah unsur yang beraturan.
Unsur-unsur bahasa itu diatur. Bahasa terbentuk oleh suatu aturan atau kaidah atau
pola yang teratur dan berulang, baik dalam tata bunyi , tata bentuk kata maupun tata
kalimat. Apabila aturan atau kaidah ini dilanggar maka komunikasi dapat terhambat.
b. Bahasa sebagai lambang
Bahasa merupakan lambing bunyi yang bersifat arbitrer. Lambang merupakan tanda
yang dipergunakan oleh suatu kelompok sosial berdasarkan perjanjian dan untuk
memahaminya harus dipelajari.
c. Bahasa itu bunyi
Bunyi yang dihasikan alat ucap manusia saja yang dapat digolongkan bahasa. Namun ,
tidak semua bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia dapat disebut bahasa. Batuk,
bersin, misalnya bukanlah bahasa. Hanya bunyi berupa ujaranlah yang disebut bahasa.
Huruf-huruf adalah turunan bunyi. Sifatnya pun arbitrer atau manasuka.
d. Bahasa itu bermakna

2. Apa sebabnya setiap guru harus menggunakan bahasa Indonesia dalam mengajar. Bagaimana
dengan siswa yang berada di daerah terpencil yang memahami bahasa daerahnya saja?

Jawaban:

Meskipun siswa yang berada di daerah terpencil hanya memahami bahasa daerahnya saja, setiap
guru tetap harus menggunakan bahasa Indonesia dalam mengajar. Hal ini dikarenakan bahasa
Indonesia adalah bahasa formal/resmi yang digunakan di seluruh Indonesia dan wajib digunakan
sebagai pengantar dalam pendidikan. Namun, penggunaan bahasa Indonesia oleh guru dalam
pembelajaran harus baik dan benar karena komunikasi guru merupakan komunikasi keteladanan
bagi murid dan komunikasi resmi pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus menguasai dan mahir
berbahasa Indonesia agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Meskipun demikian, penggunaan bahasa daerah dalam pembelajaran juga memiliki potensi untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Oleh karena itu, pemerintah dan
dinas pendidikan perlu memberikan pelatihan bagi para guru Bahasa Indonesia yang ada di daerah-
daerah terpencil agar dapat mengoptimalkan pengajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, penggunaan
bahasa daerah sebagai jembatan bahasa juga dapat dilakukan dalam pembelajaran. Pendekatan ini
dilakukan dengan menjelaskan berbagai konsep pelajaran kepada siswa dengan bahasa daerah
secara bertahap dan melakukan transisi menggunakan bahasa Indonesia ketika siswa sudah cukup
kuat dalam memahami konsep tersebut.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia berbasis pendekatan komunikatif, guru perlu melibatkan
siswa secara aktif. Orientasi pembelajaran bahasa Indonesia adalah kemampuan dan keterampilan
siswa menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai tujuan dan kebutuhan baik dalam konteks
sosial maupun pengkajian dan penerapan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, penggunaan bahasa
daerah sebagai jembatan bahasa dalam pembelajaran dapat membantu siswa yang belum fasih
dengan bahasa Indonesia untuk memahami materi pelajaran.
Dalam kesimpulannya, meskipun siswa yang berada di daerah terpencil hanya memahami bahasa
daerahnya saja, setiap guru harus menggunakan bahasa Indonesia dalam mengajar karena bahasa
Indonesia adalah bahasa formal/resmi yang digunakan di seluruh Indonesia dan wajib digunakan
sebagai pengantar dalam pendidikan. Namun, penggunaan bahasa daerah sebagai jembatan bahasa
dalam pembelajaran juga dapat dilakukan untuk membantu siswa yang belum fasih dengan bahasa
Indonesia untuk memahami materi pelajaran. Oleh karena itu, pemerintah dan dinas pendidikan
perlu memberikan pelatihan bagi para guru Bahasa Indonesia yang ada di daerah-daerah terpencil
agar dapat mengoptimalkan pengajaran Bahasa Indonesia dan penggunaan bahasa daerah dalam
pembelajaran.

3.Peristiwa apa yang melatarbelakangi lahirnya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan

Jawaban:

Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928, bertepatan dengan Sumpah Pemuda. Pada
saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam Kerapatan Pemuda untuk
menyatakan tekad mereka untuk mempersatukan bangsa Indonesia. Salah satu unsur dari Sumpah
Pemuda adalah pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa
Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 juga disebutkan bahwa bahasa negara kita adalah
Bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai
bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di
seluruh Asia Tenggara. Bahasa Melayu diklaim sebagai lingua franca atau basantara, yaitu bahasa
penghubung yang menyatukan antarpulau, suku, golongan, kerajaan, sampai pedagang. Popularitas
Bahasa Melayu terus meluas ke wilayah Nusantara bersamaan dengan penyebaran agama Islam.
Terutama di abad ke-17 saat Indonesia dikuasai kolonial Belanda.

Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya


rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit
pada masa itu menggunakan bahasa Melayu. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam
perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang
menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia.

Dalam Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, bahasa Indonesia dinyatakan berasal dari
bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman
dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan
Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. Perkembangan bahasa Indonesia
dipengaruhi oleh kegiatan politik, perdagangan, persuratkabaran, dan majalah. Proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi
bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh
berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Dalam kesimpulannya, Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928, bertepatan dengan
Sumpah Pemuda. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah
dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara,
melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam
perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang
menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai
lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.

4.Bagaimana membuktikan bahwa bahasa dan budaya merupakan dua aspek yang berhubungan?

Jawaban:

Bahasa dan budaya merupakan dua aspek yang sangat erat hubungannya. Berikut adalah beberapa
bukti yang menunjukkan bahwa bahasa dan budaya saling berhubungan:
1.Bahasa sebagai cermin budaya

Bahasa merupakan salah satu unsur budaya yang merupakan cerminan budaya. Bahasa
mencerminkan nilai-nilai, norma, dan kebiasaan yang ada dalam suatu budaya. Oleh karena itu,
bahasa dapat digunakan untuk mempelajari dan memahami budaya suatu masyarakat.

2. Bahasa sebagai alat komunikasi kebudayaan

Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dalam kebudayaan. Bahasa memungkinkan manusia
untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama manusia dalam suatu budaya. Dalam hal ini,
bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan nilai-nilai, norma, dan kebiasaan yang ada dalam
suatu budaya.

3. Bahasa mempengaruhi budaya

Bahasa juga dapat mempengaruhi budaya. Dalam teori Sapir-Whorf, dikatakan bahwa bahasa
mempengaruhi cara berpikir dan perilaku manusia. Bahasa dapat membentuk pola pikir dan perilaku
manusia dalam suatu budaya. Oleh karena itu, bahasa dapat mempengaruhi perkembangan budaya
suatu masyarakat.

4. Bahasa dan budaya sebagai sistem internal manusia

Bahasa dan budaya merupakan dua sistem internal manusia yang saling berhubungan. Bahasa
berfungsi sebagai alat interaksi dalam kebudayaan. Dalam hal ini, bahasa dan budaya saling
berkesinambungan dan tidak dapat dipisahka.

Dalam kesimpulannya, bahasa dan budaya merupakan dua aspek yang sangat erat hubungannya.
Bahasa mencerminkan nilai-nilai, norma, dan kebiasaan yang ada dalam suatu budaya. Bahasa juga
digunakan sebagai alat komunikasi dalam kebudayaan dan dapat mempengaruhi perkembangan
budaya suatu masyarakat. Bahasa dan budaya merupakan dua sistem internal manusia yang saling
berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.

5. Jelaskan mengapa variasi bahasa terwujud dari factor geogerafis, factor sosiologi, factor fungsi
dan gaya atau cara berbahasa seseorang.

Jawaban:

Variasi bahasa terwujud dari beberapa faktor, yaitu faktor geografis, faktor sosiologi, faktor fungsi,
dan gaya atau cara berbahasa seseorang. Berikut adalah penjelasan mengenai faktor-faktor
tersebut:

1.Faktor geografis

Faktor geografis merupakan salah satu faktor eksternal penyebab munculnya variasi bahasa. Faktor
geografis ini erat kaitannya dengan daerah asal penutur. Adanya hambatan geografis seperti sungai,
gunung, dan laut dapat memisahkan masyarakat menjadi kelompok-kelompok yang terdiri atas
berbagai suku bangsa. Keberagaman bangsa tersebut telah melahirkan kebudayaan yang berbeda-
beda, termasuk di dalamnya bahasa.

2. Faktor sosiologi

Faktor sosiologi juga merupakan salah satu faktor eksternal penyebab munculnya variasi bahasa.
Faktor sosiologi ini erat kaitannya dengan status sosial, situasi berbahasa, waktu, budaya, dan
individual. Faktor-faktor nonlinguistik yang memengaruhi pemakaian bahasa, yaitu faktor-faktor
sosial seperti status sosial, tingkat pendidikan, umur, tingkat ekonomi, jenis kelamin, dan
sebagainya. Faktor-faktor situasional menyangkut siapa berbicara dengan bahasa apa, kepada siapa,
kapan, di mana, dan mengenai masalah apa. Faktor status sosial, situasi berbahasa, waktu, budaya,
dan individual juga telah menyebabkan munculnya variasi-variasi bahasa.

3. Faktor fungsi

Faktor fungsi merupakan salah satu faktor internal penyebab munculnya variasi bahasa. Faktor
fungsi ini erat kaitannya dengan tujuan atau fungsi penggunaan bahasa. Bahasa memiliki fungsi yang
berbeda-beda, seperti fungsi untuk berkomunikasi, fungsi untuk mengungkapkan perasaan, fungsi
untuk mengungkapkan identitas, dan sebagainya. Oleh karena itu, penggunaan bahasa dapat
berbeda-beda tergantung pada tujuan atau fungsi penggunaannya.

4. Gaya atau cara berbahasa seseorang

Gaya atau cara berbahasa seseorang merupakan salah satu faktor internal penyebab munculnya
variasi bahasa. Gaya atau cara berbahasa seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
latar belakang pendidikan, pengalaman hidup, dan sebagainya. Oleh karena itu, gaya atau cara
berbahasa seseorang dapat berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Dalam kesimpulannya, variasi bahasa terwujud dari faktor geografis, faktor sosiologi, faktor fungsi,
dan gaya atau cara berbahasa seseorang. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan dan
mempengaruhi penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai