Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

BAHASA INDONESIA

NAMA : YUSRIL ZULFIKRI HAKIM


NPM : 152001024

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
BAUBAU
2020
Soal !
1. Deskripsikan Pentingnya penguasaan bahasa Indonesia bagi para profesional muda!.
2. Deskripsikan Penggunaan Bahasa Indonesia Yang Baik dan benar!
3. Deskripsikan Fungsi Bahasa Indonesia baik sebagai bahasa Negara Maupun Bahasa
Internasional!
4. Deskripsikan Tentang Ragam dan Laras Bahasa!
5. Deskripsikan tentang perkembangan ejaan di Indonesia!
Jawab:

1. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional bagi rakyat Indonesia. Bahasa yang
merupakan sarana komunikasi bagi bangsa Indonesia. Bahasa yang mempersatukan
komunikasi dari berbagai suku di Indonesia. Bahasa yang sangat penting untuk dipelajari
lebih mendalam bagi bangsa Indonesia, terutama para generasi muda penerus bangsa.
Dengan mempelajari bahasa Indonesia kita akan mendapatkan berbagai manfaat yang
dapat membantu kita dalam mencapai kesuksesan. Adapun beberapa manfaat
mempelajari bahasa Indonesia, yaitu: dengan mempelajari bahasa, kita dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan
pengembangan budaya, dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih
dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, meningkatkan kemampuan
berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulis, menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan bangsa Indonesia,
membantu kita dalam mengutarakan pendapat kita, dan masih banyak sekali manfaat
yang akan kita dapatkan dengan kita mempelajari bahasa Indonesia.Kita sebagai generasi
muda penerus bangsa hendaknya bangga dengan bahasa nasional yang kita miliki,
bukannya bangga dan mengagung-agungkan bahasa orang lain. Belajar bahasa dan
melestarikan bahasa yang kita miliki bukanlah suatu kesalahan melainkan suatu
kebanggaan sebagai warga negara yang baik. Oleh sebab itu, kita sebagai generasi muda
penerus bangsa harus bisa melestarikan bahasa Indonesia dan terus semangat dalam
mempelajari bahasa Indonesia yang merupakan salah satu syarat mutlak dalam
menunjang kesuksesan kita dan agar kita tidak kesulitan dalam menjalani kehidupan kita
sekarang ini maupun masa yang akan datang.

2. Terdapat aturan-aturan dalam menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar,
maksud dari kata baik adalah bahasa indonesia yang digunakan sebagai alat
komunikasi untuk menyesuaikan situasi atau kondisi agar dapat disampaikan dan
dimengerti oleh lawan bicara, baik dari laras bahasa maupun dari kata-kata yang
digunakan harus disesuaikan dengan lawan bicara agar mudah dipahami.
Terdapat 5 Ragam dalam laras bahasa yang digunakan, semua ragam dapat digunakan
dalam kondisi tertentu:

 Ragam Resmi (Formal), yaitu bahasa yang dipakai dalam komunikasi resmi seperti
rapat resmi, pidato dan jurnal ilmiah. oleh karena itu memakai bahasa yang lebih
sopan adalah hal yang tepat.
 Ragam Beku, yaitu bahasa yang digunakan pada acara hikmat dan sedikit
memungkinkan keleluasaan seperti upacara pernikahan, keputusan pengadilan dan
kegiatan rohani.
 Ragam Konsultatif, yaitu bahasa yang digunakan dalam pertukaran informasi atau
kegiatan transaksi dalam suatu percakapan yang membahas tentang suatu hal yang
diketahui oleh masing-masing pembicara seperti percakapan di sekolah atau di pasar.
 Ragam Akrab, yaitu bahasa yang digunakan diantara orang yang memiliki hubungan
sangat akrab atau intim. seperti dalam pembicaraan berumah tangga
 Ragam Santai (Casual), yaitu bahasa yang digunakan untuk acara yang bersifat tidak
resmi dan dapat dipakai untuk orang yang cukup akrab (misal teman) atau orang yang
belum dikenal dengan akrab (baru kenal). seperti pembicaraan dalam perkumpulan
dengan teman-teman.

Dalam menggunakan Bahasa Indonesia, selain memperhatikan kata yang baik, maka
harus dilakukan dengan benar, maksud dari kata benar adalah bahasa indonesia yang
sudah disesuaikan dengan kaidah bahasa baku, baik dalam kaidah untuk bahasa baku
tertulis maupun bahasa baku lisan.
3. Fungsi bahasa yaitu :

Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, fungsi bahasa Indonesia adalah


sebagai:

 Lambang kebanggaan kebangsaan, Fungsi bahasa Indonesia sebagai Lambang


Kebanggaan Kebangsaan adalah, bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya
yang mendasari rasa kebangsaan. Atas dasar kebanggaan ini, bahasa Indonesia harus terus
dijaga, pelihara dan kembangkan serta rasa kebanggaan pemakainya senantiasa  dibina.

 Lambang identitas nasional, Fungsi bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional


adalah yang mengarah pada penghargaan terhadap bahasa Indonesia selain bendera
dan lambang negara. Di dalam fungsinya, bahasa Indonesia tentulah harus memiliki
identitasnya sendiri sehingga serasi dengan lambang kebangsaan yang lain.Bahasa
Indonesia memiliki identitasnya hanya apabila masyarakat pemakainya, terutama
kaum muda dan pelajar membina dan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga
bersih dari unsur-unsur bahasa lain.

 Alat penghubung antar warga, antar daerah, dan antar budaya, Bahasa Indonesia
memiliki peranan yang vital di masyarakat umum dan nasional. Berkat adanya bahasa
Indonesia, masyarakat dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa
sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial budaya dan
bahasa tidak perlu dikawatirkan.Masyarakat dapat bepergian ke seluruh pelosok tanah
air dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satu-satunya alat
komunikasi.

 Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu suku, budaya dan bahasa maksudnya adalah bahwa
bahasa Indonesia memungkinkan keserasian di antara suku-suku, budaya dan bahasa di
Nusantara, tanpa harus menghilangkan indentitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai
sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Lebih dari itu, dengan
bahasa nasional itu masyarakat dapat meletakkan kepentingan nasional jauh di atas
kepentingan daerah atau golongan.

Sedangkan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara memiliki fungsi di antaranya:

 Bahasa resmi kenegaraan, Maksud dari Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
kenegaraan adalah, bahwa bahasa Indonesia dipakai di dalam kegiatan-kegiatan resmi
kenegaraan seperti upacara, peristiwa dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk
lisan maupun dalam bentuk tulisan.

Salah satu kegiatan tersebut adalah penulisan dokumen dan putusan-putusan serta
surat-surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya,
serta pidato-pidato kenegaraan

 Bahasa pengantar dalam pendidikan, Fungsi bahasa Indonesia sangat vital bagi
pendidikan di nusantara ini. Mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan
tinggi di seluruh Indonesia. Kecuali pada daerah-daerah tertentu yang masih
menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantarnya seperti Aceh, Batak,
Sunda, Jawa, Madura, Bali dan Makassar, akan tetapi hanya sampai tahun ke tiga
pendidikan Sekolah Dasar.

 Alat penghubung pada tingkat nasional, Dalam hal ini fungsi bahasa Indonesia dipakai
bukan saja sebagai alat komunikasi timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan
bukan saja sebagai alat perhubungan antar daerah, dan antar suku, melainkan juga sebagai
alat perhubungan di dalam masyarakat yang sama latar belakang sosial budaya dan
bahasanya.

 Alat pengembangan kebudayaan, pengetahuan,dan ilmu teknologi.Di dalam hubungan


ini, fungsi bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang memungkinkan masyarakat
membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga bahasa
Indonesia memiliki ciri-ciri dan identitasnya sendiri, yang membedakannya dengan
kebudayaan daerah.

4. Ragam Bahasa
Ragam bahasa merupakan varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian.
1. Bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain,
termasuk bahasa baku itu sendiri.
2. Sering dianggap juga dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun
penggunaan bahasa kadang juga dianggap sebagai suatu ragam tersendiri.

Ragam bahasa yang kita gunakan adalah untuk berbicara dengan orang lain itupun
berbeda, seperti kita berbicara dengan umur setara dan umur yang lebih tua, kita
menggunakan ragam bahasa bisa sedikit akrab namun sopan ketika kita berbicara
pada teman setara kita, namun jika kita ingin berbicara dengan umur yang lebih tua
seperti orang tua , guru, dosen kita menggunakan ragam bahasa yang sopan dan halus.

Laras Bahasa
Merupakan ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial
tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas
di antara mereka. Definisi dan kategorisasi laras bahasa pun berbeda antara para ahli
linguistik.
Ragam dan Laras bahasa merupakan suatu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari, jika
kita menggunakan laras dan ragam bahasa yang baik dan benar, maka orang akan
mengerti, contoh, jika kita berbicara dengan orang yang lebih tua dengan bahasa yang
sopan, namun laras yang digunakan tidak baik, maka tutur bahasanya pun akan
berantakan. jadi kita harus bisa memadukan dengan baik laras dan ragam bahasa yang
baik dan benar.

Jenis Ragam Bahasa


1. Jenis Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi

Bahasa Jurnalistik
Bahasa komunikasi massa yang berfungsi sebagai pemberi informasi kepada publik,
atau dapat diartikan sebagai bahasa komunikasi pengantar pemberitaan yang biasa
digunakan media cetak dan elektronik.Bahasa jurnalistik harus harus menggunakan
bahasa baku, atau dengan kata lain harus sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD). Selain itu, bahasa jurnalistik juga harus mudah dipahami oleh pembacanya,
karena pembaca tidak punya cukup banyak waktu untuk memahami kata-kata yang
sulit.
Contohnya : Sederhana, Singkat, Padat dan Lugas

Ragam Bahasa Ilmiah, Ragam bahasa keilmuan, yaitu corak dan ciri bahasa yang digunakan
dalam penulisan karya ilmiah. Ragam bahasa ilmiah harus dapat menjadi wahana pemikiran ilmiah
yang tertuang dalam teks karya ilmiah. Pengertian ragam bahasa ilmiah dan karakteristik ragam
ilmiah dalam bahasa Indonesia diuraikan berikut ini.

1. Ragam bahasa ilmiah bersifat ringkas berpusat pada pokok permasalahan. Kalimat-
kalimatnya harus hemat, tidak terdapat kata-kata yang mubazir. Namun kalimat-
kalimatnya harus lengkap, bukan penggalan kalimat.

2. Ragam bahasa ilmiah harus mengikuti tata tulis karya ilmiah yang standar. Misalnya
penggunaan salah satu sistem penulisan rujukan
atau catatan kaki diterapkan secara konsisten, demikian pula dalam menyusun daftar
pustaka.

Ragam Bahasa Sastra


Ragam bahasa yang banyak menggunakan kalimat tidak efektif. Penggambaran yang
sejelas-jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam
ragam bahasa sastra. Ciri-ciri ragam bahasa sastra antara lain:

1. Menggunakan kalimat yang tidak efektif.


2. Menggunakan kata-kata yang tidak baku.
3. Adanya rangkaian kata yang bermakna konotasi.

Bahasa sastra dapat memberikan kesenangan atau kenikmatan kepada pembacanya.


Seringkali dengan membaca sastra muncul ketegangan-ketegangan (suspense). Dalam
ketegangan itulah diperoleh kenikmatan estetis yang aktif. Adakalanya dengan
membaca sastra kita terlibat secara total dengan apa yang dikisahkan. Dalam
keterlibatan itulah kemungkinan besar muncul kenikmatan estetis.

2. Jenis Ragam Bahasa berdasrkan Lisan dan tulisan

* Ragam Lisan
Memerlukan orang kedua sebagai lawan berbicara sedangkan tulis tidak.

* Ragam Bahsa Cakapan


Ragam bahasa yang dipakai apabila pembicara menganggap kawan bicara sebagai
sesama, lebih muda, lebih rendah statusnya atau apabila topik pembicara bersifat tidak
resmi.

* Ragam Bahasa Pidato


Ragam bahasa yang digunakan saat membacakan pidato dimuka umum.Biasanya
pidato berisi penegasan kalimat untuk bias diterima si pendengar.
* Ragam Bahasa panggung
Ragam bahasa yang digunakan seseorang saat dpanggung ketika mengsi acara hiburan
lain agar bias diterima penonton.

* Ragam Bahasa Tulisan


Pemakaiannya melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan
kelengkapan struktur agar dapat dipahami dengan mudah dan benar.

* Ragam Bahasa Teknik


Ragam bahasa yang dilakukan mengenai teknis atau cara penulisan yang dicontohkan
misalnya laporan penelitian, makalah, tesis, disertasi.

* Ragam Bahasa Undang Undang


Ragam bahasa yang mnggunakan komunikasi yang resmi.

* Ragam Bahasa Surat


Ragam bahsa yang dituliskan pada sehelai kertas yang biasanya diberitahukan
mengenai kabar atau sejenisnya yang berfungsi untuk memberikan informasi.

Jenis Laras Bahasa


* Laras Bahasa biasa
Tidak ada kontek khusus atau melibatkan sembarang bidang ilmu, menggunakan
Bahasa yang tidak formal dan bisa formal juga kondisi nya dalam keadaan resmi

* Laras Bahasa Iklan


Penggunaan Bahasa ringkas dan pendek menggunakan jenis Bahasa imaginatife dan
kreatif

* Laras Bahasa Sains


Mempunyai sifat intelektual formal dan objektif berdasarkan kajian dan fakta,
terdapat benyak penggunaan kata nama dan ragam ayat pasif

* Laras Bahasa Media Masa


Sebagai media untuk melapor atau menyampaikan berita dengan Bahasa yang paling
mudah diterima si pendengan dan si pembaca

* Laras Bahasa Rencana


Gaya Bahasa mudah dipahami, jenis Bahasa bersifat umum dan menampilkan
berbagai idea tentang suatu kejadian

* Laras Bahasa Undang-undang


Teks atau isi bersifat dengan perundangan yang mengandung prinsif undang-undang
tertentu, makana kosakata berdasarkan intepretasi tidak mengandung gambar bersifat
objektif, terperinci, tepat dan padat

* Laras Bahasa Agama


Terdapat petikan mengandung agama dan kiasan untuk pengajaran

* Laras Bahasa Sukuan


Kosakata mudah dipahami, ringkas, bersahaja dan jelas 
* Laras Bahasa Ekonomi
Berbentuk ilmiah tentang ekonomi mengandung teknikal ekonomi menggunakan gaya
Bahasa formal, fakta berdasarkan bukti data dan informasi dan tidak menggunakan
struktur ayat

* Laras Bahasa Akademik


Bersifat ilmiah formal dan objektif, gaya Bahasa menggunakan kematangan dan
keintelektualan, terdapat penulisan ragam ayat bersifat khusus dan tidak mudah
dipahami oleh orang yang kurang pengetahuan.

5. Menurut KBBI Daring, ejaan adalah kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata,
kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda
baca.

1. Ejaan van Ophuisjen

Ini merupakan pedoman resmi ejaan pertama yang diterbitkan pada tahun 1901. Fyi, bahasa
Indonesia waktu itu masih disebut sebagai bahasa Melayu. Bisa ditebak dari namanya, ejaan
ini disusun oleh orang Belanda bernama Charles A. van Ophuijsen dan dibantu oleh Engku
Nawawi Gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.

2. Ejaan Soewandi

Ejaan ini menggantikan Ejaan van Ophuijsen setelah diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 264/Bhg.A. Kenapa disebut Ejaan Soewandi? Benar sekali! Karena
penyusunnya adalah Mr. Raden Soewandi yang waktu itu menjabat sebagai Menteri
Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan. Oh iya, ejaan ini dikenal juga sebagai Ejaan
Republik lho.

Pembaharuan dari Ejaan Soewandi terletak dalam penggunaan diftong (gabungan dua huruf
vokal) oe yang diganti menjadi huruf u, dan dihapuskannya tanda apostrof. Nah, tanda
apostrof ini diganti menjadi huruf k atau tidak dituliskan sama sekali. Contohnya:

 Jum’at → Jumat
 ra’yat → rakyat
 ma’af → maaf

3. Ejaan Pembaharuan

Melalui Kongres Bahasa Indonesia II di Medan tahun 1954, Prof. M. Yamin menyarankan
agar ejaan Soewandi disempurnakan. Pembaharuan yang disarankan panitia yang diketuai
Prijono dan E. Katoppo antara lain: membuat standar satu fonem satu huruf, dan diftong ai,
au, dan oi dieja menjadi ay, aw, dan oy. Selain itu, tanda hubung juga tidak digunakan dalam
kata berulang yang  memiliki makna tunggal seperti kupukupu dan alunalun.

Tapi, ejaan ini nggak jadi diresmikan dalam undang-undang. Huft… untung deh. Pasti bakal
aneh kalau “koboi junior naik kerbau” ditulis jadi “koboy junior naik kerbaw”.
4. Ejaan Melindo

Melindo ini akronim dari Melayu-Indonesia. Yup, draft penyusunan ejaan ini disusun pada
tahun 1959 atas kerja sama Indonesia dan Persekutuan Tanah Melayu, yang dalam hal ini
adalah Malaysia. Perubahan yang diajukan dalam ejaan ini nggak jauh berbeda kok dari Ejaan
Pembaharuan.

Ejaan Melindo ini bertujuan untuk menyeragamkan ejaan yang digunakan kedua negara.
Secara ‘kan ya Indonesia dan Malaysia bahasanya mirip-mirip gitu. Tapi sayang, ejaan ini
pun gagal diresmikan akibat ketegangan politik antara Indonesia dan Malaysia waktu itu.

5. Ejaan LBK (Lembaga Bahasa dan Kesusastraan)

Ejaan ini bisa dibilang adalah lanjutan dari Ejaan Melindo yang nggak jadi itu. Panitianya
masih campuran antara Indonesia dan Malaysia dan dibentuk pada tahun 1967. Isinya juga
nggak jauh berbeda dari Ejaan yang Disempurnakan (yang akan dijelaskan selanjutnya),
hanya ada perbedaan di beberapa kaidahnya saja.

Ada pun huruf vokal dalam ejaan ini terdiri dari: i, u, e, ə, o, a. Dalam ejaan ini, istilah-istilah
asing sudah mulai diserap seperti: extra → ekstra; qalb → kalbu; guerilla → gerilya.

6. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan ini berlaku sejak tahun 1972 sampai 2015. Di antara deretan “mantan” ejaan di atas,
EYD ini yang paling awet. Juga, ejaan ini mengatur secara lengkap tentang kaidah penulisan
bahasa Indonesia, antara lain: tentang unsur bahasa serapan, tanda baca, pemakaian kata,
pelafalan huruf “e”. penggunaan huruf kapital, dan penggunaan cetak miring. Selain itu,
huruf “f”, “v”, “q”, “x”, dan “z” yang kental dengan unsur bahasa asing resmi menjadi bagian
Bahasa Indonesia. 

7. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50


Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, EBI pun resmi berlaku
sebagai ejaan baru Bahasa Indonesia. Katanya, latar belakang diresmikan ejaan baru ini
adalah karena perkembangan pengetahuan, teknologi, dan seni sehingga pemakaian bahasa
Indonesia semakin luas. Ejaan ini menyempurnakan EYD, terutama dalam hal penambahan
diftong, penggunaan huruf kapital, dan cetak tebal.

 Huruf diftong yang berlaku antara lain: ai, au, ei, oi


 Lafal huruf “e” menjadi tiga jenis. Contohnya seperti pada lafal: petak, kena, militer
 Penulisan cetak tebal untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring, dan
bagian-bagian karangan seperti judul, bab, dan subbab.
 Huruf kapital pada nama julukan seseorang. Contohnya: Pak Haji Bahrudin
 Tanda elipsis (...) digunakan dalam kalimat yang tidak selesai dalam dialog.

Selain berkembang dalam ejaan, bahasa Indonesia juga mengalami pembaharuan dalam
teknologi. Sekarang ini kalian jadi lebih mudah kepoin KBBI dan EBI karena sudah dibuat
versi daring. Jadi, buat yang masih butuh kejelasan hubungan ini, ehm… maksudnya
penjelasan tambahan tentang EBI, bisa meluncur ke EBI Daring. Kalian nggak perlu lagi deh
repot-repot pinjam KBBI atau pedoman umum EBI cetak untuk cari ejaan penulisan yang
benar.

Anda mungkin juga menyukai