Nim : C1022221006
Kelas : PPAPK
Prodi : Agribisnis
Mata kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Dewi Mustikasari , M.Pd
Bahasa adalah identitas suatu bangsa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan
bangsa lain. Dimana setiap bangsa memiliki bahasa yang berbeda-beda dengan ciri khas dan
asal-usul masing-masing. Begitu juga dengan bahasa Indonesia. Sejarah bahasa Indonesia
sendiri tidak lepas dari bahasa Melayu.
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Dimana pada tanggal tersebut, para
pemuda dari seluruh pelosok Nusantara berkumpul dan berikrar Sumpah Pemuda dengan isi :
Dengan Sumpah Pemuda itulah, bahasa Indonesia kemudian dikukuhkan menjadi bahasa
nasional. Kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945, bahasa Indonesia menjadi bahasa negara
dan terkandung dalam UUD 1945 Bab XV, Pasal 36.
Sejarah Bahasa Indonesia sangat erat kaitannya dengan bahasa Melayu. Sejak dulu,
bahasa Melayu merupakan bahasa yang digunakan sebagai bahasa perantara atau pergaulan.
Sehingga dasar bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Awal mulanya adalah ketika
kerajaan Sriwijaya maju ke wilayah Asia Tenggara menggunakan bahasa Melayu Kuno
sebagai bahasa perantara dengan kerajaan lain.
Hal ini dibuktikan dengan adanya prasasti di Kedukan Bukit di Palembang berangka tahun
683 M. Kemudian kota kapur di Bangka Barat berangka tahun 686 M dan Karang Brahi di
Jambi berangka tahun 688 M.
Perkembangan bahasa Melayu semakin pesat, hingga bahasa ini dijadikan sebagai bahasa
Indonesia. terdapat empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu menjadi bahasa
Indonesia:
Sejarah bahasa Indonesia berawal dari bahasa Melayu yang disahkan menjadi bahasa
persatuan ketika Sumpah Pemuda tahun 1928. Perkembangan bahasa Indonesia didorong
oleh kebangkitan nasional. Dimana di dalamnya terdapat peranan-peranan penting pada
kegiatan politik, perdagangan, surat kabar maupun memodernkan bahasa Indonesia.
Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1945, bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai bahasa
negara yang memiliki kedudukan dan fungsi yang tinggi. Hingga kini bahasa Indonesia
menjadi bahasa yang digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Dan pemerintah
memberi perhatian dengan membentuk lembaga Pusat Bahasa dan Penyelenggara Kongres
Bahasa Indonesia.
FUNGSI BAHASA
Fungsi bahasa Indonesia yaitu dapat menjalankan fungsi sebagai pemersatu bangsa.
Dengan kehadiran bahasa Indonesia, dapat menjadikan terpupuknya rasa persatuan dan
kesatuan bangsa. Bahasa Indonesia juga dapat menumbuhkan kaum muda dan pelajar.
PENGERTIAN RAGAM BAHASA INDONESIA
Menurut Bachman, Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang
berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara,
orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
Pada umumnya, pemakaian bahasa Indonesia digolongkan menjadi dua jenis yaitu
baku dan tidak baku. Seperti halnya ketika kita berada dalam situasi resmi maka kita akan
menggunakan bahasa baku. Sedangkan, apabila di tengah pasar atau di rumah sendiri maka
kita tidak harus menggunakan bahasa baku.
Adapun ragam bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai bahasa nasional. Fungsi-fungsi
tersebut adalah :
Selain itu, bahasa Indonesia juga digunakan sebagai bahasa negara. Fungsi dari bahasa
negara adalah :
Dilihat dari media atau sarananya, bahasa Indonesia dibedakan menjadi dua yaitu
ragam lisan dan tulisan.
Ragam Lisan
Ragam bahasa lisan merupakan bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap dengan fonem
sebagai unsur dasar. Ciri-ciri dari ragam lisan adalah
Ragam Tulis
Ragam bahasa tulisan adalah bahasa yang dihasilkan dengan menggunakan tulisan atau
rangkaian huruf sebagai unsurnya. Ciri-ciri dari ragam bahasa tulisan yaitu :
Apabila dilihat dari cara pandang penutur atau pembicaranya, ragam bahasa Indonesia
dibedakan menjadi:
1. Ragam dialek
2. Ragam terpelajar
3. Ragam resmi
Dalam penulisan bahasa Indonesia, tentu ejaan sangatlah penting untuk diperhatikan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ejaan adalah kaidah cara menggambarkan
bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta
penggunaan tanda baca. Dikutip dari buku Esai Penerapan Ejaan Bahasa Indonesia (2020)
karya Widya Fitriantiwi, ejaan disebut juga sebagai kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai
bahasa supaya keteraturan dan keseragaman dalam penulisan bahasa dapat tercapai. Dari
beberapa pengertian tadi, bisa dikatakan kalau ejaan adalah cara dalam menuliskan
kata/kalimat dengan benar, dengan memperhatikan penggunaan huruf serta tanda baca yang
benar.
Sebelum menggunakan EYD, bangsa kita sempat menggunakan yang namanya ejaan
Suwandi
FUNGSI EJAAN
Ejaan juga memiliki fungsi yang cukup penting dalam penulisan Bahasa Indonesia.
Menurut Siti Maimunah dalam buku Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (2019),
berikut fungsi ejaan diantaranya:
Dilansir dari buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang ditulis
oleh Kemendikbud RI, terdapat beberapa aturan dalam penulisan ejaan yang benar.
A. Huruf Abjad
Dalam bahasa Indonesia, terdapat 26 huruf abjad yaitu: A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M,
N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y, dan Z.
B. Huruf Vokal
Dalam bahasa Indonesia, terdapat 5 huruf vokal yang diantaranya adalah: a, i, u, e, o.
C. Huruf Konsonan
Dalam bahasa Indonesia, terdapat 21 huruf konsonan diantaranya: b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n,
p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.
E. Huruf Kapital
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama di awal kalimat. Contoh: Aku sedang menulis
surat.
2. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Contoh: Ibu berkata,
"Kapan kamu pulang?", "Cepatlah kembali ya, nak!" ucapnya.
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan
Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Contoh: Allah, Tuhan, Kristen, Islam, Yesus.
F. Huruf Miring
1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar
yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka. Contoh: Majalah Poedjangga
Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata,
atau kelompok kata dalam kalimat. Contoh: Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
G. Huruf Tebal
1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring. Contoh:
Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia.
3. Mengekspresikan gagasan
Ekspresi adalah istilah yang merujuk pada sesuatu yang memperlihatkan perasaan
seseorang. Karena, mengekspresikan perasaan tidak hanya melalui mimik wajah, tetapi
juga kata-kata dalam tulisan atau ketika berbicara.
4. Hiburan
Hiburan adalah segala sesuatu yang bisa berbentuk kata-kata, tempat, benda atau
perilaku yang bisa menjadi penghibur atau pelipur hati yang sedang susah atau sedih. Pada
umumnya, hiburan bisa berupa permainan video, film, musik, opera, drama atau
permainan.
JENIS-JENIS DIKSI
b. Makna Konotatif
Jenis diksi berdasarkan makna konotatif adalah diksi, kata atau kalimat yang
memiliki arti bukan sebenarnya. Makna konotatif juga bisa diartikan sebagai makna kias
yang berkaitan dengan nilai rasa.
SYARAT-SYARAT DIKSI
Diksi biasanya digunakan sebagai cara untuk menentukan suatu tuturan bahasa.
Syarat utama penggunaan diksi adalah adanya sejumlah kata yang mirip. Kemudian, akan
dipilih satu kata yang paling tepat untuk mengungkapkan sebuah pesan, ekspresi atau
makna lainnya.
Karena itu, pemilihan diksi yang tepat bukan sekedar memilih kata yang tepat,
tetapi juga harus mempertimbangkan kecocokan kata dengan konteks. Selain itu, makna
dari diksi yang dipilih harus sesuai dengan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat.
Pemilihan diksi juga harus kaidah maknanya. Maksudnya, makna dari kata yang
dipilih harus berhubungan dengan bentuk bahasa dan objek. Jenis makna yang utama
dalam mempertimbangkan pemilihan diksi, yaitu makna denotatif atau makna leksikal dan
makna konotatif atau makna gramatikal. Karena itu, penguasaan kosakata dan wawasan
yang luas sangat diperlukan untuk memilih dan menggunakan diksi yang tepat dalam
sebuah karya sastra.
CONTOH DIKSI
Berikut ini, beberapa contoh penggunaan diksi yang tepat dalam sebuah kalimat.
1. Rendy sudah menjadi tangan kanan Andin selama 5 tahun. (tangan kanan adalah diksi
yang memiliki arti sebagai orang kepercayaan).
2. Rudy memilih menguras usaha sapi perah milik ayahnya setelah lulus SMA. (sapi perah
memiliki makna yang murni dalam kalimat ini, yakni sapi yang memang diternakkan dan
diperah susunya).
3. Alika adalah anak yang paling pandai di sekolahnya dan Naura adalah anak yang paling
pintar di kelas. (Panda dan pintar adalah dua kata dengan ejaan berbeda tetapi memiliki
kesamaan makna).