Anda di halaman 1dari 5

Claudio Reihan Hidayat

23027011

Desain Komunikasi Visual

Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Dewi Anggraini, M.Pd

1. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Jelaskan asal muasal bahasa Indonesia
dan faktor berterimanya bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia yang kemudian
menjadi bahasa nasional?

Bahasa Indonesia berakar dari bahasa Melayu, yang termasuk dalam keluarga bahasa
Austronesia, dan telah berperan sebagai bahasa umum di wilayah Nusantara. Menurut
Arifin (2008), bukti penggunaan bahasa Melayu dalam sejarah ditemukan dalam
prasasti-prasasti di Nusantara seperti Kedukan Bukit (683), Talang Tuo (684), Kota
Kapur (686), Karang Brahi (686), Ganda Lusi (832), Bogor (942), dan Pagaruyuang
(1356).
Pada masa itu, bahasa Melayu yang menjadi asal-usul bahasa Indonesia memiliki
peran penting dalam pemerintahan dan kehidupan sehari-hari. Dengan kedatangan
banyak masyarakat asing dengan berbagai bahasa, bahasa Melayu diadopsi sebagai
bahasa perantara. Beberapa faktor yang mendorong bahasa Melayu menjadi bahasa
Indonesia adalah (1) bahasa Melayu berperan sebagai lingua franca, bahasa
perhubungan, dan bahasa perdagangan di Indonesia; (2) struktur bahasa Melayu yang
sederhana dan mudah dipelajari, dengan pengenalannya terhadap tingkatan bahasa
mirip dengan bahasa Jawa (ngoko, kromo) atau perbedaan antara bahasa kasar dan
halus seperti dalam bahasa Sunda (kasar, lemes); (3) berbagai suku di Indonesia
menerima bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia dengan sukarela sebagai bahasa
nasional; (4) bahasa Melayu cocok digunakan sebagai bahasa kebudayaan dalam
berbagai konteks yang lebih luas. Kesimpulannya, bahasa Melayu sebagai asal-usul
bahasa Indonesia telah memiliki peran dan posisi penting dalam masyarakat.

2. Jelaskan kedudukan bahasa Indonesia beserta fungsinya!


Bahasa Indonesia, sebagai salah satu bahasa yang berkembang di Indonesia, memiliki
dua peran penting, yaitu sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara. Peran
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional memiliki kedudukan yang sangat vital
dalam menyatukan beragam suku bangsa dan daerah di Indonesia. Kedudukan ini
telah ada sejak Sumpah Pemuda pada tahun 1928, di mana ikrar dinyatakan untuk
memajukan bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia. Sejak tanggal 28 Oktober
1928, Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai bahasa nasional.
a. Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
Dalam konteks Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, terdapat empat fungsi
utama yang dapat diidentifikasi:

1. Bahasa Indonesia berperan sebagai simbol kebanggaan nasional, mengingat adanya


satu bahasa nasional di tengah beragamnya bahasa daerah dan etnis yang berbeda-
beda di Indonesia, merupakan hal yang patut dibanggakan oleh seluruh bangsa
Indonesia.

2. Bahasa Indonesia juga merupakan simbol identitas nasional, mengingat bangsa


Indonesia terdiri dari berbagai etnis dan suku bangsa. Bahasa Indonesia menjadi
identitas yang mempersatukan beragam elemen tersebut.

3. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pemersatu berbagai suku bangsa. Ini
berarti bahwa Bahasa Indonesia berperan penting dalam memungkinkan penyatuan
berbagai suku bangsa yang memiliki latar belakang sosial budaya dan bahasa yang
berbeda-beda ke dalam satu kesatuan kebangsaan Indonesia.

4. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat komunikasi antardaerah dan antarbudaya.


Jika bangsa Indonesia tidak memiliki satu bahasa nasional, maka hambatan
komunikasi di antara berbagai suku bangsa akan menjadi masalah utama.

Dengan demikian, Bahasa Indonesia memiliki peran krusial dalam menghubungkan


dan menyatukan beragam elemen masyarakat Indonesia, serta menjadi alat penting
dalam menjaga persatuan dan identitas nasional.

b. Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara diatur dalam pasal 36


UUD 1945 yang menyatakan bahwa "Bahasa negara adalah bahasa
Indonesia." Artinya, sejak 18 Agustus 1945, Bahasa Indonesia memiliki peran
ganda, yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Peran Bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara terutama terlihat dalam kegiatan resmi
pemerintah. Berikut adalah empat fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara yang dapat diidentifikasi:
1. Bahasa Indonesia berperan sebagai bahasa resmi kenegaraan. Semua kegiatan
pemerintahan dan administrasi negara Indonesia wajib menggunakan Bahasa
Indonesia. Ini termasuk dalam upacara kenegaraan, pidato resmi, dokumen
pemerintah, dan surat-surat kenegaraan, yang semuanya harus dituangkan dalam
Bahasa Indonesia.

2. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan. Bahasa


Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan belajar-mengajar di
sekolah-sekolah dan perguruan tinggi, serta dalam pengembangan bahan ajar.

3. Bahasa Indonesia berperan sebagai alat komunikasi nasional untuk kepentingan


perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional, serta untuk kepentingan
pemerintahan. Bahasa Indonesia menjadi medium yang memungkinkan komunikasi
efektif di tingkat nasional dalam konteks perencanaan dan pelaksanaan kebijakan
pembangunan serta dalam urusan pemerintahan.

4. Bahasa Indonesia juga berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu


pengetahuan, dan teknologi. Di Indonesia yang kaya dengan berbagai budaya dari
berbagai suku bangsa, Bahasa Indonesia digunakan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi, memungkinkan penyebaran pengetahuan dan kebudayaan
secara merata ke seluruh masyarakat Indonesia.

Dengan peran ganda sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, Bahasa Indonesia
memainkan peran penting dalam mempersatukan, mendukung administrasi
pemerintah, dan mendukung perkembangan pendidikan, budaya, ilmu pengetahuan,
dan teknologi di Indonesia.
3. Ragam bahasa Indonesia menurut Alwi secara garis besar ada dua, yakni berdasarkan
pemakaiannya dan berdasarkan penuturnya. Coba uraikan lebih rinci hal tersebut!

a. Berdasarkan Daerah Asal Penutur


Ragam Bahasa yang pertama dibedakan berdasarkan daerah asal penutur. Hal
ini disebabkan karena daerah asal penutur secara tidak langsung
mempengaruhi bahasa yang dihasilkan oleh penutur, hal ini disebut dengan
logat. Logat merupakan cara mengucapkan kata (aksen) atau lekuk lidah yang
khas, yang dimiliki oleh masingmasing orang sesuai dengan asal daerah
ataupun suku bangsa. Logat dapat mengidentifikasi lokasi di mana pembicara
berada, status sosial-ekonomi, dan lain lainnya. Oleh karena itu, dikenal juga
berbagai logat, seperti logat Minangkabau, logat Jawa, logat Batak, logat
Manado, dll. Logat yang dimiliki dalam satu daerah pun akan berbeda-beda
tergantung wilayah asal dari penutur berada. Misalnya, seseorang yang berasal
dari kota Solok akan memiliki logat yang berbeda dengan seseorang yang
berasal dari kota Batusangkar walaupun berasal dari logat Minangkabau.

b. Berdasarkan Pendidikan Penutur


Pendidikan merupakan salah satu indikator bahasa yang dihasilkan oleh
penutur. Secara tidak langsung, seseorang yang berpendidikan tinggi
diharapkan menghasilkan bahasa yang berbeda dengan seseorang yang tidak
berpendidikan tinggi. Hal ini disebabkan karena pendidikan mampu
memberikan kosakata-kosakata yang baru, serta lebih rinci dan jelas untuk
menjelaskan maksud dan tujuan dari penutur. Oleh karena itu, berdasarkan
variasinya, bahasa dibedakan menjadi ragam bahasa orang berpendidikan dan
ragam bahasa orang tidak berpendidikan.

c. Berdasarkan Sikap Penutur


Berdasarkan sikap, variasi bahasa dibedakan berdasarkan ragam bahasa
santai, akrab, dan resmi. Ragam bahasa santai digunakan dalam percakapan
sehari-hari di antara keluarga atau kenalan, sedangkan ragam bahasa resmi
digunakan dalam situasi formal atau resmi yang berhubungan dengan kegiatan
formal atau resmi. Ragam bahasa akrab digunakan dalam percakapan dengan
rekan sejawat. Perbedaan ketiga ragam ini digunakan tergantung situasi dan
kondisi penutur serta lawan bicara penutur dalam tuturan yang diucapkan.
d. Berdasarkan Pokok Persoalan atau Profesi
Ragam Bahasa berdasarkan pokok persoalan atau profesi akan menghasilkan
variasi bahasa bagi penutur. Hal ini terjadi karena kosakata yang dihasilkan
akan memiliki makna yang berbeda tergantung pemakaian dan kegunaannya.
Pemilihan kosakata disesuaikan dengan bidang penutur. Dengan kata lain, ini
menghasilkan sebuah variasi bahasa yang berbeda maknanya walaupun
kosakata yang digunakan sama. Misalnya, penggunaan istilah operasi dalam
bidang kedokteran akan berbeda dengan penggunaan istilah operasi dalam
bidang militer.
e. Berdasarkan Sarana
Mengacu kepada sarana berbahasa, maka variasi bahasa dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu ragam bahasa tulis dan bahasa lisan. Ragam bahasa tulis
memiliki ragam bahasa yang berbeda dengan bahasa lisan. Hal ini karena
dalam bahasa tulisan aturan penulisan berbahasa mengacu kepada pedoman
umum ejaan bahasa Indonesia, sedangkan pada bahasa lisan tidak mengacu
kepada pedoman umum ejaan bahasa Indonesia. Pada bahasa lisan, acuan
dalam berbahasa mengacu kepada acuan komunikasi yang bergantung kepada
intonasi dan nada serta memperhatikan diksi yang digunakan.
f. Gangguan Berbahasa
Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari
telah mengalami pencampuran dengan bahasa lain yang juga berkembang di
Indonesia. Hal ini bisa terjadi pada penutur tingkat atas yang mencampur
bahasa dalam komunikasi dengan tujuan pemenuhan maksud dan tujuan
komunikasi. Oleh karena itu, bahasa Indonesia dibedakan berdasarkan ragam
bahasa Indonesia yang mengalami percampuran dan ragam bahasa Indonesia
yang tidak mengalami pencampuran. Pencampuran yang terjadi bisa ke luar
atau ke dalam. Artinya, seseorang yang mengalami pencampuran ke luar
adalah seseorang yang berbahasa Indonesia dengan mencampur kosakata
bahasa Indonesia dengan kosakata asing. Begitu pun untuk gangguan
berbahasa yang mengalami pencampuran ke dalam. Artinya seseorang
berbahasa Indonesia dengan mencampur kosakata bahasa Indonesia dengan
kosakata bahasa daerah. Ragam bahasa berdasarkan pencampuran bahasa
dinamakan dengan campur kode. Campur kode mengacu kepada penggunaan
kosakata asing atau kosakata daerah (kosakata tidak baku) dalam bahasa
Indonesia dengan tidak memperhatikan kesesuaian dalam kalimat, sehingga
mempengaruhi bentuk dan makna kalimat.

Anda mungkin juga menyukai