Sejarah terbentuknya Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu yang digunakan
sejak abad ke-7 di kawasan Asia Tenggara.Salah satu bukti penggunaan Bahasa Melayu
tersebut dapat ditemukan di sebuah prasasti di Palembang pada 683, yang penulisannya masih
menggunakan Bahasa Melayu.Sejak saat itu, Bahasa Melayu dijadikan sebagai bahasa sehari-
hari oleh rakyat yang berada di Selat Malaka.Seiring berjalannya waktu, Bahasa Melayu
beralih fungsi sebagai lingua franca, atau bahasa perhubungan antargolongan, pedagang, dan
kerajaan, yang pada akhirnya terus meluas di Nusantara.Perluasan ini terus berlangsung hingga
abad ke-17.
Memasuki abad ke-20, rakyat Indonesia merasa mebutuhkan sesuatu untuk bisa
mengikat mereka sebagai bangsa. Rakyat pribumi kemudian sepakat menjadikan Bahasa
Melayu sebagai bahasa pemersatu. Bahasa Melayu ini sudah distandarkan oleh para pengguna
di Tanah Air, yang kemudian disebut sebagai Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia resmi
menjadi bahasa persatuan atau bahasa nasional pada 28 Oktober 1928, bertepatan dengan
Sumpah Pemuda. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia lewat bahasa tercantum dalam ikrar
Sumpah Pemuda ketiga, yang berbunyi, "Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia." Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan diartikan sebagai
bahasa yang digunakan oleh rakyat Indonesia untuk berkomunikasi antarsesama.
• Menurut konsep idiolek, setiap orang mempunyai variasi bahasanya atau idioleknya
masing-masing. Variasi idiolek ini berkenaan dengan “warna” suara, pilihan kata, gaya
bahasa, susunan kalimat, dan sebagainya. Namun yang paling dominan adalah warna
suara itu, sehingga jika kita cukup akrab dengan seseorang, hanya dengan mendengar
suaranya tanpa melihat orangnya, kita dapat mengenalinya.
• Dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang
berada pada suatu tempat, wilayah, atau area tertentu.
Variasi Bahasa Berdasarkan Usia.
• Sosiolek atau dialek sosial adalah variasi bahasa yang berkenaan dengan status,
golongan, dan kelas sosial penuturnya. Dalam sosiolinguistik, umumnya variasi bahasa
inilah yang paling banyak dibicarakan, karena variasi bahasa ini menyangkut semua
masalah pribadi para penuturnya, seperti usia, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan,
tingkat kebangsawanan, dan keadaan sosial ekonomi.
BAHASA INDONESIA YANG BAIK dan BENAR
Syarat terjadinya komunikasi terdiri atas lima hal, yaitu adanya komunikator,
komunikan, pesan, media, dan umpan balik. Sebuah komunikasi, terutama komunikasi verbal,
juga tidak bisa lepas dari peran bahasa. Namun, bahasa bukan sekadar alat komunikasi. Bahasa
merupakan alat pikir dan alat ekspresi. Oleh karena itu, bahasa harus bersistem. Sistem itulah
yang sering kita kenal dengan kaidah atau aturan bahasa yang berlaku. Kita sering
mengartikannya sebagai penggunaan bahasa Indonesia yang baik pada situasinya dan benar
pada kaidahnya. Namun, bahasa Indonesia yang baik tidaklah sederhana. Banyak aspek yang
perlu dipertimbangkan untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik. Bahasa Indonesia
yang baik mempertimbangkan aspek situasi, mitra, sarana, lokasi, dan pokok bahasan. Lalu,
bahasa Indonesia yang benar berdasarkan pada aspek kaidah yang berlaku.
Bahsa yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai situasinya dan kepada siapa kita
berbahasa sedangkan bahasa yang benar belum tentu baik untuk digunakan meskipun sesuai
kaidah bahasa indonesia yang benar.