Anda di halaman 1dari 50

BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI, SEKRETARIAT JENDERAL

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2020

BAHASA INDONESIA
Oleh :
ROSPITA BUTAR BUTAR, SH., MM.
BAHASA INDONESIA

MATERI PEMBELAJARAN :
1. Perkembangan Bahasa

2. Ragam bahasa

3. Pengertian bahasa

4. Bahasa yang baik dan benar

5 . Beberapa pengertian pembentukan kata

6 . Surat resmi
PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
KEDUDUKAN
BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting di


kawasan Republik Indonesia.Pentingnya bahasa itu
antara lain bersumber pada ikrar Sumpah Pemuda
1928 yang berbunyi : “Kami poetra dan poetri
Indonesia mendjoenjoeng bahasa persatoen, bahasa
Indonesia “ dan pada Undang-Undang Dasar 1945
pada pasal 36 yang menyatakan bahwa “bahasa negara
ialah bahasa Indonesia. Namun disamping itu masih
ada alasan lain mengapa bahasa Indonesia menduduki
tempat terkemuka di antara beratus-ratus bahasa
Nusantara yang masing-masing amat penting bagi
penuturnya sebagai bahasa ibu.
Pentingnya suatu bahasa dapat
juga didasari sebagai berikut :

1. Jumlah Penuturnya

2. Luas Penyebarannya

3. Peranannya
Jumlah Penuturnya

• Seperti Jakarta yang merupakan kumpulan pendatang yang berbeda-


Arus pindah ke kota beda bahasa ibunya, menciptakan keperluan akan alat perhubungan
besar bersama. Jika orang itu menetap, maka anak-anaknya tidak jarang akan
di besarkan dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertamanya.

• Kadang-kadang mendorong orang tua untuk berbahasa Indonesia


Perkawinan antar suku dengan anaknya. Hal ini terjadi jika kedua bahasa daerah yang di
pakainya banyak perbedaan.

Generasi muda golongan • Mereka ada yang tidak lagi merasa perlu menguasai bahasa
warga negara yang leluhurnya. Anaknya akan di didik dengan bahasa Indonesia atau
bahasa daerah yang di pakai lingkungannya.
berketurunan asing

• Latar belakang yang sama atau berbeda latar budayanya, ada yang
mengambil keputusan untuk menjadikan anaknya penutur asli
Orang tua masa kini bahasa Indonesia, sebagai sarana ilmu, dan ungkapan budaya lain
yang di anggap bernilai.
Luas Penyebarannya

Patokan yang kedua jelas menempatkan


bahasa di baris depan. Sebagai bahasa
setempat, bahasa itu di pakai orang di daerah
pantai timur Sumatera, dipulau Riau dan
Bangka serta didaerah pantai Kalimantan.
Jenis bahasa Melayu-Indonesia di dapati di
daerah Jakarta dan sekitarnya, di Manado,
Ternate, Ambon, Banda Aceh, Larantuka, dan
Kupang.
Peranannya

Patokan yang ketiga mengingatkan kita akan seni kesusastraan yang


mengagumkan yang di hasilkan, misalnya dalam satu bahasa Jawa,
Sunda, Bali, dan Minangkabau. Akan tetapi disamping Sastra
Indonesia modern yang di kembangkan oleh Sastrawan yang
beraneka ragam latar bahasanya, bahasa Indonesia pada masa kini
berperan sebagai sarana utama, diluar bahasa asing dibidang ilmu,
teknologi, dan peradaban modern bagi manusia Indonesia. Uraian
diatas memberikan gambaran betapa pentingnya bahasa Indonesia
bagi kita. Menurut tiap-tiap patokan yang diajukan, bahasa itu
mengatasi bahasa lain. Kedudukannya yang penting itu karena
mutunya, karena kosa katanya, karena keluwesannya dalam tata
kalimatnya, dan daya ungkapnya dalam gaya.
RAGAM BAHASA

1.Ragam bahasa menurut Bachman (1999) Ragam bahasa adalah


variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kavvan bicara.
orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
2.Ragam bahasa menurut Dendy Sugono (1999) Sehubungan dengan
pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pekok, yaitu
masalah penggunaan bahasa baku dan takbaku. Dalam situasi remi.
seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi
digunakan bahasa baku. Sebaliknya, dalam situasi takresmi, seperti
di rumah, di taman, atau di pasar, kita tidak dituntut menggunakan
bahasa baku.
3.Ragam bahasa menurut Fishmaned (1968) Suatu ragam bahasa,
terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak tertutup
kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa
baku agar dapat menjadi anutan bagi masyarakat pengguna bahasa
Indonesia. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah kaidah
tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang
pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik
pembicaraan.
RAGAM BAHASA
• LISAN (berurusan dengan aspek lafal),
contoh : Ariani bilang kita harus belajar
RAGAM • TULIS (berurusan dengan ejaan dan tata bahasa),
BAHASA contoh : Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar

• DIALEK ( Logat, dialek dengan tekanan kata yang jelas, turun naik nada,
panjang pendek bahasa), contoh lebaran, gelang, dll
• TERPELAJAR (Bahasa orang berpendidikan dan tidak berpendidikan)
PENUTURNYA • RESMI ( bahasa bawahan atau petugas ke atasan)
• TAKRESMI (bahasa orang tua dan anaknya)

• ILMU (contoh : orbit, fosil, atmosfer)


• HUKUM (contoh : amnesti, pidana, kasasi)
• NIAGA (contoh : kredit, kontan, laba)
POKOK • POLITIK (contoh : kontestan, demokrasi, kampanye)
PERSOALAN • SASTRA, DLL
BAHASA YANG BAIK DAN BENAR
Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku
itulah yang merupakan bahasa yang baik dan benar.
Ragam bahasa orang yang berpendidikan, yaitu bahasa dunia pendidikan, merupakan
pokok yang sudah agak banyak ditelaah orang. Ragam itu jugalah yang kaidah-
kaidahnya paling lengkap diberikan jika dibanding dengan ragam bahasa lain. Ragam
itu tidak saja ditelaah tetapi juga diajarkan di sekolah. Ragam itulah yang dijadikan
tolok bandingan bagi pemakaian bahasa yang benar. Fungsinya sebagai tolok ukur
menghasilkan nama bahasa baku atau bahasa standar.
Orang yang mahir menggunakan bahasanya sehingga maksud hatinya mencapai
sasarannya, apapun jenisnya itu dianggap berbahasa dengan efektif. Bahasa
membuahkan efek atau hasil karena serasi dengan peristiwa atau keadaan yang
dihadapinya. Orang yang berhadapan dengan sejumlah lingkungan hidup harus
memilih salah satu ragam yang cocok dengan situasi itu.
Pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis
pemakaian bahasa itulah yang disebut bahasa yang baik atau tepat. Bahasa yang
harus mengenai sasarannya tidak selalu perlu beragam baku. Dalam tawar-menawar
dipasar misalnya pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keheranan atau
kecurigaan. Jadi pada azasnya, kita menggunakan bahasa yang baik, artinya yang
tepat, tetapi yang tidak termasuk bahasa yang benar. Sebaliknya kita berbahasa yang
benar tetapi yang tidak baik penerapannya karena suasananya mensyaratkan ragam
bahasa yang lain.
Maka anjuran agar kita “berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan
pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang disamping itu
mengikuti kaidah bahasa yang baik dan benar.
PENGERTIAN TERSURAT DAN TERSIRAT

Tersurat adalah sesuatu hal yang disampaikan secara jelas dan


dapat dipahami sebagaimana adanya apakah tertulis atau
diucapkan. Kita dapat langsung memahami dan menangkap pesan
yang ingin disampaikan hanya dengan memperhatikan kata-kata
yang diucapkan.
Contohnya kalimat Atina pergi ke pasar pagi ini. Saya yakin semua
orang dapat memahami kalimat ini dengan baik.
Tersirat adalah maksud atau makna pembicaraan atau tulisan yang
tidak disampaikan secara gamblang tetapi secara tersembunyi
yang hanya dapat dimengerti dengan benar-benar memahami
keseluruhan pembicaraan atau tulisan.
Contohnya paragraf : Minuman-minuman instan sangat nikmat
diminum, apalagi jika disajikan dalam keadaan dingin. Namun baru-
baru ini ada hasil penelitian yang diterbitkan di internet mengenai
daftar minuman instan yang belum terdaftar dan ternyata memiliki
kandungan berbahaya.
HUBUNGAN BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA DAERAH
NUSANTARA

Di Indonesia terdapat sejumlah besar bahasa daerah yang masing-masing dituturkan


sebagai alat penghubung antar warga masyarakat bahasa itu. Karena hidupnya
berdampingan dengan bahasa Indonesia, terjadilah proses pengaruh. Hal itu nampak sekali
dalam bentuk kata dan perluasan kosa kata hingga kini orang masih terlalu banyak
menekankan peranan bahasa daerahnya sebagai sumber dan bukan sebagai penerima.
Proses ini sebenarnya bersifat timbal balik. Dalam bahasa daerah masa kini dapat pula
disaksikan masuknya unsur bahasa Indonesia, atau unsur bahasa asing yang diserap lewat
bahasa Indonesia. Hal itu sangatlah wajar dan jangan di anggap sebagai pencemaran.
Kejadian asimilasi bahasa itu, disatu pihak dapat membantu asimilasi bangsa, dan di pihak
lain dapat menjamin kelangsungan hidup bahasa daerah nusantara yang bersangkutan
harus menyesuaikan dirinya dengan arus perkembangan masyarakat. Karena itu, hubungan
kedua macam bahasa itu seyogyanya dikembangkan kearah bagi-tugas yang lengkap-
melengkapi.
DEFINISI BAHASA
Secara umum :

Alat untuk komunikasi antara manusia.

Interaksi komunikasi antara sesama dalam


menyampaikan gagasan yang dilakukan
secara lisan atau tulisan.

Alat komunikasi antara anggota masyarakat


berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia.
DR. Gorys Keraf
APA ITU BAHASA ?
Dua Pengertian Bahasa

• Pertama, bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk


pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat
yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi.

• Kedua, bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang


baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga serta
bangsa.

Syamsuddin/Mahendraxacti
Sebagai
Sebagai alat pengembangan
adaptasi sosial kebudayaan
sosial

Alat untuk Sebagai bahasa


menyatakan resmi
ekspresi diri kenegaraan

Alat komunikasi
FUNGSI Sebagai bahasa
BAHASA nasional
BEBERAPA PENGERTIAN PEMBENTUKAN KATA

Suku kata

Adalah bagian kata yang diucapkan dalam satu hembusan napas dan umumnya terdiri
atas beberapa fonem. Kata seperti datang diucapkan dengan dua hembusan napas :
satu untuk da- dan satunya lagi untuk –tang. Karena itu, datang terjadi dari dua suku
kata. Tiap-tiap suku terjadi dari dua dan tiga bunyi.

Suku kata dalam bahasa Indonesia selalu memiliki vokal yang menjadi puncak suku
kata. Puncak itu dapat didahului dan diikuti oleh satu konsonan atau lebih,meskipun
dapat terjadi bahwa suku kata hanya terdiri atas satu vokal atau satu konsonan.
Beberapa contoh suku kata adalah sebagai berikut :

Malam menjadi ma-lam


Kemalaman menjadi ke-ma-lam-an
Antar menjadi an-tar
Aku menjadi a-ku
PENULISAN KATA

1. Kata dasar
c. Kalau bentuk dasar berupa
Kata yang berupa kata dasar ditulis gabungan kata dan sekaligus
sebagai satu kesatuan : mendapat awalan dan akhiran,
- Kantor pajak penuh sesak. maka kata-kata itu di tulis
serangkai : memberikan,
- Saya beli baju baru. mempertanggungjawabkan.
2. Kata Turunan d. Kalau salah satu unsur gabungan
kata khusus dipakai dalam
Terdiri dari bentuk (morfem) yang kombinasi, gabungan kata itu
dipakai untuk menurunkan kata terdiri ditulis serangkai : prasangka,
dari : swadaya, swakarsa, swakelola.
a. Imbuhan (afiks) yaitu awalan (Prefiks), 3. Kata ulang
akhiran (Sufiks), sisipan (Infiks) di tulis Ditulis dengan menggunakan
serangkai dengan kata dasarnya : tanda hubung : hati-hati, obat-
menjenguk, memperhitungkan, obatan, gilang-gemilang. Tanda
gemetar. ulang (2) terbatas pemakaiannya
b. Awalan atau akhiran ditulis serangkai pada tulisan cepat, notulen dan
dengan kata yang langsung mengikuti
surat kabar.
atau mendahuluinya, kalau bentuk
dasarnya berupa gabungan (Konfiks)
kata : mengadopsi anak, bertepuk
tangan , sebar luaskan.
PENULISAN KATA

4. Kata majemuk 6. Partikel lah, kah, tah di tulis serangkai


dengan kata yang mendahuluinya :
Gabungan kata dari apa yang
lazim disebut kata majemuk di - Bacalah buku itu baik-baik.
tulis terpisah, misalnya : orang - Siapakah gerangan dia?
tua, rumah makan, rumah
sakit,Kecuali dalam kata-kata - Apatah gunanya bersedih hati?
seperti matahari, syahbandar,
peribahasa, bumiputera,
hulubalang. 7. Partikel pun ditulis terpisah dari kata
yang mendahuluinya.
5. Kata depan di, ke dan dari. - Apa pun yang dimakannya, ia tetap
• Kata depan di, ke dan dari ditulis kurus.
terpisah dari kata yang - Hendak pulang pun sudah tak ada
mengikutinya, kecuali di dalam kendaraan.
gabungan kata yang sudah lazim Catatan:
dianggap sebagai satu kata Kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya
seperti kepada dan daripada. adapun, andaipun, ataupun,bagaimanapun,
contoh : Mereka ada di sini, di biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun,
meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun
antara, Mari berangkat ke pasar, ditulis serangkai.
ke kota, ke atas, dari samping,
dari bawah.
PEMAKAIAN HURUF
1. Huruf besar (kapital)
a. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai unsur pertama kata pada awal
kalimat.
Misalnya:
Dia mengantuk.
Pekerjaan itu belum selesai.

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.


Misalnya:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Bapak menasihatkan, “Berhati-hatilah, Nak!”

c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang


berhubungan dengan
nama Tuhan dan Kitab Suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda, Islam,
Kristen.
Tuhan akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya
Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan
yang diikuti nama orang.
Misalnya:
Mahaputra Yamin, Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Imam Syafii, Nabi Ibrahim.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang tidak diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertetu,
nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Tahun ini dia pergi naik haji.

e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama
orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, Profesor Supomo, Laksamana Muda Udara
Husein Sastranegara, Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian, Gubernur Irian Jaya.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti
nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?
Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya:
Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman, Halim Perdanakusumah.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis
atau satuan ukuran.
Misalnya:
Mesin diesel, 10 volt, 5 ampere
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
Bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai
sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
Mengindonesiakan kata asing, Keinggris-inggrisan.
h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,, dan peristiwa
sejarah.
Misalnya:
tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus, bulan Maulid, hari Jumat, hari Galungan, hari Lebaran,
hari Natal, Perang Candu, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai
nama.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
Perlombaan senjata membawa resiko pecahnya perang dunia.
i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Asia Tenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan, Cirebon, Danau Toba, Dataran Tinggi Dieng, Gunung
Semeru, Jalan Diponegoro, Jazirah Arab, Kali Brantas, Lembah Baliem, Ngarai Sianok, Pegunungan
Jayawijaya, Selat Lombok, Tanjung Harapan, Teluk Benggala, Terusan Suez.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama
diri.
Misalnya:
berlayar ke teluk, mandi di kali, menyeberabangi selat, pergi ke arah tenggara
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama
jenis.
Misalnya:
garam inggris, gula jawa, kacang bogor, pisang ambon

j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecuali kata seperti dan.
Misalnya:
Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Rakyat; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan;
Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak; Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun
1972.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama negara, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya:
Menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum, kerja sama antara pemerintah dan rakyat,
menurut undang-undang yang berlaku.
k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang Dasar Repulik
Indonesia, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian

l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang
sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar dan judul karangan, kecuali kata seperti
di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.

m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan.
Misalnya:
Dr. doctor ; M.A. master of arts; S.E. sarjana ekonomi; S.H. sarjana hukum; S.S. sarjana sastra;
Prof. professor; Tn. Tuan; Ny. Nyonya; Sdr. saudara
n. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak,
ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya:
“Kapan Bapak Berangkat?” tanya Harto.
Adik bertanya, “Itu apa, Bu?”
Surat Saudara sudah saya terima.
“Silakan duduk, Dik!” kata Ucok.
Besok Paman akan datang.
Mereka pergi ke rumah Pak Camat. Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
Huruf capital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang
tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya:
Kita semua harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

o. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.


Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.
PEMAKAIAN HURUF
2. Huruf miring
a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah dan surat kabar
yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
majalah Bahasa dan Sastra, buku Negarakertagama karangan Prapanca, surat kabar Suara
Rakyat.

b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
Huruf pertama kata abad adalah a.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.

c. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing,
kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostama.
Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.
Weltanschauung antara lain diterjemahkan menjadi ‘pandangan dunia’
Tetapi:
Negara itu telah mengalami empat kali kudeta.
PEMAKAIAN TANDA BACA

Titik (.) antara lain : Tanda Koma (,) antara lain :


a. Dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu
a. Mengakhiri kalimat yang bukan pemerincian atau pembilangan. Saya membeli
pertanyaan atau seruan : Ayahku kertas, dan tinta. Satu, dua, …tiga!
tinggal di Solo. b. Menceraikan anak kalimat, baik yang
dirangkaikan oleh kata penghubung maupun
b. Di pakai dibelakang singkatan nama yang Tidak :
orang : Muh. Yamin Ismail Mz. - Saya sudah selesai, tetapi ia belum.
- Malu bertanya, sesat dijalan.
c. Dipakai dibelakang angka atau huruf
dalam suatu bagan, ikhtisar dan c. Menceraikan kutipan-kutipan langsung dari
bagian lain dalam kalimat : Kata ibu dengan
daftar. Misal : Kementerian lemah lembut, ‘Hati-hatilah’.
Perhubungan, Direktorat Jenderal d. Dipakai diantara (i) nama dan alamat. (ii) bagian-
Perhubungan Udara, Direktorat bagian alamat. (iii) tempat dan tanggal, yang
ditulis sebaris : Dekan Fakultas Kedokteran 2019.
Jenderal Perhubungan Laut. UI, Salemba 6 Jakarta. Surabaya, 10 Mei 2019
d. Di pakai dibelakang singkatan gelar e. Dipakai diantara nama orang dan gelar akademik
yang mengikutinya untuk membedakannya dari
Prof. Ir. Kol. S.Pd. singkatan nama diri,keluarga atau marga. Misal
e. Di pakai dibelakang singkatan kata :R.Simanjuntak, S.E, Sdr. Hamidah, M.A.
atau ungkapan yang sudah sangat f. Dipakai dibelakang kata atau ungkapan
penghubung antara kalimat yang terdapat pada
umum : dsb, dll, u.b, yth, dst, a.n. kalimat, misalnya : Oleh karena itu, jadi,
meskipun demikian, akan tetapi.
Titik koma (;) antara lain :
• Memisahkan bagian-bagian kalimat, jika dalam bagian-bagian kalimat itu sudah ada
koma :
• Hasil negeri ini terdiri atas : - teh dan kopi;
- minyak;
- emas dan bijih besi;
- ikan dan ternak.

Titik Dua (:) antara lain :


a. Dipakai sebagai pengantar suatu daftar, rangkaian atau pemerincian : Yang kita
perlukan sekarang : kertas, tinta, pena.
b. Dipakai untuk pernyataan lengkap jika diikuti dengan rangkaian. Misalnya : Kita
sekarang memerlukan perabotan rumah tangga : kursi, meja dan lemari.

Tanda Hubung (-) antara lain :


a. Menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pengertian baris :
ada cara ba-
ru.
b. Menyambung awalan dengan bagian kata dibelakangnya atau akhiran dengan kata
didepannya pada pengertian baris :
- Cara baru meng-
gali sumur.
Tanda Tanya (?) antara lain :
a. Menunjukkan pertanyaan yang - Kami sampaikan kepada Saudara, bahwa
mengharapkan jawaban : Kapan ia sehubungan ……
berangkat ? Saudara tahu, bukan ? - Memperingati H.U.T ke-74 R.I, diadakan
b. Bila ditaruh dalam tanda kurung pertandingan ……
menunjukkan ucapan yang disangsikan - Daftar nama-nama pegawai Ditjen
atau yang kurang dapat dibuktikan Perhubungan Laut yang mengikuti ujian
kebenarannya : Ia dilahirkan pada tahun penyesuaian ijazah ( penulisan ini adalah
2019 (?), Ikhsan pergi ke jakarta (?) salah/tidak efektif) seharusnya daftar
acara pesta pernikahan. nama pegawai ……dst.
- Khusus dalam membuat surat undangan
Tanda Seru (!) waktu jam di ganti dengan pukul.
Menunjukkan ungkapan seruan, perintah dan - Kata penutup kalimat akhir didalam surat
yang meminta perhatian khusus : Merdeka !, dinas/surat undangan tidak dibenarkan
Alangkah dinginnya !, pulang ! . memakai nya, yang benar adalah
Pemotongan kata dalam suatu kalimat yang menggunakan Saudara/ Bapak ( demikian
sering dipakai dalam surat dinas/surat disampaikan, atas perhatian Saudara di
undangan, perlu diperhatikan antara lain : ucapkan terima kasih.
Pemotongan kata dalam kalimat sesuai dengan
kata dasar, cara penulisan kata majemuk,
penggunaan tanda baca,seperti koma, dan
lain-lain misal :
BAHASA YANG BAIK DAN BENAR

• Adalah pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan


sasarannya dan yang di samping itu mengikuti kaidah-
kaidah yang benar.

• Agar dapat berbahasa dengan baik dan benar, dibuatlah


pembakuan bahasa yang disebut bahasa baku.
Contoh :
Penggunaan tehnologi penangkapan ikan di laut hendaknya
diwaspadai agar tidak sampai mematikan mata
pencaharian nelayan tradisionil, mengingat sistim
penangkapan ikan pada jaman sekarang lebih modern.
CONTOH BAHASA BAKU DAN TIDAK BAKU

Bahasa baku Bahasa tidak baku

 Cantik sekali  Cantik banget


 Lurus saja  Lempeng saja
 Masih kacau  Masih sembraut
 Uang  Duit
 Tidak mudah  Enggak gampang
 Diikat dengan kawat  Diikat sama kawat
 Bagaimana kabarnya  Gimana kabarnya

Baku, merupakan aturan dan ejaan kaidah tidak baku, merupakan kata yang
bahasa Indonesianya sudah benar serta digunakan tidak sesuai dengan
bersumber dari bahasa baku yakni Kamus kaidah, percakapan sehari-hari.
Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
CONTOH KATA BAKU DAN TIDAK BAKU

TIDAK BAKU KATA BAKU TIDAK BAKU KATA BAKU


Insyaf Insaf Pebruari Februari
Urat syaraf Urat saraf Nopember November
Syurga Surga Ijin Izin
Disyahkan Disahkan Jaman Zaman
Anggauta Anggota Azas Asas
Tauladan Teladan Ijasah Ijazah
Enerji Energi Sastera Sastra
Sentausa Sentosa Putera/Puteri Putra/Putri
Fihak Pihak Panitya Panitia
Rapih Rapi Mulya Mulia
Hutang Utang Seyogyanya Seyogianya
Analisa Analisis Prosen Persen
Methode Metode Prosentase Persentase
Sistim Sistem Beaya Biaya
Kwalitas Kualitas Hakekat Hakikat
Kwesioner Kuesioner Telpon Telepon
Frekwensi Frekuensi Hatsil Hasil
Jadual Jadwal Tehnologi Teknologi
KESALAHAN BENTUK EJAAN

BENTUK SALAH BENTUK BENAR

• Semoga Tuhan yang maha • Semoga Tuhan yang


kuasa merestui usaha kita Mahakuasa merestui usaha
kita
• Pada Bulan Agustus terdapat • Pada bulan Agustus terdapat
hari yang sangat bersejarah hari yang sangat bersejarah
bagi bangsa Indonesia bagi bangsa Indonesia

• Menurut Undang-undang • Menurut undang-undang


Dasar kita, semua warga dasar kita, semua warga
negara mempunyai kedudukan negara mempunyai kedudukan
yang sama. yang sama.
BENTUK SALAH BENTUK BENAR

• Proyek itu dipimpin oleh • Proyek itu dipimpin oleh


drs. Akhdan K.S Drs. Akhdan K.S
• Penyakit ayah saya sudah • Penyakit ayah saya sudah
dua kali diperiksa oleh Dr. dua kali diperiksa oleh dr.
Siswoyo. Siswoyo.
• Tanggung jawab itu saya • Tanggung jawab itu saya
serahkan kepada sdr. serahkan kepada Sdr.
Munawaroh Munawaroh
• Surat saudara sudah saya • Surat Saudara sudah saya
terima. terima.
• Sudahkah anda • Sudahkah Anda
membayar pajak bumi membayar pajak bumi
dan bangunan dan bangunan
BENTUK SALAH BENTUK BENAR

• Dimana ada Romi, disitu • Di mana ada Romi, di situ


ada Yuli. ada Yuli.
• Ibu sedang masak didapur. • Ibu sedang masak di dapur.
• Mari kita berangkat kepasar. • Mari kita berangkat ke
pasar.
• Harga kain itu Rp. 10.000,00 • Harga kain itu Rp. 10.000,00
permeter per meter
• Saya diangkat menjadi • Saya diangkat menjadi
pegawai negeri per-Oktober pegawai negeri per Oktober
2010. 2010.
• 150 orang tamu diundang • Pak Camat mengundang
Pak Camat 150 orang tamu.
BENTUK SALAH BENTUK BENAR
• Jumlah pegawai di • Jumlah pegawai di
perusahaan itu 12 (dua perusahaan itu dua
belas) orang. belas orang.
• Sebanyak 150 (seratus • Sebanyak 150 peserta
lima puluh) peserta ikut ikut dalam
dalam pertandingan itu. pertandingan itu.
• 12 orang menderita • Dua belas orang
luka berat dalam menderita luka berat
kecelakaan itu. dalam kecelakaan itu.

Jika angka dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata,


penulisan bilangan itu harus dengan huruf, tetapi jika ditulis
lebih dari tiga kata, maka penulisan yang benar adalah
menggunakan angka.
BENTUK SALAH BENTUK BENAR

• Bertandatangan • bertanda tangan


• Berterimakasih • Berterima kasih
• Menyebarluas • Menyebar luas
• Ditanda tangani • Ditandatangani
• Pemberi tahuan • Pemberitahuan
• Ibukota • Ibu kota
• Tatabahasa • Tata bahasa
• Kerja-sama • Kerja sama
• Dari pada • Daripada
• Antar kota • Antarkota
• Antar negara • Antarnegara
BENTUK SALAH BENTUK BENAR

• Sub unit • Subunit


• Sub bagian • Subbagian
• Sub seksi • Subseksi
• Sub panitia • Subpanitia
• Pasca sarjana • Pascasarjana
• Non RRC • Non-RRC
• Non Indonesia • Non-Indonesia
Kesalahan penggunaan tanda titik pada angka

BENTUK SALAH BENTUK BENAR


• Tebal buku itu 1150 • Tebal buku itu 1.15O
halaman. halaman
• Minyak tanah sebanyak • Minyak tanah sebanyak
2500 liter tumpah karena
mobil tangkinya terbalik. 2.500 liter tumpah karena
mobil tangkinya terbalik.
• Jarak desa saya ke kota
sekitar 3000 meter • Jarak desa saya ke kota
sekitar 3.000 meter.

Tanda titik digunakan pada angka yang


menyatakan jumlah untuk memisahkan
ribuan,jutaan dan seterusnya
Kesalahan penulisan pada singkatan gelar

BENTUK SALAH BENTUK BENAR


• Ir (Insinyur) • Ir.
• Drs (Doktorandus) • Drs.
• DR (Doktor) • Dr.
• Dr. (dokter) • dr.
• S E (Sarjana Ekonomi) • S.E
• Kol (Kolonel) • Kol.
• Sdr.
• Sdr (Saudara)

Tanda titik dipakai pada


akhir singkatan gelar,
jabatan, pangkat, dan
sapaan
MENULIS SURAT RESMI

Surat resmi adalah alat komunikasi tertulis yang


bersifat formal dengan memperhatikan tata cara
penulisannya.
BAGIAN-BAGIAN SURAT RESMI
1. Kepala surat
2. Tanggal surat
3. Nomor, lampiran, hal
4. Nama dan alamat yang dituju
5. Salam pembuka
6. Paragraf pembuka
7. Paragraf isi
8. Paragraf penutup
9. Salam penutup
10. Tanda tangan dan nama pengirim
1. Kepala surat
Berisi nama kantor/organisasi, alamat
lengkap, dan logo/lambang
kantor/organisasi
2. Tanggal surat
Berisi tanggal, bulan, dan tahun
pembuatan surat
Contoh:
17 Januari 2019
3. Nomor, lampiran, hal
Contoh:
Nomor : 08/UND/I/2019
Lampiran : Satu Berkas
Hal : Undangan
4. Nama dan alamat yang dituju
Contoh:
Yth. Kepala Biro Umum Kementerian Perhubungan
di
Jakarta
5. Salam pembuka
Contoh:
Dengan hormat,
6. Paragraf pembuka
Berisi latar belakang dibuatnya surat tersebut.
7. Paragraf isi
Berisi inti surat
8. Paragraf penutup
Berisi ucapan harapan dan terima kasih.
9. Salam penutup
Contoh:
Hormat kami,
10. Tanda tangan dan nama pengirim.
Kesalahan Penulisan Salam Pembuka

BENTUK SALAH BENTUK BENAR

• Dengan Hormat • Dengan Hormat,

• Salam Sejahtera • Salam Sejahtera,

• Salam Pramuka • Salam Pramuka,


Kesalahan penulisan paragraf pembuka

BENTUK SALAH BENTUK BENAR


• Bersama ini kami beri tahukan • Kami beritahukan bahwa......
bahwa.....
• Bersama ini kami mengundang..... • Dengan ini kami mengundang......
• Menjawab pertanyaan Saudara • Untuk menjawab pertanyaan
dalam surat tanggal.... Saudara dalam surat tanggal....
• Dengan ini kami mengirimkan • Bersama surat ini kami kirimkan
satu karung beras cianjur untuk satu karung beras cianjur untuk
contoh. contoh.
• Menunjuk pembicaraan kita • Sesuai dengan pembicaraan kita
melalui telepon tanggal... melalui telepon tanggal.....

Penggunaan kata dengan ini yang seharusnya


diganti dengan bersama ini (pada contoh 4) karena
surat tersebut mengirimkan atau melampirkan
sesuatu
Kesalahan penyusunan kalimat dalam surat

BENTUK SALAH BENTUK BENAR


• Menunjuk surat Saudara • Sehubungan dengan surat
No....., tanggal..... Saudara No...., tanggal....
• Atas perhatiannya, kami • Atas perhatian Saudara,
haturkan terima kasih. kami ucapkan terima kasih
• Surat Saudara tertanggal... • Surat Saudara tanggal...
• Sebelum dan sesudahnya • Atas perhatian Bapak/Ibu,
diucapkan terimakasih saya ucapkan terima kasih
• Sampai hari ini banyak • Sampai hari ini banyak surat
surat-surat yang belum saya yang belum saya balas.
balas. • Sambil menunggu kabar
• Harap menjadi periksa balasan Saudara, saya
adanya ucapkan terima kasih.
Kesalahan penulisan paragraf penutup

BENTUK SALAH BENTUK BENAR


• Atas perhatiaannya, kami • Atas perhatian Saudara, kami
ucapkan terima kasih
ucapkan terima kasih.
• Atas perhatian dan bantuan
• Atas bantuannya, kami Bapak / Ibu, kami
ucapkan terima kasih. mengucapkan terima kasih.
• Mohon periksa adanya. • Kami akhiri surat ini dengan
ucapan terima kasih atas
• Sebelum dan sesudahnya perhatian serta kerja sama
kami ucapkan terima Saudara yang baik.
kasih. • Selamat bekerja.

Pemakaian sebelum dan sesudahnya


(pada contoh 4) tidak informatif karena
tidak jelas sebelum apa atau
sesudah apa
KESIMPULAN

• Bahasa yang baik dan benar adalah


pemakaian ragam bahasa yang serasi
dengan sasarannya dan yang disamping itu
mengikuti kaidah-kaidah yang baik dan
benar.
• Menggunakan bahasa yang baik adalah
tepat, tetapi belum termasuk bahasa yang
benar.
• Agar dapat berbahasa dengan baik dan
benar harus memakai bahasa baku.

Anda mungkin juga menyukai