Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah
dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah
Indonesia. Cikal bakal bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
berawal dari pernyataaan sikap politik pemuda nusantara dengan ikrar sumpah pemuda.
Dalam kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, disamping menjadi alat
komunikasi antar etnis yang mempunyai bahasa daerah masing-masing sebagai bahasa
pertama, bahasa Indonesia menjadi alat komunikasi efektif bagi terjalinnya hubungan
antar etnis di Indonesia. Oleh karena itu pengetahuan tentang bahasa baku cukup penting
untuk mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh yang akhirnya bisa diterapkan
dan dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas kita sebagai bangsa
Indonesia tidak akan hilang
Bahasa yang dimiliki oleh manusia merupakan ciri pembeda dengan makhluk
ciptaan Tuhan YME yang lainnya. Dengan bahasa yang memiliki struktur kebahasaan
yang unik, kita mampu memahami sebenarnya apa yang diharapkan oleh alam semesta,
baik yang bersifat material maupun yang bersifat metafisika dan dengan bahasa kita
mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya di dunia sehingga
dengan bahasa kita mampu memelihara dunia agar tetap seimbang dan harmonis
(Saussure, 1988: 90). Dua hal ini yang membedakan bahasa manusia dengan bahasa yang
dimiliki oleh makhluk ciptaan-Nya yang lain.
Sedari kecil kita sudah menggunakan bahasa yang sederhana seperti ‘oe‘
berkembang menjadi ―Mama/Papa‖ berkembang menjadi ‗Cayang‘ berkembang
menjadi ‗Aku Sayang Kamu‘ dan berkembang menjadi ‗Sejak aku memandangmu,
bergetar jantung dan darahku dan …‘. Dalam hal ini bahasa berkembang sesuai dengan
perkembangan alat komunikasi, perkembangan fisik manusia (fonem, morfologi,
sintaksis, dan wacana), dan perkembangan peran manusia dalam kehidupan. Kemudian,
pertanyaannya Apakah kita menyadari perkembangan bahasa kita? Atau sudahkah kita
menyadari bahasa yang kita gunakan dari kecil sampai sekarang sudah menjadi bagian
utama yang mengubah kita menjadi manusia yang memahami benar dan salah, manusia
yang selalu ingin lebih baik dari hari ke hari? Jawabannya pasti kita ada yang tidak
menyadarinya. Untuk itu, makalah ini bertujuan untuk menjawab bahwa pentingnya
Sampai saat ini, sudah 90 tahun usia bahasa Indonesia sejak pertama kali disebut
secara resmi pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Kurun waktu yang tidak dapat
dikatakan sebentar, tetapi tidak juga terlalu tua. Dalam rentang waktu tersebut, berbagai
peristiwa berkaitan dengan bahasa Indonesia terjadi. Kongres bahasa Indonesia, berbagai
ejaan yang muncul sejak Ejaan van Ophuysen sampai Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan, seminar-seminar, penelitian-penelitian, dan secara legal
formal adalah ditetapkannya bahasa Indonesia secara resmi sebagai bahasa nasional dan
bahasa negara dalam bab XV pasal 36 Undang-undang Dasar 1945.
Bahasa menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008 : 119) adalah suatu sistem
lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat ununtuk
bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Selain itu terdapat juga
pendapat mengenai bahasa menurut Wibowo (2003) juga turut mengutarakan pengertian
bahasa, menurutnya bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting
dalam hidup bersama.
Di indonesia saat ini banyak menggunakan bahasa asing atau bahasa gaul dalam
bahasa sehari – hari. Banyaknya penggunaan bahasa gaul dalam bahasa sehari – hari.
Banyaknya penggunaan bahasa gaul dalam bahsa sehari – hari tidaklah meghilangkan
penggunaan bahasa Indonesia melainkan makna dan penggunaan bahasa Indonesia yang
baik, sopan dan santun dalam kehidupan sehari – hari menjadi kabur. Saat ini banyak di
kalangan remaja yang menggunakan bahsa gaul dalam bahasa –sehari – hari merekan.
Bahkan para remaja ini mulai menciptakan bahasa – bahasa gaul yang digunakan
dikalangan mereka. Para remaja ini membuat bahasa Indonesia menjadi bahasa gaul
dengan cara memplesetkan bahasa Indonesia.
HIPOTESIS
Menurut saya keeksistensian bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan ilmu
pengetahuan pada era globalisasi sangat perlu dipelajari karena pada zaman sekarang
teknologi semakin canggih yang menggunakan bahasa-bahasa dari luar.Sehingga kita
juga harus bisa menguasai berbagai bahasa untuk menghadapi era globalisasi sekarang
ini.
PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DAN BAHASA GAUL DI KALANGAN
REMAJA
Dari hasil pengamatan kami mengenai penggunaan bahasa baku dan non baku di
masyarakat kami menemukan berbagai penggunaan bahasa non baku yang kami temukan
di sekitar lingkungan. Dan kami mewawancarai beberapa orang mengenai pandangan
mereka terhadap penggunaan bahasa non baku tersebut.Ternyata masih banyak
masyarakat yang belum bisa menggunakan bahasa dengan baku sehingga mereka lebih
sering menggunakan bahasa sehari-hari mereka dengan bahasa non baku.
b. Pemerintah perlu mensosialisasikan penggunaan bahasa baku yang efektif dan benar
kepada masyarakat.
Kemudian, bahasa juga dijelaskan secara rinci oleh Chaer (2012:33) berupa
sistem, berbentuk lambang, berbentuk bunyi, bersifat arbitrer, bermakna, konfensional,
unik, universal, produktif, bervariasi, dinamis, manusiawi, digunakan sebagi alat interaksi
sosial, dan berfungsi sebagai identitas penuturnya. Chaer lebih menjelaskan bahasa
sebagai alat komunikasi yang memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan
bahasa yang dimiliki oleh makhluk ciptaan Tuhan yang lain atau bisa dikatakan bahasa
merupakan hak milik manusia sebagai insan yang mampu berkomunikasi dan karnanya
manusia bisa berkembang dan bertahan hidup.
Bunyi yang dimaksud dalam bahasa menurut G.A. Miller (1974:8, dalam Pateda,
2011:7) berisi beberapa hal, berikut.
a. Pholological information, informasi yang bersifat fonologis, bunyi yang tata makna.
Kemudian, menurut Hill (1958:3-9) menjelaskan terdapat lima sifat bahasa yang
berwujud bunyi, sebagai berikut:
a. Bahasa merupakan seperangkat bunyi yang bersistem dan dikeluarkan oleh alat bicara
manusia.
b. Hubungan antara bunyi bahasa dan objek (reference) bersifat arbitrary (manasuka).
Artinya, hubungan antara bunyi dan wujudnya yang berwujud benda, atau konsep bersifat
manasuka. Buktinya bunyi cai dalam bahasa Sunda, air dalam bahasa Indonesia, dan
water dalam bahasa Inggris.
c. Bahasa itu bersistem. Setiap bahasa di dunia ini mempunyai sistem sendiri. Sistem
bahasa Indonesia berbeda dengan sistem bahasa Inggris dan bahasa lain di dunia ini.
d. Bahasa adalah seperangkat lambang. Memang bunyi yang dihasilkan oleh alat bicara
manusia itu berwujud lambang. Misalnya, bunyi kuda lambangnya adalah /k,u,d,a/ kalau
kita suarakan dan berwujud kuda kalau kita tuliskan dalam bahasa Indonesia (sebab
dalam bahasa Inggris akan ditulis (h,o,r,s,e) . Lambanglambang itu kita mengerti
maknanya apabila lambang tersebut berada dalam kawasan bahasa yang kita pahami.
e. Bahasa bersifat sempurna, maksudnya bahasa yang kita gunakan dapat ditambahkan
unsur lain bisa berwujud gerakan tangan, perubahan roman muka, atau penambahan unsur
suprasegmental pada setiap satuan ujaran.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahasa sebagai alat komunikasi
bermakna bahwa bahasa merupakan deretan bunyi yang bersistem, berbentuk lambang,
bersifat arbitrer, bermakna, konfensional, unik, universal, produktif, bervariasi, dinamis,
manusiawi, dan alat interaksi sosial yang menggantikan individual dalam menyatakan
sesuatu atau berekspresi kepada lawan tutur dalam suatu kelompok sosial sebagai alat
untuk berkomunikasi dan identitas penuturnya.
Mengapa kita wajib berkata yang baik dan santun? Ini merupakan salah satu
ajaran inti ajaran agama Islam (juga agama lainnya). Penjelasan yang logis dan praktis
adalah hasil penelitian Dr. Masaru Emoto. Dr. Masaru Emoto melakukan penelitian
selama 2 bulan bersama sahabatnya Kazuya Ishibashi (seorang ahli sains yang mahir
menggunakan mikroskop). Masaru yang menyelesaikan pendidikannya di Yokohama
Municipal University berhasil mendapatkan foto kristal air dengan membekukan air pada
suhu -25 derajat Celsius dan menggunakan alat foto berkecepatan tinggi. Lalu ditelitilah
air dengan menggunakan respon kata-kata, gambar, serta suara. Hasilnya luar biasa,
sebagaimana yang sudah dibaca banyak orang. Air, katanya, bisa menerima pesan.
Bahkan dalam bukunya yang lain, "The Hidden Message in Water", Masaru mengatakan,
air seperti pita magnetik atau compact disk.
Air mengenali kata tidak hanya sebagai sebuah desain sederhana, tetapi air dapat
memahami makna kata tersebut. Saat air sadar bahwa kata yang diperlihatkan membawa
informasi yang baik maka air akan membentuk kristal. Jika kata positif yang diberikan
(dipajankan secara tulisan atau dibunyikan), maka kristal yang terbentuk akan merekah
luar biasa laksana bunga yang sedang mekar penuh. Sebaliknya, jika kata-kata negatif
yang diberikan, maka akan menghasilkan pecahan kristal dengan ukuran yang tidak
seimbang. Bahkan berbentuk buruk tidak membentuk kristal apapun. Mungkin juga air
dapat merasakan perasaan orang yang menulis kata tersebut.
Berdasarkan penelitian Dr. Masaru, semakin jelas terlihat bahwa kualitas air
dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk, bergantung pada informasi yang diterimanya
atau bahasa yang dipajankan kepadanya. Hal ini membuat kita yakin bahwa kita,
manusia, juga dipengaruhi oleh informasi yang kita terima karena 70% tubuh manusia
dewasa adalah air.
Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa berfungsi sebagai wahana
untuk menyampaikan imformasi dengan cepat dan sekecil-kecilnya, sehingga kita dapat
menguasai ilmu tersebut. Pada saat ini, Indonesia dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi masih tertinggal jika dibandingkan dengan di negara-negara maju seperti
negaranegara di Eropa dan Amerika. Karena bahasa Inggris berkembang secara seimbang
dengan ilmu pengetahuannya, maka penggunaan bahasa pengantar pada buku-buku yang
dipakai dalam memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi pun banyak yang
menggunakan bahasa Inggris.
Hal ini berbanding terbalik dengan bahasa Indonesia yang perkembangannya tak
seimbang dengan perkembangan budaya masyarakatnya. Oleh sebab itu, walaupun
bahasa Indonesia sudah berperan sebagai alat persatuan tetapi belum dapat berperan
sebagai pengantar ilmu pengetahuan. Dengan digunakannya bahasa Indonesia sebagai
pengantar ilmu pengetahuan, salah tafsir atau makna ganda sedapat mungkin dihindari
karena kata yang dipakai umumnya lebih bersifat denotatif daripada konotatif, ungkapan
yang dipakai sederhana dan tanpa basabasi. Di samping itu, kejelasan tuturan ditandai
dengan urutan keterangan yang saling berhubungan dan mudah dipahami oleh pembaca.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia , Pengaruh adalah daya yang ada atau
timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuatan seseorang. Pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang yang –
berbeda dengan kekuasaan – tidak begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan
memaksakan kepentingan.
Hubungan bahasa dengan orientasi sosial disebut heteroglossin. Faktor sosial atau
heteroglossia juga menjadi penyebab pengaruh bahasa Inggris terhadap bahasa Indonesia
dalam penamaan badan usaha. Kecenderungan memilih bahasa Inggris untuk penamaan
badan usaha merupakan bahwa masyarakat lokal memandang kebudayaan luar dari segi
status sosial, politik, ekonomi, dan bahasa dipandang lebih kuat dan lebih baik (Riani
2014: 12). Dominasi penggunaan bahasa Inggris terhadap bahasa Indonesia menunjukkan
sikap berbahasa penutur bahasa Indonesia sebagai gejala xenoglossophilia, yaitu gejala
psikologi berupa kecenderungan mencintai 4 penggunaan kata-kata yang aneh atau asing
dengan cara tidak wajar.
a. Interferensi Menurut Chaer (2008: 66), “Interferensi adalah terbawa masuknya unsur
bahasa lain ke dalam bahasa yang sedang digunakan sehingga tampak adanya
penyimpangan kaidah dari bahasa yang digunakan itu’. Sebagianmasyarakat Indonesia
menempatkan bahasaInggris di atas bahasa Indonesia. Faktor yang menyebabkan
timbulnya sikap tersebut adalah pandangan sosial ekonomi dan bisnis. Penguasaan bahasa
Inggris yang baik menjanjikan kedudukan dan taraf sosial ekonomi yang jauh lebih baik
daripada hanya menguasai bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa Inggris di ruang umum telah menjadi kebiasaan yang sudah
tidak terelakkan lagi. Hal tersebut mengkibatkan lunturnya bahasa dan budaya Indonesia
yang secara perlahan tetapi pasti telah menjadi bahasa primadona. Misalnya, masyarakat
lebih cenderung memilih “pull” untuk “dorong” dan “push” untuk “tarik”, serta
“welcome” untuk “selamat datang”. (Saddhono, 2012 dalam Kajian Sosiolingustik
Pemakaian Bahasa Mahasiswa Asing dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
Penutur Asing (BIPA) di Universitas Sebelas Maret), mengtip bahwa pemakaian bahasa
Indonesia sebagai bahasa kedua bagi mahasiswa penutur bahasa asing pun tidak lepas
dari kesalahan. Makin tinggi jumlah kesalahan, makin rendah tingkat pencapaian tujuan
pembelajaran bahasanya.
b. Integrasi
Chaer (2008:67), “Integrasi adalah unsurunsur dari bahasa lain yang terbawa
masuk sudah dianggap, diperlakukan dan dipakai sebagai bagian dari bahasa yang
menerima atau yang memasukinya”.Proses integrasi memerlukan waktu yang cukup
lama, karena unsur yang berintegrasi itu harus disesuaikanmulaidarilafal, ejaansampaitata
bentuknya.
Dalam proses integrasi, sebuah unsur serapan telah disesuaikan dengan sistem
atau kaidah bahasa penyerapnya sehingga tidak terasa lagi keasingannya. Proses
penyesuaian unsur integrasi akan lebih cepat apabila bahasa sumber dengan bahasa
penyerapnya memiliki banyak persamaan. Misalnya, “televisi” yang merupakan serapan
dari “television” dan “sistem” yang merupakan serapan dari “system”.
c. AlihKode
Alih kode adalah beralihnya penggunaan suatu kode (entah bahasa atau ragam
bahasa tertentu) ke dalam kode yang lain (bahasa atau bahasa lain) (Chaer, 2000: 67).
Misalnya, seseorang yang sedang berbicara menggunakan bahasa Indonesia tiba-tiba
beralih menggunakan bahasa Inggris. Alih kode merupakan salah satu aspek
ketergantungan bahasadalam masyarakat multilingual yang disebabkan oleh perubahan
peran dan situasi.
d. Campur Kode
Campur kode adalah dua kode atau lebih digunakan bersama tanpa alasan dan
biasanya terjadi dalam situasi santai (Chaer, 2000: 69). Dalam campur kode, penutur
menyelipkan unsur-unsur bahasa lain ketika sedang memakai bahasa tertentu. penutur
secara sadar atau sengaja menggunakan unsur bahasa lain ketika sedang berbicara. Oleh
karena itu, dalam bahasa tulisan, biasanya unsur-unsur tersebut ditunjukkan dengan
menggunakan garis bawah atau cetak miring sebagai penjelasan bahwa si penulis
menggunakannya secara sadar.
UU Nomor 24 Tahun 2009 secara umum memiliki 9 Bab dan 74 pasal yang pada
pokoknya mengatur tentang praktik penetapan dan tata cara penggunaan bendera, bahasa,
dan lambang negara, serta lagu kebangsaan berikut ketentuanketentuan pidananya.
Setidaknya ada tiga tujuan dibentuknya UU Nomor 24 Tahun 2009 ini adalah untuk (a)
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
(b) menjaga kehormatan yang menunjukkan kedaulatan bangsa dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia; dan (c) menciptakan ketertiban, kepastian, dan standarisasi
penggunaan bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan.
Unsur-unsur asing ini telah menambah sejumlah besar kata ke dalam bahasa
Indonesia sehingga bahasa Indonesia mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan
zaman. Sejalan dengan perkembangan itu muncullah masalah-masalah kebahasaan,
khususnya penyerapan kosakata-kosakata bahasa Inggris. Kosakata bahasa Inggris ada
yang diserap secara utuh kedalam bahasa Indonesia dan ada yang diserap
sebagiansaja.Penyerapan ini mengacu pada pengucapan kata aslinya sehingga dapat
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
Bahasa gaul merupakan salah satu cabang bahasa dari bahasa Indonesia. Bahasa
gaul umumnya mulai muncul di kalangan masyarakat pada tahun 1980 – an. Pada tahun
1980 – an bahasa gaul lebih dikenal dengan bahasa prokem. Bahasa prokem saat itu
digunakan oleh kalangan pergaulan preman. Penggunaan bahasa prokem ini dapat
dikatakan sebagai kode yang digunakan oleh kelompok tertentu.
Dapat dikatakan sebagai kode karena makna dari bahasa prokem setiap kelompok
dapat berbeda – beda. Makna dari bahasa tersebut hanya diketahui oleh anggota
kelompok tersebut saja. Pada awalnya penggunan bahsa prokem ini bertujuan untuk
merahasiakan isi obrolan dari kelompok tertentu. Penggunaan bahasa prokem oleh
preman saat itu tidak digunakan pada situasi dan tempat yang khusus, melainkan pada
situasi dan tempat yang umum. Terlalu seringnya menggunakan bahasa prokem ini
menjadikan orang awam yang bukan anggota kelompok tersebut lama kelamaan akan
mengerti makna dari bahasa sandi tersebut. Pada akhirnya penggunaan bahasa prokem ini
tidak hanya digunakan oleh kalangan anggota kelompok tertentu saja. Namun orang
awam yang bukan anggota dari kelompok tersebut juga mulai menggunakan bahasa
prokem dalam kehidupan sehari – hari mereka. Oleh karena itu makna dari bahasa
prokem tidak lagi menjadi bahasa yang memiliki makna rahasia.
Saat ini penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan
sehari – hari sudah mulai bergeser digantikan oleh bahasa gaul. Bahasa gaul jika
digunakan dalam situasi nonformal akan dapat dipahami, namun sangat tidak tepat jika
penggunaan bahasa gaul ini digunakan dalam situasi yang formal. Bahasa gaul banyak
digunakan oleh kalangan remaja. Banyaknya pengguna remaja dipicu oleh gengsi dalam
diri mereka karena jika tidak mengetahui, mengerti dan menggukan bahasa gaul maka
remaja tersebut akan dianggap ketinggalan jaman oleh remaja lain.
Fenomena penggunaan bahasa gaul tidak hanya hasil dari modifikasi bahasa
Indonesia namun juga terdapat modifikasi bari bahasa lain. Bahasa gaul sendiri tidak
hanya hasil dari modifikasi suatu bahasa namun juga dapat berupa bahasa – bahasa yang
sedang popupler digunakan oleh khalayak ramai. Adapun tabel berikut ini memaparkan
bahasa gaul yang merupakan hasil dari modifikasi bahasa baku bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Menurut Nurhasanah (dalam Swandy 2017 : 4) Bahasa gaul adalah gaya
bahasa yang merupakan perkembangan atau modifikasi dari berbagai macam bahasa,
termasuk bahasa Indonesia sehingga bahasa gaul tidak memiliki sebuah struktur gaya
bahasa yang pasti.
penyebab banyaknya penggunaan bahasa gaul saat ini karena kurangnya rasa
cinta mereka terhadap bahasa Indonesia sebgai bahasa nasional. Saat ini sejalan dengan
perkembangan zaman semakin terlihat pengaruh yang diberikan oleh bahasa gaul
terhadap penggunaan bahsa Indonesia yang baik dan benar dalam penggunan tatanan
bahasanya. Penggunaan bahasa gaul paada kalangan remaja membawa pengaruh yang
kurang baik terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai indentitas nasional. Saat
ini banyak di kalangan masyarakat yang sudah memakai bahasa gaul dalam kehidupan
sehari – hari mereka. Seolah – olah tidak memahami bahwa bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional. Bahkan pengguna bahasa gaul merambah ke ranah kalangan anak
remaja. Seharusnya sebagai warga Negara Indonesia menghindaari pemakaian bahasa
gaul yang sangat banyak digunakan di masyarakat.
Selain itu Beta Puspa (2015 : 5) juga mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh
yang posistif dan negatif dari bahasa gaul sebagai berikut : dampak positif ini dapat
dilihat bawa penggunaan bahahasa gaul banyak digunakan di kalangan remaja. Namun
bila penggunaan bahasa gaul ini digunakan pada situasi yang tepat akan memberikan
manfaat mengenai inovasi bahasa yang muncul nantinya.
KESIMPULAN
b. Bahasa sebagai citra pikiran bermakna bahwa bahasa terbentuk dari pikiran, atau
bentuk bahasa (secara individual dan spontan) meniru atau mengikuti bentuk pikiran atau
ide.
c. Bahasa sebagai citra kepribadian bermakna bahwa bahasa berkaitan dengan etika
berbahasa yang diyakininya. Etika berbahasa ini sangat erat berkaitan dengan pemilihan
kode bahasa, norma-norma sosial, dan sistem budaya yang berlaku dalam satu
masyarakat. Dengan menggunakan bahasa dengan memperhatikan etika berbahasa, maka
pribadi seseorang akan dikatakan baik.
Masyarakat Indonesia saat ini banyak yang menggunakan bahasa gaul dan
singkatan – singkatan dala kegiatan sehari – hari merupakan bentuk penyimpangan dari
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Adannya penyimpangan ini dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Luntur atau hilangnnya
penggunaan bahasa Indonesia dikarenakan kurangnya kesadaaran dalam diri untuk
mencintai dan menggunakan bahasa Indonesia di negeri sendiri. Hal ini terkadang
diperparah oleh maraknya dunia artis yang menggunakn bahasa gaul di media massa dan
elektronik.
DAFTAR PUSTAKA
Alisjahbana, St. Takdir. (1978). Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia I. Jakarta:
Dian Rakyat.
Bloch, Bernard & Trager. (1984). Outline of Linguistic Analysis, dalam Henry
Guntur Tarigan, Psikolinguistik. Bandung: Angkasa.
Rahayu, Arum Putri. 2015. “Menumbuhkan Bahasa Indonesia yang Baik dan
Benar dalam Pendidikan dan Pengajaran”. Dalam Jurnal: Paradigma, Volume 2, Nomor
1, Halaman 1-15.
Swandy, Eduardus. 2017. “Bahasa Gaul Remaja dalam Media Social Facebook”.
Dalam Jurnal: Bastra volume 1 nomor 4, halaman 1-4.
Sari, Beta Puspa. 2015. “Dampak Penggunaan Bahasa Gaul di Kalangan Remaja
Terhadap Bahasa Indonesia”. Dalam Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB
2015, halaman 2-5.