PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bahasa merupakan sebuah ucapan yang berasal dari perasaan serta pikiran
manusia yang di sampaikan secara teratur dan dengan memakai bunyi sebagai
mediumnya.
sebuah ucapan yang berasal dari perasaan serta pikiran manusia yang di
sampaikan secara teratur dan dengan memakai bunyi sebagai mediumnya. Menurut
Carrol mengatakan bahwa bahasa adalah sistm berstruktural tentang bunyi serta
urutan bunyi bahasa yang bersifat mana suka, yang di pakai ataupun dapat di gunakan
untuk berkomunikasi antara sesama kelompok manusia dan secara agak tuntas untuk
memberi nama kepada berbagai jenis benda, peristiwa, serta proses yang ada dalam
Bahasa pada dasarnya ialah bunyi serta manusia suda memakai bahasa lisan tersebut
sebelum bahasa lisan, seperti halnya anak yang baru belajar berbahasa sebelum
belajar untuk menulis. Di dunia banyak orang yang dapat berbahasa lisan, namun
tidak dapat untuk menuliskannya. Jadi bahasa pada dasarnya ialah bahasa lisan,
adapun menulis merupakan bentuk bahasa kedua. Tulisan itu merupakan lambang
1
Begitu pula dengan bahasa daerah seperti yang kita ketahui, banyak sekali bahasa
daerah di gunakan sebagai bahasa komunikasi setiap harinya di masyarakat setempat. Hal
ini di karenakan tidak semua masyarakat memahami penggunaan bahasa daerah yang
baku. Selain itu masyarakat merasa canggung menggunakan bahasa indonesia yang baku
Oleh karena itu masyarakat lebih cenderung menggunakan bahasa indonesia yang
telah terafiliasi oleh bahasa daerah, baik secara pengucapan maupun arti bahasa tersebut.
perkembangan era globalisasi yang makin maju maka tingkat bahasa juga sangat penting.
Tapi kita lihat sekarang ini bahasa daera dan bahasa indonesia secara bersamaan dalam
melakukan komunikasi satu sama lain. Fenomena ini sanggat banyak kita jumpai dalam
kehidupan sehari- hari di kalanggan orang tua tapi yang lebih parahnya lagi para remaja
Mengingat masalah ini bukan di hadapi oleh orang tua saja, bahkan suda
berpengaruh di kalangan siswa. Maka pada kesempatan ini kami akan menfangkat judul
“ pengaruh bahasa daerah tehadap kemampuan berpidato ’’ Dan kami jadikan siswa
SMA Negeri 8 Buru sebagai sampel penelitian kami karena kami melihat para siswa
Penelitihan ini dilakukan untuk menambah pengetahuan kami pada pengaruh bahasa
daerah terhadap kemampuan berpidato. Sehingga dapat di jadikan sebagai sebuah bahan
pertimbangan agar tidak ada lagi pengaruh bahasa daerah terhadap kemampuan berpidato
2
dan perlu dapat perhatian yang lebih serius dalam rangka membentuk remaja-remaja
yang pandai mengunakan bahasa yang sesuai dengan kata bahasa yang ada.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitihan ini sebagai
berikut:
Apa tindakan yang harus di lakukan untuk mencegah pengunaan bahasa daerah
C. Tujuan Penelitian
kemampuan berpidato.
D. Manfaat Penelitian
bahasa Indonesia
E. Definisi Operasional
3
Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa lambang bunyi,
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa juga merupakan perwujudan
tingkah laku manusia baik lisan maupun tulisan sehingga orang dapat mendengar,
mengerti, serta merasakan apa yang dimaksud. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki
oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin dipergunakan manusia dalam
Bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam
sebuah negara kebangsaan; apakah itu pada suatu daerah kecil, negara
Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk
Pidato merupakan salah satu teori dari pelajaran bahasa indonesia. Pidato biasanya
digunakan oleh seorang pemimpin untuk memimpin dan berorasi di depan banyak
4
BAB II
LANDASAN TEORITIK
A. Landasan Teoritik
a. Hakikat Bahasa
1. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa lambang bunyi,
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa juga merupakan perwujudan tingkah
laku manusia baik lisan maupun tulisan sehingga orang dapat mendengar, mengerti,
serta merasakan apa yang dimaksud. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap
manusia di dunia ini yang secara rutin dipergunakan manusia dalam kehidupan sehari-
Gorys Keraf (1997:1) berpendapat bahwa Bahasa adalah alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Setiap
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia belum bisa dikatakan bahasa, bila makna
tidak terkandung di dalamnya. Apakah setiap arus ujaran mengandung makna atau tidak,
haruslah dilihat dari konvensi suatu kelompok masyarakat tertentu. Setiap kelompok
masyarakat bahasa, baik kecil maupun besar, secara konvensional telah sepakat bahwa
setiap struktur bunyi ujaran tertentu akan mempunyai arti tertentu pula. Dengan demikian
terhimpunlah bermacam-macam susunan bunyi yang satu berbeda dari yang lain, yang
5
Makna kata baru menjadi jelas kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat.
Kalau lepas dari konteks kalimat, makna kata itu umum dan kabur tetapi penggunaan
secara khusus, dalam bidang kegiatan tertentu. Penggunaan kata secara cermat sehingga
berubah, dan bergeser. Gejala perubahan makna sebagai akibat dari perkembangan
makna oleh para pemakai bahasa. Bahasa berkembang sesuai dengan perkembangan
pikiran manusia.
dengan mulai berlakunya konstitusi. Di timur leste. Bahasa Indonesia berposisi sebagai
bahasa kinerja.
Dari sudut pandang linguistik, Bahasa Indonesia adalah suatu varian bahasa
Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau dari abad ke-19. Dalam
di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad
28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa
Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini
6
dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya.
Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus
menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia,
Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar
warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia
sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari
perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai
dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu
beberapa minggu.
menyandarkan diri pada bahasa Melayu Tinggi (karena telah memiliki kitab-kitab
rujukan) sejumlah sarjana Belanda mulai terlibat dalam standardisasi bahasa. Promosi
7
bahasa Melayu pun dilakukan di sekolah-sekolah dan didukung dengan penerbitan
karya sastra dalam bahasa Melayu. Akibat pilihan ini terbentuklah "embrio" bahasa
Indonesia yang secara perlahan mulai terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu Riau-
Johor.
Pada awal abad ke-20 perpecahan dalam bentuk baku tulisan bahasa Melayu
Van Ophuijsen dan pada tahun 1904 Persekutuan Tanah Melayu (kelak menjadi bagian
dari Malaysia) di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson. Ejaan Van Ophuysen
diawali dari penyusunan Kitab Logat Melayu (dimulai tahun 1896) van Ophuijsen,
dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.
Volkslectuur("Komisi Bacaan Rakyat" - KBR) pada tahun 1908. Kelak lembaga ini
menjadi Balai Poestaka. Pada tahun 1910 komisi ini, di bawah pimpinan D.A. Rinkes,
program ini sangat pesat, dalam dua tahun telah terbentuk sekitar 700
bangsa" pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa
Melayu sebagai bahasa nasional atas usulan Muhammad Yamin, seorang politikus,
sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta,
Yamin mengatakan,
8
"Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan
kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan
yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat
dipengaruhi oleh sastrawan Minangkabau, seperti Marah Rusli, Abdul Muis, Nur Sutan
Iskandar, Sutan Takdir Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi, Idrus, dan Chairil
1. Fungsi Bahasa
Konsep bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran. Bahasa adalah alat untuk
beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran,
Bagi sosiolinguistik konsep bahwa bahasa adalah alat atau berfungsi untuk
sosiolinguistik adalah “who speak what language to whom, when and to what end”. Oleh
karena itu fungsi-fungsi bahasa dapat dilihat dari sudut penutur, pendengar, topic, kode
9
mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu
menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini pihak pendengar juga dapat menduga apakah si
2. Fungsi Direktif
Dilihat dari sudut pendengar atau lawan bicara, bahasa berfungsi direktif, yaitu
mengatuf tingkah laku pendengar. Di sini bahasa itu tidak hanya membuat si pendengar
melakukan sesuatu, tetapi melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang dikehendaki
pembicara.
3. Fungsi Fatik
Bila dilihat segi kontak antara penutur dan pendengar, maka bahasa bersifat fatik.
berpola tetap, seperti pada waktu pamit, berjumpa atau menanyakan keadaan. Oleh
seperti senyuman, gelengan kepala, gerak gerik tangan, air muka atau kedipan mata.
makna.
4. Fungsi Referensial
Dilihat dari topik ujaran bahasa berfungsi referensial, yaitu berfungsi untuk
membicarakan objek atau peristiwa yang ada disekeliling penutur atau yang ada dalam
budaya pada umumnya. Fungsi referensial ini yang melahirkan paham tradisional bahwa
10
bahasa itu adalah alat untuk menyatakan pikiran, untuk menyatakan bagaimana si penutur
Dilihat dari segi kode yang digunakan, bahasa berfungsi metalingual atau
metalinguistik. Artinya, bahasa itu digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri.
pengetahuan dan lain-lain. Tetapi dalam fungsinya di sini bahasa itu digunakan untuk
membicarakan atau menjelaskan bahasa. Hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran
6. Fungsi Imajinatif
Jika dilihat dari segi amanat (message) yang disampaikan maka bahasa itu
berfungsi imajinatif. Bahasa itu dapat digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan
dan perasaan; baik yang sebenarnya maupun yang hanya imajinasi (khayalan) saja.
Fungsi imaginasi ini biasanya berupa karya seni (puisi, cerita, dongeng dan sebagainya)
Bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam
sebuah negara kebangsaan; apakah itu pada suatu daerah kecil, negara
11
Dalam rumusan Piagam Eropa untuk Bahasa-Bahasa Regional atau
negara dari negara tersebut, yang secara numerik membentuk kelompok yang
tersebut.
Setelah mengetahui dengan detail dan jelas mengenai pengertian bahasa daerah,
mari kita simak lebih lanjut beberapa contohnya yang dapat ditemukan di kepulauan di
Indonesia.
Bahasa Aceh adalah bahasa daerah yang berasal dari wilayah provinsi Aceh.
Bahasa ini digunakan oleh suku Aceh yang berada di wilayah pesisir provinsi Aceh,
sebagian wilayah pedalaman dari provinsi Aceh dan di kepulauan yang berada di sekitar
provinsi Aceh.
Bahasa Batak adalah bahasa tradisional yang dituturkan oleh warga asli yang
berasal dari Sumatera Utara. Bahasa Batak termasuk ke dalam kelompok bahasa yang
12
berada dalam rumpun Melayu Polinesia. Aksara dalam bahasa Batak disebut sebagai
Surat Batak.
Bahasa Batak sendiri dibagi menjadi tiga jenis yakni Utara, Simalungun dan
Selatan. Kelompok Utara adalah bahasa Alas Kluet, Dairi dan Karo. Kelompok Selatan
adalah bahasa Toba, Angkola dan Mandailing. Sebagai perantara dari keduanya ada
bahasa Simalungun.
Bahasa Minang adalah bahasa ibu dari suku Minangkabau yang berasal dari
Sumatera Barat. Bahasa Minang termasuk ke dalam rumpun bahasa Melayu. Bahasa
Minang bisa ditemukan di banyak tempat seperti di Sumatera Barat, pantai barat dari
Aceh, barat Riau, pantai barat Sumatera Utara dan wilayah-wilayah lain di sekitar
Sumatera Barat.
Bahasa Minang sangat kental dengan dialek Melayu, namun menurut para ahli,
bahasa Minang bukanlah bahasa Melayu melainkan salah satu cabang dari bahasa
Bahasa Sunda ialah bahasa tradisional dari suku Sunda yang populasinya berada di
Jawa Barat, Jakarta, Banten dan sedikit di wilayah Jawa Tengah. Bahasa Sunda termasuk
di dalam rumpun bahasa Melayu Polinesia dan merupakan salah satu cabang dari bahasa
Austronesia.
13
Bahasa Sunda berkerabat dekat dengan bahasa Baduy. Keduanya adalah bahasa
Bahasa Jawa ialah bahasa tradisional yang dituturkan oleh suku Jawa yang banyak
tinggal di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur dan beberapa daerah
di Jawa Barat.
Bahasa Jawa adalah bahasa daerah yang paling banyak persebarannya di Indonesia
maupun di luar Indonesia. Hal ini dikarenakan persebaran penduduk suku Jawa sangat
Selain itu ada juga negara yang menggunakan bahasa Jawa selain Indonesia yakni
Suriname dan Kaledonia Baru (tetapi anak-anak remaja negara tersebut rata-rata sudah
tidak bisa berbahasa Jawa). Dialek Jawa yang kental bisa dilihat dari dialek masyarakat
Bahasa Madura ialah bahasa yang dituturkan oleh semua suku Madura. Bahasa
sekitarnya.
14
Dari segi pelafalan, bahasa Madura memiliki lafal yang unik dan sulit untuk
dipelajari oleh orang dari luar suku Madura. Bahasa ini memiliki pelafalan yang terkesan
Indonesia
pengaruh terhadap bahasa yang akan diperoleh seseorang pada tahapan berikutnya,
khususnya bahasa formal atau resmi yaitu bahasa Indonesia. Sebagai contoh, seorang
anak memiliki ibu yang berasal dari daerah Sekayu sedangkan ayahnya berasal dari
daerah Pagaralam dan keluarga ini hidup di lingkungan orang Palembang. Dalam
mengucapkan sebuah kata misalnya “mengapa”, sang ibu yang berasal dari Sekayu
diucapkan ngapo. Ketika sang anak mulai bersekolah, ia mendapat seorang teman yang
berasal dari Jawa dan mengucapkan “mengapa” dengan ngopo. Hal ini dapat
menimbulkan kebinggungan bagi sang anak untuk memilih ucapan apa yang akan
digunakan.
Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa keanekaragaman budaya dan bahasa
daerah merupakan keunikan tersendiri bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan yang
menandakan identitas dan ciri khas masing-masing daerah. Masyarakat yang merantau
15
ke ibukota Jakarta mungkin lebih senang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
daerah dengan orang berasal dari daerah yang sama, salah satunya dikarenakan agar
menambah keakraban diantara mereka. Tidak jarang pula orang mempelajari sedikit
atau hanya bisa-bisaan untuk berbahasa daerah yang tidak dikuasainya agar terjadi
suasana yang lebih akrab. Beberapa kata dari bahasa daerah juga diserap menjadi
Bahasa Indonesia yang baku, antara lain kata nyeri (Sunda) dan kiat (Minangkabau).
Bahasa Indonesia:
iii) Sebagai identitas dan ciri khas dari suatu suku dan daerah.
2) Dampak Negatif:
ii) Warga negara asing yang ingin belajar bahasa Indonesia menjadi
daerah.
16
3) Pada bahasa-bahasa daerah di Indonesia juga terdapat beberapa kata yang sama
dalam tulisan dan pelafalan tetapi memiliki makna yang berbeda, berikut beberapa
contohnya:
Tulang dalam bahasa Batak bermakna abang atau adik dari ibu.
17
11. Iba dalam bahasa Indonesia bermakna merasa kasihan.
Bere dalam bahasa Batak bermakna anak dari kakak atau adik perempuan kita.
Melalui beberapa contoh itu ternyata penggunaan bahasa daerah memiliki tafsiran yang
berbeda dengan bahasa lain. Jika hal tersebut digunakan dalam situasi formal seperti
daerahnya akan memiliki tafsiran makna yang beragam. Oleh karena itu, penggunaan
bahasa daerah haruslah pada waktu, tempat, situasi, dan kondisi yang tepat.
E. Pengertian Pidato
Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk
menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal. Pidato biasanya
dibawakan oleh seorang yang memberikan orasi-orasi dan pernyataan tentang suatu
hal/peristiwa yang penting dan patut diperbincangkan. Pidato merupakan salah satu teori
Pidato biasanya digunakan oleh seorang pemimpin untuk memimpin dan berorasi di
Keraf (2001: 23) mengemukakan lima maksud dan tujuan berpidato, yaitu sebagai
berikut :
18
1. Mendorong
para pendengar.
2. Meyakinkan
fakta di sertai bukti-bukti serta contoh-contoh konkrit merupakan hal yang harus
diterapkan, Supaya reaksi yang di harapkan dari para pendengar adalah terjadinya
persesuain pendapat atau keyakinan dan kepercayaan atas materi yang di sampaikan.
3. Berbuat
Reaksi fisik (tindakan) dari pendengar merupakan dampak dari tujuan berpidato
berbuat. Tujuan pidato ini dapat dilihat ketika pendengar melakukan perbuatan
sebagaimana yang diinginkan oleh pembicara. Oleh karena itu, pidato dengan tujuan
4. Memberitahukan
mengerti tentang sesuatu hal, atau untuk memperluas pengetahuan, dari pemahaman
19
tersebut dapat di kategorikan bahwa pidato dengan tujuan memberitahukan bersifat
5. Menyenangkan
Tujuan pidato ini adalah menghibur pendengar. Pidato dengan jenis ini
biasanya terdapat sisipan-sisipan humor. Humor menjadi alat penting yang tidak
1. Fungsi pidato
4. Menciptakan suatu keadaan yang kondusif di mana hanya perlu 1 orang saja yang
5. mempermudah komunikasi.
6. Tujuan pidato
a. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
c. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang
20
BAB III
METODE PENELITIAN
21