Anda di halaman 1dari 18

TUGAS BAHASA INDONESIA

Pentingnya Bahasa Indonesia untuk Kehidupan


Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Bahasa Indonesia yang diampu oleh Bapak Kusyairi, S.Pd.I,. M.Pd.I

Oleh :
ABD. RAZAQ (2022510037)
TRI RISKI ARI NUGRAHA (2022510001)
ADITIA SAPUTRA (2022510074)
BENI AHMED ZULKARNAIN (2022510105)
AHMAD SYAIFUL FAHRI (2022510103)
MUIHAMMAD JAMALULLAIL (2022510023)
Kelas: C
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MADURA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
Pentingnya Bahasa Indonesia untuk Kehidupan

Abstrak

Negara Indonesia merupakan bangsa yang sangat luas Negara Indonesia


memiliki ratusan Bahasa dan berbagai macam suku yang berbeda di setiap daerahnya.
Hampir setiap daerah di Indonesia mempunyai dialek ataupun tata berbicara masing-
masing. Di dalam perbedaan ini, Bahasa memiliki peranan penting untuk
mempersatukan negeri ini Namun tidak jarang karena setiap daerah mempunyai cara-
cara mereka sendiri untuk berkomunikasi sehingga menyebabkan cara-cara tersebut
terbawa di mana pun mereka berada.

Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam penggunaanya.


Bahasa Indonesia sudah menjadi identitas bagi semua rakyat Indonesia termasuk yang
berada di berbagai Negara. Maka dari itu, Bahasa mempunyai peranan yang krusial
baik di dalam negeri maupun secara global.

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari terkadang bahasa Indonesia di anak tirikan


dalam hal penggunaannya, terlebih pada masyarakat pedesaan yang memang mereka
masih merasa asing dengan bahasa Indonesia, bahkan seolah menjadi problem ketika
ada yang menggunakan bahasa Indonesia di sekitar mereka. Hal itu bukan karena
mereka tidak acuh, akan tetapi karena kurangnya interaksi mereka dengan orang luar,
sehingga menganggap kalau bahasa Indonesia tidak terlalu penting, kakunya mereka
dalam menggunakan bahasa Indonesia terkadang juga menjadi salah satu penyebab
pudarnya penggunaan bahasa Indonesia, karena anggapan mereka orang yang
menggunakan bahasa Indonesia di pedesaan, hanya karena sebatas pamer dan ingin
dipuji, sehingga tidak jarang kita akan diledek jika berbahasa Indonesia.

Namun seiring dengan bergulirnya zaman, Bahasa indonesia mulai digunakan


di pedesaan, hal itu terjadi karena beberapa sebab, diantara-Nya; banyaknya
masyarakat pedesaan yang mulai merantau keluar kota, seringnya orang asing masuk
pada masyarakat wilayah pedesaan. Bahkan yang sangat terlihat dalam pertumbuhan
dalam penggunaan bahasa indonesia yakni ketika masyarakat pedesaan lebih
menerapkan bahasa indonesia ketika berbicara dengan putra-putrinya yang masih
kecil, sehingga sedikit banyak anak-anak diusia dini sudah paham bahasa indonesia.
1. Pengertian Bahasa Indonesia
1. Pengertian bahasa
Bahasa adalah suatu alat komunikasi yang digunakan makhluk hidup
untuk berinteraksi antara satu dengan yang lain. Di dalam berbahasa terdapat 2
macam bentuk, Bahasa formal dan non-formal. Bahasa verbal merupakan
suatu alat komunikasi yang digunakan manusia sejak lahir dan menjadi
komunikasi dasar yang digunakan secara umum oleh masyarakat di dunia
Setidaknya terdapat sekitar 7000 bahasa yang ada di dunia. Bahasa yg paling
banyak digunakan saat ini adalah Bahasa Inggris. Bahasa tersebut paling
banyak digunakan masyarakat di dunia karena telah ditetapkan sebagai Bahasa
Internasional Kemudian untuk Bahasa nonverbal mempunyai banyak jenis
Beberapa diantaranya ialah Bahasa Tubuh, sandi morse, dan masih banyak
lagi. Jadi, Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting digunakan
dalam keseharian manusia Terutama saat berkomunikasi antar manusia, baik
itu dalam usaha bisnis, komunikasi dengan orang tua, bahkan dengan
penyandang cacat Sebagai makhluk yang normal, kita juga bisa mempelajari
Bahasa yang digunakan oleh penyandang cacat.

MENURUT PARA AHLI

Di bawah ini merupakan beberapa pengertian atau definisi yang dikemukakan


oleh beberapa ahli baik di dalam negeri maupun dari luar negeri.

Menurut Owen dalam Stiawan (2006:1), menjelaskan definisi bahasa


yaitu language can be defined as a socially shared combinations of those
symbols and rule governed combinations of those symbols (bahasa dapat
didefenisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem
konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol
yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan).

Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua


pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat
komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang
mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.

Sedangkan bahasa menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Hasan


Alwi, 2002: 88)bahasa berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang
digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama,
berinteraksi, dan mengidentifikasi diri dalam bentuk percakapan yang baik,
tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik.

Kesimpulan Pengertian Bahasa menurut ahli

Berdasarkan beberapa pengertian bahasa tersebut maka dapat diambil


kesimpulan bahwa pengertian bahasa adalah sistem yang teratur berupa
lambang-lambang bunyi yang digunakan untuk mengekspresikan perasaan dan
pikiran bahasa tersebut.

Dalam arti dari pengertian bahasa tersebut, hal ini menonjolkan beberapa segi
sebagai berikut:

Bahasa adalah sistem. Maksudnya bahasa itu tunduk kepada kaidah-


kaidah tertentu baik fonetik, fonemik, dan gramatik. Dengan kata lain bahasa
itu tidak bebas tetapi terikat kepada kaidah-kaidah tertentu. Sistem bahasa itu
sukarela (arbitary). Sistem berlaku secara umum, dan bahasa merupakan
peraturan yang mendasar. Sebagai contoh: ada beberapa bahasa yang memulai
kalimat dengan kata benda seperti Bahasa Inggris, dan ada bahasa yang
mengawali kalimatnya dengan kata kerja. Dan seseorang tidak dapat menolak
aturan-aturan tersebut baik yang pertama maupun yang kedua. Jadi tidak
tunduk kepada satu dialek tertentu.
Bahasa itu pada dasarnya adalah bunyi, dan manusia sudah
menggunakan bahasa lisan sebelum bahasa lisan seperti halnya anak belajar
berbicara sebelum belajar menulis. Di dunia banyak orang yang bisa
berbahasa lisan, tetapi tidak dapat menuliskannya. Jadi bahasa itu pada
dasarnya adalah bahasa lisan (berbicara), adapun menulis adalah bentuk
bahasa kedua. Dengan kata lain bahasa itu adalah ucapan dan tulisan itu
merupakan lambang bahasa.

2. Sejarah perkembangan Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia yang digunakan sebagai bahasa resmi di Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) ini sejatinya berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu
yang digunakan tersebut merupakan bahasa Melayu kuno yang masih dapat diselidiki
sebagai peninggalan masa lalu. Para peneliti pun melaksanakan penelitian lanjutan
dan menemukan bahwa bahasa Austronesia juga mempunyai hubungan erat atau
kekeluargaan dengan bahasa-bahasa yang ada dan digunakan di daratan Asia
tenggara.
Bahasa Indonesia atau bahasa Melayu yang digunakan sebagai bahasa
penghubung di beberapa negara Asia Tenggara sebenarnya sudah cukup lama
digunakan. Sebelumnya, bahasa Indonesia atau bahasa Melayu dikenal oleh warga
sekitar yang sehari-harinya berbahasa bukan bahasa Indonesia atau bahasa Melayu.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa ukiran yang ditemukan di daerah-
daerah yang sehari-harinya menggunakan bahasa penduduk bukan bahasa Indonesia
atau bahasa Melayu. Tentunya ada juga yang ditemukan di daerah-daerah yang sehari-
harinya bahasa penduduknya sudah menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa
Melayu.
Latar belakang dari perkembangan bahasa ini dapat ditunjukkan dengan ukiran
Kedukan Bukit, Talang Tuo, Kota Kapur, dan Karah Barahi. Pada saat bangsa Eropa
pertama kali datang ke Indonesia, bahasa Melayu sebelumnya memiliki situasi yang
fenomenal di tengah-tengah bahasa lokal di Nusantara ini. Pigafetta yang melakukan
perjalanan Magelhaen ke seluruh dunia, pernah singgah di Tidore pada tahun 1521
untuk menyusun kata-kata Melayu. Ini adalah bukti nyata bahwa bahasa Melayu yang
berasal dari Indonesia bagian barat telah menyebar ke bagian timur Tidore, Indonesia.
Demikian pula, menurut Jan Huygen van Lischoten, seorang pelaut Belanda yang 60
tahun kemudian berlayar ke Indonesia, mengatakan bahwa bahasa Melayu tidak
diragukan lagi, sangat harum namanya tetapi di sisi lain dipandang sebagai bahasa
yang terhormat. Ini menyiratkan bahwa itu menunjukkan bahwa bahasa Indonesia
begitu terkenal dan dianggap pada saat itu.
Pada tanggal 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia secara otoritas berubah
menjadi bahasa kesatuan atau bahasa umum. Nama bahasa Indonesia bersifat politis,
karena sesuai dengan nama negara yang diinginkan, khususnya Negara Indonesia.
Sifat politik tersebut dibawa oleh kerinduan bahwa masyarakat Indonesia memiliki
jiwa juang bersama dalam memperjuangkan kemerdekaan sehingga merasa lebih
terikat dalam satu ikatan: "Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa."

Kesatuan dan kepercayaan negara Indonesia disumpah melalui butir-butir


yang menyertai janji para pemuda dan tertuang di dalam sumpah pemuda yang
berbunyi sebagai berikut.
Pertama:
Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kedua:
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Dalam ketiga butir sumpah pemuda tersebut, terdapat perbedaan antara janji
ketiga dengan janji pertama dan kedua, lebih tepatnya pada kata mengaku. Janji
pertama dan kedua menyatakan "mengakui menumpahkan satu darah dan menjamin
menjadi satu bangsa." Artinya negara kita satu, yaitu Indonesia. Sementara itu kata
"menjunjung" dapat dimaknai mempertahankan bahasa persatuan yaitu bahasa
Indonesia. Sumpah ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang
digunakan seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dicirikan sebagai bahasa yang digunakan oleh masyarakat hingga
para tokoh bangsa dari tingkat desa/ kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi
yang ada seluruh Indonesia.
Terdapat penjelasan ilmiah mengenai bahasa Melayu yang digunakan sebagai
bahasa umum dan dijadikan dasar bahasa Indonesia. Timbul sebuah pertanyaan
sederhana mengapa tidak bahasa Jawa atau Sunda, yang penggunaannya hampir
mencakup seluruh penduduk Indonesia.
Adapun variabel-variabel penyebabnya, sebagai berikut.
1. Sejarah telah membantu penyebaran bahasa Melayu.
Bahasa Melayu adalah bahasa yang paling banyak digunakan di Indonesia, bahasa
yang paling banyak digunakan atau bahasa pertukaran. Dengan bantuan para
saudagar, bahasa Melayu menyebar ke seluruh nusantara, terutama di masyarakat
perkotaan sekitar pelabuhan. Bahasa Melayu adalah kontak antar manusia di
zaman tersebut.
2. Bahasa Melayu sendiri memiliki kerangka dasar, sederhana, dan mudah untuk
dipelajari. Namun, derajat bahasa tidak dikenal seperti dalam bahasa Jawa atau
Bali, atau perbedaan penggunaan bahasa yang bersahaja seperti dalam bahasa
Sunda atau Jawa.
3. Komponen inti, khususnya marga-marga Jawa dan Sunda dengan sengaja
mengakui bahasa Indonesia sebagai bahasa umum, semata- mata bergantung pada
pengakuan manfaat kesungguhan dalam mengabaikan jiwa dan rasa jati diri
karena mereka tahu tentang syarat kesatuan dan persatuan.
4. Kapasitas bahasa yang sebenarnya juga merupakan salah satu variabel penentu.
Jika bahasa tersebut tidak memiliki kemampuan untuk digunakan sebagai bahasa
sosial dari perspektif yang luas, jelas bahasa tersebut tidak dapat dibentuk menjadi
bahasa yang ideal. Sejujurnya, itu cenderung menunjukkan bahwa bahasa
Indonesia adalah bahasa yang dapat digunakan untuk merencanakan kesimpulan
secara tepat dan mengungkapkan perasaan secara jelas.

Adapun Motivasi utama di balik mengapa bahasa melayu digunakan sebagai substrat
setelah pengenalan bahasa Indonesia.

1. Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa yang paling banyak digunakan


selama ratusan tahun sebelumnya di seluruh bangsa Indonesia. Ini tidak terjadi
dalam bahasa Jawa, Sunda, atau bahasa teritorial lainnya.
2. Bahasa Melayu memiliki wilayah persebaran paling luas dan melampaui
batas-batas penutur pertama bahasa yang berbeda meskipun bukan penutur
lokal bahasa Jawa, Sunda, Madura, dan bahasa teritorial lainnya.
3. Bahasa Melayu masih erat diidentikkan dengan berbagai bahasa bangsa
sehingga tidak dipandang sebagai bahasa yang tidak dikenal.
4. Bahasa melayu lebih bersifat sederhana, tidak mengenal tingkat- tingkat
bahasa sehingga lebih mudah dipelajari. Berbeda dengan bahasa Jawa, Sunda,
Madura yang mengenal tingkat-tingkat di dalam penggunaan bahasanya.
5. Bahasa melayu dianggap mampu mengatasi perbedaan-perbedaan bahasa
antarpenutur yang berasal dari berbagai daerah. Dipilihnya bahasa Melayu
menjadi bahasa persatuan tidak menimbulkan perasaan kalah terhadap
golongan yang lebih kuat dan tidak ada persaingan antarbahasa daerah.

Berdasarkan pada poin 5 itu, kita wajib bersyukur atas kerelaan mereka
membelakangkan bahasa daerah atau bahasa ibunya demi cita-cita yang lebih tinggi,
yakni cita-cita nasional. Berselang tiga bulan menjelang Sumpah Pemuda, tepatnya 15
Agustus 1926, Soekarno dalam pidatonya menyatakan bahwa perbedaan bahasa di
antara suku dan bangsa Indonesia tidak akan menghalangi persatuan, tetapi makin
luas bahasa Melayu (bahasa Indonesia) itu tersebar, sehingga makin cepat
kemerdekaan Indonesia dapat terwujud.

Di zaman Belanda ketika dewan rakyat terbentuk pada 18 Mei 1918 bahasa Melayu
memperoleh pengakuan sebagai bahasa resmi kedua di samping bahasa Belanda yang
berkedudukan sebagai bahasa resmi pertama yang diputuskan di dalam sidang dewan
rakyat.

3. Fungsi Bahasa Indonesia


1. Fungsi Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sosial
Dalam kedudukannya, bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat
pengembangan kebudayaan nasional, sebagai pengantar ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta kegiatan keagamaan. Di dalam hubungan ini, bahasa Indonesia
merupakan satu- satunya alat yang memungkinkan untuk melakukan
pembinaan serta mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa
sehingga memiliki ciri- ciri dan identitasnya sendiri. Inilah yang
membedakannya dari kebudayaan di daerah-daerah. Pada waktu yang relatif
sama, bahasa Indonesia dipergunakan sebagai alat untuk menyatakan nilai-
nilai sosial budaya nasional Indonesia.

2. Bahasa Indonesia Sebagai Pengantar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Bahasa Indonesia juga berfungsi sebagai bahasa pendukung ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin modern untuk kepentingan negara.
Bahasa merupakan kunci utama untuk membuka khasanah pengetahuan dan
teknologi. Dalam karya sastra terdapat pengetahuan dan nilai-nilai spiritual
kultural, maka di dalam buku-buku ilmu pengetahuan tersebut terdapat ilmu
pengetahuan dan teknologi dari berbagai disiplin ilmu.

Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia masih relatif tertinggal


jika dibandingkan dengan negara-negara barat. Perkembangan bahasa yang
terjadi di negara-negara barat seakan seimbang dengan perkembangan ilmu
pengetahuannya. Hal tersebut disebabkan hadirnya buku-buku yang
dipergunakan untuk memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi
menggunakan bahasa Inggris. Keadaan tersebut tidak sebaik pada penggunaan
bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sedikit ketinggalan, perkembangannya tak
selaju perkembangan budaya bangsa Indonesia itu sendiri. Oleh sebab itu,
walaupun bahasa Indonesia sudah berperan sebagai alat persatuan akan tetapi
belum maksimal dalam perannya sebagai pengantar ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi modern di Indonesia


yang cepat dapat memberikan manfaat tersendiri. Ilmu pengetahuan dan
teknologi tersebut dapat disebarluaskan melalui penulisan maupun
penerjemahan buku- buku teks serta penyajian pelajaran di lembaga-lembaga
pendidikan dengan mempergunakan bahasa Indonesia.

Bagi bangsa Indonesia, sebagian besar ilmu pengetahuan masih


dianggap asing. Untuk itu, Indonesia perlu membiasakan sikap-sikap ilmiah
dengan cara melengkapi buku-buku ilmiah sebagai salah satu syarat wajibnya.
Menurut Halim (dalam Bakry, 1981: 179) kesalahan tersebut bukan
disebabkan oleh kemiskinan bahasa yang ada dibangsa Indonesia. Hal tersebut
bukan disebabkan oleh ketidakmampuan bahasa Indonesia sebagai pengantar
ilmu pengetahuan yang baik, akan tetapi karena kekurangan bahasa Indonesia
dalam hal peristilahan-peristilahan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Itulah sebabnya, Pusat Bahasa sampai hari ini selalu melakukan upaya untuk
menciptakan istilah-istilah baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Usaha lain yang harus segera dilakukan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi adalah dengan melakukan penerjemahan semua
buku-buku ilmu pengetahuan di dunia ke dalam bahasa Indonesia. Dengan
adanya informasi-informasi ilmiah dalam bahasa Indonesia, pasti akan ada
kemajuan pesat pada bidang ilmu pengetahuan yang berarti meningkatkan
mutu bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmiah.

3. Bahasa Indonesia Sebagai Pengantar Kegiatan Keagamaan di Indonesia


Saat ini bahasa Indonesia banyak dipergunakan dalam aktivitas
keagamaan sebagai alat atau sarana berkomunikasi untuk menginformasikan
pesan-pesan keagamaan kepada masyarakat luas. Hal ini telah terjadi sejak
negara maritim Sriwijaya yang beribu kota di Sumatra pernah menjadi pusat
dari aktivitas pengajian dan penyiaran agama Budha. I Tsing, adalah musafir
dari Cina, memperdalam pengetahuannya tentang agama Budha di ibu Kota
Sriwijaya tersebut. Dengan bahasa, agama Budha kala itu dipelajari dan
disebarkan. Dimasa itu agama disebarluaskan dengan bahasa wilayah tersebut.
Selain itu, di wilayah Provinsi Jawa Tengah terdapat sebuah prasasti yang
berasal dari abad VII, prasasti itu dikenal dengan nama prasasti Canggal,
ditulis dalam bahasa Melayu. Dari tulisan yang ada di dalam prasasti itu kita
dapat mengenal bahwa sudah ada bahasa untuk komunikasi antarpenduduk
setempat yaitu dengan bahasa Jawa. Prasasti itu juga berkaitan dengan
kegiatan keagamaan.

Sewaktu ajaran agama Islam masuk ke wilayah Asia Tenggara, tidak


dapat diragukan lagi bahwa bahasa Melayu ikut memegang peranan penting
dalam penyebarannya agama Islam ke daerah-daerah yang jauh di Indonesia.
Hal tersebut tidaklah mengherankan dikarenakan secara kebetulan penutur asli
bahasa Melayu tersebut tinggal di daerah strategis yang banyak disinggahi
atau juga dijadikan tempat bermukim para pedagang dan para musafir.

4. Bahasa Indonesia sebagai Lambang Identitas Nasional


Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa yang budaya dan
bahasanya berbeda. Untuk membangun kepercayaan diri yang kuat, sebuah
bangsa memerlukan identitas. Identitas sebuah bangsa dapat diwujudkan di
antaranya melalui bahasanya. De- ngan adanya sebuah bahasa yang mengatasi
berbagai bahasa yang berbeda, suku-suku bangsa yang berbeda dapat
mengidentifikasikan diri sebagai satu bangsa melalui bahasa tersebut. Sebagai
lambang identitas nasional, bahasa Indonesia harus dijunjung tinggi di sam-
ping bendera dan lagu kebangsaan. Di dalam pelaksanaan fungsi ini, bahasa
Indonesia harus memiliki identitasnya tersendiri yang membedakannya
dengan bahasa lain. c. Bahasa Indonesia sebagai Alat Pemersatu Berbagai
Suku Bangsa

Sebuah bangsa yang terdiri atas berbagai suku bangsa yang budaya dan
bahasanya berbeda dan mengalami masalah besar da- lam melangsungkan
kehidupannya. Perbedaan dapat memecah belah bangsa tersebut. Dengan
adanya bahasa Indonesia yang diakui sebagai bahasa nasional oleh semua suku
bangsa yang ada, perpecahan ini dapat dihindari karena suku-suku bangsa
tersebut merasa satu. Kalau tidak ada sebuah bahasa, seperti bahasa Indo-
nesia, yang dapat menyatukan suku-suku bangsa yang berbeda, akan banyak
muncul masalah perpecahan bangsa.

5. Bahasa Indonesia sebagai Alat Perhubungan Antardaerah dan Antarbudaya


Masalah yang dihadapi bangsa yang terdiri atas berbagai suku bangsa
dengan budaya dan bahasa yang berbeda adalah komunikasi. Diperlukan
sebuah bahasa yang dapat dipakai oleh suku-suku bangsa yang berbeda
bahasanya sehingga mereka dapat berhubungan. Bahasa Indonesia sudah lama
memenuhi kebutuhan ini. Sudah berabad-abad bahasa ini menjadi lingua
franca di wilayah Indonesia.
Bahasa Indonesia perlu dibina dan dikembangkan untuk menunjukkan
kepada bangsa lain tentang kekayaan nasional berupa pemilikan bahasa
nasional Indonesia. Bahasa inilah yang telah berhasil menyatukan cita dan
semangat masyarakat Indonesia yang majemuk. Nilai-nilai budaya yang
berkadar nasional dikomunikasikan melalui bahasa Indonesia.
4. Kedudukan Bahasa Indoneaia.
Kedudukan dicirikan sebagai status umum suatu bahasa sebagai susunan
lambang kualitas-kualitas sosial yang dirumuskan berdasarkan kualitas-kualitas sosial
bahasa yang dirujuk. Padahal kapasitas adalah nilai guna bahasa yang rinci sebagai
tugas penggunaan bahasa dalam posisi yang diturunkan kepadanya.

Bahasa Indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa umum dan bahasa


negara. Situasi bahasa Indonesia sebagai bahasa umum telah diadakan sejak sumpah
pemuda dikukuhkan pada tanggal 28 Oktober 1928, sedangkan situasi sebagai bahasa
negara telah diadakan sejak inisiasi UUD 1945 (18 Agustus 1945). Dalam UUD 1945,
Bagian XV, Pasal 36 menyatakan "Bahasa negara adalah bahasa Indonesia."

1. Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional


Kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan
tersebut dimiliki oleh bahasa Indonesia sejak dilahirkannya sumpah pemuda pada
tanggal 28 Oktober 1928. Kedudukan ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa
bahasa Melayu yang menjadi dasar bahasa Indonesia, telah digunakan sebagai
lingua franca selama berabad-abad di seluruh kawasan Indonesia. Di dalam
masyarakat juga tidak terjadi persaingan bahasa antara bahasa daerah yang satu
dan bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukan sebagai bahasa nasional.
Dalam kedudukan bahas Indonesia diamanatkan sebagai bahasa nasional, dan
berfungsi sebagai (1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang identitas
nasional, (3) alat pemersatu berbagai suku bangsa yang berlatar belakang sosial
budaya dan bahasa yang berbeda, dan (4) alat perhubungan antardaerah dan
antarbudaya.
Sebagai lambang kebanggaan nasional, mencerminkan nilai-nilai sosial
budaya yang mendasari rasa kebanggaan bangsa Indonesia. Melalui bahasa
nasional, bangsa Indonesia menyatakan harga diri dan nilai-nilai budaya yang
dijadikannya asas dan pegangan hidup. Begitu pula rasa bangga dalam memakai
bahasa Indonesia wajib disosialisasikan terus menerus. Rasa bangga merupakan
wujud sikap positif terhadap bahasa Indonesia.
Sebagai lambang identitas nasional, menimbulkan wibawa bangsa Indonesia,
harga diri, dan teladan bagi bangsa-bangsa lain. Hal ini dapat terjadi jika bangsa
Indonesia selalu dilestarikan dan dikembangkan secara baik sehingga tidak
tercampuri oleh unsur-unsur bahasa asing (terutama bahasa Inggris). Untuk itu
kesadaran akan penggunaan kaidah bahasa Indonesia harus selalu ditingkatkan.
Percampuran bahasa Indonesia dengan asing (terutama bahasa Inggris) dalam
berbahasa masih sering ditemukan, seperti contoh berikut ini.
Penulisan pada sebuah papan usaha:
Aditama Tailor; Service Televisi. Pengujaran dalam kehidupan sehari-hari:
"Aku lebih suka belanja di supermarket daripada di pasar tradisional."
Bahasa yang bercampur seperti di atas tidak baik dipandang dari segi
kebanggaan suatu bangsa dan tidak benar dari segi kebahasaan. Agar penggunaan
dapat dijadikan teladan dan dihormati orang lain terutama orang asing, pemakaian
bahasa seperti contoh di atas harus diubah dan diperbaiki menjadi seperti contoh
berikut ini.
Penulisan pada sebuah papan usaha: Penjahit Aditama, Perbaikan Televisi.
Pengujaran dalam kehidupan sehari-hari:
"Aku lebih suka belanja di swalayan dari pada di pasar tradisional."
Sebagai alat pemersatu, bahasa Indonesia mampu menunjukkan fungsinya
yaitu mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku, agama,
budaya, adat istiadat, dan bahasa ibunya (bahasa pertama). Hal itu nampak jelas
sejak diikrarkannya sumpah pemuda. Pada zaman Jepang yang penuh kekerasan
dan penindasan, bahasa Indonesia digembleng menjadi alat pemersatu yang
ampuh bagi bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diletakkan di atas kepentingan
daerah atau golongan.

Sebagai alat perhubungan, bahasa Indonesia dapat menghubungkan bangsa


Indonesia yang berlatar belakang sosial budaya dan bahasa ibu (bahasa pertama)
yang berbeda-beda. Berkat bahasa Indonesia, suku-suku bangsa yang berbeda-
beda bahasa ibu (bahasa pertama) dapat berkomunikasi secara akrab dan lancar
sehingga kesalahpahaman antarindividu dan antarkelompok tidak pernah terjadi.
Karena bahasa Indonesia pula kita dapat menjelajah ke seluruh pelosok tanah air
tanpa hambatan yang berarti. Sehubungan dengan hal tersebut, bahasa Indonesia
memungkinkan berbagai suku bangsa mencapai keserasian hidup sebagai bangsa
yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan
pada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah. Dengan bahasa
Indonesia yang ditetapkan sebagai bahasa nasional, kita dapat meletakkan
kepentingan nasional kita jauh di atas kepentingan daerah dan golongan.

Sejalan dengan fungsi dan kegunaannya sebagai alat perhubungan antardaerah


dan antarbudaya, bahasa Indonesia telah berhasil menjalankan fungsinya sebagai
alat pengungkapan perasaan. Jika beberapa tahun yang lalu masih ada orang yang
merasa bahwa bahasa Indonesia belum sanggup mengungkapkan nuansa perasaan
yang halus dan sopan, maka sekarang dapat kita lihat dalam kenyataan bahwa seni
sastra, baik yang tertulis maupun lisan, serta dunia perfilman kita telah
berkembang sedemikian rupa sehingga nuansa perasaan yang betapa halus dan
sopan pun dapat diungkapkan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Kenyataan
tersebut tentulah menambah tebalnya rasa bangga kita akan kemampuan bahasa
nasional yaitu bahasa Indonesia.
2. Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara
Selain kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga
berkedudukan sebagai bahasa resmi negara Indonesia, sesuai dengan ketentuan
yang ada dan tertera diUndang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36. Di dalam
kedudukan sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia juga berfungsi
sebagai: (1) bahasa resmi negara, (2) bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan,
(3) alat perhubungan dalam tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah, dan (4) alat
pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Sebagai bahasa negara difungsikan sebagai bahasa resmi kenegaraan. Di


dalam hubungan dengan fungsi ini, bahasa Indonesia dipakai di dalam segala
upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik secara lisan maupun dalam
bentuk tulisan. Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat-surat
yang dikeluarkan oleh pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya seperti
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
ditulis menggunakan bahasa Indonesia. Pidato-pidato kenegaraan, ditulis dan
diucapkan menggunakan bahasa Indonesia. Hanya di dalam keadaan tertentu,
demi kepentingan komunikasi antarbangsa, kadang-kadang pidato yang bersifat
resmi ditulis dan diucapkan di dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris/
bahasa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Demikian pula dengan penggunaan
bahasa Indonesia oleh warga masyarakat dalam pelaksanaan upacara, peristiwa,
dan kegiatan kenegaraan lainnya. Dengan kata lain, komunikasi timbal balik
antarpemerintah dan masyarakat berlangsung dengan mempergunakan bahasa
Indonesia.

Guna melaksanakan fungsinya sebagai bahasa resmi kenegaraan dengan


sebaik- baiknya, pemakai bahasa Indonesia di dalam pelaksanaan administrasi
pemerintahan perlu senantiasa dibina dan dikembangkan, penguasaan bahasa
Indonesia perlu dijadikan salah satu faktor yang menentukan di dalam
pengembangan ketenagaan seperti penerimaan karyawan baru, kenaikan pangkat
baik sipil maupun militer, dan pemberian tugas-tugas khusus baik di dalam
maupun di luar negeri. Di samping itu, mutu kebahasaan siaran-siaran radio dan
televisi baik milik pemerintah ataupun pihak swasta perlu senantiasa dibina dan
ditingkatkan sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari
taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP),
sekolah menengah atas (SMA) sampai dengan perguruan tinggi di seluruh
Indonesia kecuali di daerah-daerah tertentu seperti daerah bahasa Aceh, bahasa
Batak, bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Madura, bahasa Bali, dan bahasa
Makasar. Di daerah-daerah bahasa ini bahasa daerah yang bersangkutan dipakai
sebagai bahasa pengantar sampai dengan tahun ketiga pada pendidikan dasar.

Sebagai alat perhubungan tingkat nasional, bahasa Indonesia digunakan


sebagai alat komunikasi timbal balik antara pemerintah dan masyarakat, alat
perhubungan antardaerah dan antarsuku, dan juga sebagai alat perhubungan dalam
masyarakat yang latar belakang sosial budaya dan bahasa yang sama. Saat ini
sudah banyak yang menggunakan bahasa Indonesia apapun masalah yang
dibicarakan, apakah itu masalah yang bersifat nasional maupun kedaerahan.

Sebagai alat pengembang kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan, dan


teknologi, bahasa Indonesia adalah satu-satunya bahasa yang digunakan untuk
membina dan mengembangkan kebudayaan nasional yang memiliki ciri-ciri dan
identitasnya sendiri. Di samping itu, bahasa Indonesia juga digunakan untuk
memperluas ilmu pengetahuan dan teknologi modern baik melalui penulisan
buku-buku teks/referensi, penerjemahan, penyajian pelajaran di lembaga-lembaga
pendidikan umum maupun melalui sarana-sarana lain di luar lembaga pendidikan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia merupakan


bahasa terpenting di negara ini. Pada dasarnya penting atau tidaknya suatu bahasa
didasari oleh tiga faktor, yaitu (1) jumlah penutur suatu bahasa, (2) luas
penyebarannya, dan (3) peranannya sebagai sarana ilmu, susastra, dan ungkapan
nilai dari suatu budaya.

Penutur suatu bahasa yang berjumlah relatif sedikit menutup kemungkinan


bahasa tersebut memiliki peranan yang sangat penting. Artinya, jika ada dua
bahasa yang satu jumlah penuturnya sedikit dan bahasa yang satu memiliki jumlah
penutur yang banyak, maka dapat dipastikan bahasa dengan jumlah penutur
sedikit akan kurang mendapat perhatian dari penutur lainnya.

Luas penyebaran suatu bahasa menunjukkan banyak hal. Pertama, bahasa


tersebut banyak disenangi oleh pengguna bahasa. kedua, bahasa tersebut mudah
dipelajari dan enak digunakan di masyarakat. Ketiga, masyarakat penggunanya
adalah orang-orang yang memiliki wibawa, prestasi, dan prestise yang tinggi
sehingga masyarakat dari luar bahasa itu berasal akan merasa bangga jika
menggunakan bahasa tersebut.

Peranannya sebagai sarana ilmu, susastra, dan ungkapan nilai dari suatu budaya
menjadi sangat penting jika memiliki fungsi atau selalu digunakan di dalam
penyebaran ilmu pengetahuan, sastra, dan teknologi. Hanya orang-orang
masyarakat luas. Tidak dapat dibayangkan jika bahasa yang berfungsi sebagai
pengembang ilmu pengetahuan tersebut tidak pernah ada.
KESIMPULAN
Dari berbagai penjelasan terkait dengan bahasa Indonesia baik dari segi fungsi
dan kedudukan, tentunya kita bisa mengetahui pentingnya penggunaan bahasa
Indonesia pada kehidupan sehari-hari, terlebih di zaman modern sekarang ini.
Bahasa Indonesia disebut dengan bahasa persatuan karena memang perannya
pada kehidupan sangat jelas, baik dari aspek sosial, pendidikan, budaya bahkan
antar suku. Karena untuk memahami bahasa setiap suku atau wilayah itu bisa
dibilang tidak mungkin maka, bahasa Indonesia merupakan jalan satu-satunya
agar tetap dapat berinteraksi. Dengan demikian kita perlu dalam membiasakan
penggunaan bahasa Indonesia di kehidupan sehari-hari, dengan beberapa tujuan
yang di antaranya untuk melestarikan penggunaan bahasa Indonesia.
Juga menjadi salah satu problem pada realita yang ada, yakni masyarakat
banyak mencampur bahsa indonesia dengan bahasa asing seperti contoh diatas,
hal itu dikarenakan kurangnya pengetahuan dalam menggunakan bahasa indonesia
yang baik dan benar. Untuk itu, sangat baik jika bahasa indonesia dijadikan mata
pelajaran wajib di setiap tingkat pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Subakti, Hani dkk. (2021). Asas Bahasa Indonesia Perguruan Tinggi, Bandung:
Yayasan kita menulis.
Tejoprayitno, Juan Andiranto, (2021). Peran Bahasa Secara Nasional dan Global.
Nurdjan, Sukirman dkk. (2016). Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi,
Makassar Sulawesi Selatan: Aksara timur.

Anda mungkin juga menyukai