Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makhluk sosial. Sebagai mahkluk sosial berinteraksi merupakan hal
yang sangat dibutuhkan dalam hidup berkehidupan. Tentunya berinteraksi memerlukan
bahasa untuk menyampaikan pesan dan pikiran kepada lawan bicara. Di Indonesia terdapat
banyak suku daerah sehingga beragam pula bahasa yang dimiliki Indonesia. Hal ini
menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional sekaligus bahasa pemersatu, lambang
kebanggaan kebangsaan, alat komunikasi serta alat pemersatu bangsa yang berbeda suku,
agama, ras, adat istiadat, dan budaya. Namun, terlihat fenomena bahasa Indonesia di
kalangan masyarakat semakin luntur seiring perkembangan zaman. Namun, penggunaan
Bahasa Indonesia pada saat ini cenderung melemah seiring dengan penguatan Bahasa asing
yang digelar melalui pendidikan formal maupun non formal.

Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa bahasa negara adalah bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan pun diatur dalam
Pasal 33 Undang-Undang No 20/2003 Sisdiknas. Undang-undang tersebut menyatakan
“bahasa Indonesia sebagai bahasa negara menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan
nasional. Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam tahap awal
pendidikan apabila diperlukan dalam penyampaian pengetahuan dan/atau keterampilan
tertentu. Bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan pendidikan
tertentu untuk mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik”. Pernyataan itu
diperkuat oleh ditetapkannya Undang-Undang Republik Indonesia nomor 24 tahun 2009
tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Undang-undang ini
menyatakan bahwa, “bahasa Indonesia wajib digunakan sebagai bahasa pengantar dalam
pendidikan nasional”. Di Indonesia, pengguna bahasa berhadapan dengan keberadaan bahasa
Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing. Biasanya, anak pada awalnya akan terpapar pada
bahasa ibunya. Bahasa Ibu adalah bahasa pertama yang dikenal oleh seorang anak melalui
ibunya. Di Indonesia, bahasa ibu dapat berupa bahasa daerah (indigenous language)
mengingat bahwa Indonesia memiliki lebih dari enam ratus bahasa daerah. Bahasa ibu dapat
pula berupa bahasa Indonesia. Bagi anak-anak yang dibesarkan di kota-kota besar, bahasa
ibunya dapat berupa bahasa Indonesia. Bagi seorang anak yang lahir di luar negeri atau yang
salah satu orang tuanya, terutama ibunya, merupakan orang asing, bahasa ibu anak itu adalah
bahasa asing, bergantung pada tempat kelahirannya atau bahasa yang digunakan salah
seorang orang tuanya. Jadi, bahasa pertama seorang anak merupakan bahasa awal yang
dikenalnya.

Bahasa asing merupakan bahasa yang kaidahnya, kadang-kadang aksaranya, dan


konsepnya sama sekali berbeda dari bahasa Indonesia. Berarti, bahasa diajarkan sebagai
bahasa yang sama sekali belum dikenal oleh anak. Semua diajarkan: pelafalan, kosakata, tata
bahasa, situasi, bahkan cara menulis pun diajarkan untuk bahasa tertentu, seperti bahasa
Arab, Jepang, Mandarin, Korea, dan sebagainya. Bahasa Indonesia, Bahasa daerah dan
Bahasa asing pada dasarnya bisa dijalankan secara bersamaan, asalkan setiap warga Negara
tetap mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia. Indonesia terdiri atas berbagai suku
dengan bahasanya masing-masing. Disamping itu, penggunaan Bahasa asing di era pesatnya
perkembangan teknologi saat ini juga tidak dapat dihindari. Setiap warga Negara harus
menguasai tiga konsep Bahasa ini. Bahasa Indonesia akan sangat diperlukan ketika
berkomunikasi dengan orang lain yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, karena
merupakan Bahasa pemersatu. Sedangkan Bahasa daerah sendiri, diperlukan untuk
berkomunikasi dengan sesama suku. Disamping itu, penguasaan Bahasa asing juga sangat
penting untuk menunjang komunikasi dengan warga Negara lain. Selain itu, Bahasa asing
juga dapat menunjang kemampuan diri di era globalisasi seperti sekarang ini. Oleh karena
itu, warga Negara harus benar-benar memahami kedudukan antara Bahasa Indonesia, Bahasa
daerah dan Bahasa asing. Utamakan Bahasa Indonesia, lestarikan Bahasa daerah, kuasai
Bahasa asing.

2. RUMUSAN MASALAH
dari latar belakang diatas, berikut rumusan masalah yang akan dibahas:

2.1. Bagaimana konsep dari Bahasa Indonesia sebagai Bahasa pemersatu?


2.2. Bagaimanakah kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara dan Bahasa
nasional?
2.3. Apakah Bahasa Indonesia mempunyai fungsi khusus?
2.4. Bagaimanakah kedudukan Bahasa daerah dan Bahasa asing di Indonesia?
2.5. Apa fungsi Bahasa daerah dan Bahasa asing di Indonesia?

3. TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Bahasa Indonesia. Disampingitu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca dan
penyusun khususnya, tentang kedudukan Bahasa Indonesia, Bahasa daerah dan Bahasa asing di
Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

1. KERANGKA KONSEPTUAL BAHASA INDONESIA


Teeuw (dalam Rahayu, 2007: 8), mengatakan “Bahasa Indonesia adalah Bahasa
perhubungan yang berabad-abad tumbuh dengan perlahan-lahan di kalangan penduduk Asia
Selatan dan setelah bangkitnya pergerakan rakyat Indonesia pada abad XX yang insyaf
diangkat dan dimufakati serta dijunjung sebagai Bahasa persatuan”. Amin Singgih (dalam
Rahayu, 2007: 8), mengatakan “Bahasa Indonesia ialah Bahasa yang dibuat, dimufakati, dan
diakui serta digunakan oleh masyarakat seluruh Indonesia sehingga sama sekali bebas dari
unsur-unsur bahasa daerah yang belum umum dalam bahasa persatuan kita”. Dengan kata
lain, bahasa Indonesia ialah bahasa melayu yang sudah meyatu benar dengan suku-suku
bangsa yang ada di kepulauan Nusantara. Adapun bahasa daerah yang disumbangkan betul-
betul telah menyatu dan tidak lagi terasa sebagai bahasa daerah. Purbatjaraka (dalam Rahayu,
2007:8), mengatakan “Bahasa Indonesia ialah bahasa yang sejak kerajaan Sriwijaya telah
menajdi bahasa pergaulan atau lingua franca di seluruh Asia Tenggara”.

2. KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA


Effendi, Ed. (1979:49), menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kedudukan bahasa
adalah status relative bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya yang dirumuskan atas
dasar nilai sosial yang dihubungkan dengan bahasa yang bersangkutan. Berikut kedudukan
bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dan bahasa nasional.

2.1. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara


Istilah kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara diidektikkan dengan
bahasa resmi. Akan tetapi, Halim (dalam Effendi, Ed. 1979:52) tidak menggunakan
istilah bahsa resmi yang diidentikan dengan bahasa Negara. Hal ini dikarenakan adanya
pertimbangan (1) kenyataan tidak semua bahasa resmi adalah bahasa Negara.
Menurutnya, bahasa daerah dapat pula menjadi bahasa resmi di dlaam lignkungan sosial
budayanya sendiri, (2) upacara-upacara resmi keratin di Jawa menggunakan bahasa Jawa.
Demikian pula dalam kegiatan upacara adat, (i) di Gorontalo (kota, kab. Gorontalo, kab.
Gorontalo Utara, kab. Pohuwato, dan kab. Boalemo menggunakan bahasa Gorontalo,
sedangkan di Suwawa menggunkana bahsa Suwawa, (ii) di Sunda menggunakan bahasa
Sunda, (iii) di Minangkabau menggunakan bahasa Minangkabau, dan lain-lain.
Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara jika dikaji dari
perspektif Halim (1976:3-3), Effendi, Ed. (1979:52) , syafi’ie (1990:2), Rahayu
(2007:16), Alek dan H. P. H. achmad (2010:16), Nurjamal dan Sumirat (2010:210),
berlaku sejak tahun 1945. Hal ini sesuai yang tertera di dalam UUD 1945 bab XV
pasal36. Dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia dipakai dalam
segala kegiatan upacara, peristiwa dan kegiatan kenegaraan, baik secara lisan maupun
tulisan. Dokumen-dokumen, maupun undang-undang, peraturan-peraturan, dan surat
menyurat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan instansi kenegaaan lainnya ditulis dalam
bentuk bahasa Indonesia.

2.2. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional


Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional disebut juga sebagai bahasa persatuan atau
bahasa kebangsaan (Alwi dan Sugono, Ed, 2011:4). Bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan tercetus sejak tanggal 28 oktober 1928. Pengangkatan status bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional benar-benar dapat diwujudkan. Kenyataan menunjukkan dengan
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional rasa persatuan dan kesatuan
diantara suku, etnis, budaya, adat isitiadat dan agama yang ada di seluruh kepulauan
Nusantara terjalin. Kehadiran bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional tidak
menimbulkan sentimen negatif bagi yang menggunakannya. Sebaliknya, justru kehadiran
bahasa Indonesia dianggap sebagai pelindung sentiment kedaerahan dan sebagai penegah
ego kesukuan (Aleka dan HP. H Achmad, 2010:19).
3. FUNGSI BAHASA INDONESIA
Fungsi bahasa adalah nilai pemakaian bahasa yang dirumuskan sebagai tugas pemakaian
bahasa itu di dalam kedudukan yang diberikan kepadanya (Effendi, ed, 1979:49). Kedudukan
dan fungsi pada dasarnya merupakan dua hal yang sulit dipisahkan dan dibedakan. Berikut
fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dan bahasa nasional.

3.1. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara


Sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia menurut Halim (1976:7) dan Effendi, Ed,
(1979:52), Syafi’ie (1990:7), berfungsi :
1. Bahasa pengantar resmi kenegaraan,
2. Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,
3. Sarana perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan,
4. Sarana pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu penegtahuan dan
teknologi modern.

Rahayu (2007:16) mengemukakan bahwa bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai


bahasa Negara, bahasa Indonesia dipakai dalam kegiatan:

1. Pelaksanaan administrasi pemerintahan,


2. Pendidikan dan pengajaran, baik yang dikelola pemerintah maupun swasta,
3. Pengembangan nasional,
4. Pengembangan kesusatraan nasional,
5. Peningkatan mutu media,
6. Penulisan buku-buku pelajaran dan buku-buku ilmu pengetahuan, baik asli
maupun terjemahan.

Disamping itu, bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara juga berfungsi sebagai
pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

3.2. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional


Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional atau bahasa persatuan, bahasa Indonesia
menurut (Alwi dan Sugono, Ed, 2011:5), Rahayu (2007:18), Nurjamal dan Sumirat
(2010:210), berfungsi sebagai:
1. Lambang kebanggaan nasional,
2. Lambang identitas nasional,
3. Alat pemersatu berbagi kelompok etnik yang berbeda latar belakang sosial
budaya dan bahasanya, dan
4. Alat perhubungan antara budaya dan antara daerah.

Lebih lanjut Nurjamal dan Sumirat (2010:210) menambahkan sebagai bahasa


Nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:

1. Alat komunikasi antara suku bangsa dan budaya di seluruh tanah air, dan
2. Sebagai alat pengembang kebudayaan nasional.

Fungsi ini dapat dikatakan sebagai fungsi bahasa secara umum.

3.3. Fungsi bahasa Indonesia secara khusus


BAB III

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai