RAGAM BAHASA
Luasnya wilayah pemakaian dan beragamnya penutur bahasa
Indonesia, mengharuskan bahasa Indonesia taat pada hukum yang berlaku.
Hukum yang merupakan produk manusia, senantiasa mengalami perubahan
sesuai dengan kebutuhan. Nah, perubahan tersebut menggiring keberadaan
bahasa Indonesia itu sendiri pada tataran yang lebih baik dan terencana.
Selain itu, faktor sejarah dan perkembangan masyarakat ikut mempengaruhi
lahirnya bermacam ragam bahasa. Meskipun ada beberapa macam ragam
bahasa Indonesia, namun semuanya itu masih termasuk dalam koridor
„bahasa Indonesia‟ karena masing-masing ragam bahasa memiliki teras
atau inti sari bersama yang dapat dipahami secara umum. Penyebab
beberapa ragam bahasa itu sama adalah ciri dan kaidah tata bunyi,
pembentukan kata, dan tata makna umumnya yang masih sama. Oleh karena
itu, ketika kita berbicara, kita pun masih bisa memahami pembicaraan orang
lain yang berbahasa Indonesia meskipun kita juga mengenali perbedaan
ragam bahasa Indonesia lain yang digunakan oleh orang itu. Agar Anda
semakin mudah memahami pembicaraan mengenai ragam bahasa,
perhatikan paparan berikut ini.
Status sosial politik, dalam arti kedudukan dan fungsi, ketiga bahasa itu
telah dirumuskan dalam seminar politik bahasa nasional yang diadakan di
Jakarta bulan Februari tahun 1975. Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
bahasa nasional dan bahasa negara. Kedudukannya sebagai bahasa nasional
dimulai ketika dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, para
pendahulu kita mengangkatnya dari bahasa Melayu, yang sejak abad ke-16
telah menjadi lingua franca di seluruh Nusantara, menjadi bahasa
persatuan, yang akan digunakan sebagai alat perjuangan nasional.
Kedudukannya sebagai bahasa negara berkenaan dengan ditetapkannya di
dalam Undang-Undang Dasar 1945 Bab XV Pasal 36, yang menyatakan
bahwa bahasa negara adalah bahasa Indonesia. Sebagai bahasa
nasional,bahasa Indonesia menjalankan tugas sebagai (1) lambang
kebanggaan nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) sarana penyatuan
bangsa, dan (4) sarana perhubungan antarbudaya dan daerah. Lalu, dalam
kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia bertugas sebagai
(1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar resmi di lembaga-
lembaga pendidikan, (3) sarana perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
serta pemerintahan, dan (4) sarana pengembangan kebudayaan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan serta tekhnologi modern.