Anda di halaman 1dari 6

Nama: Fahira Ramadhani Saragih

NIM: 0801213125
Mata Kuliah: Bahasa Indonesia
Dosen Pembimbing:
Judul: Sejarah Bahasa Indonesia, KBBI, Fungsi Bahasa Indonesia, Bahasa
Baku dan Non Baku

SEJARAH BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa
Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerekaan
Indonesia tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di
Timor Leste, Bahasa Indonesia berposisi sebagi bahasa kerja. Dari sudut pandang Linguistik,
bahasa indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai
adalah bahasa Melayu-Riau dari abad ke-19.
Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagi bahasa
kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-
20. Penamaan “Bahasa Indonesia” di awali sejak di canangkannya Sumpah Pemuda, 28
Oktober 1928, untuk menghindari kesan “Imperialisme bahasa” apabila nama bahasa Melayu
tetap di gunakan.
Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu
yang di gunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, bahasa indonesia
merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru baik melalui
penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Meskipun di pahami
dan di tuturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu
bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga indonesia menggunakan salah satu dari
748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa Ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali
menggunakan versi sehari-hari (kolokial) atau mencampur adukkan dengan dialek Melayu
lainnya atau bahasa Ibunya.
Meskipun demikian, bahasa Indonesia di gunakan sangat luas di perguruan-perguruan,
media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik
lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa indonesia di gunakan oleh semua warga
indonesia. Bahasa Melayu dipakai dimana-mana diwilayah nusantara serta makin
berkembang dengan dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai
didaerah-daerah diwilayah nusantara dalam pertumbuhan dipengaruhi oleh corak budaya
daerah.  Bahasa Melayu menyerap kosa kata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa
sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.
Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan
dialek.Perkembangan bahasa Melayu diwilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong
tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia.Komikasi rasa persaudaraan
dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antar perkumpulan yang bangkit pada masa itu
menggunakan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan
untuk seluruh bangsa Indonesia dalam sumpah pemuda 28 Oktober 1928. Untuk memperoleh
bahasa nasionalnya, Bangsa Indonesia harus berjuang dalam waktu yang cukup panjang dan
penuh dengan tantangan.
Secara sejarah, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporal dari bahasa
Melayu yang struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih sama atau mirip dengan
dialek-dialek temporal terdahulu seperti bahasa Melayu Klasik dan bahasa Melayu Kuno.

Fungsi Bahasa Indonesia Dasar Jiwa Nasionalisme.


Menurut buku Arifin (2008:12) kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
memiliki fungsi, diantaranya:
1) Lambang Kebanggaan Kebangsaan
Di dalam fungsinya sebagai Lambang Kebangaan Kebangsaan, bahasa Indonesia
mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan. Atas dasar
kebangaan ini, bahasa Indonesia harus terus dijaga, pelihara dan kembangkan serta rasa
kebanggan pemakainya senantiasa kita bina.
2) Lambang Indentitas
Nasional Bahasa Indonesia fungsinya sebagai Indentitas Nasional, yang mengarah
pada penghargaan terhadap bahasa Indonesia selain bendera dan lambang negara. Di
dalam fungsinya bahasa Indonesia tentulah harus memiliki indentitasnya sendiri,
sehingga serasi dengan lambang kebangsaan yang lain. Bahasa Indonesia memiliki
indentitasnya hanya apabila masyarakat pemakainya terutama kaum muda dan pelajar
membina dan mengembangkanya sedemikian rupa sehingga bersih dari unsur-unsur
bahasa lain.
3) Alat Perhubungan Antarwarga, Antardaerah, Antarbudaya
Bahasa Indonesia memiliki peranan yang fital dimasyarakat umum dan nasional.
Berkat adanya bahasa Indonesia masyarakat dapat berhubungan satu dengan yang lain
sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial
budaya dan bahasa tidak perlu dikawatirkan. Masyarakat dapat berpergian ke seluruh
plosok tanah air dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satusatunya alat
komunikasi.

4) Alat Pemersatu Suku Budaya dan Bahasanya.


Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu suku, budaya dan bahasa maksudnya,
bahasa Indonesia memungkinkan keserasian di antara suku-suku, budaya dan bahasa di
Nusantara, tanpa harus menghilangkan indentitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-
nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Lebih dari itu,
dengan bahasa nasional itu masyarakat dapat meletakkan kepentingan nasional jauh di
atas kepentinggan daerah atau golongan. Sedangkan kedudukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa negara memiliki fungsi diantaranya:
a. Bahasa Resmi Kenegaraan Maksud dari Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
kenegaraan, bahwa bahasa Indonesia dipakai di 290 Prosiding Seminar Nasional Bulan
Bahasa UNIB2015 dalam kegiatan-kegiatan resmi kenegaraan seperti upacara, peristiwa
dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tulisan. Salah
satu kegiatan tersebut adalah penulisan dokumen dan putusan-putusan serta surat-surat
yang dikeluarkan oleh pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainya, serta pidatopidato
kenegaraan.
b. Bahasa Pengatar dalam Pendidikan Bahasa Indonesia memiliki fungsi fital di dunia
pendidikan di nusantara ini, mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan
tinggi di seluruh Indonesia, kecuali pada daerah-daerah tertentu yang masih
menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantarnya seperti Aceh, Batak, Sunda,
Jawa, Madura, Bali dan Makasar, akan tetapi hanya sampai tahun ke tiga pendidikan
Sekolah Dasar.
c. Alat Perhubungan pada Tingkat Nasional Dalam hal ini bahasa Indonesia dipakai
bukan saja sebagai alat komunikasi timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat luas,
dan bukan saja sebagai alat perhubungan antardaerah, dan antarsuku, melainkan juga
sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat yang sama latar belakang sosial budaya
dan bahasanya.
d. Alat Pegembangan Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Di dalam hubungan ini, bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang
memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian
rupa sehingga bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri dan indentitasnya sendiri, yang
membedakanya dengan kebudayaan daerah.

5) Hubungan Bahasa Indonesia dengan Nasionalisme


Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan bahasa kenegaraan yang memiliki
fungsi dan arti tersendiri bagi rakyat Indonesia. Peranan bahasa Indonesia sangat fital
sebagai alat pemersatu NKRI, di segala bidang. Jadi sudah sepantasnya bahasa Indonesia
terus dijaga, dan itu merupakan tanggungjawab bersama terutama kaum muda dan
pelajar. Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara
sendiri (Alwi, dkk. 2003:775).

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Kata kamus adalah kata serapan dari bahasa Arab yaitu qamus. Kata qamus itu sendiri
berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu okeanos yang berarti ‘lautan’. Dari sejarah kata
kamusini dapat diketahui bahwa makna dasar dari kata kamus yaitu sebagai wadah
pengetahuan, khususnya pengetahuan bahasa . Kamus adalah sebuah karya yang berfungsi
sebagaireferensi. Kamus pada umumnya berupa senarai kata yang disusun secara alfabetis.
Selain itu, disertakan pula informasi mengenai ejaan, pelafalan, kelas kata, makna kata,
kadangkala sejarah kata, dan contoh pemakaian kata dalam kalimat (Kushartanti dkk,
2009:223).
Sementara itu dalam KBBI (2008:xxv) disebutkan bahwa kamus merupakan sumber
rujukan yang andal dalam memahami makna kata suatu bahasa karena kamus
memuatperbendaharaan kata suatu bahasa, yang secara ideal tidak terbatas jumlahnya.
Definisi-definisi di atas telah sangat jelas memberikan informasi tentang apa saja isi di dalam
sebuah kamus. Kosakata yang terdapat kamus, lazim disebut lema, disusun secara alfabetis
yakni berurutan mulai A
sampai Z. Tiap kata yang ditulis dilengkapi dengan cara pelafalannya, kelas kata, dan contoh
pemakaian kata tersebut dalam sebuah kalimat. Berikut ini adalah contoh salah satu kosakata
yang terdapat dalam KBBI Pusat Bahasa Edisi Keempat, yaitu:
ka.da.lu.war.sa 
kedaluwarsa (hlm.600)
ke.da.lu.war.sa
tidak model lagi (baju, kendaraan, dsb); tidak sesuai dengan zaman: hakikat cerita itu
telah -- apabila diajarkan sekarang;
sudah lewat (habis) jangka waktunya (tt tuntutan dsb); habis tempo;terlewat dr batas waktu
berlakunya sebagaimana yg ditetapkan (tt makanan);
jika dimakan, makanan yg -- akan
membahayakan kesehatan(hlm. 646)

Berdasarkan kutipan di atas, pada KBBI halaman 600, terdapat kata kadaluwarsa
yang setelahnya diberikan simbol berupa tanda panah ( ) menunjuk pada katakedaluwarsa.
Simbol tanda panah yang digunakan setelah kata kadaluwarsa menunjukkan
bahwa kata tersebut bukanlah kata yang baku. Pembaca kamus diminta melihat makna kata
yang ditunjuk oleh tanda panah tersebut. Kata yang ditunjuk tanda panah berarti merupakan
kata yang dianggap baku. Pada kata kadaluwarsa, pembaca kamus diminta melihat kata
kedaluwarsa.

Pengertian Kata Baku


Kata baku adalah kata yang digunakan sesuai aturan atau kaidah berbahasa Indonesia yang
sudah ditentukan sebelumnya. Pengertian kata baku juga merupakan kata yang
penggunaannya sudah sesuai ejaan dan aturan pedoman bahasa Indoneisa yang baik dan
benar, yang bersumber kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Selain itu, penggunaan kata baku dapat dilihat dari penggunaanya yang sudah sesuai EYD
(Ejaan yang Disempurnakan). Penggunaaan kata baku ini biasanya digunakan untuk
pengungkapan bahasa yang bersifat resmi, dalam bentuk surat maupun naskah pidato.
Pengertian Kata Tidak Baku
Kata tidak baku merupakan kebalikan dari kata baku, yang penggunaanya tidak sesuai aturan
dan kaidah berbahasa Indonesia yang sudah ditentukan sebelumnya.
Ketidakbakuan sebuah bahasa tak hanya ditentukan dari penulisan yang tidak sesuai
pedoman, tetapi juga bisa terjadi karena salah penulisan, pengucapan yang salah, dan susunan
kalimat yang tidak sesuai.
Kalimat tidak baku lebih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari karena terkesan
lebih santai dan tidak kaku. Kata tidak baku juga dapat digunakan saat berdiskusi membahas
suatu hal bersama teman atau keluarga.

Ciri-ciri Kata Baku dan Tidak Baku


A. Ciri-ciri Kata Baku
1. Tidak dipengaruhi bahasa daerah tertentu.
2. Tidak dipengaruhi bahasa asing.
3. Bukan bahasa percakapan.
4. Pemakaian imbuhan pada kata bersifat eksplisit.
5. Pemakaian kata sesuai dengan konteks kalimat.
6. Kata baku bukan kata rancu
7. Kata baku tidak mengandung hiperkorek.
8. Tidak  mengandung pleonase.
 
B. Ciri-ciri Kata Tidak Baku
1. Umumnya digunakan dalam bahasa sehari-hari.
2. Dipengaruhi bahasa daerah dan bahasa asing tertentu.
3. Dipengaruhi dengan perkembangan zaman.
4. Bentuknya dapat berubah-ubah.
5. Memiliki arti yang sama, meski terlihat beda dengan bahasa baku.
KESIMPULAN

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia sebagaimana disebutkan


dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, pasal 36 ”bahasa Negara adalah bahasa Indonesia”.
Sejarah bahasa Indonesia telah tumbuh dan berkembang sekitar abad ke VII dari bahasa
Melayu yang sejak zaman dahulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan. Bukan
hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga di seluruh Asia Tenggara.  
Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda
pada tanggal 28 Oktober 1928, diumumkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
untuk Negara Indonesia pascakemerdekaan. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945
bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya dan ditetapkan dalam UUD 1945 pasal
36.
Fungsi lain dari Bahasa Indonesia , dibagi menjadi dua, yaitu :
1.     Fungsi bahasa secara umum
a. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan
b. Sebagai alat komunikasi
c. Sebagai alat berinteraksi dan beradaptasi social
d. Sebagai alat control sosia
2.    Fungsi bahasa secara khusus
a.   Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari
b.  Mewujudkan seni (sastra)
c.   Mempelajari bahasa kuno
d.  Mengeksploitasi IPTEK

DAFTAR PUSTAKA
Sukartha, I Nengah, dkk. 2010. Bahasa Indonesia Akademik Untuk Perguruan Tinggi.
Bali : Udayana University Press.
Nasucha, Yakub, 2010. Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Ilmiah.
Yogyakarta : Media Perkasa.
Nugroho, Agung, 2015. PEMAHAMAN KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA
INDONESIA SEBAGAI DASAR JIWA NASIONALISME. Bengkulu : FKIP Universitas
Dhia Amira, 2021. Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku, Beserta Dengan Ciri –
Contohnya. https://m.kapanlagi.com/plus/pengertian-kata-baku-dan-tidak-baku-beserta-
dengan-ciri-contohnya-56d563-0.html

Anda mungkin juga menyukai