PENDIDIKAN
Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
Bahasa merupakan alat untuk berpikir dan belajar. Sebagaimana telah diketahui
bahwa bahasa sebagai alat komunikasi lingual manusia, baik secara lisan
maupun tertulis. Ini adalah fungsi dasar bahasa, Sehingga dengan adanya fungsi
bahasa tersebut memungkinkan seorang untuk berpikir secara abstrak. Dengan
artian seseorang dapat memikirkan suatu hal meskipun objek yang difikirkan itu
tidak berada di dekatnya.[1]
Secara formal sampai saat ini bahasa Indonesia mempunyai empat kedudukan,
yaitu sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa negara, dan bahasa
resmi. Dalam perkembangannya lebih lanjut, akibat pencantuman bahasa
Indonesia dalam Bab XV, Pasal 36, UUD 1945, bahasa Indonesia berhasil
mendudukkan diri sebagai bahasa budaya dan bahasa ilmu. Keenam kedudukan
ini mempunyai fungsi yang berbeda, walaupun dalam praktiknya dapat saja
muncul bersama-sama dalam satu peristiwa, atau hanya muncul satu atau dua
fungsi saja.[2]
Secara garis besar macam-macam fungsi bahasa Indonesia terbagi dua yakni,
berdasarkan kedudukan dan fungsinya.
1. Berdasarkan Kedudukannya
Bahasa Indonesia kita junjung di samping bendera dan lambang negara kita. Di
dalam melaksanakan fungsi ini bahasa Indonesia tentulah harus memiliki
identitasnya sendiri pula sehingga ia serasi dengan lambang kebangsaan kita
yang lain.
Fungsi bahasa Indonesia yang ketiga sebagai bahasa nasional adalah sebagai
alat perhubungan antarwarga, antardaerah dan antarsuku bangsa. Berkat
adanya bahasa nasional kita dapat berhubungan satu dangan yang lain
sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar
belakang sosial budaya dan bahasa tidak perlu dikhawatirkan.
d. Alat yang Memungkinkan Penyatuan Berbagai Suku Bangsa Indonesia
2. Berdasarkan Fungsinya
Di daerah ini, bahasa daerah boleh dipakai sebagai bahasa pengantar di dunia
pendidikan tingkat sekolah dasar sampai tahun ketiga (kelas tiga). Setelah itu,
harus menggunakan bahasa Indonesia. Karya-karya ilmiah di perguruan tinggi
(baik buku rujukan, karya akhir mahasiswa, seperti skripsi, tesis, disertasi, dan
hasil atau laporan penelitian) yang ditulis dengan menggunakan bahasa
Indonesia, menunjukkan bahwa bahasa Indonesia telah mampu sebagai alat
penyampaian Iptek, dan sekaligus menepis anggapan bahwa bahasa Indonesia
belum mampu mewadahi konsep-konsep Iptek.[4]
Selain itu juga menurut Minto Rahayu, telah dibuktikan bahwa sejak bangsa
Indonesia diproklamasikan sebagai negara (17 Agustus 1945), bahasa Indonesia
telah digunakan sebagai pengantar dalam dunia pendidikan menggantikan
bahasa Belanda, kecuali di TK dan tiga tahun SD, penggunaan bahasa daerah
belum sama sekali dapat dihilangkan, mengingat bahasa Indonesia masih
dianggap sebagai bahasa kedua. Namun, perkembamgan membuktikan bahwa
bahasa Indonesia semakin banyak digunakan sebagai bahasa pengantar
pendidikan di semua jenjang dan jalur pendidikan.[6]
Dari ketiga versi pendapat ini bisa disimpulkan bahwa fungsi bahasa Indonesia
sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan, itu memiliki kesamaan dan juga
perbedaan, yakni kesamaanya fungsi bahasa Indonesia pengantar pendidikan itu
di mulai dari lembaga pendidikan terendah TK, SD dan seterusnya sampai ke
jenjang yang tertinggi (Perguruan Tinggi). Adapun perbedaannya hanya sedikit
sekali yaitu dalam segi penggunaan dalam daerah masing-masing, karena
penggunaan bahasa daerah belum bisa dihilangkan, mengingat kedudukannya
masih sebagai bahasa kedua sebelum menggantikan bahasa Belanda.
Dalam fungsi ini, bahasa Indonesia dipakai bukan saja alat komunikasi timbal-
balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja sebagai alat
perhubungan antardaerah dan antarsuku, melainkan juga sebagai alat
perhubungan di dalam masyarakat yang sama latar belakang sosial budaya dan
bahasanya.
Selain itu di dalam hubungan ini, bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat
yang memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional
sedemikian rupa sehingga ia memiliki ciri-ciri dan identitasnya sendiri, yang
membedakannya dari kebudayaan daerah. Pada waktu yang sama, bahasa
Indonesia kita gunakan sebagai alat untuk menyatakan nilai-nilai sosial budaya
nasional kita.[7]
C. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Pengantar dalam Pendidikan
Hal ini dapat dilakukan dengan cara menerjemahkan buku-buku yang berbahasa
asing atau menyusunnya sendiri. Karena dengan cara ini akan sangat membantu
dalam meningkatkan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu dan
teknologi (IPTEK).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Bahasa merupakan alat untuk berpikir dan belajar. Sebagaimana telah diketahui
bahwa bahasa sebagai alat komunikasi lingual manusia, baik secara lisan
maupun tertulis. Ini adalah fungsi dasar bahasa, Sehingga dengan adanya fungsi
bahasa tersebut memungkinkan seorang untuk berpikir secara abstrak.
a. Berdasarkan Kedudukannya
b. Berdasarkan fungsinya
DAFTAR PUSTAKA
Muslich, Masnur dan I Gusti Ngurah Oka. 2012. Perencanaan Bahasa pada Era
Globalisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Arifin, E. Zainal dan S. Amran Tasai. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: CV. Akademika Presindo.
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo
[2]Masnur Muslich dan I Gusti Ngurah Oka, Perencanaan Bahasa pada Era
Globalisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hal. 47-50.
[5] E. Zainal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi , (Jakarta: CV. Akademika Presindo, 2006), hal. 14.
[6] Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT. Grasindo,
2007), hal. 19.
[8] Muhammad Rohmadi, dkk, Teori dan Aplikasi Bahasa Indonesia di Perguruan
Tinggi, (Surakarta: UNS Press, 2008), hal. 6.
[9] J.s. Badudu, Pelik-pelik Bahasa Indonesia, (Bandung: Pustaka Prima, 1978),
hal. 85.