Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

PENGERTIAN, SEJARAH, KEDUDUKAN


FUNGSI, PERAN,
DAN RAGAM BAHASA INDONESIA

DI SUSUN OLEH :
NAMA: LENA FITRI YATIM
BP/NIMKO: 2001203005

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH:


FADLY AS,M.HUM

JURUSAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH(PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
SOLOK NAN INDAH
2020/2021
Kata Pengantar
Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat-
Nya sehingga makalah yang berjudul Pengertian, Sejarah, Kedudukan, Fungsi, Peran, Dan Ragam
Bahasa Indonesia dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam makalah ini saya akan membahas Pengertian, Sejarah, Kedudukan, Fungsi, Peran, Dan
Ragam Bahasa Indonesia. Makalah ini penulis susun berdasarkan tugas dari mata kuliah ‘Bahasa
Indonesia’.

Dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik mengenai isi maupun
penyajiannya. Oleh karena itu penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
makalah ini, penulis juga membuka diri terhadap kritik serta saran yang dapat membangun dalam
upaya penyempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca sebagai penunjang
pembelajaran di masa yang akan datang

Solok Desember 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di indonesia lebih dahulu mengenal bahasa melayu, yang merupakan bahasa
penghubung antar daerah di indonesia. Selain itu bahasa melayu juga digunakan bahasa
transaksi perdagangan internasional di kawasan nusantara. Bahasa melayu kian melekat di
nusantara maka bangsa belanda mulai menerbitkan karya-karya sastra dengan
menggunakan bahasa melayu.
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting seperti tercantum pada
ikrar ketiga Sumpah Pemuda tahun 1928 yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia
mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional, yang kedudukannya berada diatas bahasa-
bahasa daerah.
Di dalam bahasa indonesia mempuyai beberapa jenis ragam bahasa indonesia.
Ragam bahasa indonesia merupakan variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda
sesuai topik yang dibicarakan, seperti hubungan pembicara, kawan bicara, serta orang yang
dibicarakan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah bahasa indonesia ?
2. Bagaimana kedudukan bahasa indonesia ?
3. Apa fungsi bahasa indonesia ?
4. Bagaimana ragam bahasa indonesia ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah bahasa indonesia.
2. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan bahasa indonesia.
3. Untuk mnegetahui apa fungsi bahasa indonesia.
4. Untuk mengetahui bagaimana ragam bahasa indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengetian bahasa
Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu
yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah alat untuk beriteraksi
atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,
konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem
lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.
Bahasa adalah suatu lambang sistem yang di bentuk berdasarkan aturan, kaidah dan
pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata maupun tata kalimat.
Bahasa yang di hasilkan oleh alat ucap manusia disebujt bahasa lisan. Bahasa yang
merupakan rekaman visual dari bahasa lisan baik berupa rangkaian huruf, kata, ataupun
kalimat, dan tanda baca di sebut bahasa tulis.
Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen
yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem bahasa berupa lambang-lambang
bunyi, setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep.
Karena setiap lambang bunyi itu memiliki atau menyatakan suatu konsep atau makna, maka
dapat disimpulkan bahwa setiap suatu ujaran bahasa memiliki makna. Contoh lambang
bahasa yang berbunyi “nasi” melambangkan konsep atau makna ‘sesuatu yang biasa
dimakan orang sebagai makanan pokok Telah disebutkan di atas bahwa bahasa adalah
sebuah sistem berupa bunyi, bersifat abitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa di antara karakteristik bahasa adalah
abitrer, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi.
B. Sejarah Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia dari
cabang bahasa-bahasa Sunda-Sulawesi, yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara
sejak abad-abad awal penanggalan modern. Aksara pertama dalam bahasa Melayu atau Jawi
ditemukan di pesisir tenggara Pulau Sumatera, mengindikasikan bahwa bahasa ini menyebar
ke berbagai tempat di Nusantara dari wilayah ini, berkat penggunaannya oleh Kerajaan
Sriwijaya yang menguasai jalur perdagangan. Istilah Melayu atau sebutan bagi wilayahnya
sebagai Malaya sendiri berasal dari Kerajaan Malayu yang bertempat di Batang Hari, Jambi,
dimana diketahui bahasa Melayu yang digunakan di Jambi menggunakan dialek "o"
sedangkan dikemudian hari bahasa dan dialek Melayu berkembang secara luas dan menjadi
beragam. Pemerintah kolonial Hindia-Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat
dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena penguasaan
bahasa Belanda untuk para pegawai pribumi dinilai lemah. Pada awal abad ke-20
perpecahan dalam bentuk baku tulisan bahasa Melayu mulai terlihat.
Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai "Bahasa Persatuan Bangsa" pada saat
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa
nasional atas usulan Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah.
Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan, "Jika
mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya,
hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa
dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi
bahasa pergaulan atau bahasa persatuan."
Selanjutnya perkembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia banyak dipengaruhi
oleh sastrawan Minangkabau, seperti Marah Rusli, Abdul Muis, Nur Sutan Iskandar, Sutan
Takdir Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi, Idrus, dan Chairil Anwar. Sastrawan tersebut
banyak mengisi dan menambah perbendaharaan kata, sintaksis, maupun morfologi bahasa
Indonesia.
Pada tahun 2008 dicanangkan sebagai Tahun Bahasa. Oleh karena itu, sepanjang
tahun 2008 telah diadakan kegiatan kebahasaan dan kesastraan. Sebagai puncak dari
seluruh kegiatan kebahasaan dan kesastraan serta peringatan 80 tahun Sumpah Pemuda,
diadakan Kongres IX Bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober-1 November 2008 di
Jakarta.
C. Kedudukan bahasa indonesia
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, diantaranya:
1. Lambang Kebanggaan Kebangsaan.
Di dalam fungsinya sebagai Lambang Kebangaan Kebangsaan,bahasa
Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan.
Atas dasar kebangaan ini, bahasa Indonesia harus terus dijaga, pelihara dan
kembangkan serta rasa kebanggan pemakainya senantiasa kita bina.
2. Lambang Indentitas Nasional
Bahasa Indonesia fungsinya sebagai Indentitas Nasional, yang mengarah pada
penghargaan terhadap bahasa Indonesia selain bendera dan lambang negara. Di
dalam fungsinya bahasa Indonesia tentulah harus memiliki indentitasnya sendiri,
sehingga serasi dengan lambang kebangsaan yang lain. Bahasa Indonesia memiliki
indentitasnya hanya apabila masyarakat pemakainya terutama kaum muda dan
pelajar membina dan mengembangkanya sedemikian rupa sehingga bersih dari
unsur-unsur bahasa lain.
3. Alat Perhubungan Antarwarga, Antardaerah, Antarbudaya
Bahasa Indonesia memiliki peranan yang fital dimasyarakat umum dan
nasional. Berkat adanya bahasa Indonesia masyarakat dapat berhubungan satu
dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat
perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa tidak perlu dikawatirkan.
Masyarakat dapat berpergian ke seluruh pelosok tanah air dengan hanya
memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satu- satunya alat komunikasi.
4. Alat Pemersatu Suku Budaya dan Bahasanya.
Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu suku, budaya dan bahasa
maksudnya, bahasa Indonesia memungkinkan keserasian di antara suku-suku,
budaya dan bahasa di Nusantara, tanpa harus menghilangkan indentitas kesukuan
dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah
yang bersangkutan. Lebih dari itu, dengan bahasa nasional itu masyarakat dapat
meletakkan kepentingan nasional jauh di atas kepentinggan daerah atau golongan.
Sedangkan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara memiliki fungsi diantaranya:
1. Bahasa Resmi Kenegaraan
Maksud dari Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahwa
bahasa Indonesia dipakai di dalam kegiatan-kegiatan resmi kenegaraan seperti
upacara, peristiwa dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun dalam
bentuk tulisan. Salah satu kegiatan tersebut adalah penulisan dokumen dan putusan-
putusan serta surat-surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan badan-badan
kenegaraan lainya, serta pidato- pidato kenegaraan.
2. Bahasa Pengantar dalam Pendidikan
Bahasa Indonesia memiliki fungsi fital di duniapendidikan di nusantara ini,
mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi di seluruh
Indonesia, kecuali pada daerah-daerah tertentu yang masih menggunakan bahasa
daerah sebagai bahasa pengantarnya seperti Aceh, Batak, Sunda, Jawa, Madura, Bali
dan Makasar, akan tetapi hanya sampai tahun ke tiga pendidikan Sekolah Dasar.
3. Alat Perhubungan pada Tingkat Nasional
Dalam hal ini bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komunikasi
timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja sebagai alat
perhubungan antardaerah, dan antarsuku, melainkan juga sebagai alat perhubungan
di dalam masyarakat yang sama latar belakang sosial budaya dan bahasanya.
4. Alat Pegembangan Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Di dalam hubungan ini, bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang
memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional
sedemikian rupa sehingga bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri dan indentitasnya
sendiri, yang membedakannya dengan kebudayaan daerah.
D. Fungsi dan Peran Bahasa
Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana untuk berinteraksi dengan
manusia lainnya di masyarakat. Untuk kepentingan interaksi sosial itu, dibutuhkan suatu
wahana komunikasi yang disebut bahasa. Sebagai sarana komunikasi, tentunya bahasa
mempunyai fungsi berdasarkan kebutuhan seseorang baik secara sadar atau tidak sadar.
Bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan diri, alat komunikasi, dan sarana untuk
kontrol sosial. Lebih lanjut peran bahasa dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Bahasa sebagai sarana komunikasi
Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat. Fungsi
tersebut digunakan dalam berbagai lingkungan, tingkatan, dan kepentingan yang
beraneka ragam, misalnya: komunikasi ilmiah, komunikasi bisnis, komunikasi kerja,
dan komunikasi sosial, dan komunikasi budaya.
2. Bahasa sebagai sarana integrasi dan adaptasi
Dengan bahasa, orang dapat menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan.
Misalnya: integritas kerja dalam sebuah institusi, integritas karyawan dalam sebuah
departemen, integritas keluarga, integritas kerja sama dalam bidang bisnis, integritas
berbangsa dan bernegara.
3. Bahasa sebagai sarana kontrol sosial
Bahasa sebagai kontrol sosial berfungsi untuk mengendalikan komunikasi agar orang
yang terlibat dalam komunikasi dapat saling memahami. Masing – masing
mengamati ucapan, perilaku, dan simbol – simbol lain yang menunjukan arah
komunikasi. Bahasa sebagai kontrol ini dapat diwujudkan dalam bentuk: aturan,
anggaran dasar, undang – undang dan lain – lain.
4. Bahasa sebagai sarana memahami diri
Dalam membangun karakter, seseorang harus dapat memahami dan
mengidentifikasi kondisi dirinya terlebih dahulu. Ia harus dapat menyebutkan
potensi dirinya, kelemahan dirinya, kekuatan dirinya, bakat, kecerdasan,
kemampuan intelektualnya, kemauannya, tempramennya, dan sebagainya.
Pemahaman ini mencakup kemampuan fisik, emosi, inteligensi, kecerdasan, psikis,
karakternya, psikososial, dan lain – lain. Dari pemahaman yang cermat atas dirinya,
seseorang akan mampu membangun karakternya dan mengorbitkannya ke arah
pengembangan potensi dan kemampuannya menciptakan suatu kreativitas baru.
5. Bahasa sebagai sarana ekspresi diri/ fungsi personal
Bahasa sebagai ekspresi diri dapat dilakukan dari tingkat yang paling sederhana
sampai yang paling kompleks atau tingkat kesulitan yang sangat tinggi. Ekspresi
sederhana, misalnya, untuk menyatakan cinta (saya akan senatiasa setia, bangga dan
prihatin kepadamu), lapar (sudah saatnya kita makan siang).
6. Bahasa sebagai sarana memahami orang lain/fungsi interaksional
Untuk menjamin efektivitas komunikasi, seseorang perlu memahami orang lain,
seperti dalam memahami dirinya. Dengan pemahaman terhadap seseorang,
pemakaian bahasa dapat mengenali berbagai hal mencakup kondisi pribadinya:
potensi biologis, intelektual, emosional, kecerdasan, karakter, paradigma, yang
melandasi pemikirannya,, bakatnya, kemampuan kreativitasnya, kemampuan
inovasinya, motifasi pengembangan dirinya, dan lain – lain.
7. Bahasa sebagai sarana mengamati lingkungan sekitar/fungsi heuristik
Bahasa sebagai alat untuk mengamati masalah tersebut harus diupayakan kepastian
konsep, kepastian makna, dan kepastian proses berfikir sehingga dapat
mengekspresikan hasil pengamatan tersebut secara pasti. Misalnya apa yang
melatar belakangi pengamatan, bagaimana pemecahan masalahnya,
mengidentifikasi objek yang diamati, menjelaskan bagaimana cara (metode)
mengamati, apa tujuan mengamati, bagaimana hasil pengamatan, dan apa
kesimpulanya.
8. Bahasa sebagai sarana berfikir logis
Kemampuan berfikir logis memungkinkan seseorang dapat berfikir logis induktif,
deduktif, sebab – akibat, atau kronologis sehingga dapat menyusun konsep atau
pemikiran secara jelas, utuh dan konseptual. Melalui proses berfikir logis, seseorang
dapat menentukan tindakan tepat yang harus dilakukan. Proses berfikir logis
merupakn hal yang abstrak. Untuk itu, diperlukan bahasa yang efektif, sistematis,
dengan ketepatan makna sehingga mampu melambangkan konsep yang abstrak
tersebut menjadi konkret.
9. Bahasa membangun kecerdasan
Kecerdasan berbahasa terkait dengan kemampuan menggunakan sistem dan fungsi
bahasa dalam mengolah kata, kalimat, paragraf, wacana argumentasi, narasi,
persuasi, deskripsi, analisis atau pemaparan, dan kemampuan mengunakan ragam
bahasa secara tepat sehingga menghasilkan kreativitas yang baru dalam berbagai
bentuk dan fungsi kebahasaan.
10. Bahasa mengembangkan kecerdasan ganda
Selain kecerdasan berbahasa, seseorang dimungkinkan memiliki beberapa
kecerdasan sekaligus. Kecerdasan – kecerdasan tersebut dapat berkembang secara
bersamaan. Selain memiliki kecerdasan berbahasa, orang yang tekun dan mendalami
bidang studinya secara serius dimungkinkan memiliki kecerdasan yang produktif.
Misalnya, seorang ahli program yang mendalami bahasa, ia dapat membuat kamus
elektronik, atau membuat mesin penerjemah yang lebih akurat dibandingkan yang
sudah ada.
11. Bahasa membangun karakter
Kecerdasan berbahasa memungkinkan seseorang dapat mengembangkan
karakternya lebih baik. Dengan kecerdasan bahasanya, seseorang dapat
mengidentifikasi kemampuan diri dan potensi diri. Dalam bentuk sederhana
misalnya: rasa lapar, rasa cinta. Pada tingkat yang lebih kompleks , misalnya:
membuat proposal yang menyatakan dirinya akan menbuat suatu proyek,
kemampuan untuk menulis suatu laporan.
12. Bahasa Mengembangkan profesi
Proses pengembangan profesi diawali dengan pembelajaran dilanjutkan dengan
pengembangan diri (kecerdasan) yang tidak diperoleh selama proses pembelajaran,
tetapi bertumpu pada pengalaman barunya. Proses berlanjut menuju pendakian
puncak karier / profesi. Puncak pendakian karier tidak akan tercapai tanpa
komunikasi atau interaksi dengan mitra, pesaing dan sumber pegangan ilmunya.
Untuk itu semua kaum profesional memerlukan ketajaman, kecermatan, dan
keefektifan dalam berbahasa sehingga mempu menciptakan kreatifitas baru dalam
profesinya.
13. Bahasa sarana menciptakan kreativitas baru
Bahasa sebagai sarana berekspresi dan komunikasi berkembang menjadi suatu
pemikiran yang logis dimungkinkan untuk mengembangkan segala potensinya.
Perkembangan itu sejalan dengan potensi akademik yang dikembangkannya. Melalui
pendidikan yang kemudian berkembang menjadi suatu bakat intelektual. Bakat alam
dan bakat intelektual ini dapat berkembang spontan menghasilkan suatu kreatifitas
yang baru.

E. Ragam bahasa indonesia


Bahasa adalah alat bagi manusia untuk saling terhubung dan saling memahami
secara fisik maupun jiwa. Dengan bahasa manusia bisa berkomunikasi, belajar, memahami
dan mengembangkan peradaban.
Ragam dari bahasa Indonesia sangatlah banyak, ini disebabkan letak geografis yang
terpisah pegunungan dan lautan. Sehingga pengucapannya bisa berbeda-beda dari mulai
aksen, logat hingga maksud yang terkandung. Bahasa bisa menyesuaikan dengan kebutuhan
setiap pengucapnya tergantung dari latar belakang pengucap.
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki berbagai variasi dalam berbahasa di
setiap wilayah terutama dengan bahasa daerahnya. Terlepas dari keanekaragaman bahasa
daerah tersebut, bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu dari seluruh bahasa-
bahasa yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara Indonesia terbentang dari
Sabang sampai Merauke dapat disatukan melalui bahasa Indonesia. Bahkan, bahasa
Indonesia telah menunjukkan jati dirinya tidak hanya di lingkungan lokal, tetapi sudah
merambah ke dunia global. Kurang lebih ada 40 negara di dunia yang sudah mempelajarai
bahasa Indonesia bahkan memasukkannya dalam kurikulum pendidikan. Di sisi lain, bahasa
Indonesia diharapkan harus mampu membantu terwujudnya tujuan pendidikan nasional
Ragam bahasa merupakan hasil dari modifikasi yang dilakukan oleh pengguna
berlandaskan hubungan, topik, teman, sarana, dan orang yang dibicarakan oleh pembicara.
Sebab lain karena peradaban, budaya, pengetahuan dan letak geografis yang beragam
Ragam bahasa terdiri dari dua tipe, yakni ragam bahasa tulis dan lisan. Bila ingin
menguasai ragam bahasa baku tulis yang baik maka kita harus memahami pemakaian
bahasa Indonesia dan EYD dengan benar. Sementara untuk ragam bahasa lisan, kita harus
bisa meningkatkan kepekaan mental dan mengerti situasi dan kondisi yang baik dalam
melisankan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Di indonesia lebih dahulu mengenal bahasa melayu, yang merupakan bahasa
penghubung antar daerah di indonesia. Selain itu bahasa melayu juga digunakan bahasa
transaksi perdagangan internasional di kawasan nusantara. Bahasa melayu kian melekat di
nusantara maka bangsa belanda mulai menerbitkan karya-karya sastra dengan
menggunakan bahasa melayu.
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting seperti tercantum pada
ikrar ketiga Sumpah Pemuda tahun 1928 yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia
mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional, yang kedudukannya berada diatas bahasa-
bahasa daerah.
Dalam bahasa indonesia terdapat ragam bahasa. Ragam bahasa indonesia
merupakan variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda sesuai topik yang
dibicarakan, seperti hubungan pembicara, kawan bicara, serta orang yang dibicarakan.

B. SARAN
Alangkah baiknya kita selaku bangsa indonesia mengetahui sejarah, mengapa bangsa
indonesia menggunakan bahasa indonesia sebagai bahsa resmi. Serta mengetahui
kedudukan, fungsi, dan ragam bahasa indonesia yang kita gunakan setiap hari.
DAFTAR PUSTAKA

Halim, Amran (Ed). 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1 dan 2, Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
Kongres Bahasa Indonesia tahun 1954 di Medan, 1954. Medan Bahasa, 7 dan 8. Tahun IV.
Puar, Yusuf Abdulah. 1980. Setengah Abad Bahasa Indonesia, Jakarta: Idayus
Muttaqillah, Ahmad. 2014. Bahasaku Bahasa Indonesia. Tangerang selatan : CV.Wafi media
tama
Arifin zaenal dan tasai amran. 2008. Cermat berbahsa indonesia. Jakarta : CV akademika
pressindo
setiawan, prata,2019. sejarabahasa indonesia terlengkap (fungsi,perkembangan dan
kedudukan)
https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-bahasa-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai