Anda di halaman 1dari 9

KARYA ILMIAH

SEJARAH, FUNGSI, KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

DOSEN PENGAMPU :
Drs M. Yusuf, M.Hum

Disusun Oleh :
NAMA : Nabil Purnama
NIM : 2210222003
JURUSAN : AGRIBISNIS
KELAS : 25

UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023
PENDAHULUAN

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri
sehingga memerlukan adanya suatu interaksi. Salah satu alat untuk berinteraksi dan
berkomunikasi adalah bahasa. Bahasa digunakan untuk mempermudah manusia
dalam menyampaikan pikiran, gagasan, ataupun perasaan. Bahasa lahir berbeda-
beda sesuai dengan daerahnya sehingga muncul bahasa yang beraneka ragam.
Indonesia merupakan negara yang memiliki lebih dari 300 bahasa daerah.
Hal ini dikarenakan kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau,
sehingga terdiri atas banyak suku dan adat istiadat. Walaupun memiliki banyak
bahasa daerah, Indonesia memiliki bahasa persatuan, yakni bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia lahir sebagai identitas bangsa Indonesia.Namun, pada era
Globalisasi ini menyebabkan masuknya bahasa asing dan bahasa pergaulan yang
digunakan masyarakat Indonesia saat ini. Tentu hal ini menyimpang dari kaidah
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Masyarakat lebih memilih menggunakan
bahasa pergaulan sebagai alat komunikasi sehari-hari. Dengan demikian lambat
laun, penggunaan bahasa baku menjadi berkurang.
Untuk itu, kita sebagai masyarakat Indonesia, wajib melestarikan bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional. Dalam melestarikan bahasa Indonesia, kita perlu
mengetahui sejarah dan asal-usul terbentuknya bahasa Indonesia itu sendiri. Oleh
karena itu, dalam tulisan ini dijelaskan lebih rinci mengenai sejarah terbentuknya
bahasa Indonesia sampai perkembangannya saat ini, termasuk perkembangan
ejaannya.
PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Asal Usul Bahasa Indonesia yang Berasal dari Bahasa Melayu
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Dari sudut pandang linguistik, bahasa
Indonesia adalah sebuah variasi dari bahasa Melayu. Dalam hal ini dasar yang
dipakai adalah bahasa Melayu Riau, tetapi telahr mengalami perkembangan akibat
penggunaanya sebagai bahasa kerja dan proses pembakuan pada awal abad ke-20.
Sampai saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup dan terus
berkembang dengan pengayaan kosakata baru, baik melalui penciptaan maupun
melalui penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Pada zaman Kerajaan
Sriwijaya (abad ke-7 Masehi), bahasa Melayu (bahasa Melayu Kuno) dipakai
sebagai bahasa kenegaraan. Hal itu dapat diketahui, dari empat prasasti berusia
berdekatan yang ditemukan di Sumatra bagian selatan peninggalan kerajaan
tersebut. Prasati tersebut di antaranya adalah dengan ditemukannya prasasti di
Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun
684 M (Palembang), Kota Kapurberangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang
Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari
berbahasa Melayu Kuna. Pada saat itu, bahasa Melayu yang digunakan bercampur
kata-kata bahasa Sanskerta.
Sebagai penguasa perdagangan, di Kepulauan Nusantara, para pedagangnya
membuat orang-orang yang berniaga terpaksa menggunakan bahasa Melayu
walaupun dengan cara kurang sempurna. Hal itu melahirkan berbagai varian lokal
dan temporal pada bahasa Melayu yang secara umum dinamakan bahasa Melayu
Pasar oleh para peneliti.
Penemuan prasasti berbahasa Melayu Kuno di Jawa Tengah (berangka
tahun abad ke-9) dan prasasti di dekat Bogor (Prasasti Bogor) dari abad ke-10
menunjukkan penyebaran penggunaan bahasa itu di Pulau Jawa. Penemuan keping
tembaga Laguna di dekat Manila, Pulau Luzon, berangka tahun 900 Masehi juga
menunjukkan keterkaitan wilayah tersebut dengan Sriwijaya. Pada abad ke-15
berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa Melayu karena
dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi.
Pada zaman penjajahan Belanda pada awal abad-20, Pemerintah Kolonial
Hindia Belanda melihat pegawai pribumi memiliki kemampuan memahami bahasa
Belanda yang sangat rendah. Hal itu yang menyebabkan pemerintah kolonial
Belanda ingin menggunakan bahasa Melayu untuk mempermudah komunikasi,
yakni dengan patokan bahasa Melayu Tinggi yang sudah mempunyai kitab-kitab
rujukan.
Sarjana Belanda mulai membuat standarisasi bahasa, mereka mulai
menyebarkan bahasa Melayu yang mengadopsi ejaan Van Ophusijen dari Kitab
Logat Melayu. Penyebaran bahasa Melayu secara lebih luas lagi dengan
dibentuknya Commissie voor de Volkslectuur (Komisi Bacaan Rakyat) pada tahun
1908. Pada 1917 namanya diganti menjadi Balai Poestaka. Badan penerbit ini
menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku
penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang membantu
penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
Pada 16 Juni 1927, saat sidang Volksraad (Rapat Dewan Rakyat), Jahja
Datoek Kajo pertama kalinya menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Di
sinilah bahasa Indonesia mulai berkembang. Pada 28 Oktober 1928, Muhammad
Yamin mengusulkan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional dalam pidatonya pada
Kongres Nasional kedua. Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai "bahasa
persatuan bangsa" pada saat Sumpah Pemuda.
B. Faktor-faktor Terbentuknya Bahasa Indonesia
Terbentuknya Bahasa Indonesia melibatkan beberapa faktor penting, antara
lain:
1. Pengaruh Melayu
Bahasa Indonesia banyak dipengaruhi oleh bahasa Melayu, karena Melayu
merupakan bahasa perdagangan dan budaya yang digunakan di wilayah Nusantara
selama berabad-abad. Ini menjadi dasar pembentukan Bahasa Indonesia.
2. Kolonialisme Belanda
Selama masa penjajahan Belanda di Indonesia, bahasa Belanda menjadi
bahasa administrasi, pendidikan, dan pemerintahan. Hal ini mempengaruhi
penggunaan bahasa Indonesia dalam konteks formal.
3. Peran Budi Utomo dan Sumpah Pemuda
Gerakan nasionalis Indonesia, seperti Budi Utomo, mempromosikan
penggunaan bahasa Indonesia sebagai simbol persatuan nasional. Sumpah Pemuda
pada tahun 1928 juga menegaskan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
bangsa.
4. Ejaan Republik
Pada tahun 1947, Republik Indonesia mengeluarkan ejaan yang
disempurnakan (EYD) untuk menstandardisasi tata bahasa Indonesia. Ini
membantu mengembangkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang lebih
terstruktur.
5. Modernisasi dan Globalisasi
Bahasa Indonesia terus berkembang seiring dengan modernisasi dan
globalisasi. Pengaruh bahasa-bahasa asing seperti Inggris dan Arab juga
memengaruhi perkembangan bahasa ini.
6. Pendidikan
Sistem pendidikan yang mempromosikan penggunaan Bahasa Indonesia
sebagai bahasa pengantar dalam sekolah telah memperkuat posisinya sebagai
bahasa nasional.
7. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah, seperti pelaksanaan Program Pendidikan Bahasa
Indonesia yang baik, juga berperan dalam pengembangan Bahasa Indonesia.
Semua faktor ini bersama-sama berkontribusi terhadap pembentukan dan
perkembangan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional Indonesia yang sah dan
beragam.
C. Kedudukan Bahasa Indonesia Dalam Masyarakat
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting dalam
masyarakat Indonesia. Beberapa aspek penting dari kedudukan bahasa ini adalah:
1. Bahasa Resmi
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi negara dan bahasa pengantar dalam
berbagai lembaga pemerintahan, pendidikan, dan perundang-undangan. Hal ini
memastikan bahwa bahasa ini digunakan dalam konteks formal dan administratif.
2. Bahasa Persatuan
Bahasa Indonesia juga berperan sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.
Dalam negara yang memiliki begitu banyak suku, budaya, dan bahasa daerah,
Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat komunikasi yang dapat dipahami oleh
semua orang di seluruh nusantara.
3. Media dan Komunikasi
Bahasa Indonesia digunakan di media massa, termasuk televisi, radio, surat
kabar, dan internet. Hal ini memungkinkan berbagi informasi dan budaya di seluruh
negara.
4. Budaya Nasional
Bahasa Indonesia juga menjadi bagian integral dari budaya nasional
Indonesia. Sastra, musik, seni pertunjukan, dan berbagai ekspresi budaya lainnya
menggunakan Bahasa Indonesia sebagai medium untuk menyampaikan pesan
budaya.
Keseluruhan, Bahasa Indonesia bukan hanya sebuah bahasa, tetapi juga
simbol persatuan, identitas nasional, dan sarana komunikasi utama di Indonesia. Ini
memainkan peran krusial dalam mempertahankan integrasi sosial dan budaya di
negara yang begitu beragam.
D. Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki berbagai fungsi penting dalam masyarakat
Indonesia, antara lain:
1. Bahasa Resmi
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi negara dan digunakan dalam
konteks pemerintahan, hukum, dan administrasi.
2. Bahasa Pengantar Pendidikan
Bahasa Indonesia adalah bahasa pengantar dalam sistem pendidikan
nasional, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Ini memungkinkan akses yang
setara ke pendidikan bagi semua warga negara.
3. Bahasa Persatuan
Bahasa Indonesia berperan sebagai bahasa persatuan dalam masyarakat
yang memiliki banyak suku, budaya, dan bahasa daerah. Ini memungkinkan
komunikasi yang efektif di seluruh nusantara.
4. Bahasa Bisnis dan Ekonomi
Bahasa Indonesia digunakan dalam bisnis, perdagangan, dan transaksi
ekonomi. Ini membantu memudahkan komunikasi dalam dunia bisnis.
5. Bahasa Budaya
Bahasa Indonesia digunakan dalam ekspresi budaya, seperti sastra, seni
pertunjukan, musik, dan film. Ini membantu melestarikan dan mengembangkan
warisan budaya Indonesia.
6. Bahasa Interaksi Sosial
Bahasa Indonesia digunakan dalam interaksi sosial sehari-hari antara
individu di masyarakat. Ini adalah alat komunikasi yang digunakan dalam
percakapan, pertemanan, dan hubungan sosial.
7. Bahasa Identitas
Bahasa Indonesia adalah bagian dari identitas nasional Indonesia. Ia
mencerminkan kemerdekaan dan persatuan bangsa Indonesia.
Keseluruhan, Bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam kehidupan
masyarakat Indonesia dan memainkan peran kunci dalam menjaga kesatuan,
komunikasi, dan pertumbuhan budaya dan ekonomi di negara ini.
PENUTUP
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sampai saat ini, bahasa Indonesia
merupakan bahasa yang hidup yang terus berkembang dengan pengayaan kosakata
baru, baik melalui penciptaan maupun melalui penyerapan dari bahasa daerah dan
bahasa asing. Pada abad keM5 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk
resmi bahasa Melayu karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut
sebagai bahasa Melayu Tinggi.
Pada zaman penjajahan Belanda pada awal abad - 20, pemerintah kolonial
Belanda ingin menggunakan bahasa Melayu untuk mempermudah komunikasi
dengan berpatokan pada bahasa Melayu Tinggi yang sudah mempunyai kitab - kitab
rujukan. Pada 16 Juni 1927 dalam sidang Volksraad (Rapat Dewan Rakyat), Jahja
Datoek Kajo pertama kalinya menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Di
sinilah bahasa Indonesia mulai berkembang. Bahasa Indonesia secara resmi diakui
sebagai "bahasa persatuan bangsa" pada saat Sumpah Pemuda.
Pada 18 Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan, ditandatanganilah
Undang-Undang Dasar 1945. Pada Bab XV, Pasal 36, ditetapkan secara sah bahwa
bahasa Indonesia ialah bahasa negara. Selanjutnya, sehubungan dengan
perkembangan ejaan, setelah bahasa Melayu ditetapkan menjadi bahasa Indonesia,
yakni muncul Ejaan Republik, Ejaan Pembaharuan, Ejaan Melindo, Ejaan LBK,
Ejaan yang disempurnakan, dan EBI.
DAFTAR PUSTAKA

Arif Ridiawan. 2012. Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia mulai Ejaan dan
Ophusyen hingga EYD.

Excellent Translation. 2017. EYD Berubah Menjadi EBI Sebagai Pedoman Umum.

Gunawan, Heri Indra. 2016. Isi Konggres Bahasa Indonesia I sampai X.

Sukartha, I Nengah, dkk.2010. Bahasa Indonesia Akademik Untuk Perguruan


Tinggi. Bali : Udayana University Press.

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 2016. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).

Anda mungkin juga menyukai