Anda di halaman 1dari 12

Kata Pengantar

Bismillahirrohmanirrohim

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang mana telah
memberikan banyak sekali nikmat, rahmat dan karunianya kepada kita semua.
Sehingga kami mampu menyelesaikan Makalah Tentang sejarah, kedudukan, dan
fungsi bahasa indonesia

Sekarang ini tepat pada waktunya Makalah ini kami buat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pendidikan Agama yang diberikan oleh dosen pengampu yaitu
ibu Endang Rusiana,M.Pd . Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi para pembaca mengenai sejarah, kedudukan, dan fungsi
bahasa Indonesia.

Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang telat


memberikan ilmu dan mengajari kami dengan sepenuh hati. Semoga tugas yang
telah diberikan dapat menmbah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
terima demi kesempurnaan makalah ini.

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan salah satu bagian dalam kebudayaan yang ada pada
semua Masyarakat di dunia. Bahasa terdiri atas bahasa lisan dan tulisan.
Sebagai bagian dari Kebudayaan di mana manusia memegang peranan
penting, bahasa juga turut ambil bagian dalam peran manusia itu karena
fungsinya sebagai alat komunikasi yang terus berkembang sesuai dengan
perkembangan peradaban manusia itu sendiri. Demikian juga, Bahasa
Indonesia menjadi sarana budaya dan sarana berpikir masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, peranan Bahasa Indonesia menjadi sangat penting.
Mengingat pentingnya bahasa Indonesia, kami sebagai mahasiswa dituntut
untuk lebih memahami bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Yang salah
satunya adalah dengan mengetahui sejarah, kedudukan, serta fungsi bahasa
Indonesia. Untuk itulah materi ini sangat penting untuk dipelajari, karena
sangat disayangkan jika sebagai pemakai bahasa Indonesia tidak
mengetahui tentang sejarah, Kedudukan, serta fungsi bahasa Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Bahasa Indonesia
2. Bagaimana Kedudukan Bahasa Indonesia
3. Bagaimana Fungsi Bahasa Indonesia
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Sejarah Bahasa Indonesia
2. Untuk mengetahui dan memahami Kedudukan Bahasa Indonesia
3. Untuk mengetahui Fungsi Bahasa Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah bahasa
Austronesia dari cabang bahasa-bahasa sunda-sulawesi, yang digunakan
sebagai lingua franca di nusantara sejak abad-abad awal penanggalan
modern. Aksara pertama dalam bahasa Melayu atau Jawi ditemukan di
pesisir tenggara pulau Sumatera,mengindikasikan bahwa bahasa ini
menyebar ke berbagai tempat di nusantara dari wilayah ini, berkat
penggunaannya oleh kerajaan Sriwijaya yang menguasai jalur perdagangan.
istilah Melayu atau sebutan bagi wilayahnya sebagai Malaya sendiri
berasal dari kerajaan Melayu yang bertempat di Batanghari, Jambi,di mana
diketahui bahasa Melayu yang digunakan di Jambi menggunakan
dialek”o”sedangkan di kemudian hari bahasa dan dialek Melayu
berkembang secara luas dan menjadi beragam.
Pemerintah kolonial Hindia Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu
dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi
karena penguasaan bahasa Belanda untuk para pegawai pribumi dinilai
lemah.pada awal abad ke-20 perpecahan dalam bentuk buku tulisan bahasa
Melayu mulai terlihat.
Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia tenggara sejak abad ke-
7. Bukti yang menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti
dikedukan bukit berangka tahun 683 M (Palembang) talang tuo berangka
tahun 684 m (Palembang) kota kapur berangkat tahun 686 M (Bangka barat)
dan karang berahi berangka tahun 688 M (Jambi).prasasti itu bertuliskan
huruf pranagari berbahasa Melayu kuno. BahasaMelayu kuno itu tidak
hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa tengah (gandasuli) juga

3
ditemukan prasasti berangkat tahun 832 Mdan di Bogor ditemukan prasasti
berangkat tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu kuno.
Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa
kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Buddha.bahasa Melayu
juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antar suku di nusantara dan
sebagai bahasa perdagangan,baik sebagai bahasa antar suku di nusantara
maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang
datang dari luar Nusantara.
Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama
Buddha di Sriwijaya, antara lain,menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa
yang bernama koen-louen (I-Tsing:63,159), kou-luen (I-Tsing:183),
K'ouen-louen (Ferrand, 1919), Kw'enlum (Alisjahbana, 1971:1089).
Kun'lum (parnikel, 1977:91), K'un-lun (Prentice, 1078:19), yang
berdampingan dengan Sansekerta. Yang dimaksud koen-luen adalah bahasa
perhubungan (lingua franca) di kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu.
Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas
dari peninggalan kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti
tulisan pada batu nisann di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M,
maupun hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah
Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan
Bustanussalatin.Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan
dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu
mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan
antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan
karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur kata.

Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta


makin berkembang dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu
yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya
dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata
dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa

4
Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa melayu pun dalam
perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi
dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa
Indonesia. Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu
menggunakan bahasa melayu. Para pemuda Indonesia yang tergabung
dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu
menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh
bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu,
para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam kerapatan
Pemuda dan berikrar (1) Bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2)
berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para Pemuda ini dikenal dengan nama
Sumpah Pemuda.
Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad
bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia.
Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya
sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya
sebagai bahasa negara pada tanggal 18 agustus 1945 karena pada saat itu
Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan
bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV,Pasal 36).
Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara
lain, menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak
zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua
franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di
seluruh Asia Tenggara.
Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa
Indonesia dengan pesat. Peranan kegiatan politik, perdagangan,

5
persuratkabaran, dan majalah sangat besar dalam memodernkan bahasa
Indonesia. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945
telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara
konstitusional sebagai Bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh
berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun
daerah.
B. Kedudukan bahasa Indonesia
Kedudukan pertama bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa persatuan.
Hal ini tercantum dalam Sumpah pemuda (28-10-1928). Ini berarti bahwa
bahasa Indonesia berkedudukan sebagai Bahasa Nasional. Kedua adalah
sebagai bahasa Negara. Penjabarannya adalah sebagai berikut.
1. Sebagai Bahasa Nasional

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diperoleh sejak


awal kelahirannya, yaitu tanggal 28 Oktober 1928 dalam Sumpah
Pemuda. Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional sekaligus merupakan bahasa persatuan. Adapun dalam
kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia mempunyai
fungsi sebagai berikut. Lambang jati diri (identitas), lambang
kebanggaan bangsa, alat pemersatu berbagai masyarakat yang
mempunyai latar belakang etnis dan sosial-budaya, serta bahasa daerah
yang berbeda, dan alat penghubung antarbudaya dan antardaerah.

2. Sebagai Bahasa Resmi atau Negara

Kedudukan bahasa Indonesia yang kedua adalah sebagai bahasa


resmi/negara; kedudukan ini mempunyai dasar yuridis konstitusional,
yakni Bab XV pasal 36 UUD 1945. Dalam kedudukannya sebagai
bahasa resmi/negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut.
Bahasa resmi Negara, bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga
pendidikan, bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta

6
pemerintahan, dan bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan
pemanfaatan ilmu dan teknologi.

C. Fungsi Bahasa Indonesia


1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mempunyai fungsi
khusus yaitu:
a. Bahasa resmi kenegaraan;
b. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan;
c. bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan
pemerintah;
d. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi
2. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara mempunyai
fungsi :
a. Bahasa resmi kenegaraan;
b. Bahasa pengantar dalam pendidikan;
c. Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan;
d. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi

Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat,


sehingga perlu dibakukan atau distandarkan.

a. Ejaan Van Ophuijen (1901)


b. Ejaan Soewandi (1947)
c. Ejaan yang Disempurnakan (EYD, tahun 1972)
d. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
disempurnakan dan Pedoman Istilah (1975)
e. Kamus Besar Bahasa Indonesia,dan Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia (1988)

7
3. Bahasa Indonesia memiliki fungsi-fungsi yang dimiliki oleh bahasa
baku, yaitu :
a. Fungsi pemersatu, bahasa Indonesia mempersatukan suku
bangsa yang berlatar budaya dan bahasa yang berbeda-
beda;
b. Fungsi pemberi kekhasan, bahasa baku memperbedakan
bahasa itu dengan bahasa yang lain;
c. Fungsi penambah kewibawaan, bagi orang yang mahir
berbahasa Indonesia dengan baik dan benar;
d. Fungsi sebagai kerangka acuan, bahasa baku merupakan
norma dan kaidah yang menjadi tolak ukur yang disepakati
bersama untuk menilai ketepatan penggunaan bahasa atau
ragam bahasa.

8
BAB III
KESIMPULAN

Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah


bahasa Austronesia dari cabang bahasa-bahasa sunda-sulawesi,
yang digunakan sebagai lingua franca di nusantara sejak abad-
abad awal penanggalan modern. Aksara pertama dalam bahasa
Melayu atau Jawi ditemukan di pesisir tenggara pulau
Sumatera,mengindikasikan bahwa bahasa ini menyebar ke
berbagai tempat di nusantara dari wilayah ini, berkat
penggunaannya oleh kerajaan Sriwijaya yang menguasai jalur
perdagangan.

Kedudukan pertama bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa


persatuan. Hal ini tercantum dalam Sumpah pemuda (28-10-
1928). Ini berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
Bahasa Nasional. Kedua adalah sebagai bahasa Negara.
Penjabarannya adalah sebagai berikut. (1) Sebagai Bahasa
Nasional, yaitu Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional

9
diperoleh sejak awal kelahirannya, yaitu tanggal 28 Oktober 1928 dalam
Sumpah Pemuda. Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional sekaligus merupakan bahasa persatuan. Adapun dalam
kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia mempunyai
fungsi sebagai berikut. Lambang jati diri (identitas), lambang kebanggaan
bangsa, alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar
belakang etnis dan sosial-budaya, serta bahasa daerah yang berbeda, dan
alat penghubung antarbudaya dan antardaerah. (2) Sebagai Bahasa Resmi
atau Negara, yaitu Kedudukan bahasa Indonesia yang kedua adalah sebagai
bahasa resmi/negara; kedudukan ini mempunyai dasar yuridis
konstitusional, yakni Bab XV pasal 36 UUD 1945. Dalam kedudukannya
sebagai bahasa resmi/negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut.
Bahasa resmi Negara, bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga
pendidikan, bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta
pemerintahan, dan bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan
pemanfaatan ilmu dan teknologi.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mempunyai fungsi khusus


yaitu:

a. Bahasa resmi kenegaraan;


b. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan;
c. Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah;
d. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi

10
DAFTAR PUSTAKA

http://coretanwnh.blogspot.com/2013/09/sejarah-fungsi-dan-kedudukan-
http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/627/Se
kilas%2

http://furanaa.com/blog/kedudukan-dan-fungsi-bahasa-indonesia/

http://elgrid.wordpress.com/2011/11/06/kedudukan-bahasa-indonesia/

http://blog-kuliah.blogspot.com/2012/12/fungsi-bahasa-indonesia.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19936/4/Chapter%20I.pdf

http://blogbersama1908.blogspot.com/2013/01/contoh-makalah-sejarah-
bahasa-Indonesia.html

11
12

Anda mungkin juga menyukai