Nim : 2022010101005
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alasan kedua, mengapa bahasa melayu lebih berterima dari pada bahasa jawa,
tidak hanya secara fonetis dan morfologis tetapi juga secara reksikal, seperti
diketahui, bahasa jawa mempunyai beribu-ribu morfen leksikal dan bahkan
beberapa yang bersifat gramatikal.
Faktor yang paling penting adalah juga kenyataannya bahwa bahasa melayu
mempunyai sejara yang panjang sebagai Tigua France. Pada tahun 1928 bahasa
melayu mengalami perkembangan yang luar biasa. Pada tahun tersebut para
tokoh pemuda dari berbagai latar belakang suku dan kebudayaan menetapkan
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan Indonesia, keputusan ini dicetuskan
melalui sumpah pemuda. Dan baru setelah kemerdekaan Indonesia tepatnya pada
tanggal 18 Agustus Bahasa Indonesia diakui secara Yuridis.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa
prakemerdekaan
2. Untuk mengetahui sejarah siperkembangan Bahasa Indonesia pada masa
pascakemerdekaan
3. Untuk mengetahui Peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi perkermbangan
bahasa Indonesia
4. Untuk mengetahui sejarah ejaan Bahasa Indonesia (Ejaan Yang
Disempurnakan)
5. Untuk mengetahui perkembangan Bahasa Indonesia pada masa reformasi
6. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
Pada dasarny Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman
Sriwijaya, bahasa Melayu di pakai sebagai bahasa penghubung antar suku di
Nusantara dan sebagai bahasa yang di gunakan dalam perdagangan antara
pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar Nusantara.
Perkembangan dan pertumbuhan Bahasa Melayu tampaklebih
jelas dari berbagai peninggalan-peninggalan misalnya:
Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380
• Prasasti Kedukan Bukit, di
•Palembang pada tahun 683.
•Prasasti Talang Tuo, di
•Palembang pada Tahun 684.
•Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.
Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.
Dan pada saat itu Bahasa Melayu telah berfungsi sebagai :
1. Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisia aturan-aturan hidup
dan sastra.
2. Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antar suku di Indonesia
3. Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun pedagang
yang berasal dari luar Indonesia
4. Bahasa resmi kerajaan.
Bahasa melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan
menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara, serta makin berkembang dan
bertambah kokoh keberadaannya karena bahasa Melayu mudah di terima oleh
masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar
pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan
mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia,
oleh karena itu para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan
pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia
menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa indonesia. (Sumpah Pemuda, 28
Oktober 1928).
Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa
Indonesia yaitu :
1. Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa
perhubungan dan bahasa perdangangan.
2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa melayu
tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
3. Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela menerima
bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
4. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas.
Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi
bahasa Melayu karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut
sebagai bahasa Melayu Tinggi. Penggunaannya terbatas di kalangan keluarga
kerajaan di sekitar Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Malaya.
Pada akhir abad ke-19 pemerintah kolonial Hindia-Belanda melihat bahwa
bahasa Melayu (Tinggi) dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi
kalangan pegawai pribumi. Pada periode ini mulai terbentuklah “bahasa
Indonesia” yang secara perlahan terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu
Riau-Johor. Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai lingua
franca (bahasa pergaulan), namun pada waktu itu belum banyak yang
menggunakannya sebagai bahasa ibu. Bahasa ibu masih menggunakan bahasa
daerah yang jumlahnya mencapai 360 bahasa.
Pada pertengahan 1800-an, Alfred Russel Wallace menuliskan di bukunya
Malay Archipelago bahwa “penghuni Malaka telah memiliki suatu bahasa
tersendiri yang bersumber dari cara berbicara yang paling elegan dari
negaranegara lain, sehingga bahasa orang Melayu adalah yang paling indah,
tepat, dan dipuji di seluruh dunia Timur. Bahasa mereka adalah bahasa yang
digunakan di seluruh Hindia Belanda.”
Pada awal abad ke-20, bahasa Melayu pecah menjadi dua. Di tahun 1901,
Indonesia di bawah Belanda mengadopsi ejaan Van Ophuijsen sedangkan pada
tahun 1904 Malaysia di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson.
1. Budi Otomo.
Pada tahun 1908, Budi Utomo yang merupakan organisasi yang bersifat
kenasionalan yang pertama berdiri dan tempat terhidupnya kaum terpelajar
bangsa Indonesia, dengan sadar menuntut agar syarat-syarat untuk masuk ke
sekolah Belanda diperingan,. Pada kesempatan permulaan abad ke-20, bangsa
Indonesia asyik dimabuk tuntutan dan keinginan akan penguasaan bahasa
Belanda sebab bahasa Belanda merupakan syarat utama untuk melanjutkan
pelajaran menambang ilmu pengetahuan barat.
2. Serikat Islam.
Serikat islam berdiri pada tahun 1912. mula-mula partai ini hanya bergerak
dibidang perdagangan, namun bergerak dibidang sosial dan politik juga. Sejak
berdirinya, serikat islam yang bersifat non kooperatif dengan pemerintah Belanda
dibidang politik tidak pernah mempergunakan bahasa Belanda. Bahasa yang
mereka pergunakan ialah bahasa Indonesia.
3. Balai Pustaka.
Dipimpin oleh Dr. G.A.J. Hazue pada tahu 1908 balai pustaka ini didirikan.
Mulanya badan ini bernama Commissie Voor De Volkslectuur, pada tahun 1917
namanya berubah menjadi balai pustaka. Selain menerbitkan buku-buku, balai
pustaka juga menerbitkan majalah.
Hasil yang diperoleh dengan didirikannya balai pustaka terhadap perkembangan
bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia dapat disebutkan sebagai berikut :
• Memberikan kesempatan kepada pengarang-pengarang bangsa Indonesia
untuk menulis cerita ciptanya dalam bahasa melayu.
• Memberikan kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk membaca hasil
ciptaan bangsanya sendiri dalam bahasa melayu.
• Menciptakan hubungan antara sastrawan dengan masyarakat sebab
melalui karangannya sastrawan melukiskan halhal yang dialami oleh bangsanya
dan hal-hal yang menjadi cita-cita bangsanya.
• Balai pustaka juga memperkaya dan memperbaiki bahasa melayu sebab
diantara syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh karangan yang akan diterbitkan
di balai pustaka ialah tulisan dalam bahasa melayu yang bersusun baik dan
terpelihara.
4. Sumpah Pemuda
Kongres pemuda yang paling dikenal ialah kongres pemuda yang
diselenggarakan pada tahun 1928 di Jakarta. Pada hal sebelumnya, yaitu tahun
1926, telah pula diadakan kongres pemuda yang tepat penyelenggaraannya juga
di Jakarta.
Berlangsung kongres ini tidak semata-mata bermakna bagi perkembangan politik,
melainkan juga bagi perkembangan bahasa dan sastra Indonesia.
Dari segi politik, kongres pemuda yang pertama (1926) tidak akan bisa
dipisahkan dari perkembangan cita-cita atau benih-benih kebangkitan nasional
yang dimulai oleh berdirinya Budi Utomo, serikat islam, dan Jon Sumatrenan
Bond. Tujuan utama diselenggarakannya kongres itu adalah untuk
mempersatukan berbagai organisasi kepemudaan pada waktu itu.
Pada tahun itu organisasi-organisasi pemuda memutuskan bergabung dalam
wadah yang lebih besar Indonesia muda. Pada tanggal 28 Oktober 1928
organisasi pemuda itu mengadakan kongres pemuda di Jakarta yang
menghasilkan sebuah pernyataan bersejarah yang kemudian lebih dikenal sebagai
sumpah pemuda. Pertanyaan bersatu itu dituangkan berupa ikrar atas tiga hal,
Negara, bangsa, dan bahasa yang satu dalam ikrar sumpah pemuda.
Peristiwa ini dianggap sebagai awal permulaan bahasa Indonesia yang
sebenarnya, bahasa Indonesia sebagai media dan sebagai simbol kemerdekaan
bangsa. Pada waktu itu memang terdapat beberapa pihak yang peradaban
modern. Akan tetapi, tidak bisa dipumgkiri bahwa cita-cita itu sudah menjadi
kenyataan, bahasa Indonesia tidak hanya menjadi media kesatuan, dan politik,
melainkan juga menjadi bahasa sastra Indonesia baru.
D. Perkembangan Bahas
Indonesia Masa
Reformasi Munculnya
(bahasa Pers) :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penutup secara singkat, dapat disimpulkan bahwa peran bahasa sebagai
identitas suatu kelompok masyarakat dapat dijadikan media untuk penguatan
identitas kelompok. Oleh karena itu, penguatan identitas nasional bangsa
Indonesia sebenarnya dapat dilakukan dari hal terkecil yaitu penggunaan bahasa
Indonesia. Semakin kita bangga menggunakan bahasa Indonesia, semakin kuat
identitas kita sebagai bangsa Indonesia. Selain itu, penggunaan bahasa Indonesia
oleh seluruh masyarakat Indonesia dapat menimbulkan perasaan kepemilikan
yang sama terhadap bahasa Indonesia diantara masyarakat Indonesia yang
beragam. Hal ini dapat memperkuat rasa nasionalisme di antara masyarakat
Indonesia.
B. Saran
Bahasa Indonesia yang kita ketahui sebagai mana dari penjelasan terdahulu
memiliki banyak rintangan dan kendala untuk mewujudkan menjadi bahasa
pemersatu, bahasa nasional, bahasa Indonesia. Sehingga kita sebagai generasi
penerus mampu untuk membina, mempertahankan bahasa Indonesia ini, agar
tidak mengalami kemerosotan dan diperguna dengan baik oleh pihak luar.
Daftar Pustaka: