Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang kepada orang
lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan tujuannya. Pentingnya bahasa
sebagai identitas manusia, tidak bisa dilepaskan dari adanya pengakuan manusia terhadap
pemakaian bahasa dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Untuk menjalankan tugas
kemanusiaan, manusia hanya punya satu alat, yakni bahasa. Dengan bahasa, manusia
dapat mengungkapkan apa yang ada di benak mereka. Sesuatu yang sudah dirasakan
sama dan serupa dengannya, belum tentu terasa serupa, karena belum terungkap dan
diungkapkan. Hanya dengan bahasa, manusia dapat membuat sesuatu terasa nyata dan
terungkap.
Era globalisasi dewasa ini mendorong perkembangan bahasa secara pesat, terutama
bahasa yang datang dari luar atau bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan bahasa
internasional yang digunakan sebagai pengantar dalam berkomunikasi antar bangsa.
Dengan ditetapkannya Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional (Lingua Franca),
maka orang akan cenderung memilih untuk menguasai Bahasa Inggris agar mereka tidak
kalah dalam persaingan di kancah internasional sehingga tidak buta akan informasi dunia.
Tak dipungkiri memang pentingnya mempelajari bahasa asing, tapi alangkah jauh lebih
baik bila kita tetap menjaga, melestarikan dan membudayakan Bahasa Indonesia. Karena
seperti yang kita ketahui, bahasa merupakan idenditas suatu bangsa. Untuk memperdalam
mengenai Bahasa Indonesia, kita perlu mengetahui bagaimana perkembangannya sampai
saat ini sehingga kita tahu mengenai bahasa pemersatu dari berbagai suku dan adat-
istiadat yang beranekaragam yang ada di Indonesia, yang termasuk kita di dalamnya.
Maka dari itu melalui makalah ini penulis ingin menyampaikan sejarah tentang
perkembangan bahasa Indonesia.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam pembahasan
makalah ini adalah sebagai berikut :
 Bagaimana sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa prakemerdekaan?
 Mengapa bahasa melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia?
 Bagaimana sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa
pascakemerdekaan?
 Aspek Perubahan Bahasa Indonesia ?
 Apa saja peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi perkermbangan bahasa
Indonesia?
 Bagaimana sejarah ejaan Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)?
 Bagaimana Perkembangan Bahasa Indonesia pada masa reformasi?
 Bagaimana kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia?
1.3  Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
 Untuk mengetahui sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa
prakemerdekaan
 Untuk mengetahui sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa
pascakemerdekaan
 Untuk mengetahui Peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi perkermbangan
bahasa Indonesia
 Untuk mengetahui sejarah ejaan Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
 Untuk mengetahui perkembangan Bahasa Indonesia pada masa reformasi
 Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia pada Masa Prakemerdekaan
Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman Sriwijaya,
bahasa Melayu di pakai sebagai bahasa penghubung antar suku di Nusantara dan sebagai
bahasa yang di gunakan dalam perdagangan antara pedagang dari dalam Nusantara dan
dari luar Nusantara.
Perkembangan dan pertumbuhan Bahasa Melayu tampak lebih jelas dari berbagai
peninggalan-peninggalan misalnya:
 Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380
 Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.
 Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684.
 Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.
 Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.
Dan pada saat itu Bahasa Melayu telah berfungsi sebagai:
 Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisia aturan-aturan hidup dan
sastra.
 Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antar suku di indonesia
 Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun pedagang
yang berasal dari luar indonesia.
 Bahasa resmi kerajaan.
Bahasa melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya
agama Islam di wilayah Nusantara, serta makin berkembang dan bertambah kokoh
keberadaannya karena bahasa Melayu mudah di terima oleh masyarakat Nusantara
sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa dan
antar kerajaan. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan
mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh
karena itu para pemuda indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara
sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan
untuk seluruh bangsa indonesia. (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).
Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa
Melayu karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut sebagai bahasa
Melayu Tinggi. Penggunaannya terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar
Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Malaya.

Abad 19 Bahasa melayu kasar dan tinggi pemakainnya terbatas tapi punya stndar
Terjadi perubahan sikap terhadap penggunaan Bahasa melayu dan perubahan ini
berkaitan dengan traktat landon atau perjanjian landen yang di sepakatai kerajaan inggris
dan belanda 1824

Hasilnya belanda diakui menguasi kepulauan indonsia


Inggris memerintah kawasan semenanjung Malaya dan singapura
Dan dari pemisahan ini ikut juga memepngarui perkembangan Bahasa melayu di
kawasan selat malaka itu
Sejak saat itu 2 pusat kebudayaan malayu yaitu kerajaan riau lingga dan kerajaan djohor
Berkembang sendiri” yang mana Bahasa dan kesusastraan melayu riau ini dijadikan
tulang punggu bahsa Indonesia.
Belanda menyadari bahs melayu ini admisntrasi

Krna punya kitab” rujukan sarjana belanda itu ikut terlibat dalam pembakuan Bahasa
kemudian promosi Bahasa meelayu di promosi…dari sini trbntk embrionya bahsa indo
yng scra perlahan terpisah dari bntuknya semuala Bahasa melayunya riau johor ini

1896 orng belanda charlen andrian opushen ditgskan pmrth belanda untuk
menstandarisasikan aksara latin untuk Bahasa melayu dibantu nawawi sultan makmur
dan muhamid taib 3 hasilnya ada kitab logat melajoe pada thn 1960an buku tersbt jadi
pedomat tata Bahasa yng dikenal ejaan van opushen dan adanya buku tersbt semakin
maemantapkan posisi dari bahsa melayu.belanda juga menetpkan bhsa melayu sbgi bhsa
pengantar di sekolah skolah.
Maka semakin meluas bahsa melayu ini

Pada akhir abad ke-19 pemerintah kolonial Hindia-Belanda melihat bahwa bahasa
Melayu (Tinggi) dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai
pribumi. Pada periode ini mulai terbentuklah “bahasa Indonesia” yang secara perlahan
terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu Riau-Johor. Bahasa Melayu di Indonesia
kemudian digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan), namun pada waktu itu
belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Bahasa ibu masih
menggunakan bahasa daerah yang jumlahnya mencapai 360 bahasa.
Pada pertengahan 1800-an, Alfred Russel Wallace menuliskan di bukunya Malay
Archipelago bahwa “penghuni Malaka telah memiliki suatu bahasa tersendiri yang
bersumber dari cara berbicara yang paling elegan dari negara-negara lain, sehingga
bahasa orang Melayu adalah yang paling indah, tepat, dan dipuji di seluruh dunia Timur.
Bahasa mereka adalah bahasa yang digunakan di seluruh Hindia Belanda.”
Pada awal abad ke-20, bahasa Melayu pecah menjadi dua. Di tahun 1901, Indonesia di
bawah Belanda mengadopsi ejaan Van Ophuijsen sedangkan pada tahun 1904 Malaysia
di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson.
2.2  Mengapa bahasa melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia
Awalnya, pemerintah kolonial Hindia-Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu
dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena
penguasaan bahasa Belanda para pegawai pribumi dinilai lemah. Dengan menyandarkan
diri pada bahasa Melayu Tinggi, sejumlah sarjana Belanda mulai terlibat dalam
standardisasi bahasa. Promosi bahasa Melayu pun dilakukan di sekolah-sekolah dan
didukung dengan penerbitan karya sastra dalam bahasa Melayu. Akibat pilihan ini
terbentuklah "embrio" bahasa Indonesia yang secara perlahan mulai terpisah dari bentuk
semula bahasa Melayu Riau-Johor.
Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa
Indonesia yaitu :
 Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan
dan bahasa perdangangan.
 Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa melayu
tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
 Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela menerima
bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
 Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas.
2.3  Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia pada Masa Pascakemerdekaan
Berhubung dengan menyebar Bahasa Melayu ke pelosok nusantara bersamaan dengan
menyebarnya agama islam di wilayah nusantara. Serta makin berkembang dan bertambah
kokoh keberadaannya, karena bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara
sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa dan
antar kerajaan.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong
tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia oleh karena itu para
pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar
mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia yang menjadi bahasa persatuan
untuk seluruh bangsa Indonesia.
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari
berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda berikrar:
 Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air
Indonesia.
 Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
 Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.
Ikrar para pemuda ini di kenal dengan nama “Sumpah Pemuda”. Unsur yang ketiga
dari “Sumpah Pemuda” merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa indonesia merupakan
bahasa persatuan bangsa indonesia. Pada tahun 1928 bahasa Indonesia di kokohkan
kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia di nyatakan kedudukannya
sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-
Undang Dasar 1945 di sahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia. Di dalam UUD 1945 di sebutkan bahwa “Bahasa Negara Adalah Bahasa
Indonesia,(pasal 36). Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa indonesia secara
konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa indonesia di pakai oleh berbagai
lapisan masyarakat indonesia.
2.4  Peresmian nama bahasa indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan
bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi
Kemerekaan Indonesia tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya
konstitusi. Di Timor Leste, Bahasa Indonesia berposisi sebagi bahasa kerja. Dari sudut
pandang Linguistik, bahasa indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa
Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu-Riau dari abad ke-19.
Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagi
bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak
awal abad ke-20. Penamaan “Bahasa Indonesia” di awali sejak di canangkannya Sumpah
Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan “Imperialisme bahasa” apabila
nama bahasa Melayu tetap di gunakan.
Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa
Melayu yang di gunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, bahasa
indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru baik
melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Meskipun
di pahami dan di tuturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, bahasa Indonesia
bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga indonesia
menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa Ibu.
Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) atau
mencampur adukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa Ibunya.
Meskipun demikian, bahasa Indonesia di gunakan sangat luas di perguruan-
perguruan, media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai
forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa indonesia di gunakan
oleh semua warga indonesia. Bahasa Melayu dipakai dimana-mana diwilayah nusantara
serta makin berkembang dengan dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu
yang dipakai didaerah-daerah diwilayah nusantara dalam pertumbuhan dipengaruhi oleh
corak budaya daerah.  Bahasa Melayu menyerap kosa kata dari berbagai bahasa, terutama
dari bahasa sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.
Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan
dialek.Perkembangan bahasa Melayu diwilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong
tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia.Komikasi rasa
persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antar perkumpulan yang
bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang
menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia dalam sumpah pemuda 28
Oktober 1928. Untuk memperoleh bahasa nasionalnya, Bangsa Indonesia harus berjuang
dalam waktu yang cukup panjang dan penuh dengan tantangan.
Secara sejarah, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporal dari bahasa
Melayu yang struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih sama atau mirip
dengan dialek-dialek temporal terdahulu seperti bahasa Melayu Klasik dan bahasa
Melayu Kuno. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional merupakan usulan
dari Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya
pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan bahwa : “Jika mengacu
pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada
dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan
Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi
bahasa pergaulan atau bahasa persatuan.
Secara Sosiologis kita bisa mengatakan bahwa Bahasa Indonesia resmi di akui pada
Sumpah Pemuda tanggal 28 Onktober 1928.Hal ini juga sesuai dengan butir ketiga ikrar
sumpah pemuda yaitu “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.”Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia diakui pada
tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah Kemerdekaan Indonesia.
2.5  Peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia
1.         Budi Otomo.
Pada tahun 1908, Budi Utomo yang merupakan organisasi yang bersifat
kenasionalan yang pertama berdiri dan tempat terhidupnya kaum terpelajar bangsa
Indonesia, dengan sadar menuntut agar syarat-syarat untuk masuk ke sekolah Belanda
diperingan,. Pada kesempatan permulaan abad ke-20, bangsa Indonesia asyik dimabuk
tuntutan dan keinginan akan penguasaan bahasa Belanda sebab bahasa Belanda
merupakan syarat utama untuk melanjutkan pelajaran menambang ilmu pengetahuan
barat.
 Sarikat Islam.
Sarekat islam berdiri pada tahun 1912. mula-mula partai ini hanya bergerak dibidang
perdagangan, namun bergerak dibidang sosial dan politik jga. Sejak berdirinya, sarekat
islam yang bersifat non kooperatif dengan pemerintah Belanda dibidang politik tidak
perna mempergunakan bahasa Belanda. Bahasa yang mereka pergunakan ialah bahasa
Indonesia.
 Balai Pustaka.
Dipimpin oleh Dr. G.A.J. Hazue pada tahu 1908 balai pustaku ini didirikan. Mulanya
badan ini bernama Commissie Voor De Volkslectuur, pada tahun 1917 namanya berubah
menjadi balai pustaka. Selain menerbitkan buku-buku, balai pustaka juga menerbitkan
majalah.
Hasil yang diperoleh dengan didirikannya balai pustaka terhadap perkembangan
bahasa melau menjadi bahasa Indonesia dapat disebutkan sebagai berikut :
a.       Meberikan kesempatan kepada pengarang-pengarang bangsa Indonesia untuk menulis
cerita ciptanya dalam bahasa melayu.
 Memberikan kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk membaca hasil ciptaan
bangsanya sendiri dalam bahasa melayu.
 Menciptakan hubungan antara sastrawan dengan masyarakat sebab melalui
karangannya sastrawan melukiskan hal-hal yang dialami oleh bangsanya dan hal-hal
yang menjadi cita-cita bangsanya.
 Balai pustaka juga memperkaya dan memperbaiki bahasa melayu sebab diantara
syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh karangan yang akan diterbitkan di balai
pustaka ialah tulisan dalam bahasa melayu yang bersusun baik dan terpelihara.
 Sumpah Pemuda.
Kongres pemuda yang paling dikenal ialah kongres pemuda yang diselenggarakan
pada tahun 1928 di Jakarta. Pada hal sebelumnya, yaitu tahun 1926, telah pula diadakan
kongres p[emuda yang tepat penyelenggaraannya juga di Jakarta. Berlangsung kongres
ini tidak semata-mata bermakna bagi perkembangan politik, melainkan juga bagi
perkembangan bahasa dan sastra Indonesia.
Dari segi politik, kongres pemuda yang pertama (1926) tidak akan bisa dipisahkan dari
perkembangan cita-cita atau benih-benih kebangkitan nasional yang dimulai oleh
berdirinya Budi Utomo, sarekat islam, dan Jon Sumatrenan Bond. Tujuan utama
diselenggarakannya kongres itu adalah untuk mempersatukan berbagai organisasi
kepemudaan pada waktu itu.
Pada tahun itu organisasi-organisasi pemuda memutuskan bergabung dalam wadah
yang lebih besar Indonesia muda. Pada tanggal 28 Oktober 1928 organisasi pemuda itu
mengadakan kongres pemuda di Jakarta yang menghasilkan sebuah pernyataan
bersejarah yang kemudian lebih dikenal sebagai sumpah pemuda. Pertanyaan bersatu itu
dituangkan berupa ikrar atas tiga hal, Negara, bangsa, dan bahasa yang satu dalam ikrar
sumpah pemuda.
Peristiwa ini dianggap sebagai awal permulaan bahasa Indonesia yang sebenarnya,
bahasa Indonesia sebagai media dan sebagai symbol kemerdekaan bangsa. Pada waktu itu
memang terdapat beberapa pihak yang peradaban modern. Akan tetapi, tidak bisa
dipumgkiri bahwa cita-cita itu sudah menjadi kenyataan, bahasa Indonesia tidak hanya
menjadi media kesatuan, dan politik, melainkan juga menjadi bahasa sastra indonesia
baru.
2.6  Perkembangan EYD
Ejaan merupakan cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut disiplin
ilmu bahasa. Dengan adanya ejaan diharapkan para pemakai menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar sesuai aturan-aturan yanga ada. Sehingga terbentuklah
kata dan kalimat yang mudah dan enak didengar dan dipergunankan dalam komonikasi
sehari hari. Sesuai dengan apa yang telah diketahui bahwa penyempurnaan ejaan bahsa
Indonesia terdiri dari:
 Ejaan van Ophuijsen
Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van
Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan
Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang kemudian
dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial pada
tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
a.       Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus
disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan untuk
menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.
 Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
 Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
 Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata
ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.
2.      Ejaan Soewandi
Ejaan Soewandi adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa Indonesia yang berlaku sejak 17
Maret 1947. Ejaan ini kemudian juga disebut dengan nama edjaan Soewandi, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan kala itu. Ejaan ini mengganti ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan
Van Ophuijsen yang mulai berlaku sejak tahun 1901.
a.       Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
b.      Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
c.       Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
d.      Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mendampinginya.
 Ejaan Yang Disempurnakan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sejak
tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan
Soewandi. Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama telah ditandatangani oleh
Menteri Pelajaran Malaysia pada masa itu, Tun Hussien Onn dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung
persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua
negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus
1972, berdasarkan Keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972, berlakulah sistem ejaan
Latin (Rumi dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) bagi bahasa Melayu dan bahasa
Indonesia. Di Malaysia ejaan baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama
(ERB). Selanjutnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarluaskan buku
panduan pemakaian berjudul “Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”.
Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan buku “Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan” dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas.
Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975
memberlakukan “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah”.
2.7  Perkembangan Bahasa Indonesia Masa Reformasi
Munculnya Bahasa Media Massa (bahasa Pers):
 Bertambahnya jumlah kata-kata singkatan (akronim);
 Banyak penggunaan istilah-istilah asing atau bahasa asing adalam surat kabar.
Pers telah berjasa dalam memperkenalkan istilah baru, kata-kata dan ungkapan baru,
seperti KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), kroni, konspirasi, proaktif, rekonsiliasi,
provokator, arogan, hujat, makar, dan sebagainya.
Bahasa Indonesia sudah mulai bergeser menjadi bahasa kedua setelah Bahasa Inggris
ataupun bahasa gaul. Selain itu, dipengaruhi pula oleh media iklan maupun artis yang
menggunakan istilah baru yang merupakan penyimpangan dari kebenaran cara berbahasa
Indonesia maupun mencampuradukan bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
2.8  Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
Kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia, yaitu:
 Sebagai bahasa persatuan (alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya
 Bahasa nasional;
 Bahasa resmi
 Bahasa budaya dan Bahasa ilmu
 Sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga
 Pendidikan
 
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan 
Dapat disimpullkan dari makalah ini, bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa
melayu. Bahasa melayu dipilih sebagai bahasa pemersatu (bahasa Indonesia) karena :
 Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan
dan bahasa perdangangan.
 Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa melayu
tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
 Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela menerima
bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
 Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas.
3.2  Saran
Bahasa Indonesia yang kita ketahui sebagai mana dari penjelasan terdahulu memiliki
banyak rintangan dan kendala untuk mewujudkan menjadi bahasa pemersatu, bahasa
nasional, bahasa Indonesia. Sehingga kita sebagai generasi penerus mampu untuk
membina, mempertahankan bahasa Indonesia ini, agar tidak mengalami kemerosotan dan
diperguna dengan baik oleh pihak luar.

DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2013. Makalah Sejarah Perkembangan Bahasa
Indonesia, http://selidik86.blogspot.com/2013/03/makalah-sejarah-perkembangan-
bahasa_9.htmlV , diakses pada Selasa, 04November 2014 pukul 12:08
http://karinarisaf.blogspot.com/2012/10/perkembangan-bahasa-indonesia.html , diakses
pada Selasa, 04 November 2014 pukul 12:20
http://jaririndu.blogspot.com/2012/01/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia.html, diakses
pada Selasa, 04November 2014 pukul 12:
http://handikaabdillah20021992.blogspot.com/2012/10/perkembangan-bahasa-indonesia-
sebelum.html , diakses pada  selasa, 04 November 2014 pukul 12:25

kongres pemuda 1 1926 muh yamin mengusulkan bahsa malayu sebagai bahasa persatuan
Indonesia guna bias merebut kemerdekaan
muh thabrani(tokoh jong java/organisasi kepemudaan) mengusulkan bahasa melayu
menjadi bahasa Indonesia”jika tumpah darah perjuanag bangsa yang dinamakan
Indonesia maka bahasanyapun harus bernama bahasa Indonesia

menulis buku dan ditutup dengan kalimat”bangsa dan pembaca sekalian bangsa Indonesia
belum ada terbitkanlah bangsa Indonesia itu,bahasa indonesi itu belum ada,terbitkanlah
bangsa Indonesian itu karna mnurt keyakinan kita ,kemerdekaan bangsa dan tanah air kita
ini akan tercapai dengan jalan persatuan anak indo yang terikat oleh bahasa Indonesia
maka pada tg 28 okt 1928.

Kata KHUSUS
1. CHOESOES DJOEM’AT TJOETJOE JA’NI
2. CHUSUS DJUM’AT TJUTJU JAKNI
3. KHUSUS JUMAT CUCU YAKNI

Abad 19 Bahasa melayu kasar dan tinggi pemakainnya terbatas tapi punya stndar
Terjadi perubahan sikap terhadap penggunaan Bahasa melayu dan perubahan ini
berkaitan dengan traktat landon atau perjanjian landen yang di sepakatai kerajaan inggris
dan belanda 1824

Hasilnya belanda diakui menguasi kepulauan indonsia


Inggris memerintah kawasan semenanjung Malaya dan singapura
Dan dari pemisahan ini ikut juga memepngarui perkembangan Bahasa melayu di
kawasan selat malaka itu
Sejak saat itu 2 pusat kebudayaan malayu yaitu kerajaan riau lingga dan kerajaan djohor
Berkembang sendiri” yang mana Bahasa dan kesusastraan melayu riau ini dijadikan
tulang punggu bahsa Indonesia.
Belanda menyadari bahs melayu ini admisntrasi

Krna punya kitab” rujukan sarjana belanda itu ikut terlibat dalam pembakuan Bahasa
kemudian promosi Bahasa meelayu di promosi…dari sini trbntk embrionya bahsa indo
yng scra perlahan terpisah dari bntuknya semuala Bahasa melayunya riau johor ini

1896 orng belanda charlen andrian opushen ditgskan pmrth belanda untuk
menstandarisasikan aksara latin untuk Bahasa melayu dibantu nawawi sultan makmur
dan muhamid taib 3 hasilnya ada kitab logat melajoe pada thn 1960an buku tersbt jadi
pedomat tata Bahasa yng dikenal ejaan van opushen dan adanya buku tersbt semakin
maemantapkan posisi dari bahsa melayu.belanda juga menetpkan bhsa melayu sbgi bhsa
pengantar di sekolah skolah.
Maka semakin meluas bahsa melayu ini

Anda mungkin juga menyukai