Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL

SEJARAH SINGKAT KEDUDUKAN, DAN FUNGSI BAHASA


INDONESIA
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Minabul Mubin, S, Hum, M.Pd

Disusun oleh :

Wildan Zamani 012210070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

2022
SEJARAH SINGKAT KEDUDUKAN, DAN FUNGSI BAHASA
INDONESIA

Fakultas Agama Islam, Universitas Islam Lamongan

Email : wildanzamani99@gmail.com

Abstrak
Pengertian Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk
berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Kridalaksana Djokok Kentjono
yang sejalan dengan barber, bahasa yaitu sumber lambang bunyi yang arbitrer yang
digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan
mengidentifikasi diri. B. Sejarah bahasa Indonesia Bahasa Indonesia adalah hasil
pertumbuhan dan perkembangan bahasa Melayu.1 Untuk mengetahui perkembangan
bahasa Melayu itu diuraikan oleh S. Takdir Alisyahbana bahwa negeri kita yang
terdiri dari beribu-ribu pulau ini selayaknya mempunyai bahasa dan dialog yang
begitu banyak, namun bahasa dan dialog itu sebagian besar termasuk dalam satu
rumpun bahasa-bahasa Melayu.Sedangkan sebagian lagi termasuk dalam rumpun
yang lebih besar, yaitu rumpun bahasa Austronesia dan bahasa Melayu Polinesia.
Pertumbuhan bahasa Melayu yang telah menjadi bahasa Indonesia dapat
dikemukakan dengan rumus Matemetika yaitu: BM+bd+ba.Dimana BM mewakili
bahasa Melayu, bd mewakili bahasa daerah, dan ba mewakili bahasa asing. Artinya
modal utama bahasa Indonesia sekarang adalah bahasa Melayu. Kemudian diperkaya
dengan sebagian kecil bahasa daerah dan bahasa asing.Sebelum kemerdekaan
sebagian besar daerah Nusantara telah diperkaya oleh bahasa Daerah dan bahasa
Asing. Sejak zaman penjajahan Belanda, bahasa Indonesia (bahasa Melayu) telah
diajarkan di Sekolah-sokolah. Di Bumi Putera (Jawa) bahasa Melayu tidak dijadikan
bahasa pengantar, akan tetapi masih dijadikan sebagai mata Pelajaran sebanyak 2 jam
sekali dalam satu minggu dimulai pada kelas IV.

Kata Kunci : Sejarah, Kedudukan, Fungsi Bahasa Indonesia

1
Sam, B., Iye, R., Ohoibor, M., Umanailo, M. C. B., Rusdi, M., Rahman, A. B. D., & Hajar, I. (2019). Female Feminism in the Customary
Island of Buru. Int. J. Sci. Technol. Res, 8(8), 1877-1880.
PENDAHULUAN

Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh
masyarakat pemakainya. Menurut Kridalaksana Djokok Kentjono yang sejalan dengan
barber, bahasa yaitu sumber lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.

PEMBAHASAN

Bahasa Indonesia adalah hasil pertumbuhan dan perkembangan bahasa Melayu.


Untuk mengetahui perkembangan bahasa Melayu itu diuraikan oleh S. Takdir Alisyahbana
bahwa negeri kita yang terdiri dari beribu-ribu pulau ini selayaknya mempunyai bahasa dan
dialog yang begitu banyak, namun bahasa dan dialog itu sebagian besar termasuk dalam satu
rumpun bahasa-bahasa Melayu.Sedangkan sebagian lagi termasuk dalam rumpun yang lebih
besar, yaitu rumpun bahasa Austronesia dan bahasa Melayu Polinesia. Pertumbuhan
bahasa Melayu yang telah menjadi bahasa Indonesia dapat dikemukakan dengan rumus
Matemetika yaitu: BM+bd+ba.Dimana BM mewakili bahasa Melayu, bd mewakili bahasa
daerah, dan ba mewakili bahasa asing. Artinya modal utama bahasa Indonesia sekarang
adalah bahasa Melayu. Kemudian diperkaya dengan sebagian kecil bahasa daerah dan
bahasa asing.Sebelum kemerdekaan sebagian besar daerah Nusantara telah diperkaya oleh
bahasa Daerah dan bahasa Asing. Sejak zaman penjajahan Belanda, bahasa Indonesia
(bahasaMelayu) telah diajarkan di Sekolah-sokolah. Di Bumi Putera (Jawa) bahasa Melayu
tidak dijadikan bahasa pengantar, akan tetapi masih dijadikan sebagai mata Pelajaran
sebanyak 2 jam sekali dalam satu minggu dimulai pada kelas IV.

Ada pun beberapa faktor pendukung bahasa Melayu diterima sebagai bahasa Indonesia
adalah:

1. Luasnya pemakaian bahasa Melayu.

Dilihat dari bahasa Melayu yang diterima karena bahasa Melayu ternyata sudah dipakai
sebelum Abad ke-20 sebagai bahasa perantara (lingun praca) yang tidak hanya dipakai
di Nusantara, tetapi juga digunakan di sebagian besar daerah Asia Tenggara.
2.Diterimanya penggunaan bahasa Melayu dalam sastra.

Faktor ke dua diterimanya bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia karenabanyak


digunakan dalam hasil-hasil sastra baik bahasa Melayu rendah maupuntinggi. Rosadi
mengungkapkan bahwa sejak abad ke-19 sudah banyak hasil-hasil satra bahasa Melayu
yang ditulis orang-orang yang berasal dari kepulawan Riau dan Sumatra.Hasil-hasil sastra itu
kebanyakan ditulis dengan bahasa Melayu tinggi.

3. Penggunaan bahasa Melayu dalam persurat kabaran.

Faktor ketiga penyebab diterimanya bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia adalah telah
digunakannya bahasa Melayu dalam surat kabar Nusantara. Prosadi mengungkapkan bahwa
pada akir abad ke-19 banyak surat kabar yang dicetak menggunakan bahasa Melayu. Faktor
lainnya yang menyebabkan bahasa Melayu diterima sebagai bahasa Indonesia adalah:

a. Letak goegrafis yang istimewa, karena kediaman Bangsa melayu itu terletak di Selat
Malaka yang menjadi lokasiperhubungan dan perdagangan yang sangat penting antara
Barat dan Timur di lingkungan Asia Tenggara.

b. Sifat bangsa Melayu yang perantau, pelayar dan penjajah pulau-pulau.

c. Menjadi bahasa penghubung bagi kekuasaan politik kerajaan-kerajaan. Tidak


kalah pentingnya bahasa Melayu dijadikan sebagai alat pengembangan agama Islam yang
dibawa oleh para pedagang 3 keseluruh kepulauan dan pengambangan agama Kristen yang
dibawa portugis serta orang-orang Eropa lainnya. Dengan demikian bahasa Melayu sebagai
ligua praca sudah memenuhi fungsinya sebagai bahasa.

2
1. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

Pada dasarnya dibedakan atas dua yang bertolak dari sejarah


pertumbuhannya, yaitu:Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
Kedudukan yang paling utama dari bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa ,hal tersebut
tersurat pada ikrar sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928, yang
bebunyi:‘menjoen-joen tinggi bahasa persatoean bahasa Indonesia’.Setelah sumpah
pemuda, dalam sebuah hasil perumusan seminar Politik bahasa yang
diselenggarakan di Jakarta tanggal 25-28 Februari 1975, diantaranya menegaskan bahwa
bahasa Indonesia sebagai bahasa.

2. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.

Seiring dengan hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 besoknya tanggal 18


Agustus 1945 diakui dan disahkan keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara, yang termasuk dalam pasal 36 UUD 1945 yang berbunyi:‘Bahasa negara adalah
bahasa Indonesia.’ Berarti bahasa Indonesia tidak hanya berkedudukan sebagai bahasa ,
tetapi juga termasuk dalam bahasa Negara. Jadi, kedudukan bahasa Indonesia
sebagai bahasa diembannya dalam persoalan kehidupan berbangsa bukan dalam
kehidupan bernegara. Demikian juga, kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
Negara diembannya dalam persoalan kehidupan bernegara bukan dalam kehidupan
berbangsa.

Bahasa Indonesia memiliki fungsi sejalan dengan kedudukannya yaitu:

1. Bahasa Nasional
Kedudukannya diatas bahasadaerah. Hasil Perumusan Seminar Politik
Bahasa yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975
menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa , bahasa Indonesia berfungsi
sebagai:

a. Lambang kebanggaan .

b. Lambang identitas

c. Alat pemersatu berbagai suku bangsa

d. Alat perhubungan antar daerah dan antar budaya

2. Bahasa Negara (Bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia) Memiliki empat
fungsi sebagai berikut:

a. Bahasa resmi kenegaraan

b. Bahasa pengantar di dunia pendidikan

c. Alat perhubungan pada tingkat

d. Alat pengembangan kebudayaan dan IPTEK


KESIMPULAN

Sejarah nasional Indonesia mencatat, bahwa bahasa Indonesia tumbuh dan


berkembang dari bahasa Melayu, yang sejak dulu sudah dipakai sebagai bahasa penghubung
(lingua franca) di hampir seluruh kawasan Asia Tenggara.

Pada zaman Kerajaan Sriwijaya, bahasa Melayu mempunyai beberapa fungsi, yaitu
(1) bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa-bahasa buku-buku
yang berisi aturan-aturan hidup dan sastra, (2) bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa
perhubungan (lingua franca) antarsuku di Indonesia, (3) bahasa Melayu berfungsi sebagai
bahasa perdagangan, terutama di sepanjang pantai, baik suku yang ada di Indonesia maupun
bagi pedagang-pedagang yang datang dari luar Indonesia, dan (4) berfungsi sebagai bahasa
resmi di kerajaan.

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa
Indonesia, yaitu (1) bahasa Melayu merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa
perhubungan, dan bahasa perdagangan; (2) sistem bahasa Melayu sederhana, mudah
dipelajari, karena bahasa Melayu dikenal tingkatan bahasa, seperti dalam bahasa Jawa (ada
ngoko, kromo) atau perbedaan bahasa kasar dan halus, seperti dalam bahasa Sunda (ada
kasar, lemes); (3) suku-suku di Indonesia sangat menerima dengan sukarela bahasa Melayu
dijadikan sebagai bahasa Indonesia (sebagai bahasa nasional); (4) bahasa Melayu mempunyai
kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang lebih luas.

Peresmian nama bahasa Indonesia ini ditandai dengan diikrarnya Sumpah Pemuda
pada tanggal 28 Oktober 1928 oleh pemuda Indonesia. Bahasa Indonesia mempunyai
kedudukan yang sangat penting, yakni (1) sebagai bahasa nasional, dan (2) sebagai bahasa
Negara.
DAFTAR PUSTAKA

Sam, B., Iye, R., Ohoibor, M., Umanailo, M. C. B., Rusdi, M., Rahman, A. B. D., & Hajar, I.
(2019). Female Feminism in the Customary Island of Buru. Int. J. Sci. Technol. Res,
8(8), 1877-1880.
Susiati, S., Iye, R., & Suherman, L. O. A. (2019). Hot Potatoes Multimedia Applications
in
Evaluation of Indonesian Learning In SMP Students in Buru District. ELS Journal on
Interdisciplinary Studies in Humanities, 2(4), 556-570.
Susiati, S., Iye, R., & Suherman, L. O. A. (2019). Hot Potatoes Multimedia Applications
in
Evaluation of Indonesian Learning In SMP Students in Buru District. ELS Journal on
Interdisciplinary Studies in Humanities, 2(4), 556-570.
Iye, R., & Susiati, S. (2018). NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL SEBAIT CINTA DI
BAWAH
LANGIT KAIRO KARYA MAHMUD JAUHARI ALI (Educative Values in Sebait
Cinta di Bawah Langit Kairo by Mahmud Jauhari Ali). Sirok Bastra, 6(2), 185-191.
Susiati, S. (2018). Homonim bahasa kepulauan tukang besi dialek kaledupa di kabupaten
wakatobi
[the homonymon of tukang besi island languange in kaledupa dialect at wakatobi
regency]. Totobuang, 6(1), 109.
Susiati, S. (2020). The Concept Of Togetherness In The Films" Aisyah Biarkan Kami
Bersaudara"
By Herwin Novianto.
Nurhayati, N., & Said, I. (2019). Emosi Verbal Suku Bajo Sampela. Sosial Budaya, 16(2),
114-
126.
Susiati, S., & Iye, R. (2018). Kajian Geografi Bahasa dan Dialek di Sulawesi Tenggara:
Analisis
Dialektometri. Gramatika: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan, 6(2), 137-151.
Susiati, S. The Concept Of Togetherness In The Films" Aisyah Biarkan Kami Bersaudara"
By
Herwin Novianto.
Iye, R., Susiati, S., & Karim, K. (2020). Citra Perempuan dalam Iklan Sabun Shinzui.
Sang
Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton, 6(1), 1-7.
Susiati, S. (2020). The Concept Of Togetherness In The Films" Aisyah Biarkan Kami
Bersaudara"
By Herwin Novianto.
Susiati, S. (2020). Eksistensi Manusia Dalam Film" Aisyah Biarkan Kami Bersaudara"
Karya
Herwin Novianto. Iye, R. (2018). Tuturan dalam Prosesi Lamaran Pernikahan di Tomia
Kabupaten Wakatobi. Jurnal

Anda mungkin juga menyukai