Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BAHASA INDONESIA

SEJARAH BAHASA INDONESIA

Oleh:
1.ARSYAD NASIR POHAN
2.AZRI RAFLY AIFANAN
3.BAGUS TSANI AKBAR
4.IRMA HERANI
5.MUTIARA ACHYAR
6.NAZWA PUTRI SYALSABILA
7.RIZKI FAUZIAH
8.RIZKINA BUNGA MELANI
9.RUBEN GUTAMA
GURU PEMBIMBING:
FEBRI DAYANTI HARAHAP
i
Daftar Isi

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

II. PEMBAHASAN
A. Sejarah Bahasa Indonesia
B. Kedudukan Bahasa Indonesia
C. Fungsi Lain dari Bahasa Indonesia

III. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Demikian juga, Bahasa Indonesia menjadi sarana budaya dan sarana
berpikir masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, peranan Bahasa Indonesia
menjadi sangat penting. Mengingat pentingnya bahasa Indonesia, kami sebagai
mahasiswa dituntut untuk lebih memahami bahasa Indonesia dengan baik dan
benar. Yang salah satunya adalah dengan mengetahui sejarah bahasa Indonesia.
Untuk itulah materi ini sangat penting untuk dipelajari, karena sangat
disayangkan jika sebagai pemakai bahasa Indonesia tidak mengetahui tentang
sejarah bahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
a) Bagaimanakah sejarah bahasa Indonesia ?
b) Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia ?
c) Apa saja fungsi lain dari bahasa Indonesia ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah bahasa Indonesia
2. Untuk mengetahui dan memahami kedudukan serta fungsi bahasa Indonesia
3. Mengetahui fungsi lain dari bahasa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa
persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
Penggunaan istilah “bahasa Melayu” telah dilakukan pada masa sekitar 683-686
M, yaitu angka tahun yang tercantum pada beberapa prasasti berbahasa Melayu
kuno dari Palembang dan Bangka. Prasasti-prasati ini ditulis dengan aksara
Pallawa atas perintah raja Kerajaan Sriwijaya. Awal penamaan bahasa Indonesia
sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober
1928. Di sana, pada kongres Nasional Kedua di Jakarta diumumkanlah penggunaan
bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk Negara Indonesia pasca-
merdeka.Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, yaitu bahasa Jawa (yang
sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih bahasa
Indonesia yang beliau dasarkan dari bahasa Melayu yang dituturkan di Riau.
Bahasa Melayu Riau dipilih sebagai bahasa persatuan negara Republik
Indonesiaatas beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1. Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa atau golongan lain di Republik
Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan golongan
mayoritas di Republik Indonesia.
2. Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu
Riau. Ada tingkatan bahasa halus, biasa, dan kasar yang digunakan untuk orang
yang berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat.
3. Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan bahasa Melayu Pontianak,
Banjarmasin, Samarinda, Maluku, Jakarta (Betawi), ataupun Kutai, dengan
pertimbangan :
Pertama, suku Melayu berasal dari Riau, Sultan Malaka yang terakhir pun lari ke
Riau selepas Malaka direbut oleh Portugis. Kedua, sebagai lingua franca, bahasa
Melayu Riau yang paling sedikit terkena pengaruh misalnya dari bahasa Tionghoa
Hokkien, ataupun dari bahasa lainnya.
4. Penggunaan bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia. Pada
1945, penggunaan bahasa Melayu selain Republik Indonesia yaitu Malaysia,
Brunei, dan Singapura.
Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II 1954 di Medan, antara lain
menyatakan bahwa bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa
Melayu yang sejak zaman dahulu sudah digunakan sebagai lingua franca (bahasa
perhubungan). Bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di
seluruh Asia Tenggara sejak abad ke VII. Bukti yang menyatakan itu adalah
ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit, berangka 683 M (Palembang), Talang
Tuwo, berangka 684 M (Palembang), Kota Kapur, berangka 686 M (Bangka Barat),
dan Karang Brahi, berangka 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan Pra-Nagari
berbahasa Melayu Kuno. Bahasa melayu kuno tidak hanya digunakan pada zaman
Sriwijaya, karena di Jawa Tengah juga ditemukan prasasti tahun 832 M dan di
Bogor tahun 942 M yang menggunakan bahasa melayu kuno.
Bahasa Melayu menyebar kepelosok Nusantara bersamaan dengan
menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima
oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku,
antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena tidak mengenal tingkat
tutur. Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara dalam
pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap
kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, Persia, Arab,
dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul
dalam berbagai variasi dan dialek. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah
Nusantara memengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan
persatuan bangsa Indonesia.
Secara sosiologis, kita bisa mengatakan bahwa bahasa Indonesia bisa
diterima keberadaannya pada tanggal 28 Oktober 1928. Dimana para pemuda
Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar
mengangkat bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa
persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia. Secara yuridis, baru tanggal 18
Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi di akui keberadaannya dan
ditetapkan dalam UUD 1945 pasal 36. Meskipun demikian, hanya sebagian dari
penduduk Indonesia yang benar-benar menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik dan benar, karena dalam percakapan sehari-hari yang tidak resmi
masyarakat Indonesia lebih suka menggunakan bahasa daerahnya masing-masing,
seperti bahasa Madura, bahasa Jawa, bahasa Sumbawa , dan lain-lain.

B. Kedudukan Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting yang
tercantum didalam :
1) Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi,”Kami putra dan putrid
Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”
2) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa “Bahasa
Negara ialah Bahasa Indonesia”
Dengan begitu, kedudukan bahasa Indonesia dibagi menjadi :
1) Bahasa Nasional
Kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah. Hasil Perumusan
Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal
25-28 Februari 1975 menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa
Nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut :
a) Lambang kebanggaan Nasional
Sebagai lambing kebanggaan, bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial
budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita. Dengan bahasa nasionalnya, bangsa
Indonesia menyatakan harga diri dan nilai-nilai budaya yang dijadikan pegangan
hidup. Atas dasar pegangan ini, bahasa Indonesia perlu kita pelihara dan kita
kembangkan pemakaiannya.
b) Lambang Identitas Nasional
Sebagai lambang identitas Nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang
bangsa Indonesia. Dengan demikian, bahasa Indonesia dapat mengetahui
identitas seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsa
Indonesia. Kita harus menjaganya, jangan sampai bahasa Indonesia tidak
menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya dan bebas dari unsur-
unsur bahasa lain, terutama bahasa asing.
c) Alat pemersatu berbagai suku bangsa
Sebagai alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar
belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke dalam satu kesatuan
yang bulat, bahasa Indonesia memungkinkan berbagai suku bangsa itu mencapai
keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan
identitas suku dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang
bahasa daerah yang bersangkutan. Bahkan dengan bahasa nasional kita, kita
dapat meletakkan kepentingan nasional jauh di atas kepentingan daerah atau
golongan.
d) Alat penghubung antarbudaya dan antardaerah
Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan satu dengan yang
lain sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar
belakang sosial budaya dan bahasa dapat dihindari. Bagi pemerintah, segala
kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi,
sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan akan mudah diinformasikan kepada
warga.
2) Bahasa Negara (Bahasa Resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia)
Dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan
di Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan bahwa di dalam
kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia befungsi sebagai :
a) Bahasa remi kenegaraan
Bukti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan adalah
digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945.
Mulai saat itu bahasa Indonesia digunakan dalam segala upacara, peristiwa serta
kegiatan kenegaraan baik secara lisan maupun tulisan.
b) Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga
pendidikan baik formal maupun non formal mulai dari taman kanak-kanak sampai
dengan perguruan tinggi. Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar, materi
pelajaran yang berbentuk media cetak hendaknya juga berbahasa Indonesia. Hal
ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing.
Apabila hal ini dilakukan, sangat membantu peningkatan perkembangan bahasa
Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek).
c) Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
nasional serta kepentingan pemerintah
Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan
penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu, hendaknya
diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa.
Tujuan penyeragaman dan peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang
disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
d) Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi
Dalam penyebarluasan ilmu dan teknologi modern agar jangkauan pemakaiannya
lebih luas, penyebaran ilmu dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran,
buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lain, hendaknya
menggunakan bahasa Indonesia. Pelaksanaan ini mempunyai hubungan timbal-balik
dengan fungsinya sebagai bahasa ilmu yang dirintis melalui lembaga-lembaga
pendidikan, khususnya di perguruan tinggi.
C. Fungsi lain dari Bahasa Indonesia
Fungsi lain bahasa dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu fungsi bahasa
secara umum dan fungsi bahasa secara khusus.
 Fungsi bahasa secara umum yaitu :
1) Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan
Mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan.Melalui bahasa
kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati
dan pikiran kita.
2) Sebagai alat komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat
menggunakan bahasa sebagai komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para
pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa
yang dikatakan komunikatif karena bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang
memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia memakai dua cara
berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal
dilakukan menggunakan alat/media bahsa (lisan dan tulis), sedangkan
berkomunikasi cesara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka
symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene setelah itu
diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
3) Sebagai alat berinteraksi dan beradaptasi sosial
Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang
digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan
menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan teman- teman
dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua atau
yang dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang
untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.
4) Sebagai alat kontrol sosial
Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrol
sosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku- buku
pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan
masyarakat. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol
sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah.
Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa
marah kita.

 Fungsi Bahasa secara khusus


1) Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari
Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi
dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan
bahasa formal dan non formal.
2) Mewujudkan Seni (Sastra)
Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni,
seperti syair, puisi, prosa dll. Terkadang bahasa yang digunakan yang memiliki
makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman
yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.
3) Mempelajari bahasa kuno
Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau kejadian
dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat terjadi
kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa
keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya untuk mengetahui
asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah kuno atau penemuan
prasasti-prasasti.
4) Mengeksploitasi IPTEK
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan pikiran
yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan selalu
mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan supaya
manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi
kebaikan manusia itu sendiri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia sebagaimana
disebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, pasal 36 ”bahasa Negara
adalah bahasa Indonesia”. Sejarah bahasa Indonesia telah tumbuh dan
berkembang sekitar abad ke VII dari bahasa Melayu yang sejak zaman dahulu
sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan. Bukan hanya di Kepulauan
Nusantara, melainkan juga di seluruh Asia Tenggara.
Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, diumumkanlah penggunaan
Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk Negara Indonesia pascakemerdekaan.
Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi
diakui keberadaannya dan ditetapkan dalam UUD 1945 pasal 36.
Kedudukan bahasa Indonesia
1. Kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
Adapun fungsinya adalah :
a. Lambang kebanggaan Nasional
b. Lambang identitas Nasional
c. Alat pemersatu berbagai suku bangsa
d. Alat penghubung antarbudaya dan antardaerah
2. Kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
Adapun fungsinya adalah :
a. Bahasa resmi kenegaraan
b. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
c. Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
nasional serta kepentingan pemerintah
d. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi
Fungsi lain dari Bahasa Indonesia , dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Fungsi bahasa secara umum
a. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan
b. Sebagai alat komunikasi
c. Sebagai alat berinteraksi dan beradaptasi sosial
d. Sebagai alat control sosial
2. Fungsi bahasa secara khusus
a. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari
b. Mewujudkan seni (sastra)
c. Mempelajari bahasa kuno
d. Mengeksploitasi IPTEK

B. Saran
Sebagai penyusun saya merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Oleh karena itu, saya mohon kritik dan saran dari pembaca.

Anda mungkin juga menyukai