Anda di halaman 1dari 7

SEJARAH, FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Dosen pengampu : Endang Rusiana, S. Pd. M. Pd

Oleh :

Almar’atussholihah

Nur Saroya

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT ) AL HIKMAH 1 BENDA

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan hanya bagi Allah SWT, Pemelihara seluruh alam raya,
yang atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, kami mampu mengerjakan tugas
makalah ini. Sholawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada junjungan umat manusia,
Baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah berhasil mengemban misi tugas-tugas mulia.

Pada kesempatan kali ini, tema tugas kami berjudul “SEJARAH, FUNGSI DAN
KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA” Tugas makalah ini dikerjakan dan
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang diampu oleh
Ibu Endang Rusiana, S. Pd. M. Pd

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
waktu,tenaga dan biaya serta sebagian pengetahuan sehingga dapat mengerjakan makalah
ini.Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik,saran dan masukan sehingga dapat mengevaluasi kami untuk lebih baik lagi
kedepanya.

Besar harapan kami, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat baik bagi penyusun
maupun pembaca pada umumnya.

Wassalammualaikum Wr.Wb.

Brebes, 28 September 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Negara Republik Indonesia. Hal tersebut
tercantum dalam pasal 36 Undang-Undang Dasar 1945. Bahasa Indonesia merupakan salah
satu ragam bahasa Melayu. Dalam perkembangannya, banyak masyarakat Indonesia yang
kurang mengetahui dan mengerti mengenai sejarah, fungsi, dan kedudukan dari bahasa
Indonesia itu sendiri. Seharusnya kita sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) tidak
melupakan sejarah dari bangsa sendiri karena para pahlawan yang terdahulu rela mati demi
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

“Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah, jangan sekali-kali melupakan sejarah”


kalimat tersebut merupakan salah satu isi pesan yang disampaikan oleh Ir. Soekarno dalam
pidatonya di depan MPRS pada tanggal 17 Agustus 1966. Pidato tersebut dikenal sebagai
pidato Jasmerah, dan ungkapan tersebut terkenal hingga sekarang.1

Dengan demikian, pada kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai sejarah,
fungsi, dan kedudukan bahasa Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sejarah bahasa Indonesia?

2. Bagaimana fungsi bahasa Indonesia?

3. Bagaimana kedudukan bahasa Indonesia?


BAB II
PEMBAHASAN

1. Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia yang kita pakai saat ini sebenarnya berasal dari bahasa Melayu, yaitu
bahasa Melayu Riau (Provinsi Kepulauan Riau) yang telah menjadi lingua franca sejak abad
ke-19. Pemberian nama “Bahasa Indonesia” diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda
pada 28 Oktober 1928. Hingga saat ini bahasa Indonesia terus berkembang dan terus
menghasilkan kata-kata baru baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah
dan bahasa asing.

Ada pun beberapa faktor pendukung bahasa Melayu diterima sebagai bahasa Indonesia
adalah:

1
Pawit M. Yusup, 2014
a. Luasnya pemakaian bahasa Melayu.
Dilihat dari bahasa Melayu yang diterima karena bahasa Melayu ternyata sudah
dipakai sebelum Abad ke-20 sebagai bahasa perantara (lingun praca) yang tidak
hanya dipakai di Nusantara, tetapi juga digunakan di sebagian besar daerah Asia
Tenggara. Diterimanya penggunaan bahasa Melayu dalam sastra.
b. Faktor ke dua diterimanya bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia karena banyak
digunakan dalam hasil-hasil sastra baik bahasa Melayu rendah maupun tinggi. Rosadi
mengungkapkan bahwa sejak abad ke-19 sudah banyak hasil-hasil satra bahasa
Melayu yang ditulis orang-orang yang berasal dari kepulawan Riau dan
Sumatra.Hasil-hasil sastra itu kebanyakan ditulis dengan bahasa Melayu tinggi.
c. Penggunaan bahasa Melayu dalam persurat kabaran.
Faktor ketiga penyebab diterimanya bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia adalah
telah digunakannya bahasa Melayu dalam surat kabar Nusantara. Prosadi
mengungkapkan bahwa pada akir abad ke-19 banyak surat kabar yang dicetak
menggunakan bahasa Melayu.
d. Bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan,
dan bahasa pedagangan. Seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing menyatakan bahwa di
Sriwijaya pada waktu itu ada bahasa yang bernama Koen-louen (ada yang menyebut
Kou-luen, K’ouen-louen, Kw’enlun, Kun’lun, K’un-lun) yang berdampingan dengan
bahasa Sansekerta. Koen-louen adalah bahasa perhubungan di Kepulauan Nusantara
dan bahasa yang dimaksud adalah bahasa Melayu.
e. Bahasa Melayu sudah dikenal oleh banyak masyarakat. Bahasa Melayu sudah
menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di
wilayah Nusantara (dalam buku “Praktis Bahasa Indonesia Edisi 2” oleh pusat
bahasa).

f. Sistem Bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena tidak dikenal tingkatan
bahasa seperti dalam bahasa Jawa atau perbedaan bahasa kasar dan halus seperti
dalam bahasa Sunda. Oleh sebab itu, bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat
sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan
antarkerajaan karena tidak mengenal tingkat tutur.

g. Bahasa Melayu memiliki sifat terbuka untuk menerima pengaruh bahasa lain. Dalam
sejarahnya, ketika bahasa Melayu semakin berkembang dan bertambah kukuh
keberadaannya, bahasa Melayu juga menyerap kosakata dari berbagai bahasa,
terutama bahasa Sansekerta, Persia, Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.

h. Suku Jawa, Sunda, dan suku lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu
menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
i. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan
dalam arti luas

Faktor lainnya yang menyebabkan bahasa Melayu diterima sebagai bahasa Indonesia
adalah:

a. Letak goegrafis yang istimewa, karena kediaman Bangsa melayu itu terletak di Selat
Malaka yang menjadi lokasiperhubungan dan perdagangan yang sangat penting antara
Barat dan Timur di lingkungan Asia Tenggara.
b. Sifat bangsa Melayu yang perantau, pelayar dan penjajah pulaupulau.
c. Menjadi bahasa penghubung bagi kekuasaan politik kerajaankerajaan. Tidak kalah
pentingnya bahasa Melayu dijadikan sebagai alat pengembangan agama Islam yang
dibawa oleh para pedagang keseluruh kepulauan dan pengambangan agama Kristen
yang dibawa
portugis serta orang-orang Eropa lainnya. Dengan demikian bahasa Melayu sebagai
ligua praca sudah memenuhi fungsinya sebagai bahasa.
2. Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki fungsi sejalan dengan kedudukannya yaitu:
1. Bahasa Nasional
Kedudukannya diatas bahasa daerah. Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa
yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975
menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa , bahasa Indonesia
berfungsi sebagai:
a) Lambang kebanggaan .
Seluruh bangsa Indonesia patut berbangga dengan adanya satu bahasa diantara
berbagai daerah dengan etnis yang berbeda-beda. Bahasa Indonesia juga
memanggarkan nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa. Dengan keluhurannya,
bahasa Indonesia harus menjadi kebanggaan dengan cara menjunjungnya,
merealisasikannya, mempertahankannya dan mengembangkannya.
b) . Lambang identitas
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai etnis atau suku bangsa, sehingga
dengan kondisi ini bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang identitas.
Sebagai lambang identitas , bahasa Indonesia merupakan lambang bangsa
Indonesia. Ini berarti, dengan bahasa
Indonesia akan dapat diketahui siapa kita, yaitu sifat, perangai dan watak kita
sebagai orang Indonesia.
c) Alat pemersatu berbagai suku bangsa
Artinya, bahasa Indonesia merupakan alat yang memungkinkan untuk
menyatukan berbagai suku bangsa dengan latar sosial dan bahasa dalam
kebangsaasn Indonesia. Dengan demikian
bangsa Indonesia yang berbeda suku bangsa tersebut bisa menyatukan cita-cita
dan rasa dengan perantara bahasa Indonesia.
d) Alat perhubungan antar daerah dan antar budaya
Jika bangsa kita tidak memiliki satu bahasa, maka masalah utama yang
muncul adalah hambatan komunikasi diantara suku bangsa.
2. Bahasa Negara (Bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia)
Memiliki empat fungsi sebagai berikut:
a) Bahasa resmi kenegaraan
Seluruh kegiatan kenegaraan dan penyelenggaraanya harus menggunakan
bahasa Indonesia seperti: kegiatan acara kenegaraan, pidato kenegaraan,dan
lain sebagainya.
b) Bahasa pengantar di dunia pendidikan
Kegiatan belajar mengajar di dunia pendidikan baik sekolah ataupun
perguruan tinggi dan gunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.
c) Alat perhubungan pada tingkat
Bahasa Indonesia sebagai alat perhubungan untuk kepentingan perencanaan
dan pembangunan serta kepentingan pemerintah.
d) Alat pengembangan kebudayaan dan IPTEK
Indonesia kaya akan kebudayaan yang sesuai dengan sukunya, sehingga
kebudayaan itu perlu dikembangkan dan dikomunikasikan kepada berbagai
suku bangsa.
3. Kedudukan Bahasa Indonesia
Pada dasarnya dibedakan atas dua yang bertolak dari sejarah pertumbuhannya, yaitu:
a) Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
Kedudukan yang paling utama dari bahasa Indonesia adalah sebagai
bahasa ,hal tersebut tersurat pada ikrar sumpah pemuda tanggal 28
Oktober 1928, yang bebunyi:‘menjoen-joen tinggi bahasa persatoean
bahasa Indonesia’.
b) Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
Seiring dengan hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 besoknya
tanggal 18 Agustus 1945 diakui dan disahkan keberadaan bahasa Indonesia
sebagai bahasa negara, yang termasuk dalam pasal 36 UUD 1945 yang
berbunyi:‘Bahasa negara adalah bahasa Indonesia.’ Berarti bahasa Indonesia
tidak hanya berkedudukan sebagai bahasa , tetapi juga termasuk dalam bahasa
Negara. Jadi, kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa diembannya dalam
persoalan kehidupan berbangsa bukan dalam kehidupan bernegara. Demikian
juga, kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara diembannya dalam
persoalan kehidupan bernegara bukan dalam kehidupan berbangsa.
BAB III

PENUTUP

C. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan diatas adalah :

1. Bahasa Indonesia yang kita pakai saat ini sebenarnya berasal dari bahasa Melayu,
yaitu bahasa Melayu Riau (Provinsi Kepulauan Riau) yang telah menjadi lingua
franca sejak abad ke-19. Pemberian nama “Bahasa Indonesia” diawali sejak
dicanangkannya
Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1998.

2. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggan nasional, lambang identitas


nasional, alat pemersatu berbagai-bagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang
sosial budaya dan bahasanya, alat perhubungan antarbudaya antardaerah, bahasa
resmi kenegaraan, bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan, bahasa
resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, dan bahasa resmi di dalam
pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi
modern.

Bahasa Indonesia di dalam kedudukannya memiliki 2 (dua) kedudukan, yaitu sebagai


Bahasa Nasional dan sebagai Bahasa Negara.

DAFTAR PUSTAKA

Pramukti, B Esti dkk. 2014. Bahasa Indonesia. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Yusup, Pawit M, dkk. 2017. Nilai-Nilai Fungsional Perpustakaan Desa dalam Pewarisan
Hasil Karya Budaya Lokal. Jurnal of Library and Information Science. 7(2). 1-16.

Zulaeha, Ida, dkk. 2016. Bahasa Indonesia: Pengantar Penulisan Karya Ilmiah.
Semarang:UNNES Press

Anda mungkin juga menyukai