Disusun Oleh :
Kelompok 1
3. Rafika (2003154)
4. Awaluddin (2003172)
Kelas: RMIK C
STIKES PANAKUKANG
2020/2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji kami ucapkan kepada Tuhan yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya.Oleh karena rahmat dan karunia-Nya tersebut lah kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Fungsi Bahasa
Indonesia dan Kegunaannya” yang penyusun sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Makalah ini di susun oleh kami dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa tidak akan luput dari
berbagai macam kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, penulis harapkan partisipasi pembaca
Atas pesan, kesan dan kritik yang pembaca sampaikan demi kemajuan makalah ini
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
BAB II
PEMBAHASAN
bahasa adalah sebuah alat komunikasi untuk menganalisis pengalaman indonesia secara
2. Sudaryono
Arti bahasa ini ialah suatu sarana komunikasi yang efektif tapi tidak sempurna sehingga
ketidaksempurnaan pada bahasa itu ialah sebagai sarana komunikasi yang menjadi salah satu
bahasa dapat di artikan sebagai sistem lambang berupa buyi, bersifat,produktif , dinamis,
4. Algeo
Bahasa adalah sistem tanda vokal konvensional yang dengannya insan berkomunikasi.
Definisi ini memiliki sejumlah istilah penting, yang masing-masing dicek secara mendetail …
Jika dilihat dari kedudukannya, bahasa Indonesia mempunyai 2 kedudukan, yaitu bahasa
indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa indonesia sebagai bahasa negara. Dalam
perkembangannya, bahasa Indonesia adalah bahasa budaya dan bahasa ilmu. Kedua
kedudukan ini mempunyai fungsi yang berbeda, meskipun pada prakteknya bisa saja muncul
secara bersama-sama dalam satu peristiwa, atau hanya muncul satu atau dua fungsi saja.
bahasa indonesia sebagai bahasa nasional landasannya sumpah pemuda sedangkan bahasa
indonesia sebagai bahasa negara landasannya UUD 1945 pada BAB XV passal 36. Yang
Dalam hubungannya sebagai alat pemersatu suku dan budaya yang memiliki latar
belakang yang berbeda, bahasa Indonesia justru dapat menselaraskan hidup sebagai bangsa
yang satu tanpa meinggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial
budaya. Bahkan, dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuani, kepentingan nasional
Latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda berpotensi sebagai penghambat
hubungan antar daerah dan antar budaya. Tetapi, melalui bahasa Indonesia, etnis yang satu
bisa berhubungan dengan etnis yang lain sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. Apa
pun latar belakang etnisnya, kita dapat bepergian ke pelosok tanah air dengan memanfaatkan
Kenyataan ini berperan penting dalam penyebarluasan bahasa Indonesia dalam fungsinya
sebagai alat perhubungan antar daerah dan antarbudaya. Semuanya terjadi karena semakin
baiknya sarana perhubungan, bertambah banyaknya jumlah perkawinan antar suku, dan
bertambah banyaknya perpindahan pegawai negeri atau swasta dari satu daerah ke daerah
yang lain
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dikenal sejak 17 Agustus 1945
nilai-nilai sosial budaya kebangsaan, dan dari bahasa nasional ini, Indonesia menyatakan
harga diri dan nilai-nilai budaya yang dapat dijadikan pegangan hidup dan sebagai lambang
identitas nasional
Dengan di berlakukannyanya Undang-undang Dasar 1945, kedudukan bahasa Indonesia
bertambah sebagai bahasa resmi. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa
Indonesia digunakan dalam upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik secara lisan
maupun tulis. Pidato-pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dengan bahasa Indonesia
Penulisan dan penerjemahan buku-buku teks serta penyajian pelajaran di lembaga-
Indonesia. Dengan demikian, masyarakat Indonesia tidak lagi bergantung kepada bahasa-
bahasa asing (bahasa sumber). Pada tahap ini, bahasa Indonesia bertambah perannya sebagai
bahasa ilmu.
2. Karena mudah di pelajari karena dalam bahasa ini tidak dikenal tingkatan bahasa
seperti dalam bahasa Jawa (ngoko, kromo) dan bahasa Bugis-Makassar (Puang,
Karaeng, Andi, Daeng) atau perbedaan bahasa kasar dan halus seperti dalam
4. Bahasa kerajaan.
Perlu kita ketahui bahwa bahasa indonesia murni di gunakan pada tanggal 18 agustus
1945. Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang
salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)
sebagai pengganti Ejaan van Ophuysen yang berlaku sebelumnya.Kongres Bahasa Indoneia
II di Medan pada tanggal 28 Oktober – 2 November 1954 adalah juga salah satu perwujudan
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan melalui pidato kenegaraan di depan sidang
DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.Tanggal 31
Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi
Dan bahasa indonesia itu sendiri lahir pada tanggal 28 oktober 1928 pada saat lahirnya
sumpah pemuda. Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat-saat yang paling menentukan
dalam perkembangan bahasa Indonesia karena pada tanggal itulah para pemuda pilihan
Karena bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi dari negara Indonesia, maka
bahasa Indonesia memiliki empat fungsi dasar yang memengang peran penting untuk Negara
tumbuh besar dan menjadikan negara Indonesia dikenal diseluruh dunia, fungsi yang
dimaksud adalah:
1. Alat pemersatu
Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, suku, etnis, dan agama. Kekayaan akan
perbedaan ini secara otomatis berdampak pada keragaman dan kemajemukan struktur
masyarakat yang ada. Tak terkecuali berhubungan dengan banyaknya juga bahasa yang ada
di Indonesia, ada Bahasa Jawa, Sunda, Bali, Madura, Makasar, Papua, dan lain sebagainya,
apabila tidak ada bahasa pemersatu yang menyatukan perbedaan itu maka Indonesia yang
multicultural ini akan mudah dipecah belah dan diadudomba oleh pihak-pihak yang memiliki
kepentingan. Berdasar hal tersebut, bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai alat untuk
menyatukan bangsa ini. Dengan kesamaan konsep berbahasa yang secara otomatis berlaku di
seluruh wilayah Indonesia, maka akan mengurangi dampak kesalah pahaman antar suku,
agama, dan sebagainya, dan akan mudah menciptakan persatuan dan kesatuan di seluruh
wilayah Indonesia.
2. Pemberi kekhasan
Bahasa Indonesia memberikan ciri dan identitas orang Indonesia. Ciri ini yang dimaksudkan
memberikan kekhasan. Tentunya bahasa Indonesia berbeda dengan bahasa Malaysia ataupun
bahasa Perancis, karena Bahasa Indonesia memiliki khasnya tersendiri, baik dari logat, gaya
bahasa, dan laras bahasanya. Oleh sebab itu, Bahasa Indonesia memberikan kekhasan dan ciri
bahwa Bahasa Indonesia merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dan membentuk
karakter dari orang Indonesia. Melalui Bahasa Indoensia, dunia dapat melihat bahwa
Indonesia merupakan salahsatu negara yang memiliki bahasa negara yang dinamakan Bahasa
Indonesia, bahasa yang dipakai hingga pelosok-pelosok negeri untuk memberikan ciri bahwa
3. Pembawa kewibawaan
Bangsa Indonesia dikenal dengan bangsa yang ramah, sikap ramah ini tentunya disalurkan
melalui bahasa. bahasa Indonesia memberikan wibawa bagi penuturnya apabila bahasa
Indonesia itu bisa dikuasai oleh penutur bahasa dengan baik dan benar. Selain itu bahasa
Indonesia dengan wibawanya juga dipelajari di luar negeri. Jika tidak memiliki kewibawaan
mana mungkin bahasa Indonesia akan dipelajari oleh kebanyakan negara yang ada di dunia.
Kita patut bersyukur dan berbangga bahwa sudah adalebih dari 40 negara yang ada di dunia
4. Kerangka acuan
Kerangka acuan orang Indonesia dalam berbahasa ialah bahasa Indonesia. Sehingga istilah
dan kosakata apapun mengacu pada bahasa Indonesia yang terangkum dalam Kamus Besar
maupun aktivitas sehari-hari semuanya didasarkan oleh kerangka acuan yang baku yakni
Bahasa Indoensia.
Awal mula bahasa Indonesia disahkan pada 28 Oktober 1928. Sejak saat itu, bahasa
Indonesia dipopulerkan di Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai bahasa nasional dan
bahasa resmi negara. Jangkauan bahasa Indonesia harus bisa mencakup seluruh negara
supaya dapat terjadi persatuan sesama warga negara Indonesia. Dengan demikian, bahasa
Dalam kedudukannya selain sebagai bahasa persatuan bahasa Indonesia juga digunakan
sebagai lamabang dan identitas nasional. Sebagai bahasa persatuan, bahasa Indonesia
merupakan salah satu tali yang mengikat kita menjadi satu Indonesia (Rosidi, 2015). Akan
tetapi, wilayah pesebaran bahasa persatuan ini masih belum merata. Masih banyak
pelosok. Hal tersebut masih belum sejalan dengan keputusan salah satu butir pernyataan
dalam Sumpah Pemuda, yaitu, “... berbahasa satu, bahasa Indonesia.” Maksud dari berbahasa
Di era globalisasi saat ini, beberapa orang menganggap bahwa bahasa Indonesia bagian dari
penghambat proses komunikasi yang dilakukan secara global. Karena bahasa Indonesia tidak
digunakan secara global, hal ini menyebabkan bahasa Indonesia tampak tidak begitu
memfasilitasi proses globalisasi. Meskipun demikian, bahasa Inggris yang menjadi bahasa
internasional utama itu tidak boleh menjadi alasan untuk mengaburkan keberadaan bahasa
Indonesia sebagai identitas bangsa. Bahasa Indonesia harus tetap jaya di bumi pertiwi ini.
Caranya yaitu dengan meles-tarikannya menurut konteks dan kaidah yang berlaku. Lalu,
membiasakan dan mengajar-kannya kepada setiap orang, terutama orang Indonesia. Apabila
penutur asing di Indonesia belajar bahasa Indonesia harus melalui banyak kendala seperti
yang dimuat dalam penelitian milik Saddhono (2012), maka seharusnya penutur asli atau
bangsa Indonesia pasti lebih bisa meminimalisasi hal tersebut ditambah dengan niat yang
bidang kehidupan saat ini makin meminggirkan posisi bahasa Indonesia. Marsudi (2009: 135)
Seharusnya, posisi ini tidak berarti bahwa bahasa Indonesia tidak mampu bersaing dengan
bahasa lain di dunia, tetapi lebih pada sikap bangsa Indonesia sebagai pengguna bahasa
Indonesia cenderung menunjukkan sikap negatif. Jika bangsa Indonesia sebagai pemilik dan
pemakai bahasa Indonesia terus bersikap negatif terhadap bahasa nasionalnya, bahasa
Indonesia akan berkembang secara kacau dan tak pernah bahasa ini menjadi bahasa yang
daerah.
2. Bahasa negara, yaitu sebagai bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai Bahasa Negara pada tanggal 18 Agustus 1945 pada
UUD 1945, Bab XV, Pasal 36. Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara yaitu:
Fenomena semakin melemahkan kedudukan dan peran bahasa Indonesia agaknya sudah
di perguruan tinggi. (Wijana 2018: 92) Untuk ini, walaupun bagaimana beratnya berbagai
usaha untuk tetap mempertahankan dan melestarikan eksitensi penggunaan bahasa Indonesia
harus dilakukan. Arus globalisasi tentu saja akan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan
manusia. Pengaruh itu akan terlihat dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. Salah satu
pokok yang dihadapi duia pendidikan adalah masalah identitas bangsa (Muslich, 2010: 18).
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk melestarikan penggunaan bahasa Indonesia
diantaranya:
2. Memberdayakan potensi bahasa daerah sebagai sumber pengayaan kosa kata bahasa
merupakan salah satu cara mengembangkan pemakaian bahasa Indonesia. Kebanggaan dalam
berbahasa Indonesia harus ditumbuhkan sejak dini. Pengaruh bahasa asing begitu besar
terhadap bahasa-bahasa lain. Hal ini perlu diwaspadai agar bahasa Indonesia maupun bahasa
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara mampu memantapkan perannya sebagai
dan peningkatan partisipasi generasi muda serta sebagai sarana pengembangan dan penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang pada gilirannya memperkuat ketahanan nasional.
Dalam perjuangan bangsa Indonesia menghadapi era lepas landas, peran bahasa dan sastra
Indonesia perlu dimantapkan dengan tujuan utama meningkatkan kualitas sumber daya
manusia.
Pendidikan menjadi kebutuhan yang pada hakikatnya krusial karena bertautan langsung
dengan ranah kehidupan manusia (Zusnani, 2012: 11). Menghindari pendidikan sama dengan
melemahkan kondisi diri sendiri dan menjauhkan dari sumber ilmu. Tambah lagi, hubungan
antara guru dan siswa menjadi kurang baik dalam segi moral. Padahal, ajaran moral itu perlu
diperhatikan menurut Wahid & Saddhono (2017). Maka dari itu, pendidikan adalah suatu hal
yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia. Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge),
tetapi merupakan rangkuman dari sekumpulan pengetahuan atau hasil pengetahuan dan fakta
Kesadaran berbahasa merupakan modal penting dalam mewujudkan sikap berbahasa yang
positif yang selanjutnya akan memperkukuh fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang jati
diri bangsa. Penggunaan bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa negara maupun sebagai
bahasa persatuan, perlu pula dibina lebih lanjut untuk menghadapi tantangan makin
meluasnya penggunaan bahasa asing terutama bahasa inggris, di Indonesia dan di dalam
diarahkan sedemikian rupa sehingga bahasa Indonesia dapat berfungsi sebagai sarana untuk
bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa yang dipandang penting sehingga sekarang
diajarkan di banyak negara di dunia antara lain, Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan
Jerman. Dengan demikian pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing perlu
dikembangkan secara terencana dan terarah sehingga bahasa dan budaya bangsa Indonesia
lebih dikenal di pentas dunia internasional. Salah satu upaya yang perlu segera dilaksanakan
untuk mencapai tujuan tersebut ialah program penerjemahan dalam bentuk skala besar dan
teknologi.
Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di luar negeri pada umumnya bersifat instrumental,
terutama bagi para sarjana yang ingin melaksanakan penelitian di Indonesia dan para calon
diplomat dan usahawan yang akan bertugas di Indonesia. Setelah belajar di negara masing-
masing, tidak sedikit diantara mereka yang kemudian mengikuti pengajaran lanjutan di
Indonesia.
Sudah saatnya kini bahasa Indonesia untuk pembelajar asing (BIPA) ditangani dengan lebih
serius, antara lain dengan menyusun kurikulum yang luwes yang dapat dengan mudah
disesuaikan dengan keperluan pembelajar; menyusun materi pengajaran dengan format yang
menarik dan memperhatikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, lisan
maupun tulis, yang hidup di masyarakat, baik untuk interaksi formal maupun interaksi
Oleh karena itu, guru dan dosen BIPA seyogianya memahami kaidah-kaidah sosiolinguistik
Rasa bangga berbahasa Indonesia belum tertanam pada setiap orang Indonesia. Rasa
menghargai bahasa asing (dahulu bahasa belanda sekarang bahasa inggris) masih terus
menampak pada sebagian besar masyarakat Indonesia. Mereka memiliki anggapan bahwa
bahasa asing lebih tinggi derajatnya daripada bahasa Indonesia. Bahkan, mereka seolah tidak
mau tahu perkembangan bahasa Indonesia. Sebagian pemakai bahasa Indonesia menjadi
pesimis, menganggap rendah, dan tidak percaya dengan kemampuan bahasa Indonesia dalam
mengungkapkan pikiran dan perasaannya dengan lengkap, jelas, dan sempurna. Akibat yang
sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Misalnya page, background, reality,
ditemukan kata dan istilah asing yang “amat asing”, “terlalu asing”, atau “hiper asing”. Hal
ini terjadi karena salah pengertian dalam menerapkan kata-kata asing tesebut, misalnya rokh,
3. Banyak orang Indonesia belajar dan menguasai bahasa asing dengan baik, tetapi
menguasai bahasa Indonesia apa adanya. Terkait dengan hal itu banyak orang Indonesia yang
mempunyai bermacam-macam kamus bahasa asing, tetapi tidak mempunyai satu pun kamus
bahasa Indonesia. Seolah-olah seluruh kosakata bahasa Indonesia telah dikuasai dengan baik.
Akibatnya kalua mereka kesulitan menjelaskan atau menerapkan kata-kata yang sesuai dalam
bahasa Indonesia, mereka akan mencari jalan pintas dengan cara sederhana dan mudah
misalnya, penggunaan kaya yang mana yang kurang tepat, mencampuradukan penggunaan
kata tidak dan bukan, pemakaian kata ganti saya, kami, kita yang tidak jelas.
Era globalisasi ditandai, antara lain adanya kontak bahasa, dan budaya yang tidak bias
terelakan. Dalam hubungan ini, kedudukan bahasa yang hidup dan diperlukan dalam kegiatan
berbangsa dan bernegara perlu dikukuhkan. Bahasa Indonesia ditempatkan sebagai alat
pemersatu bangsa, pembentuk jati diri, dan kemandirian bangsa, serta sebagai wahana bangsa
menuju kehidupan yang lebih modern dan beradab. Bahasa daerah merupakan bagian sarana
pembinaan dan pengembangan budaya, seni dan tradisi daerah yang dapat memperkuat jati
diri bangsa dalam berbagai kompetisi global. Bahasa asing merupakan sarana agar bangsa
kita mampu berkompetisi aktif dalam kontak antarbangsa. Untuk memperkukuh kedudukan
bahasa dalam era globalisasi itu, upaya-upaya yang sungguh-sungguh perlu dipersiapkan dan
dilakukan baik dalam berbagai aspek substansial kebahasaan maupun aspek kelembagaan.
Bahasa Indonesia dapat menjadi sebuah identitas yang menunjukkan karakter bangsa.
Syaratnya dengan mempelajari konteks beserta kaidah bahasa Indonesia secara menyeluruh
dan juga dapat dengan mempelajari budaya dari karya sastra seperti yang dijelaskan oleh
Rondiyah dkk. (2017). Untuk menghadapi tuntutan dan tantangan perkembangan sosial dan
budaya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kehidupan berbangsa dalam era
globalisasi, dan teknologi informasi masa kni serta masa yang akan datang dalam millennium
ketiga, bahasa Indonesia perlu ditingkatkan mutunya dan dikembangkan kemampuan daya
ungkapnya sehingga buku tata bahasa dan kamus serta berbagai pedoman pengunaan bahasa
samping itu, sesuai dengan tuntutan reformasi, penutur bahasa Indonesia, para pejabat, dan
tokoh panutan masyarakat perlu dibina sedemikian rupa sehingga perilaku bahasanya lebih
Meskipun demikian, bahasa Inggris yang menjadi bahasa internasional utama itu tidak boleh
menjadi alasan untuk mengaburkan keberadaan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa.
Bahasa Indonesia harus tetap jaya di bumi pertiwi ini. Caranya yaitu dengan meles-
tarikannya menurut konteks dan kaidah yang berlaku. Lalu, membiasakan dan mengajar-
kannya kepada setiap orang, terutama orang Indonesia. Apabila penutur asing di Indonesia
belajar bahasa Indonesia harus melalui banyak kendala seperti yang dimuat dalam penelitian
Saddhono (2012), maka seharusnya penutur asli atau bangsa Indonesia pasti lebih bisa
meminimalisasi hal tersebut ditambah dengan niat yang kukuh untuk belajar.
ilmu pengetahuan dan teknologi, karena tanpa adanya bahasa maka ilmu pengetahuan dan
teknologi (ipteks) tidak dapat berkembang dan tumbuh dengan baik. Peningkatan fungsi
bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu dilakukan sejalan dengan perkembangan
Bangsa Indonesia selalu bertekad menjunjung tinggi semua ketentuan yang ada dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dan termasuk menujudkan bahasa Indonesia
sebagai bahasa resmi negara. Oleh karena itu, semua urusan negara yang resmi, seperti
urusan tata usaha negara, peradilan, penyelenggaraan politik selalu menggunakan bahasa
Indonesia. Disamping itu, bahasa Indonesia juga digunakan dalam hubungan internasional;
bahasa Indonesia digunakan sebagai alat perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan
sebagai prasyarat kecakapan untuk menduduki suaatu jabatan, menjadi pegawai negeri dan
BUMN; serta bahasa Indonesia harus digunakan pula pada papan nama berbagai perusahaan
pemerintah dan swasta di seluruh wilayah Republik Indonesia. Disamping itu, sampai tahun
pelajaran 2008/2009 pemerintah masih mengevaluasi mata pelajaran Bahasa Indonesia secara
nasional sebagai syarat mutlak bagi siswa untuk mendapatkan STK dan STTB (Daimun,
2013: 34).
Bahasa Indonesia pada kenyataannya sangatlah berperan penting dalam segala aspek
kehidupan sehari-hari. Bangsa Indonesia selalu bertekad menjunjung tinggi bahasa Indonesia.
tertentu misalnya saja bahasa Inggris berpotensi mengancam kedudukan bahasa Indonesia.
Semakin penting bahasa Inggris di mata orang Indonesia pada umumnya, maka dapat
mengurangi rasa cinta pada bahasa Indonesia, karena apabila diamati bahasa Inggris saat ini
menduduki posisi sangat penting. Hal tersebut selaras dengan pendapat (Agustin, 2011: 335)
Pemerintah Indonesia memasukkan bahasa Inggris ke dalam bahasa asing pertama yang
mata pelajaran yang penting di SD, SLTP, dan SLTA hingga berpeluang besar dijadikan
Pada saat ini bangsa Indonesia hidup dalam dua era sekaligus, yaitu era globalisasi dan era
otonomi daerah. Kedua era ini telah mempengaruhi peran bahasa-bahasa di Indonesia. Peran
bahasa Indonesia dan bahasa asing perlu dirumuskan kembali seiring dengan otonomi daerah.
Dalam kaitan dengan hal itu, mutu bahasa, terutama bahasa Indonesia dan bahasa daerah,
perlu ditingkatkan agar kedua bahasa tersebut disamping dapat terus terpelihara dengan
amanat Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945 juga dapat
menjalankan fungsinya untuk berbagai keperluan. Hal yang terakhir adalah peningkatan mutu
bahasa sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan rekayasa bahasa serta dengan
meningkatkan permasayarakatan bahasa agar dapat diperoleh sikap positif terhadap bahasa
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat
penting bagi bangsa Indonesia. Dimana kedudukannya sebagai lambang kebanggan nasional,
lambang identitas nasional, alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar
belakang sosial budaya dan bahasanya, dan alat penghubung antarbudaya antar daerah.
Setelah mengetahui kedudukan dan fungsinya, pertanyaan kita selanjutnya mampukah bahasa
menjawab persoalan ini, marilah kita menengok ke belakang bagaimana bahasa Indonesia
yang ketika itu masih disebut bahasa Melayu mampu bertahan dari berbagai pengaruh bahasa
lain, baik bahasa asing maupun bahasa daerah lainnya di Nusantara. Sejauh ini tanpa terasa
banyak kosakata yang sebenarnya hasil serapan dari bahasa lain tetapi sudah kita anggap
B. Saran
1. Sebaiknya kita harus memahami fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sesuai dengan
pemakaiannya
2. Mengetahui penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan fungsi dan kedudukannya
3. Dan kita juga harus bisa berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan Indra Heri, S.Pd., M.Pd ( 2020 ) BAHASA INDONESIA Lingua Franca
Pencetak Karakter Negeri, PENERBIT CV. PENA PERSADA.
https://www.academia.edu/31536492/Bahasa_Indonesia_untuk_Perguruan_Tinggi (2015)
AHYAR ,JUNI, S.Pd., M.Pd. Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah / Juni Ahyar - 1st ed. –
Lhokseumawe: CV. BieNa Edukasi, 2015, 239 hlm. Bibliografi: hlm. 240
Nurdjan, Sukirman, S.S., M.Pd. Firman, S.Pd., M.Pd. Mirnawati, S.Pd., M.Pd BAHASA
INDONESIA UNTUK PERGURUAN TINGGI aksara timur2016,
Saputro,Yusuf Cahyo FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, Pengutamaan Bahasa Indonesia Sebagai
Bahasa Nasional ( 2016 )