Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

FUNGSI BAHASA INDONESIA DAN KEDUDUKANNYA

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Elvira Sari (2003132)

2. Ade Andini (2003132)

3. Rafika (2003154)

4. Awaluddin (2003172)

5. ST. Halijah Baba (2003165)

6. Joice Novfourteen Bunga (2003142)

Kelas: RMIK C

REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

STIKES PANAKUKANG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji kami ucapkan kepada Tuhan yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-

Nya.Oleh karena rahmat dan karunia-Nya tersebut lah kami dapat menyelesaikan makalah

ini.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Fungsi Bahasa

Indonesia dan Kegunaannya” yang penyusun sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai

sumber. Makalah ini di susun oleh kami dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari

diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama

pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Walaupun dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa tidak akan luput dari

berbagai macam kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, penulis harapkan partisipasi pembaca

untuk menberikan pesan,kesan dan kritiknya atas makalah kami ini.

Atas pesan, kesan dan kritik yang pembaca sampaikan demi kemajuan makalah ini

pada masa yang akan datang penulis ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, 28 oktober 2020

Penulis
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BAHASA MENURUT PARA AHLI.


1. martine

bahasa adalah sebuah alat komunikasi untuk menganalisis pengalaman indonesia secara

berbeda di setiap masyarakat.

2. Sudaryono

Arti bahasa ini ialah suatu sarana komunikasi yang efektif tapi tidak sempurna sehingga

ketidaksempurnaan pada bahasa itu ialah sebagai sarana komunikasi yang menjadi salah satu

sumber terjadinya kesalahpahaman.

3. chaer dan agustine

bahasa dapat di artikan sebagai sistem lambang berupa buyi, bersifat,produktif , dinamis,

beragam, dan manusiawi.

4. Algeo

Bahasa adalah sistem tanda vokal konvensional yang dengannya insan berkomunikasi.

Definisi ini memiliki sejumlah istilah penting, yang masing-masing dicek secara mendetail …

Istilah-istilah itu adalah sistem, tanda, vokal, konvensional, manusia, berkomunikasi

2.1. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

       Jika dilihat dari kedudukannya, bahasa Indonesia mempunyai 2 kedudukan, yaitu bahasa

indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa indonesia sebagai bahasa negara. Dalam

perkembangannya, bahasa Indonesia adalah bahasa budaya dan bahasa ilmu. Kedua

kedudukan ini mempunyai fungsi yang berbeda, meskipun pada prakteknya bisa saja muncul

secara bersama-sama dalam satu peristiwa, atau hanya muncul satu atau dua fungsi saja.
bahasa indonesia sebagai bahasa nasional landasannya sumpah pemuda sedangkan bahasa

indonesia sebagai bahasa negara landasannya UUD 1945 pada BAB XV passal 36. Yang

memiliki buyi “ bahasa negara adalah bahasa indonesia.”

       Dalam hubungannya sebagai alat pemersatu suku dan budaya yang memiliki latar

belakang yang berbeda, bahasa Indonesia justru dapat menselaraskan hidup sebagai bangsa

yang satu tanpa meinggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial

budaya. Bahkan, dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuani, kepentingan nasional

diposisikan jauh di atas kepentingan daerah dan golongan.

       Latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda berpotensi sebagai penghambat

hubungan antar daerah dan antar budaya. Tetapi, melalui bahasa Indonesia, etnis yang satu

bisa berhubungan dengan etnis yang lain sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. Apa

pun latar belakang etnisnya, kita dapat bepergian ke pelosok tanah air dengan memanfaatkan

bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi

       Kenyataan ini berperan penting dalam penyebarluasan bahasa Indonesia dalam fungsinya

sebagai alat perhubungan antar daerah dan antarbudaya. Semuanya terjadi karena semakin

baiknya sarana perhubungan, bertambah banyaknya jumlah perkawinan antar suku, dan

bertambah banyaknya perpindahan pegawai negeri atau swasta dari satu daerah ke daerah

yang lain

       Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dikenal sejak 17 Agustus 1945

ketika bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Bahasa Indonesia mencerminkan

nilai-nilai sosial budaya kebangsaan, dan dari bahasa nasional ini, Indonesia menyatakan

harga diri dan nilai-nilai budaya yang dapat dijadikan pegangan hidup dan sebagai lambang

identitas nasional
       Dengan di berlakukannyanya Undang-undang Dasar 1945, kedudukan bahasa Indonesia

bertambah sebagai bahasa resmi. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa

Indonesia digunakan dalam  upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik secara lisan

maupun tulis. Pidato-pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dengan bahasa Indonesia

       Penulisan dan penerjemahan buku-buku teks serta penyajian pelajaran di lembaga-

lembaga pendidikan untuk masyarakat umum dilakukan dengan menggunakan bahasa

Indonesia. Dengan demikian, masyarakat Indonesia tidak lagi bergantung kepada bahasa-

bahasa asing (bahasa sumber). Pada tahap ini, bahasa Indonesia bertambah perannya sebagai

bahasa ilmu.

Mengapa bahasa melayu di angkat sebagai bahasa indonesia?

Bahasa melayu di angkat sebagai bahasa indonesia karena :

1. Sebagai bahasa linguage franca atau bisa di sebut bahasa

kebudayaan/perdangangan. Di mana pada saat itu mereka memakai bahasa melayu

dan kemudian di jadikan bahasa indonesia.

2. Karena mudah di pelajari karena dalam bahasa ini tidak dikenal tingkatan bahasa

seperti dalam bahasa Jawa (ngoko, kromo) dan bahasa Bugis-Makassar (Puang,

Karaeng, Andi, Daeng) atau perbedaan bahasa kasar dan halus seperti dalam

bahasa Sunda (kasar, lemes).

3. Karena kesukarelaan semua suku.

4. Bahasa kerajaan.

Kedudukan bahasa indonesia.

Kedudukan bahasa indonesia ada dua yakni :

1. Bahasa indonesia sebagai bahasa nasional

2. Bahasa indonesia sebagai bahasa negara.


Fungsi bahasa indonesia dalam kedudukan sebagai bahasa nasional

1. Lambang kebangaan nasional

2. Sebagai lambang identitas nasional

3. Sebagai alat pemersatu berbagai suku bangsa

4. Alat perhubungan antar daerah dan antar budaya.

Fungsi kedudukan bahasa indonesia sebagai bahasa negara

1. Bahasa indonesia berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan.

2. Sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan.

3. Alat perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah.

4. Sebagai alat pengembangankebudayaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perlu kita ketahui bahwa bahasa indonesia murni di gunakan pada tanggal 18 agustus

1945. Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang

salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.

Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)

sebagai pengganti Ejaan van Ophuysen yang berlaku sebelumnya.Kongres Bahasa Indoneia

II di Medan pada tanggal 28 Oktober – 2 November 1954 adalah juga salah satu perwujudan

tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang

diangkat sebagai bahasa nasional dan ditetapkan sebagai bahasa negara.

Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan penggunaan

Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan melalui pidato kenegaraan di depan sidang

DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.Tanggal 31

Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi

berlaku di seluruh Indonesia.


Kongres Bahasa Indonesia III yang diselenggarakan di

Dan bahasa indonesia itu sendiri lahir pada tanggal 28 oktober 1928 pada saat lahirnya

sumpah pemuda. Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat-saat yang paling menentukan

dalam perkembangan bahasa Indonesia karena pada tanggal itulah para pemuda pilihan

memancangkan tonggak yang kokoh untuk perjalanan bahasa Indonesia.

B. Fungsi Bahasa Indonesia

Karena bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi dari negara Indonesia, maka

bahasa Indonesia memiliki empat fungsi dasar yang memengang peran penting untuk Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Fungsi-fungsi inilah yang menjadikan Bahasa Indonesia

tumbuh besar dan menjadikan negara Indonesia dikenal diseluruh dunia, fungsi yang

dimaksud adalah:

1. Alat pemersatu

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, suku, etnis, dan agama. Kekayaan akan

perbedaan ini secara otomatis berdampak pada keragaman dan kemajemukan struktur

masyarakat yang ada. Tak terkecuali berhubungan dengan banyaknya juga bahasa yang ada

di Indonesia, ada Bahasa Jawa, Sunda, Bali, Madura, Makasar, Papua, dan lain sebagainya,

apabila tidak ada bahasa pemersatu yang menyatukan perbedaan itu maka Indonesia yang

multicultural ini akan mudah dipecah belah dan diadudomba oleh pihak-pihak yang memiliki

kepentingan. Berdasar hal tersebut, bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai alat untuk

menyatukan bangsa ini. Dengan kesamaan konsep berbahasa yang secara otomatis berlaku di

seluruh wilayah Indonesia, maka akan mengurangi dampak kesalah pahaman antar suku,

agama, dan sebagainya, dan akan mudah menciptakan persatuan dan kesatuan di seluruh

wilayah Indonesia.

2. Pemberi kekhasan
Bahasa Indonesia memberikan ciri dan identitas orang Indonesia. Ciri ini yang dimaksudkan

memberikan kekhasan. Tentunya bahasa Indonesia berbeda dengan bahasa Malaysia ataupun

bahasa Perancis, karena Bahasa Indonesia memiliki khasnya tersendiri, baik dari logat, gaya

bahasa, dan laras bahasanya. Oleh sebab itu, Bahasa Indonesia memberikan kekhasan dan ciri

bahwa Bahasa Indonesia merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dan membentuk

karakter dari orang Indonesia. Melalui Bahasa Indoensia, dunia dapat melihat bahwa

Indonesia merupakan salahsatu negara yang memiliki bahasa negara yang dinamakan Bahasa

Indonesia, bahasa yang dipakai hingga pelosok-pelosok negeri untuk memberikan ciri bahwa

kita adalah Indonesia.

3. Pembawa kewibawaan

Bangsa Indonesia dikenal dengan bangsa yang ramah, sikap ramah ini tentunya disalurkan

melalui bahasa. bahasa Indonesia memberikan wibawa bagi penuturnya apabila bahasa

Indonesia itu bisa dikuasai oleh penutur bahasa dengan baik dan benar. Selain itu bahasa

Indonesia dengan wibawanya juga dipelajari di luar negeri. Jika tidak memiliki kewibawaan

mana mungkin bahasa Indonesia akan dipelajari oleh kebanyakan negara yang ada di dunia.

Kita patut bersyukur dan berbangga bahwa sudah adalebih dari 40 negara yang ada di dunia

mempelajari Bahasa Indonesia.

4. Kerangka acuan

Kerangka acuan orang Indonesia dalam berbahasa ialah bahasa Indonesia. Sehingga istilah

dan kosakata apapun mengacu pada bahasa Indonesia yang terangkum dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Sehingga dalam berkomunikasi untuk menjalankan kegiatan akademik

maupun aktivitas sehari-hari semuanya didasarkan oleh kerangka acuan yang baku yakni

Bahasa Indoensia.
Awal mula bahasa Indonesia disahkan pada 28 Oktober 1928. Sejak saat itu, bahasa

Indonesia dipopulerkan di Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai bahasa nasional dan

bahasa resmi negara. Jangkauan bahasa Indonesia harus bisa mencakup seluruh negara

supaya dapat terjadi persatuan sesama warga negara Indonesia. Dengan demikian, bahasa

Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting (Murtiani, dkk., 2017).

Dalam kedudukannya selain sebagai bahasa persatuan bahasa Indonesia juga digunakan

sebagai lamabang dan identitas nasional. Sebagai bahasa persatuan, bahasa Indonesia

merupakan salah satu tali yang mengikat kita menjadi satu Indonesia (Rosidi, 2015). Akan

tetapi, wilayah pesebaran bahasa persatuan ini masih belum merata. Masih banyak

masyarakat yang menggunakan bahasa daerahnya masing-masing, terutama di daerah

pelosok. Hal tersebut masih belum sejalan dengan keputusan salah satu butir pernyataan

dalam Sumpah Pemuda, yaitu, “... berbahasa satu, bahasa Indonesia.” Maksud dari berbahasa

satu di sini ialah cita-cita untuk mewujudkan bahasa persatuan.

Di era globalisasi saat ini, beberapa orang menganggap bahwa bahasa Indonesia bagian dari

penghambat proses komunikasi yang dilakukan secara global. Karena bahasa Indonesia tidak

digunakan secara global, hal ini menyebabkan bahasa Indonesia tampak tidak begitu

memfasilitasi proses globalisasi. Meskipun demikian, bahasa Inggris yang menjadi bahasa

internasional utama itu tidak boleh menjadi alasan untuk mengaburkan keberadaan bahasa

Indonesia sebagai identitas bangsa. Bahasa Indonesia harus tetap jaya di bumi pertiwi ini.

Caranya yaitu dengan meles-tarikannya menurut konteks dan kaidah yang berlaku. Lalu,

membiasakan dan mengajar-kannya kepada setiap orang, terutama orang Indonesia. Apabila

penutur asing di Indonesia belajar bahasa Indonesia harus melalui banyak kendala seperti

yang dimuat dalam penelitian milik Saddhono (2012), maka seharusnya penutur asli atau

bangsa Indonesia pasti lebih bisa meminimalisasi hal tersebut ditambah dengan niat yang

kukuh untuk belajar.


Era digital yang banyak menuntut penguasaan teknologi dan bahasa asing pada berbagai

bidang kehidupan saat ini makin meminggirkan posisi bahasa Indonesia. Marsudi (2009: 135)

Seharusnya, posisi ini tidak berarti bahwa bahasa Indonesia tidak mampu bersaing dengan

bahasa lain di dunia, tetapi lebih pada sikap bangsa Indonesia sebagai pengguna bahasa

Indonesia cenderung menunjukkan sikap negatif. Jika bangsa Indonesia sebagai pemilik dan

pemakai bahasa Indonesia terus bersikap negatif terhadap bahasa nasionalnya, bahasa

Indonesia akan berkembang secara kacau dan tak pernah bahasa ini menjadi bahasa yang

mantap. Adapun kedudukan bahasa Indonesia yaitu sebagai:

1. Bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia memiliki kedudukan di atas bahasa-bahasa

daerah.

2. Bahasa negara, yaitu sebagai bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai Bahasa Negara pada tanggal 18 Agustus 1945 pada

UUD 1945, Bab XV, Pasal 36. Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara yaitu:

1. Bahasa resmi negara

2. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan

3. Alat penghubung tingkat nasional, dan

4. Alat pengembangan ilmu dan pengetahuan dan teknologi.

Fenomena semakin melemahkan kedudukan dan peran bahasa Indonesia agaknya sudah

semakin marak penggunaan bahasa asing, sudah semakin diunggul-unggulkan sekolah

bertaraf internasional, dan semakin merebaknya program-program yang berbau internasional

di perguruan tinggi. (Wijana 2018: 92) Untuk ini, walaupun bagaimana beratnya berbagai

usaha untuk tetap mempertahankan dan melestarikan eksitensi penggunaan bahasa Indonesia

harus dilakukan. Arus globalisasi tentu saja akan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan

manusia. Pengaruh itu akan terlihat dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. Salah satu

pokok yang dihadapi duia pendidikan adalah masalah identitas bangsa (Muslich, 2010: 18).
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk melestarikan penggunaan bahasa Indonesia

diantaranya:

1. Memupuk kebanggaan berbahasa Indonesia

2. Memberdayakan potensi bahasa daerah sebagai sumber pengayaan kosa kata bahasa

Indonesia Memiliki kesadaran untuk bangga dalam menggunakan bahasa Indonesia

merupakan salah satu cara mengembangkan pemakaian bahasa Indonesia. Kebanggaan dalam

berbahasa Indonesia harus ditumbuhkan sejak dini. Pengaruh bahasa asing begitu besar

terhadap bahasa-bahasa lain. Hal ini perlu diwaspadai agar bahasa Indonesia maupun bahasa

daerah tidak semakin tersingkirkan.

D. Peran Bahasa dan Sastra dalam Pembangunan Bangsa

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara mampu memantapkan perannya sebagai

sarana pembangunan nasional, penyelenggaraan negara, Pendidikan, kegiatan keagamaan,

dan peningkatan partisipasi generasi muda serta sebagai sarana pengembangan dan penerapan

ilmu pengetahuan dan teknologi yang pada gilirannya memperkuat ketahanan nasional.

Dalam perjuangan bangsa Indonesia menghadapi era lepas landas, peran bahasa dan sastra

Indonesia perlu dimantapkan dengan tujuan utama meningkatkan kualitas sumber daya

manusia.

Pendidikan menjadi kebutuhan yang pada hakikatnya krusial karena bertautan langsung

dengan ranah kehidupan manusia (Zusnani, 2012: 11). Menghindari pendidikan sama dengan

melemahkan kondisi diri sendiri dan menjauhkan dari sumber ilmu. Tambah lagi, hubungan

antara guru dan siswa menjadi kurang baik dalam segi moral. Padahal, ajaran moral itu perlu

diperhatikan menurut Wahid & Saddhono (2017). Maka dari itu, pendidikan adalah suatu hal

yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia. Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge),

tetapi merupakan rangkuman dari sekumpulan pengetahuan atau hasil pengetahuan dan fakta

berdasarkan teori-teori yang disepakati/berlaku umum, diperoleh melalui serangkaian


prosedur sistemik, dan diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu

tertentu. (Makhmudah 2018: 205).

Kesadaran berbahasa merupakan modal penting dalam mewujudkan sikap berbahasa yang

positif yang selanjutnya akan memperkukuh fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang jati

diri bangsa. Penggunaan bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa negara maupun sebagai

bahasa persatuan, perlu pula dibina lebih lanjut untuk menghadapi tantangan makin

meluasnya penggunaan bahasa asing terutama bahasa inggris, di Indonesia dan di dalam

pergaulan internasional. Selain itu, pembinaan penutur bahasa Indonesia hendaknya

diarahkan sedemikian rupa sehingga bahasa Indonesia dapat berfungsi sebagai sarana untuk

memanifestasikan nilai-nilai luhur budaya bangsa.

Peran bahasa Indonesia di dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di dunia menempatkan

bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa yang dipandang penting sehingga sekarang

diajarkan di banyak negara di dunia antara lain, Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan

Jerman. Dengan demikian pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing perlu

dikembangkan secara terencana dan terarah sehingga bahasa dan budaya bangsa Indonesia

lebih dikenal di pentas dunia internasional. Salah satu upaya yang perlu segera dilaksanakan

untuk mencapai tujuan tersebut ialah program penerjemahan dalam bentuk skala besar dan

diimplementasikan dengan sungguh-sungguh, terutama dalam kaitannya dengan alih

teknologi.

E. Perkembangan Bahasa Indonesia di Luar Negeri

Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di luar negeri pada umumnya bersifat instrumental,

terutama bagi para sarjana yang ingin melaksanakan penelitian di Indonesia dan para calon

diplomat dan usahawan yang akan bertugas di Indonesia. Setelah belajar di negara masing-

masing, tidak sedikit diantara mereka yang kemudian mengikuti pengajaran lanjutan di

Indonesia.
Sudah saatnya kini bahasa Indonesia untuk pembelajar asing (BIPA) ditangani dengan lebih

serius, antara lain dengan menyusun kurikulum yang luwes yang dapat dengan mudah

disesuaikan dengan keperluan pembelajar; menyusun materi pengajaran dengan format yang

menarik dan memperhatikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, lisan

maupun tulis, yang hidup di masyarakat, baik untuk interaksi formal maupun interaksi

informal; dan menggunakan metode pengajaran yang berdasarkan pendekatan komunikatif.

Oleh karena itu, guru dan dosen BIPA seyogianya memahami kaidah-kaidah sosiolinguistik

yang mendasari pendekatan komunikatif.

F. Dampak Globalisasi Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

Rasa bangga berbahasa Indonesia belum tertanam pada setiap orang Indonesia. Rasa

menghargai bahasa asing (dahulu bahasa belanda sekarang bahasa inggris) masih terus

menampak pada sebagian besar masyarakat Indonesia. Mereka memiliki anggapan bahwa

bahasa asing lebih tinggi derajatnya daripada bahasa Indonesia. Bahkan, mereka seolah tidak

mau tahu perkembangan bahasa Indonesia. Sebagian pemakai bahasa Indonesia menjadi

pesimis, menganggap rendah, dan tidak percaya dengan kemampuan bahasa Indonesia dalam

mengungkapkan pikiran dan perasaannya dengan lengkap, jelas, dan sempurna. Akibat yang

dtiimbulkan dari kenyataan-kenyataan tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Banyak orang Indonesia lebih suka menggunakan kata-kata, istilah-istilah, dan

ungkapan-ungkapan asing, padahal kata-kata, istilah-istilah, dan ungkapan-ungkapan itu

sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Misalnya page, background, reality,

alternative, airport, masing-masing untuk halaman, latar belakang, kenyataan, (kemungkinan)

pilihan, dan lapangan terbang atau bandara.

2. Banyak oang Indonesia menghargai bahasa asing secara berlebihan sehingga

ditemukan kata dan istilah asing yang “amat asing”, “terlalu asing”, atau “hiper asing”. Hal
ini terjadi karena salah pengertian dalam menerapkan kata-kata asing tesebut, misalnya rokh,

insyaf, fihak, fatsal, syarat (muatan), dianggap (syah).

3. Banyak orang Indonesia belajar dan menguasai bahasa asing dengan baik, tetapi

menguasai bahasa Indonesia apa adanya. Terkait dengan hal itu banyak orang Indonesia yang

mempunyai bermacam-macam kamus bahasa asing, tetapi tidak mempunyai satu pun kamus

bahasa Indonesia. Seolah-olah seluruh kosakata bahasa Indonesia telah dikuasai dengan baik.

Akibatnya kalua mereka kesulitan menjelaskan atau menerapkan kata-kata yang sesuai dalam

bahasa Indonesia, mereka akan mencari jalan pintas dengan cara sederhana dan mudah

misalnya, penggunaan kaya yang mana yang kurang tepat, mencampuradukan penggunaan

kata tidak dan bukan, pemakaian kata ganti saya, kami, kita yang tidak jelas.

G. Kedudukan Bahasa dalam Era Globalisasi

Era globalisasi ditandai, antara lain adanya kontak bahasa, dan budaya yang tidak bias

terelakan. Dalam hubungan ini, kedudukan bahasa yang hidup dan diperlukan dalam kegiatan

berbangsa dan bernegara perlu dikukuhkan. Bahasa Indonesia ditempatkan sebagai alat

pemersatu bangsa, pembentuk jati diri, dan kemandirian bangsa, serta sebagai wahana bangsa

menuju kehidupan yang lebih modern dan beradab. Bahasa daerah merupakan bagian sarana

pembinaan dan pengembangan budaya, seni dan tradisi daerah yang dapat memperkuat jati

diri bangsa dalam berbagai kompetisi global. Bahasa asing merupakan sarana agar bangsa

kita mampu berkompetisi aktif dalam kontak antarbangsa. Untuk memperkukuh kedudukan

bahasa dalam era globalisasi itu, upaya-upaya yang sungguh-sungguh perlu dipersiapkan dan

dilakukan baik dalam berbagai aspek substansial kebahasaan maupun aspek kelembagaan.

Bahasa Indonesia dapat menjadi sebuah identitas yang menunjukkan karakter bangsa.

Syaratnya dengan mempelajari konteks beserta kaidah bahasa Indonesia secara menyeluruh

dan juga dapat dengan mempelajari budaya dari karya sastra seperti yang dijelaskan oleh

Rondiyah dkk. (2017). Untuk menghadapi tuntutan dan tantangan perkembangan sosial dan
budaya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kehidupan berbangsa dalam era

globalisasi, dan teknologi informasi masa kni serta masa yang akan datang dalam millennium

ketiga, bahasa Indonesia perlu ditingkatkan mutunya dan dikembangkan kemampuan daya

ungkapnya sehingga buku tata bahasa dan kamus serta berbagai pedoman pengunaan bahasa

menjadi profesional untuk lebih memberdayakan sumber daya manusia Indonesia. Di

samping itu, sesuai dengan tuntutan reformasi, penutur bahasa Indonesia, para pejabat, dan

tokoh panutan masyarakat perlu dibina sedemikian rupa sehingga perilaku bahasanya lebih

baik, benar, demokratis, dan lugas.

Meskipun demikian, bahasa Inggris yang menjadi bahasa internasional utama itu tidak boleh

menjadi alasan untuk mengaburkan keberadaan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa.

Bahasa Indonesia harus tetap jaya di bumi pertiwi ini. Caranya yaitu dengan meles-

tarikannya menurut konteks dan kaidah yang berlaku. Lalu, membiasakan dan mengajar-

kannya kepada setiap orang, terutama orang Indonesia. Apabila penutur asing di Indonesia

belajar bahasa Indonesia harus melalui banyak kendala seperti yang dimuat dalam penelitian

Saddhono (2012), maka seharusnya penutur asli atau bangsa Indonesia pasti lebih bisa

meminimalisasi hal tersebut ditambah dengan niat yang kukuh untuk belajar.

Bahasa Indonesia sebagai sarana pendukung dalam perkembangan maupun pertumbuhan

ilmu pengetahuan dan teknologi, karena tanpa adanya bahasa maka ilmu pengetahuan dan

teknologi (ipteks) tidak dapat berkembang dan tumbuh dengan baik. Peningkatan fungsi

bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu dilakukan sejalan dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi.Peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah

perlu terus dilakukan.

Bangsa Indonesia selalu bertekad menjunjung tinggi semua ketentuan yang ada dalam

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dan termasuk menujudkan bahasa Indonesia

sebagai bahasa resmi negara. Oleh karena itu, semua urusan negara yang resmi, seperti
urusan tata usaha negara, peradilan, penyelenggaraan politik selalu menggunakan bahasa

Indonesia. Disamping itu, bahasa Indonesia juga digunakan dalam hubungan internasional;

bahasa Indonesia digunakan sebagai alat perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan

perencanaan, pemerintahan, dan pelaksanaan pembangunan; bahasa Indonesia digunakan

sebagai prasyarat kecakapan untuk menduduki suaatu jabatan, menjadi pegawai negeri dan

BUMN; serta bahasa Indonesia harus digunakan pula pada papan nama berbagai perusahaan

pemerintah dan swasta di seluruh wilayah Republik Indonesia. Disamping itu, sampai tahun

pelajaran 2008/2009 pemerintah masih mengevaluasi mata pelajaran Bahasa Indonesia secara

nasional sebagai syarat mutlak bagi siswa untuk mendapatkan STK dan STTB (Daimun,

2013: 34).

Bahasa Indonesia pada kenyataannya sangatlah berperan penting dalam segala aspek

kehidupan sehari-hari. Bangsa Indonesia selalu bertekad menjunjung tinggi bahasa Indonesia.

Namun memasuki era globalisasi, bahasa Indonesia dihadapkan pada masalah-masalah

tertentu misalnya saja bahasa Inggris berpotensi mengancam kedudukan bahasa Indonesia.

Semakin penting bahasa Inggris di mata orang Indonesia pada umumnya, maka dapat

mengurangi rasa cinta pada bahasa Indonesia, karena apabila diamati bahasa Inggris saat ini

menduduki posisi sangat penting. Hal tersebut selaras dengan pendapat (Agustin, 2011: 335)

Pemerintah Indonesia memasukkan bahasa Inggris ke dalam bahasa asing pertama yang

dipergunakan di Indonesia.Bahasa Inggris dimasukkan ke dalam kurikulum dan merupakan

mata pelajaran yang penting di SD, SLTP, dan SLTA hingga berpeluang besar dijadikan

sebagai bahasa pengantar pendidikan di beberapa sekolah yang ada di Indonesia.

Pada saat ini bangsa Indonesia hidup dalam dua era sekaligus, yaitu era globalisasi dan era

otonomi daerah. Kedua era ini telah mempengaruhi peran bahasa-bahasa di Indonesia. Peran

bahasa Indonesia dan bahasa asing perlu dirumuskan kembali seiring dengan otonomi daerah.
Dalam kaitan dengan hal itu, mutu bahasa, terutama bahasa Indonesia dan bahasa daerah,

perlu ditingkatkan agar kedua bahasa tersebut disamping dapat terus terpelihara dengan

amanat Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945 juga dapat

menjalankan fungsinya untuk berbagai keperluan. Hal yang terakhir adalah peningkatan mutu

penggunaan bahasa. Peningkatan itu dapat dilakukan dengan memperbaharui pengajaran

bahasa sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan rekayasa bahasa serta dengan

meningkatkan permasayarakatan bahasa agar dapat diperoleh sikap positif terhadap bahasa

Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat

penting bagi bangsa Indonesia. Dimana kedudukannya sebagai lambang kebanggan nasional,

lambang identitas nasional, alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar

belakang sosial budaya dan bahasanya, dan alat penghubung antarbudaya antar daerah.

Setelah mengetahui kedudukan dan fungsinya, pertanyaan kita selanjutnya mampukah bahasa

Indonesia mempertahankan jati dirinya di tengah-tengah arus arus Globalisasi? Untuk

menjawab persoalan ini, marilah kita menengok ke belakang bagaimana bahasa Indonesia

yang ketika itu masih disebut bahasa Melayu mampu bertahan dari berbagai pengaruh bahasa

lain, baik bahasa asing maupun bahasa daerah lainnya di Nusantara. Sejauh ini tanpa terasa

banyak kosakata yang sebenarnya hasil serapan dari bahasa lain tetapi sudah kita anggap

sebagai kosakata bahasa Melayu atau Indonesia.

B. Saran
1. Sebaiknya kita harus memahami fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sesuai dengan

pemakaiannya

2. Mengetahui penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan fungsi dan kedudukannya

menjadi lebih efektif dalam berkomunikasi

3. Dan kita juga harus bisa berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan Indra Heri, S.Pd., M.Pd ( 2020 ) BAHASA INDONESIA Lingua Franca
Pencetak Karakter Negeri, PENERBIT CV. PENA PERSADA.

https://www.academia.edu/31536492/Bahasa_Indonesia_untuk_Perguruan_Tinggi (2015)

AHYAR ,JUNI, S.Pd., M.Pd. Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah / Juni Ahyar - 1st ed. –
Lhokseumawe: CV. BieNa Edukasi, 2015, 239 hlm. Bibliografi: hlm. 240

Nurdjan, Sukirman, S.S., M.Pd. Firman, S.Pd., M.Pd. Mirnawati, S.Pd., M.Pd BAHASA
INDONESIA UNTUK PERGURUAN TINGGI aksara timur2016,

Saputro,Yusuf Cahyo FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, Pengutamaan Bahasa Indonesia Sebagai
Bahasa Nasional ( 2016 )

Anda mungkin juga menyukai