Anda di halaman 1dari 12

1

MAKALAH

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indoniesia

Dosen Pengampu: Yushinta Eka Farida, M.Pd.

Disusun Oleh:

Siti Fatimah Az zahra

(221320000711)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


2

MAKALAH

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indoniesia

Dosen Pengampu: Yushinta Eka Farida, M.Pd.

Disusun Oleh:

Siti Fatimah Az zahra

(221320000711)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


3

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang sudah melimpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah ini adalah “Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia”

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Yushinta Eka Farida M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membantu penulis baik secara moral
maupun materi. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang
telah mendukung penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Harapan penulis atas makalah yang ditulis ini semoga bisa menambah wawasan bagi
para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan pengetahuan bagi
para pembaca. Mungkin dalam makalah ini terdapat kesalahan yang tidak penulis ketahui.
Maka dari itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun dari teman-teman maupun
dosen. Demi tercapainya makalah yang sempurna.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jepara,18 Desember 2022

Siti Fatimah Az zahra


4

BAB I

1.1 Latar Belakang


Kita tahu bahwa bahasa sebagai alat komunikasi lingual manusia, baik secara lisan
maupun tertulis. Ini adalah fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan
nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, yang didalamnya selalu
ada nilai-nilai dan status, bahasa tidak dapat ditinggalkan. Ia selalu mengikuti kehidupan
manusia sehari-hari, baik sebagai manusia, anggota suku, maupun anggota bangsa. Karena
kondisi dan pentingnya bahasa itulah, maka ia diberi ‘label’ secara eksplisit oleh pemakainya
berupa kedudukan dan fungsi tertentu.
Istilah kedudukan dan fungsi tentunya sering kita dengar, bahkan pernah kita pakai.
Misal dalam kalimat “ bagaimana kedudukan dia sekarang?”, “apa fungsinya?”, dan
sebagainya. Kalau kita pernah memakai kedua istilah itu tentunya secra tersirat kita sudah
mengerti maknanya. Hal ini bterbukti bahwa kita tidak pernah salah menggunakan kecdua
istilah itu. Kalau dsemikian halnya, apa sebenarnya pengertian kedudukan dan fungsi bahasa?

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kedudukan bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa
negara/resmi?
2. Apa saja fungsi bahasa indonesia?
3. Apa saja perbedaan bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa indonesia
sebagai bahasa negara / resmi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana kedudukan bahasa indonesia diantara
bahasa-bahasa di dunia.
2. Agar pembaca mengetahui fungsi-fungsi dari bahasa indonesia.
3. Agar pembaca dapat mengetahui apa perbedaan bahasa indonesia sebagai bahasa
nasional dan bahasa indonesia sebagai bahasa negara / resmi.
5

BAB II

2.1 Kedudukan Bahasa Indonesi


1. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional
Kehadiran bahasa Indonesia mengikuti perjalanan sejarah yang panjang.
Perjalanan itu dimulai sebelum kolonial masuk ke Nusantara, dengan bukti-bukti
prasasti yang ada, misalnya yang didapatkan di bukit Talang Tuwo dan Karang Brahi
serta batu nisan di Aceh, sampai dengan tercetusnya inspirasi pemuda-pemuda
Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 yang konsep aslinya berbunyi:1

1. “Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe bertoempah darah satoe, Tanah
Air Indonesia.”
2. “Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe berbangsa satoe, Bangsa
Indonesia.”
3. “Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean,
Bahasa Indonesia.

Pada poin ketiga, alih-alih menggunakan frasa berbahasa satu, akan tetapi justru
menggunakan klausa menjunjung bahasa persatuan. Hal tersebut dilakukan karena para
pendiri bangsa sadar akan potensi bahasa daerah yang jumlahnya sangat banyak di
Indonesia. Jika frasa “berbahasa satu” digunakan seperti pada poin pertama dan kedua,
dikhawatirkan akan membunuh bahasa-bahasa daerah di Indonesia. Oleh sebab itu, salah
satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai jembatan bagi perbedaan bahasa-bahasa
daerah di wilayah Indonesia. Dengan kata lain adalah sebagai bahasa nasional.2

2. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara / Resmi


Sejalan dengan semangat Sumpah Pemuda, setelah Kemerdekaan Republik
Indonesia tahun 1945, bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa resmi Negara
melalui Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945
(pasal 36). Dengan demikian sejak, 1945 bahasa Indonesia memiliki kedudukan
hukum sebagai bahasa resmi negara. Oleh sebab itu, sebagai konsekuensi logis dari
hal tersebut, penyempurnaan bahasa Indonesia terus dilakukan guna mendukung
bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan.3
Sebelumnya bahasa Indonesia merupakan sambungan yang tidak langsung
dari bahasa Melayu. Dikatakan demikian sebab pada waktu itu bahasa Melayu masih
digunakan dalam lapangan atau ranah yang berbeda. Bahasa Melayu digunakan
sebagai bahasa resmi kedua oleh pemerintah jajahan Hindia Belanda, sedangkan
bahasa Indonesia digunakan di luar situasi pemerintahan tersebut oleh pemerintah

1
Masnur Muslich dan I Gusti Ngurah Oka, Perencanaan Bahasa Pada Era Globalisasi (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2010), hlm.29.
2
Moh.Siddik, et al, Bahasa Indonesia Akademik (Samarinda: Pusat MPK-LP3M Universitas Mulawarman,
2020), hlm.3.
3
Ibid, hlm.4.
6

yang mendambakan persatuan Indionesia dan yang menginginkan kemerdekaan


Indonesia. Demikianlah pada saat itu terjadi dualisme pemakaian bahasa yang sama
tubuhnya, tetapi berbeda jiwanya, jiwa kolonial dan jiwa nasional.4
2.2Fungsi bahasa Indonesia
1. Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional memiliki beberapa fungsi
diantaranya yaitu:
a. Lambang kebanggaan nasional
Sebagai lambang kebanggaan nasional, mencerminkan nilai-nilai sosial
budaya yang mendasari rasa kebanggaan bangsa Indonesia. Melalui bahasa nasional,
bangsa Indonesia menyatakan harga diri dan nilai-nilai budaya yang dijadikannya asas
atau pegangan hidup. Begitu pula rasa bangga dalam memakai bahasa Indonesia wajib
disosialisasikan terus menerus. Rasa bangga merupakan wujud sikap positif terhadap
bahasa Indonesia5.
b. Lambang identitas nasional
Sebagai lambang identitas nasional, menimbulkan wibawa bangsa Indonesia,
harga diri, dan teladan bagi bangsa-bangsa lain. Hal ini dapat terjadi jika bangsa
Indonesia selalu dilestarikan dan di kembangkan secara baik sehingga tidak
tercampuri oleh unsur unsur bahasa asing. Untuk itu kesadaran akan penggunaan
bahasa Indonesia harus selalu ditingkatkan.6
c. Alat pemersatu bangsa
Sebagai alat pemersatu, bahasa Indonesia mampu menunjukkan fungsinya
yaitu mempersatukan bangsa Indonesia yanng terdiri atas berbagai suku, agama,
budaya, adat istiadat, dan bahasa ibunya (bahasa pertama). Hal itu nampak jelas sejak
diikrarkannya sumpah pemuda. Pada zaman jepang yang penuh kekerasan dan
penindasan, bahasa Indonesia digembleng menjadi alat pemersatu yang ampuh bagi
bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diletakkan diatas kepentingan daerah atau
golongan.7
d. Alat penghubung antar budaya dan antar daerah
Sebagai alat penghubung bahasa Indonesia dapat menghubungkan bangsa
Indonesia yang berlatar belakang sosial budaya dan bahasa ibu (bahasa pertama) yang
berbeda-beda. Berkat bahasa Indonesia suku-suku bangsa yang berbeda-beda bahasa
dapat berkomunikasi secara akrab dan lancar sehingga kesalahpahaman antar individu
dan antar kelompok tidak pernah terjadi. Karena bahasa Indonesia pula kita dapat
menjelajah keseluruh pelosok tanah air. Sehubungan dengan hal tersebut, bahasa
Indonesia memungkinkan berbagai suku bangsa mencapai keserasian hidup sebagai
bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan
kesetiaan pada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah.8
4
Masnur Muslich dan I Gusti Ngurah Oka, Perencanaan Bahasa Pada Era Globalisasi (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2010), hlm.32.

5
Hani Subakti, et al, Asas Bahasa Indonesia Perguruan Tinggi (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2021), hlm.7.
6
Ibid, hlm.8.
7
Ibid, hlm.8.
8
Hani Subakti, et al, Asas Bahasa Indonesia Perguruan Tinggi (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2021), hlm.9.
7

2. Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara / Resmi


Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara / Resmi memiliki fungsi
diantaranya yaitu:
a. Bahasa resmi kenegaraan
Didalam hubungan dengan fungsi ini, bahasa Indonesia dipakai didalam segala
upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik secara lisan maupun tulisan.
Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat-surat yang dikeluarkan oleh
pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya seperti DPR dan MPR ditulis
menggunakan bahasa Indonesia. Pidato-pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan
menggunakan bahasa Indonesia. Hanya dalam keadaan tertentu, demi kepentingan
komunikasi antar bangsa, kadang-kadang pidato yang bersifat resmi ditulis dan
diucapkan didalam bahasa asing, terutama bahasa inggris / Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB). Demikian pula dengan penggunaan bahasa Indonesia oleh masyarakat
dalam pelaksanaan upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan lainnya. Dengan kata
lain komunikasi timbal balik antara pemerintah dan masyarakat berlangsung dengan
menggunakan bahasa Indonesia9.
b. Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan
Bahasa indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga
pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Hanya
saja untuk kepraktisan, beberapa lembaga pendidikan rendah, yang anak didiknya
hanya menguasai bahasa daerah menggunakan bahasa pengantar bahasa daerah anak
didik yang bersangkutan. Hal ini dilakukan sampai kelas 3 sekolah dasar. Sebagai
konsekuensi pemakaian bahasa indonesia sebagai bahasa pengantar di lembaga
pendidikan tersebut, maka materi pelajaran yang bentuknya media cetak hendaknya
juga berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku
yang berbahasa asing atau menyusunnya sendiri, apabila hal ini dilakukan, sangatlah
membantu peningkatan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (iptek). Mungkin pada saat mendatang bahasa Indonesia
berkembang sebagai bahasa iptek yang sejajar dengan bahasa Inggriss. 10
c. Bahasa perhubungan tingkat nasional untuk perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan nasional dan kepentingan pemerintahan pembangunan
Dalam fungsi ini tidak hanya menyangkut kegiatan komunikasi yang timbal
balik antara pemerintah dan masyarakat, melainkan berhubungan dengan kegiatan
komunikasi antar daerah, antar suku, dan antar etnik, sehingga bahasa Indonesia akan
semakin meluas penyebaran dan pemakaiannya.11
d. Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan
serta teknologi modern
Fungsi bahasa Indonesi sebagai pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan
ilmu pengetahuan serta teknologi modern, dalam hal ini bahwa bahasa Indonesia

9
Ibid, hlm.10.
10
Masnur Muslich dan I Gusti Ngurah Oka, Perencanaan Bahasa Pada Era Globalisasi (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2010), hlm.35.
11
Siti Ansoriyah, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi (Yogyakarta: Deepublish, 2012), hlm.20.
8

adalah salah satu alat yang membina dan mengembangkan kebudayaan nasional
sedemikian rupa sehingga memiliki ciri dan jati diri yang dapat membedakan dari
kebudayaan daerah. Bahasa Indonesia menjadi tonggak utama kebudayaan nasional
dengan menggunakan dan mengembangkan bahasa dapat mengembangkan nilai-nilai
dan sosial budaya Indonesia.12
Penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi modern tidak dapat pula
mengabaikan Indonesia, karena salah salah satu fungsi bahasa adalah pengembangan
pengetahuan dan teknologi modern yang umumnya menggunakan bahasa asing.untuk
itulah bahasa Indonesia harus memiliki kemampuan untuk menyerap, memadankan
kosakata yang datang dari negara asing, sehingga diharapkan pemodernan bahasa
Indonesia akan terpakai di masyarakat, dan tentu harus mempertimbangkan dampak
pemanfaatannya bagi bangsa dan negara.13

2.3Perbedaan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional dan Bahasa


Indonesia Sebagai Bahasa Negara / Resmi
1. Perbedaan dari segi wujudnya
Apabila kita mendengarkan pidato sambutan Menteri Sosial dalam rangka
peringatan Hari Hak-hak Asasi Manusia dan pidato sambutan Menteri Muda Usaha
wanita dalam rangka peringatan Hari Ibu, misalnya, tentunya kita tidak menjumpai
kalimat-kalimat yang semacam ini.

“Sodara-sodara! Ini hari adalah hari yang bersejarah. Sampeyan tentunya udah tau,
bukan? Kalau kagak tau yang kebacut, gitu aja”.

Kalimat yang semacam itu juga tidak pernah kita jumpai pada waktu kita membaca
surat-surat dinas, dokumen-dokumen resmi, dan peraturan-peraturan pemerintah.
Di sisi lain, pada waktu kita berkenalan dengan seseorang yang berasal dari
daerah atau suku yang berbeda, pernahkah kita memakai kata-kata seperti ‘kepingin’,
‘paling banter’, ‘kesusu’ dan ‘mblayu’? apabila kita menginginkan tercapainya tujuan
komunikasi, kita tidak akan menggunakan kata-kata yang tidak akan dimengerti oleh
lawan bicara kita sebagaimana contoh diatas. Kita juga tidak akan menggunakan
struktur-struktur kalimat yang membuat mereka kurang memahami maksudnya.
Yang menjadi masalah sekarang ialah apakah ada perbedaan ujud antara
bahasa Indonesia sebagai bahasa negara/resmi sebagaimana yang kita dengar dan kita
baca pada contoh diatas, dan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, sebagaimana
yang pernah juga kita lakukan pada saat berkenalan dengan seseorang lain daerah atau
lain suku? Perbedaan secara khusus memang ada, misalnya penggunaan kosakata dan
istilah. Hal ini disebabkan oleh lapangan pembicaraannya berbeda. Dalam lapangan
politik diperlukan kosakata tertentu yang berbeda dengan kosakata yang diperlukan
dalam lapangan administrasi. Begitu juga dalam lapangan ekonomi, sosial, dan yang
lain-lain. Akan tetapi, secara umum terdapat kesamaan. Semuanya menggunakan

12
Siti Ansoriyah, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi (Yogyakarta: Deepublish, 2012), hlm.21.
13
Ibid, hlm.22.
9

bahasa yang berciri baku. Dalam lapangan dan situasi diatas tidak pernah digunakan,
misalnya, struktur kata ‘kasih tahu’ (untuk memberitahukan), ‘bikin bersih’ (untuk
membersihkan), ‘dia orang’ (untuk mereka), ‘dia punya harga’ (untuk harganya), dan
kata ‘situ’ (untuk saudara, anda, dan sebagainya), ‘kenapa’ (untuk mengapa), ‘bilang’
(untuk mengatakan), ‘nggak’ (untuk tidak), ‘gini’ (untuk begini), dan kata-kata lain
yang dianggap kurang atau tidak baku.14

2. Perbedaan dari Proses Terbentuknya


latar belakang timbulnya kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara jelas-jelas berbeda. Adanya
kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional didorong oleh rasa persatuan
bangsa Indonesia pada waktu itu. Putra-putri Indonesia sadar bahwa persatuan
merupakan sesuatu yang mutlak untuk mewujudkan suatu kekuatan. Semboyan
“Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh” benar-benar diresapi oleh mereka. Mereka
juga sadar bahwa untuk mewujudkan persatuan perlu adanya sarana yang
menunjangnya. Dari sekian sarana penentu, yang tidak kalah pentingnya adalah
sarana komunikasi yang disebut bahasa. Dengan pertimbangan kesejarahan dan
kondisi bahasa Indonesia yang lingua franca itu, maka ditentukanlah ia sebagai bahasa
nasional.15
Berbeda halnya dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara/resmi.
Terbentuknya bahasa Indonesia sebagai bahasa negara/resmi dilatarbelakangi oleh
kondisi bahasa Indonesia itu sendiri yang secara geografis menyebar pemakaiannya
ke hampir seluruh wilayah Indonesia dan dikuasai oleh sebagian besar penduduknya.
Di samping itu, pada saat itu bahasa Indonesia telah disepakati oleh pemakainya
sebagai bahasa pemersatu bangsa, sehingga pada saat ditentukannya sebagai bahasa
negara/resmi, seluruh pemakai bahasa Indonesia yang sekaligus sebagai penduduk
Indonesia itu menerimanya dengan suara bulat.16

Dengan demikian jelaslah bahwa dualisme kedudukan bahasa Indonesia tersebut


dilatarbelakangi oleh proses pembentukan yang berbeda.

3. Perbedaan dari Segi Fungsinya


kita mengetahui bahwa fungsi kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional berbeda sekali dengan fungsi kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa

14
Masnur Muslich dan I Gusti Ngurah Oka, Perencanaan Bahasa Pada Era Globalisasi (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2010), hlm.36.
15
Ibid, hlm.37.
16
Ibid, hlm.38.
10

negara. Perbedaan itu terlihat pada wilayah pemakaian dan tanggung jawab kita
terhadap pemakaian fungsi itu.
Kita menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara/resmi dipakai
sebagai alat penghubung antarsuku, misalnya, karena kita sebagai bangsa Indonesia
yang hidup di wilayah tanah air Indonesia. Sehubungan dengan itu, apabila ada orang
yang berbangsa lain yang menetap di wilayah Indonesia dan mahir berbahasa
Indonesia, dia tidak mempunyai tanggung jawab moral untuk menggunakan bahasa
Indonesia sebagai fungsi tersebut. Jadi seseorang menggunakan bahasa Indonesia
sebagai penghubung antarsuku, karena dia berbangsa Indonesia yang menetap di
wilayah Indonesia, sedangkan seseorang menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa resmi, karena dia sebagai warga negara Indonesia yang menjalankan tugas-
tugas ‘pembangunan’ Indonesia.17

17
Masnur Muslich dan I Gusti Ngurah Oka, Perencanaan Bahasa Pada Era Globalisasi (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2010), hlm.39.
11

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dibuat penulis berdasarkan materi yang disajikan adalah
pentingnya kita memahami kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia baik sebagi
bahasa nasional maupun sebagai bahasa negara / resmi. Dengan memahami hal
tersebut kita dapat mengetahui kapan dan dimana kita dapat menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara /
resmi.

3.2 Saran
Saran penulis kepada pembaca adalah bacalah dengan seksama dan cobalah
memahami lebih dalam tentang kedudukan dan fungsi bahasa.
12

DAFTAR PUSTAKA

Muslich, Masnur.2010.

Anda mungkin juga menyukai