SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
JAKARTA
2019
ABSTRAKSI
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim…
Assalamualaikum Wr. Wb
alam. Atas berkat dan karunia-Nya. Atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis
selalu diberikan kesehatan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta
salam penulis curahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta
menjalankan sunnahnya.
Skripsi ini, penulis susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Sosial (S.Sos) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari arahan, bimbingan, doa,
motivasi dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
1. Bapak Prof. Dr. Zulkifli, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
2. Ibu Cucu Nurhayati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Sosiologi FISIP
vi
4. Ibu Rr. Satiti Shakuntala M.Si., selaku pembimbing skripsi yang penuh
arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dari awal hingga
akhir.
5. Serta seluruh dosen dan staf akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
6. Kedua orang tua penulis, Papa Deddy Irawan dan Mama Ida Yuningsih
Aamiin.
penulis.
kampus. Terima kasih sudah menjadi teman yang selalu dapat diandalkan.
Nadya, Veriska dan Aidil). Terima kasih sudah menjadi teman di satu
vii
10. Teman-teman Sosiologi 2014 terutama kelas B. Terima kasih atas
perhatian dan bantuannya selama ini di kelas. Terima kasih juga atas
11. Teruntuk Nia Nadia dan Rachmat. Terima kasih sudah menjadi teman
12. Panitia FISIP DAYS 2017, terima kasih sudah sangat membantu dalam
13. PMII KOMFISIP 2014 yang sudah menjadi keluarga kedua di kampus.
Akhir kata penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang
Wassalamualaikum Wr. Wb
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ....................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 5
D. Kajian Pustaka .................................................................................... 6
E. Kerangka Teoritis ............................................................................... 14
F. Metode Penelitian ............................................................................... 23
ix
BAB III TEMUAN DAN ANALISA DATA
A. Potret Gaya Hidup Hedonis Mahasiswa FISIP UIN Jakarta .............. 44
B. Alasan Para Mahasiswa Mengikuti Gaya Hidup Hedonis ................. 54
C. Gaya Hidup Hedonis dan Ajaran Agama Islam ................................. 61
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 65
B. Saran ................................................................................................... 66
x
DAFTAR GRAFIK
Grafik I.C.1 Jumlah Mahasiswa/I FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2014-2016 ...................................................................................................... 30
Hidayatullah Jakarta......................................................................................... 32
Jakarta ............................................................................................................. 34
Grafik V.C.5 Uang Saku Mahasiswa/I FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ..................... 35
xi
DAFTAR ISTILAH
“dunia malam”
Media Sosial : (atau Sosial Media) ialah sebuah aplikasi yang biasa digunakan untuk
Open Minded : Orang-orang yang berpikiran terbuka atau dapat menerima sesuatu
hal baru dengan baik tanpa membandingkan dengan yang sudah ada
Out of the box : Seseorang yang berpikiran tidak umum atau “luar biasa”
Prestige : (atau prestise) adalah menyatakan status atau kehormatan yang tinggi
di tengah-tengah masyarakat
Range : Jarak
Role Model : Untuk menyatakan bahwa seseorang merupakan panutan baik bagi
xii
memilki kekuatan untuk mendorong orang lain agar melakukan hal
Social Climber : Individu yang melakukan aktifitas „panjat sosial‟ (numpang tenar)
satu komunitas
hal masa kini atau yang sedang digunakan oleh banyak orang pada saat
tertentu
Window Shopping : Kegiatan melihat-lihat barang di Mall atau tempat perbelanjaan tanpa
membelinya
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang baru di dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Efek dari adanya
kehidupan masyarakat di seluruh dunia. Proses modernisasi yang ada tidak bisa
disangkal mutlak telah membawa suatu perubahan yang begitu besar di seluruh
penyebarannya yang begitu cepat ini didukung oleh bantuan teknologi dan
informasi yang mana dapat diakses secara bebas dan massive di zaman sekarang
ini.
memiliki daya beli yang lebih baik dibandingkan dengan masyarakat di luar
daerah tentu yang paling terkena dampak dari adanya modernisasi ini. Pada
“kebiasaan” namun hal ini sudah berkembang menjadi sebuah “budaya” yang
1
Gaya hidup seseorang dapat dilihat dari apa-apa yang dikonsumsinya, baik
konsumsi barang atau jasa. Konsumsi tidak hanya mencakup kegiatan membeli
sejumlah barang (materi) dari televisi hingga mobil tetapi juga berlaku dalam
kegiatan konsumsi jasa, seperti: pergi ke tempat hiburan dan berbagai kegiatan
sosial (belanja, window shopping, dll). Menurut Assael (1984: 252), gaya hidup
adalah “A mode of living that is identified by how people spend their time
what they think of themselves and the world around them (opinions).” Gaya
Misalnya saja pada pilihan mobil, perhiasan, bacaan, rumah, makanan yang
dikonsumsi, tempat hiburan, dan berbagai merek pakaian semua itu sebenarnya
dapat mencerminkan gaya hidup yang ia anut. Layaknya di dalam pola konsumsi
seorang individu yang konsumtif, mereka merupakan masyarakat yang suka untuk
membeli suatu barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan namun demi
Selain membeli barang mewah untuk menunjukkan status sosialnya yang lebih
baik dari orang lain, biasanya seorang individu melakukan tindakan konsumtif ini
dengan alasan bahwa mereka ingin memenuhi kesenangan dan kepuasan dirinya
sendiri. Karena, bagi mereka membeli barang mewah atau berlibur ke luar negeri
2
merupakan suatu tindakan yang dapat memberikan kepuasan dan kesenangan
tersendiri bagi diri mereka. Tindakan konsumtif yang dilakukan terus menerus
seperti ini dapat menghantarkan seorang individu terhadap gaya hidup hedonis
yang mana gaya hidup ini terkenal dengan suatu pola hidup yang aktivitasnya
dengan memegang prinsip kesenangan. Sebenarnya, gaya hidup seperti ini sah-sah
saja dilakukan oleh seseorang yang memang mampu untuk menjalani kehidupan
yang seperti ini. Namun, akan menjadi berbahaya apabila dilakukan oleh orang-
orang yang tidak memiliki modal sosial yang memadai. Mereka akan cenderung
melakukan hal-hal yang melanggar norma sosial demi menjalani gaya hidup
dapat memotivasi seseorang. Hal tersebut adalah bentuk yang paling signifikan
adalah bernilai (baik) dan semua yang hanya merupakan ketidak senangan
tidaklah bernilai.
akhir. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kunto (1999: 87), bahwa remaja
adalah generasi yang paling mudah terpengaruh oleh era globalisasi atau era
modern. Hal ini dikarenakan, di umur mereka yang sudah bukan lagi anak-anak
tetapi belum dapat dikategorikan sebagai orang dewasa ini terjadi proses
3
pencarian jati diri sehingga mereka gampang terpengaruh oleh lingkungan
eksternalnya. Banyak aktivitas yang hanya dilakukan oleh orang yang menjalani
gaya hidup hedonis ini juga dilakukan oleh para remaja akhir seperti lebih senang
kesenangan merupakan sasaran utama atau tujuan dari setiap tingkah laku
individu hedonis.
penampilan mereka ketika pergi kuliah apakah mengikuti trend yang ada di
masyarakat atau tidak, atau apakah ia suka membeli barang mahal demi terlihat
Peneliti menemukan hal yang menarik untuk digali pada penelitian yang
MAHASISWA” yakni gaya hidup hedonis dapat kita temukan tidak hanya di
lingkungan orang dewasa yang sudah memiliki pendapatan sendiri namun juga
pada mahasiswa yang notabenenya masih meminta uang untuk jajan kepada orang
tuanya pun kerap ditemukan gaya hidup seperti ini. Karena, para pelakunya
4
berpendapat bahwa hidup di dunia hanya untuk mencari kesenangan sehingga
prinsip-prinsip hidup senang sangat penting bagi mereka. Hal ini serupa dengan
sifat para mahasiswa yang masih suka berhura-hura dan berkumpul bersama
teman untuk mencari kesenangan sehingga dapat dipandang lebih baik di antara
B. Pertanyaan Penelitian
hedonis?
Penelitian ini juga dilakukan atas dasar keingin tahuan peneliti tentang bahasan
yang diteliti yaitu bagaimana bentuk gaya hidup hedonis yang sebenarnya terjadi
di kalangan Mahasiswa FISIP UIN Jakarta yang juga telah menjamur dikalangan
masyarakat perkotaan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk lebih
menggali alasan apa saja yang mendasari para mahasiswa FISIP UIN Syarif
5
C.2 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
b. Manfaat Praktis
ingin meneliti konsep Gaya Hidup Hedonis di kalangan Mahasiswa FISIP UIN
D. Kajian Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Fatia Nur Azizah dan Endang Sri Indrawati
(2005) dalam jurnal yang berjudul Kontrol Diri dan Gaya Hidup Hedonis pada
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kontrol diri dengan gaya hidup
untuk menguji sebuah hipotesis yakni bahwa individu dengan kontrol diri tinggi
akan mampu mengurangi untuk bergaya hidup hedonis dan sebaliknya individu
6
kesenangan pribadi menjadi lemah sehingga akan bergaya hidup hedonis.
Hiburan Malam ditinjau dari Motif Afiliasi oleh Tiara Amalia Ulfah (2003)
sampai 22 tahun yang mengunjungi tempat hiburan malam. Hasil dari penelitian
ini ialah bahwasanya tidak ditemukan hubungan di antara motif afiliasi dengan
gaya hidup hedonis pada mahasiswa yang mengunjungi tempat hiburan malam
yang ditunjukkan dengan nilai rxy= 0,026 dengan p= 0,818 (p>0,05), sehingga
Hasil dari penelitian ini adalah konsumen “Zoya” cenderung followers dalam
mengikuti perkembangan trend produk jilbab yang dikeluarkan oleh “Zoya”. Hal
ini disebabkan konsumen produk ini ialah remaja atau sosialita atau seseorang
(merek) dengan pemikiran bahwa pasti akan mendapatkan barang dengan kualitas
7
bagus. Mereka sering menggunakan jilbab tersebut dalam acara berkumpul di
menganalisis perilaku dan gaya hidup hedonisme Mahasiswa FISIP USU Medan.
Informan penelitian ini berjumlah 10 orang yang berasal dari Mahasiswa FISIP
kuliah semata dan belum bekerja, perilaku gaya hidup hedonisme menurut
pandangan mereka merupakan gaya hidup yang sudah diwariskan turun temurun
dari orang tua. Alasan utama bergaya hidup hedonisme adalah karena sudah
terbiasa sejak kecil. Hal ini tentunya sesuai dengan fasilitas yang dimiliki orang
tersebut. Tetapi, ada juga mahasiswa yang memberi alasan bergaya hidup
Mobil LSC 81 Club) oleh Ratu Aulia Rahamni Bernatta (2017). Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji apa saja alasan yang mendasari remaja dikomunitas
8
mobil LSC 81 Club bergaya hidup hedonis dan juga untuk mengkaji bentuk gaya
mobil LSC 81 Club. Informan dari penelitian ini berjumlah 5 (lima) orang, yaitu
teknik pengumpulan data. Hasil penelitian ditemukan alasan yang mendasari serta
bentuk gaya hidup hedonis remaja yang bergabung dikomunitas mobil LSC 81
Club. Bentuk dari gaya hidup remaja hedonis yang ada di komunitas mobil LSC
waktu akhir pekannya diluar rumah, diskotik (clubbing), touring (perjalanan), dan
Dari kajian pustaka yang telah dijabarkan oleh peneliti di atas, maka dapat
peneliti sampaikan bahwa gaya hidup hedonis ini tidak hanya dapat dilakukan
oleh masyarakat sosialita kalangan atas saja namun juga sudah mulai dilakukan
oleh para mahasiswa dengan bentuk tindakan hedon yang dapat mereka penuhi.
Individu yang memiliki kontrol diri tinggi akan mampu mengurangi untuk
bergaya hidup hedonis dan sebaliknya individu dengan kontrol diri rendah maka
9
Para pelaku gaya hidup hedonis ini kerap kali lebih mementingkan brand
(merk) dari sebuah barang yang akan ia beli karena mereka percaya semakin
bagus brand (merk) suatu barang walaupun harganya akan semakin mahal namun
Maka dari itu, tidaklah heran pada saat sekarang ini seorang individu
Seperti apa merek mobilnya, tas mewah apa yang ia gunakan, baju bermerek apa
yang ia kenakan sehari-hari dan lain sebagainya. Menurut Nurist Surayya Ulfa
Maka dari itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang POTRET GAYA
FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2014 - 2016). Peneliti ingin
10
meneliti lebih dalam fenomena gaya hidup hedonis dikalangan mahasiswa UIN
dikarenakan UIN merupakan salah satu Universitas Negeri yang populer di daerah
kota metropolitan Jakarta dan berlandaskan agama Islam yang tersebar di dalam
hidup hedonis di lingkungan Mahasiswa FISIP UIN Jakarta dan apa alasan
mereka menjalani gaya hidup hedonis ini serta bagaimana pandangan mereka
tentang agama Islam yang tidak menganjurkan gaya hidup ini seperti dalam Q.s.
Al-A’raaf:31 yakni, “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap
• Matriks
Fatia Nur Kontrol Diri Metode Hasil analisis data Persamaan dengan
Azizah dan Kuantitatif menunjukkan penelitian ini terletak
Endang Sri adanya hubungan pada tema penelitian
Indrawati yang negatif dan untuk mengungkap
tentang signifikan antara tentang gaya hidup
Kontrol Diri kontrol diri dengan hedonis di kalangan
dan Gaya gaya hidup hedonis Mahasiswa. Namun,
Hidup pada mahasiswa penelitian yang terlebih
Hedonis Fakultas dahulu dilakukan
pada Ekonomika dan menghubungkannya
Mahasiswa Bisnis Universitas dengan teori kontrol diri
Fakultas Diponegoro. Sema yang ada di ilmu
Ekonomika kin tinggi kontrol Psikologi. Perbedaan
dan Bisnis diri mahasiswa terletak pada subyek
11
Universitas maka semakin penelitian yang dilakukan
Diponegoro rendah gaya hidup pada Mahasiswa di
hedonisnya, dan Universitas Diponegoro
sebaliknya semakin dengan metode penelitian
rendah kontrol Kuantitatif sedangkan
dirinya maka peneliti menggunakan
semakin tinggi metode Kualitatif untuk
gaya hidup hedonis meneliti Mahasiswa di
yang dimiliki. lingkungan kampus
FISIP UIN Jakarta.
12
Devi Citra Merek Metode Pemakai “Zoya” Persamaan dari penelitian
Indrawati Kuantitatif adalah remaja atau yang telah dilakukan
tentang Peng sosialita atau dengan yang akan
aruh Citra seseorang yang peneliti lakukan ialah ada
Merek dan memiliki gaya pada tema penelitian
Gaya Hidup hidup hedonis yang mengangkat tentang
Hedonis dengan memakai gaya hidup hedonis
terhadap barang-barang sedangkan perbedaannya
Keputusan bermerek ada pada subyek yang
Pembelian (branded) yang diteliti yakni konsumen
Jilbab secara tidak suatu barang dari brand
“ZOYA” langsung memiliki tertentu sedangkan
kualitas bagus, peneliti akan meneliti
mereka sering Mahasiswa di lingkungan
menggunakan kampus FISIP UIN
jilbab tersebut Jakarta.
dalam acara
berkumpul di Mall,
Kafe atau tempat
tertentu yang
bersifat hedon.
13
orang tersebut. habitus Bordieu
sedangkan peneliti
menggunakan teori
masyarakat konsumeris
karya Baudrillard.
E. Kerangka Teoritis
1. Definisi Konseptual
Mahasiswa
tingkat strata 1 (S1) ini berkisar di antara umur 18 sampai kurang lebih 22 tahun.
Oleh karena itu, mereka yang disebut Mahasiswa sudah bukan lagi termasuk
kategori anak-anak. Mereka adalah remaja akhir yang sudah dapat mengambil
keputusannya sendiri.
14
Mahasiswa adalah manusia yang tercipta untuk selalu berpikir yang saling
lagi yakni mereka merupakan akademisi yang lebih tinggi kelasnya dibandingkan
dengan ketika mereka masih bersekolah dulu. “Maha” adalah sebuah kata yang
Namun, diharapkan karena mereka mempelajari bidang studi yang sudah sesuai
kelak ketika mereka lulus akan menjadi seorang akademisi yang ahli dibidangnya
masing-masing.
berkembang akibat banyaknya kajian dan diskusi yang telah mereka ikuti
sehingga banyak dari para mahasiswa ini yang kemudian menjadi “jembatan”
2. Definisi Operasional
dalam penelitian ini kemudian definisinya dibatasi sebagai seorang individu yang
jauh lebih terbuka (open-minded) karena telah melalui diskusi dan kajian dari
orang-orang yang ahli dalam bidangnya (Dosen). Mahasiswa yang akan menjadi
subyek penelitian dan dibahas dalam penelitian ini ialah Mahasiswa/i FISIP UIN
15
Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini dilakukan dengan melihat bahwasanya UIN
menciptakan gaya hidup hedonis di kota ini tentunya juga berdampak pada
Menurut Assael (1984: 252), gaya hidup adalah “A mode of living that is
identified by how people spend their time (activities), what they consider
important in their environment (interest), and what they think of themselves and
the world around them (opinions).” Gaya hidup dapat juga disebut sebagai pola-
pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lainnya. Di
dalam kehidupan sosial, seorang individu bisa saja mempengaruhi konstruk sosial
kelompoknya dalam hal gaya hidup mereka. Gaya hidup yang dianut dalam
lain. Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan
dirinya di depan publik. Seorang individu dapat menilai orang lain berdasarkan
Chaney (dalam Subandy, 1997:24), bahwa gaya hidup hedonis adalah suatu pola
hidup yang aktivitasnya untuk mencari kesenangan hidup seperti lebih banyak
16
keramaian kota, senang membeli barang mahal yang disenanginya serta selalu
Dalam penelitian ini, peneliti akan lebih fokus secara mendalam terhadap
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Untuk itu, harus dibedah terlebih dahulu definisi
sebenarnya dari gaya hidup ini. Hedonisme berasal dari bahasa Yunani hedone
yang artinya kesenangan atau pleasure dan kata isme paham, nilai, pandangan
atau tindakan yang dianut. Jadi, dapat dikatakan bahwa hedonisme adalah nilai
Allport, 1951:65).
tidak asing lagi dengan gaya hidup yang seperti ini. Apalagi, gaya hidup hedonis
ini biasanya dianut oleh para remaja akhir dimana mereka berada dalam proses
pencarian jati diri sehingga lebih mudah bagi mereka untuk ikut terpengaruh
menjalani gaya hidup hedonis yang sedang marak saat ini. Hal tersebut didukung
oleh fakta yang didapat melalui hasil penelitian yang dilakukan oleh Kasali (2016:
157) yang menemukan bahwa mall adalah tempat nongkrong yang paling popular
untuk mengisi waktu luang remaja (30,8%), sedangkan jajan merupakan prioritas
membeli pakaian (2,3%), membeli aksesoris mobil (0,6%), dan ada pula yang
17
Kecanggihan teknologi saat ini banyak dimanfaatkan oleh para selebriti
untuk mengekspos gaya hidup mewahnya baik melalui media cetak (majalah)
maupun media online (portal berita online atau media sosial seperti instagram).
Gaya hidup mewah yang akhir-akhir ini sering ditunjukkan oleh para selebriti
tanah air berupa koleksi barang-barang mewah seperti mobil mewah dan aksesori
yang harganya selangit pun turut mendorong alasan para mahasiswa ini untuk
meniru gaya hidup mewah yang dilakukan oleh para selebriti kesukaannya.
Para mahasiswa pada saat ini memandang fenomena tersebut dari sudut
pandang yang berbeda. Menurut Ratu Aulia (2017), "…yang mereka lihat bukan
nilai investasinya, namun bentuk gaya hidup yang memunculkan bentuk eksistensi
seperti halnya mobil sebagai salah satu bentuk eksistensi diri bukan lagi
berperilaku seperti para artis ataupun para kaum elit agar mereka dapat diakui
3. Kajian Teori
Gaya Hidup Hedonis merupakan representasi gaya hidup dari apa yang
18
mengkonsumsi berbagai macam barang dari yang mereka butuhkan sampai yang
Baudrillard pada tahun 1998 mengeluarkan buku berjudul The Consumer Society:
Menurutnya, “Masyarakat dewasa ini sudah menggeser nilai suatu objek yang
dibelinya. Dari yang awalnya suatu objek tersebut memang sesuai dengan
kebutuhannya, sampai sekarang orang sudah tidak lagi memikirkan nilai tukar
dan nilai guna objek tersebut pada dirinya tetapi lebih ke penanda kelas sosial
suatu masyarakat sangat ditentukan oleh barang yang ia beli dan gunakan.”
(Baudrillad, 1998:50-51)
Hal ini kerap kali ditemukan pada masyarakat yang hobi mengkoleksi
berbagai macam barang berdasarkan “brand” yang melekat pada barang tersebut.
Brand atau Merek yang digandrungi oleh masyarakat di zaman sekarang terutama
para mahasiswa yang bergaya hidup hedonis bukan lagi berasal dari dalam negeri
namun diimpor langsung dari luar negeri. Hal ini seperti yang dituturkan oleh
bahwasanya 60% konsumen Indonesia lebih suka membeli berbagai produk luar
negeri daripada buatan Indonesia. Ia pun mengakui kalau produk asing memiliki
19
kualitas yang baik. (https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20180326194751-
yang dapat dibilang mahal. Namun, sekali lagi bagi mereka yang bergaya hidup
hedonis hal tersebut akan sebanding dengan status dan kedudukan sosial yang
kampus dan kantor sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh pola konsumsi.
Keinginan untuk bisa masuk dalam pergaulan sosial, tidak ingin dianggap aneh
atau berbeda, tidak mengalami penolakan, bisa bertahan dan bahkan berupaya
Orang berusaha mengikuti arus pergaulan, dan selalu takut dianggap ’tidak gaul’,
’kuno’, ’katro’, atau ’ndeso’ (Hapsari, 2005:5). Faktor tersebut mendorong pola
konsumsi masyarakat. Untuk bisa masuk dalam ’pergaulan yang luas’, seseorang
Terlebih lagi, jika memilki banyak pengalaman konsumtif tentu saja itu akan
arti yang sama namun sebenarnya ketiga kata ini memiliki makna yang berbeda.
20
1. Konsumsi secara harfiah adalah suatu aktifitas memakai atau
menggunakan suatu produk barang atau jasa yang dihasilkan oleh para
menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa,
juga konsumen. Seluruh tipe aktifitas sosial yang orang lakukan sehingga
menurut tuntutan kebutuhan yang dipentingkan. Oleh karena itu, arti kata
barang atau jasa secara berlebihan. Dalam arti luas, konsumtif adalah
prioritas atau juga dapat diartikan sebagai gaya hidup yang bermewah-
21
3. Hedonis dapat diartikan sebagai aktualisasi tindakan dari masyarakat yang
ialah suatu tindakan konsumen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara
fokus pada pembelian barang saja sedangkan hedonis tidak hanya mencakup
pembelian barang saja namun juga mencakup aktifitas atau kegiatan, minat serta
suatu barang atas dasar untuk memenuhi kebutuhannya saja sedangkan pada
pelaku tindakan konsumtif pembelian suatu barang juga didasarkan pada rasa
gengsi terhadap individu lain sehingga membeli barang yang sebenarnya tidak ia
butuhkan.
dimata publik. Hal ini tentunya juga mereka lakukan sebagai cara mereka untuk
memenuhi hasrat dan kesenangan yang ada pada diri mereka. Selain itu, gaya
22
hidup ini pun tidak terpaku hanya pada kegiatan membeli barang saja namun juga
kepuasan diri.
F. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian kualitatif. Bogdan dan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati. (Moleong, 2002:9) Penelitian akan fokus terhadap fenomena
Jakarta serta meneliti alasan yang mendasari mereka untuk menjalani gaya hidup
hedonis ini.
b. Desain Penelitian
Dengan digunakan metode kualitatif ini maka data yang telah didapatkan
diharapkan akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel dan bermakna sehingga
tujuan penelitian dapat dicapai. Desain penelitian kualitatif ini dibagi dalam tiga
tahap, yaitu:
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah analisis terhadap lokus
23
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti sebagai pelaksana penelitian sekaligus sebagai human
3. Analisis Data
Istilah yang digunakan adalah setting atau tempat penelitian. (Arikunto, 2006:13)
penelitian maka yang dijadikan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut :
oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
(Moleong, 2009: 186) Teknik ini dilakukan untuk mengetahui fenomena gaya
24
hidup hedonis dikalangan mahasiswa FISIP UIN Jakarta serta alasan yang
kampus FISIP UIN Jakarta. Dalam bentuk kegiatan yang dianggap bermewah-
mewahan oleh para mahasiswa lain seperti berbelanja barang-barang branded atau
nongkrong dan mengerjakan tugas kampus di café atau mall adalah kegiatan
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
Model analisis data dalam penelitian ini mengikuti konsep yang diberikan
aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
25
BAB II
LOKASI PENELITIAN
berusia 61 tahun berawal dari berdirinya ADIA (Akademi Dinas Ilmu Agama)
pada tahun 1957. Lembaga pendidikan ini telah menjalankan tugasnya sebagai
institusi pembelajaran dan transmisi ilmu pengetahuan, sebagai institusi riset yang
Jakarta telah melewati beberapa periode sejarah sehingga sekarang ini telah
beberapa periode yaitu periode perintisan, periode IAIN Syarif Hidayatullah dan
dikeluarkannya Keputusan Presiden RI Nomor 031 tanggal 20 mei 2002. Saat ini,
yaitu Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Fakultas Adab dan
Humaniora (FAH), Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF), Fakultas Syariah dan
26
Islamiyah (FDI), Fakultas Psikologi (FPSI), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB),
Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
(FKIK), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Sumber Daya
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Pasalnya, fakultas ini baru didirikan pada
bulan Juli tahun 2009 yang lalu. FISIP terletak di kampus II UIN Jakarta yang
berada di Jalan Kerta Mukti No.3, Cireundeu, Ciputat Timur, Kota Tangerang
Syarif Hidayatullah Jakarta yang terletak di Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat,
Tangerang Selatan. Fakultas ini membuka tiga (3) program studi, yakni:
tersebut merupakan kelanjutan dari program studi yang telah ada sebelumnya.
Program Studi Sosiologi merupakan reposisi dari program Studi Sosiologi Agama
(SA) dan Program Studi Ilmu Politik adalah pengembangan dari program Studi
Filsafat (FUF). Sementara itu, program Studi Hubungan Internasional (HI) berada
di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (FEIS). Oleh karena itu, berdirinya FISIP
UIN Jakarta tahun 2009 lebih merupakan upaya pemantapan dan reorganisasi
27
Perkembangan didirikannya FISIP di lingkungan kampus UIN Jakarta ini
sebagai solusi dari berbagai masalah sosial yang marak terjadi di lingkungan
oleh pertumbuhan minat keilmuan civitas akademiknya yang tidak lagi terbatas
pada aspek normatif dan doktriner agama. Jika melihat ke belakang, ketika UIN
Jakarta masih bernama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jakarta hanya
zaman maka beberapa fakultas ranah keilmuan umum lain pun turut hadir untuk
Psikologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, dan
FISIP UIN Jakarta seperti telah dijelaskan di atas bahwa berada di wilayah
kampus II, persis berdampingan dengan kampus Fakultas Psikologi. Selain itu, di
area kampus II UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, juga terdapat kampus Fakultas
dan Masyarakat (PPIM), Pusat Bahasa (PB), Center for the Study of Religion and
(PUSTIKNAS), Syahida Inn, serta beberapa bangunan atau gedung lain di sekitar
lahir dari lingkungan institusi agama maka fakultas ini akan membahas masalah
28
warisan keilmuan agama sebagai dasarnya. Selain itu, selayaknya fakultas dalam
lingkungan kampus lainnya FISIP UIN Jakarta juga memiliki beberapa visi dan
VISI
FISIP UIN Jakarta menjadi fakultas yang unggul di bidang ilmu sosial dan politik
internasional.
MISI
pengabdian masyarakat dalam bidang ilmu sosial dan ilmu politik yang
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif
29
Grafik I.C.1
1774
1608
1558
Sumber: Bagian Administrasi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2018
program studi yaitu Sosiologi, Ilmu Politik dan Hubungan Internasional pada
tahun 2014 berjumlah 1608 mahasiswa, pada tahun 2015 berjumlah 1.558
ke-3 tahun tersebut menunjukkan data yang fluktuatif dari jumlah mahasiswa pada
tahun 2014 yang berjumlah 1608 mengalami penurunan pada tahun 2015 menjadi
1558 mahasiswa dan kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2016 menjadi
1608 mahasiswa.
30
Grafik II.C.2
792
705
671
534
477
448
448
439
426
Sumber: Bagian Administrasi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2018
tahun 2014-2016 yang menunjukkan bahwa Program Studi Sosiologi pada tiap
448 mahasiswa menurun menjadi 439 di tahun 2015 kemudian kembali menurun
perubahan yang fluktuatif yakni dari jumlah mahasiswa pada tahun 2014 sekitar
534 mahasiswa menjadi 448 mahasiswa di tahun 2015 dan meningkat menjadi
31
477 mahasiswa di tahun 2016. Terakhir, pada program studi Hubungan
cenderung fluktuatif. Hal ini terlihat pada tahun 2014 terdapat 792 mahasiswa
yang kemudian menurun pada tahun 2015 jumlahnya menjadi 671 mahasiswa lalu
Grafik III.C.3
39.2
37.5
29.8
26.6
26
22.8
6.2
2.7
1.54
1.9
1.5
32
Grafik di atas menunjukkan bahwa indikator pendidikan orangtua (ayah
dan ibu) mahasiswa FISIP UIN Jakarta pada kategori lulusan SD nilai
program studi Ilmu Politik dan 6,2% di program studi Hubungan Internasional.
di program studi Sosiologi, 1,5% di program studi Ilmu Politik dan 2,7% di
program studi Hubungan Internasional. Lalu, untuk kategori lulusan SMA nilai
program studi Ilmu Politik dan 37,5% di program studi Hubungan Internasional.
sekitar 26% di program studi Sosiologi, 29,8% di program studi Ilmu Politik dan
mahasiswa/i FISIP UIN Jakarta tingkat pendidikan paling tinggi berada pada 2
kategori yakni lulusan tingkat SMA dan Perguruan Tinggi. Kedua kategori tingkat
33
Grafik IV.C.4
25
17.7
16.5
15.4
13.5
10.8
0.4
dan ibu) mahasiswa/i FISIP UIN Jakarta pada kategori pendapatan Rendah hanya
program studi Ilmu Politik dan 17,7% di program studi Hubungan Internasional.
15,4% di program studi Sosiologi, 16,5% di program studi Ilmu Politik dan 25%
34
Dari grafik di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendapatan orangtua
Menengah dan Tinggi. Kedua kategori pendapatan ini berada paling tinggi di
program studi Hubungan Internasional seperti yang dapat kita lihat pada grafik di
atas.
Grafik V.C.5
18.5
8.8
8
4.6
3.8
5
UIN Jakarta pada kategori kecil nilai presentasenya berjumlah sekitar 5% terdapat
35
presentasenya berjumlah sekitar 20% di program studi Sosiologi, 18,5% di
program studi Ilmu Politik dan 26% di program studi Hubungan Internasional.
Lalu, untuk kategori besar nilai presentasenya berjumlah sekitar 3,8% di program
studi Sosiologi, 5% di program studi Ilmu Politik dan 8,8% di program studi
Hubungan Internasional.
Dari grafik di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa uang saku daripada
mahasiswa/i FISIP UIN Jakarta paling tinggi berada di kategori tingkat Sedang.
Kategori uang saku Mahasiswa/i ini berada paling tinggi di program studi
Hubungan Internasional seperti yang dapat kita lihat pada grafik di atas.
mungkin hampir sama dengan mahasiswa yang berada di kampus lain. Berasal
dari mayoritas umur yang sama, yakni berumur sekitar 18-22 tahun yang berarti
masuk ke kelompok usia remaja akhir. Kelompok usia tersebut, berada di masa
pencarian jati diri. Dikatakan sebagai masa pencarian jati diri karena mereka yang
demi mencapai tujuan hidupnya yakni menemukan jati diri. Dalam usia ini, para
mahasiswa juga belum memiliki perbedaan karakter yang berarti dengan ketika
mereka berada di jenjang SMA. Dengan kata lain, mereka masih senang untuk
diantaranya ialah mereka akan lebih senang untuk menghabiskan waktu di luar
36
bersama dengan teman-teman sebayanya dibandingkan dengan berdiam diri di
rumah.
sebagian besar para mahasiswa/i FISIP UIN Jakarta juga disibukkan dengan
sebagai mediator antara pihak kampus dalam hal ini Dekanat beserta jajarannya
dan Kepala serta Sekretaris Program Studi dengan para Mahasiswa/i FISIP UIN
Jakarta. Dengan adanya organisasi internal ini kehidupan kampus pun agaknya
mulai acara akademik seperti Seminar Nasional, Kuliah Umum hingga FYG
FISIP 90’s, dan FISIP DAYS yang diadakan setiap tahun untuk menjadi media
refreshing dari sistem pembelajaran di dalam kelas serta menambah ilmu dari para
pakar atau ahli yang diundang di setiap acaranya. Selain menjadi bagian daripada
audience di setiap acara, para mahasiswa/i FISIP juga aktif dilibatkan secara
pengalaman yang berharga dan berguna untuk di masa depan dalam dunia kerja.
37
Tidak hanya dapat bergabung ke dalam organisasi internal saja, namun di
eksternal yang memiliki banyak pengikut yang ada di sekitar kampus UIN Jakarta
Selain itu, banyak juga terdapat kelompok-kelompok diskusi yang lahir untuk
melatih pola pikir para mahasiswa agar dapat berpikir out of the box ketika
ini ialah dari cara berpakaiannya terutama yang terlihat pada para mahasiswi. Hal
sopan serta mengenakan hijab (jilbab) di dalam lingkungan kampus. Maka, bagi
mereka yang belum mengenakan hijab pun harus mengikuti peraturan berpakaian
yang telah ditentukan selama mereka berada di lingkungan kampus. Selain itu,
Islam di Jakarta maka dari itu terlihat dengan jelas perbandingan pola pikir yang
masyarakat.
38
Lalu, selayaknya mahasiswa yang berada di lingkungan kota metropolitan
maka karakteristik mahasiswa FISIP UIN Jakarta pun terpengaruh oleh gaya
yang konsumtif dan hedonis. Hal ini dapat dikatakan dengan melihat gaya
date mengikuti trend masa kini banyak menjadi referensi pilihan mereka ketika
hendak pergi ke kampus. Untuk para mahasiswi sendiri jarang ada yang peneliti
lihat datang ke kampus dengan berpakaian yang santai (memakai kaos dan celana
panjang) karena kebanyakan dari mereka peduli terhadap image (gambaran) yang
akan mereka tampilkan di muka umum sehingga untuk pergi ke kampus saja
mereka pasti sudah menyiapkan pakaian yang terlihat rapi dan kekinian untuk
dipakai.
Selain itu, untuk tempat nongkrong yang mereka pilih akan cenderung
tempat yang nyaman digunakan sampai berjam-jam dan memiliki akses wifi yang
mereka pilih yang tidak terlalu jauh dari kampus karena dikawasan kampus
gratis. Namun, banyak juga dari para mahasiswa ini yang mungkin jenuh dengan
daerah Bintaro, Pondok Indah dan Gandaria yang notabenenya dekat dengan
39
Gaya bahasa mahasiswa FISIP UIN Jakarta cenderung sudah mengikuti
zaman alias menggunakan bahasa gaul. Hanya sedikit daripada mereka yang
masih menggunakan bahasa baku atau daerah. Beberapa diantaranya yang masih
mempertahankan gaya bahasa daerah ialah mereka yang merantau dari luar
A. Informan 1 (Daffa)
Nama Lengkap : Daffa Daud
Nama Panggilan : Daffa
Jurusan : Ilmu Politik
Angkatan : 2015
Daffa merupakan salah satu mahasiswa jurusan ilmu politik yang mana
sering dianggap oleh teman-teman sekitarnya bergaya hidup hedonis dikarenakan ia
kerap kali membawa kendaraan pribadi yakni mobil atau motor ke kampus. Selain
itu, dari observasi peneliti terhadap Daffa juga ia sering menggunakan pakaian,
sepatu atau tas dari merk terkenal yang mana dapat menunjukkan jika ia senang
mengkoleksi atau membeli barang mewah (branded).
Namun, karena sering diejek oleh teman-temannya karena ia bergaya
hidup hedonis ia pun merasa tidak pede untuk mengungkapkan jumlah pasti uang
sakunya perbulan kepada peneliti serta ia tidak mengakui secara terang-terangan
bahwa ia seorang yang bergaya hidup hedonis.
B. Informan 2 (Amel)
Nama Lengkap : Amalia Hanifa Unsi
Nama Panggilan : Amel
Jurusan : Hubungan Internasional
Angkatan : 2015
40
Amel merupakan mahasiswa jurusan hubungan internasional. Ia saat ini
sedang mengikuti program student exchange di Benua Eropa. Hal ini ia akui
dilakukan untuk menambah dan memperluas wawasannya serta belajar mandiri
karena jauh dari keluarga di Indonesia. Selain itu, di kalangan mahasiswi FISIP
UIN Jakarta angkatan 2015 ia dikenal sebagai anak yang supel dan memiliki
banyak teman. Ia juga kerap kali menghabiskan waktu bersama dengan teman-
teman kampusnya di café atau mall yang ada di bilangan Jakarta.
Banyak yang mengenal Amel sebagai salah satu finalis audisi ajang Puteri
Hijab Indonesia 2016 kota Jakarta. Hal ini tidak lain dikarenakan ia pintar untuk
memadu padankan gaya hijabnya dengan baju-baju bermerk yang trendy dan
kekinian sehingga penampilannya cenderung dominan di tengah-tengah
mahasiswi FISIP UIN Jakarta. Selain itu, ia juga kerap kali menyetir mobil sendiri
ketika hendak pergi baik itu ke kampus maupun jalan-jalan bersama teman.
C. Informan 3 (Riri)
Nama Lengkap : Riri Hadi
Nama Panggilan : Riri
Jurusan : Sosiologi
Angkatan : 2015
Riri merupakan seorang mahasiswa jurusan sosiologi. Ia kerap kali
mengenakan pakaian maupun aksesoris bermerk yang sedang kekinian. Ia
menyukai membeli atau mengkoleksi barang bermerk dikarenakan ia merasa
gengsi apabila tidak memilikinya.
Ia merupakan mahasiswi aktif di lingkungan kampus yang mana ia juga
mengikuti kegiatan baik intra maupun ekstra kampus. Dari observasi peneliti,
teman-teman seangkatannya menganggap bahwa ia bergaya hidup hedonis
dikarenakan ia selalu memilih tempat menghabiskan waktu di luar rumah yang
mana pilihannya antara di café atau mall.
41
D. Informan 4 (Laras)
Nama Lengkap : Laras Narpaduita
Nama Panggilan : Laras
Jurusan : Hubungan Internasional
Angkatan : 2016
Laras merupakan mahasiswa jurusan hubungan internasional. Ia termasuk
mahasiswi aktif baik dalam organ intra maupun ekstra. Saat ini, Laras menjabat
sebagai salah satu anggota SEMA FISIP UIN Jakarta. Laras juga mengaku ia
gemar untuk mengkoleksi barang-barang branded karena barang tersebut dapat
menunjang penampilannya. Barang-barang branded yang kerap ia koleksi adalah
Charles and Keith, Guess, LV, Hush Puppies, Fossil, Coach, Longchamp, Lacoste, Kate
Spade, Zara, Mango, Nike, H&M, Adidas, Uniqlo, Pull & Bear, Forever 21, Magnolia
dan Tommy Hilfiger.
Jika para mahasiswa lain tidak terlalu mementingkan gaya atau
penampilannya ketika ke kampus maka berbeda dengan Laras. Ia sangat detail
dalam memerhatikan penampilannya maka dari itu ia terlihat sering mengenakan
pakaian dari brand ternama ketika berada di kampus.
E. Informan 5 (Allyn)
Nama Lengkap : Allyn Phita Oktaviani
Nama Panggilan : Allyn
Jurusan : Hubungan Internasional
Angkatan : 2014
Allyn merupakan mahasiswa jurusan hubungan internasional. Ia
merupakan salah satu mahasiswi yang telah mengharumkan nama UIN Jakarta
dikancah ajang bergengsi Abang Nona Tangsel 2016. Di ajang tersebut, ia
terpilih sebagai Nona Persahabatan karena ia adalah seorang finalis yang supel
dan dapat bergaul dengan siapa saja pada ajang tersebut.
Dari observasi peneliti pada mahasiswa FISIP UIN Jakarta, Allyn
termasuk yang menjalani gaya hidup hedonis dikarenakan ia kerap kali
mengkoleksi barang-barang branded, nongkrong di tempat mewah bersama
42
dengan teman-temannya lalu ia juga membawa kendaraan pribadi yakni mobil
untuk pergi ke kampus.
F. Informan 6 (Fulki)
Nama Lengkap : Fulki Yuga
Nama Panggilan : Fulki
Jurusan : Sosiologi
Angkatan : 2014
Fulki merupakan seorang mahasiswa jurusan sosiologi. Teman-teman di
sekitarnya sering memanggilnya dengan julukan “mahasiswa hedon”
dikarenakan ia kerap kali membeli barang-barang baru setiap minggunya.
Barang-barang yang ia miliki pun bukan barang yang berharga murah
melainkan barang-barang bermerk (branded) yang berasal dari luar negri.
Fulki mengaku kerap mengkonsumsi barang branded dikarenakan barang-
barang tersebut terjamin kualitasnya sehingga ia pun lebih tertarik untuk
membelinya. Ia pun ke kampus mengendarai kendaraan sendiri yakni motor
NMAX yang ia akui membelinya secara cash.
G. Informan 7 (Sakhna)
Nama Lengkap : Sakhna F Bilad
Nama Panggilan : Sakhna
Jurusan : Hubungan Internasional
Angkatan : 2014
Sakhna merupakan salah satu mahasiswa hubungan internasional angkatan
2014. Selain berprofesi sebagai seorang mahasiswa, ia juga bekerja di dunia
entertainment yakni dibidang Master of Ceremony (MC). Ia kerap kali
memandu acara baik di TV maupun event-event tertentu. Sakhna mengakui
bahwa teman-temannya menganggap ia bergaya hidup hedonis karena ia
sering memakai barang-barang branded untuk menunjang penampilannya di
kampus. Selain itu, ia juga mengendarai mobil ke kampus dan mengikuti
Arisan Dollar bersama dengan teman-teman sepekerjaannya.
43
BAB III
definisi gaya hidup hedonis itu sendiri. Pembahasan ini sebagai pengantar
untuk melihat apa makna sebenarnya dari gaya hidup hedonis ini sebelum
Gaya hidup hedonis merupakan sebuah bentuk gaya hidup yang muncul
Makna dari gaya hidup hedonis ini sejatinya berbeda bagi setiap masyarakat.
44
Walaupun setiap masyarakat memiliki perbedaan makna mengenai
gaya hidup hedonis ini, namun konsep awal daripada gaya hidup hedonis ini
ialah sebuah gaya hidup yang menjadikan hidup senang di dunia sebagai
tujuan hidupnya. Bahwa sesuatu yang menyenangkan adalah hal yang baik
dan segala hal yang membuat seorang individu tidak senang adalah hal yang
tidak baik.
saat ini memang senang untuk membeli barang-barang yang akan membuat
mereka berada di posisi lebih hebat atau setara dengan orang-orang yang
mereka butuhkan.
Agustus 2018 )
mewah, maka gaya hidup ini terlihat hanya dapat dilakukan oleh masyarakat
kelas sosial atas atau masyarakat pada umur dewasa produktif yang sudah
45
untuk mengimbangi gaya hidup hedonisnya. Namun, seiring semakin
ini maka pelaku dari gaya hidup hedonis ini pun kian meluas ke ranah
golongan atas.
lepas daripada adanya fakta bahwa diusianya para mahasiswa ini sedang
dalam masa pencarian jati diri sehingga menjadi lebih sensitif dan peka
karena dapat penulis ungkapkan bahwa kebanyakan dari para Mahasiswa ini
Selain bentuk gaya hidup hedonis yang terlihat dari bagaimana cara
peneliti menemukan bentuk lain dari pengaplikasian gaya hidup hedonis ini.
46
halnya yang disampaikan oleh Daffa, “Gaya hidup yang biasa dilakukan oleh
ini. Media sosial sebagai dampak dari perkembangan teknologi pun mulai
hal memudahkan komunikasi. Banyak dari masyarakat saat ini yang tidak bisa
saja untuk dilakukan namun akan berbahaya apabila kita membagikan sesuatu
yang tidak sebenarnya kita lakukan dengan tujuan hanya untuk pamer kepada
47
mencapainya. Seperti yang sering didengar mengenai para pelaku Social
ini biasanya akan bergantung terhadap temannya yang memiliki modal sosial
yang besar atau dapat disebut memiliki keuangan yang berlebih. Selain itu,
yang palsu (kw). Hal ini ia lakukan agar lingkungannya tetap memberikannya
label sebagai orang yang hedon karena bagi mereka yang senantiasa
melakukan usaha ini bahwa menjadi individu yang menjalani gaya hidup
seperti ini sangat penting sebagai salah satu bentuk usaha mereka untuk
dipandang lebih dibandingkan dengan orang yang lain. Prestige seperti ini
yang nantinya akan memberikan power yang lebih terhadap pride (harga diri)
mereka karena bagi mereka hidup di dunia tidak bisa menjadi sama seperti
orang lain mereka senang menjadi pusat perhatian dan berada di posisi atas
48
sangat disayangkan aja menghalalkan segala cara demi kesenangan semata
duniawinya.” (Wawancara pada 16 Agustus 2018)
yang melakukan tindakan gaya hidup hedonis ini merupakan orang yang
hanya mementingkan dirinya sendiri dan ingin dianggap lebih baik atau
setara dengan lingkungannya yang melakukan gaya hidup hedonis ini juga. Ia
Masyarakat yang menjalani gaya hidup hedonis ini menyukai segala hal
tempat mewah hingga hobi mewah pun kerap mereka jalani demi aktualisasi
diri terhadap gaya hidup ini. Seperti yang dikutip dari tokoh Sosiologi yakni
bahwa menurutnya masyarakat dewasa ini sudah menggeser nilai suatu objek
yang dibelinya. Dari yang awalnya suatu objek tersebut memang sesuai
nilai tukar dan nilai guna objek tersebut pada dirinya tetapi lebih ke penanda
49
seseorang di dalam suatu masyarakat sangat ditentukan oleh barang yang ia
Hal ini juga ternyata kerap dijalani oleh para Mahasiswa FISIP UIN
Jakarta yang bergaya hidup hedonis seperti halnya mereka menyukai barang-
barang branded yang tergolong mewah karena berharga lebih tinggi daripada
yang lain. Selain itu, mereka kerap menganggap bahwa barang mewah akan
lebih awet karena secara kualitas lebih bagus sebanding dengan harga yang
Seperti menurut Riri, “Aku pribadi sih suka banget sama barang bermerk
atau branded gitu ya. Karena biasanya menentukan kualitas juga gitu jadi
tidak cepat rusak kelebihannya. Nah, kalo buat sepatu aku lebih milih buat
beli yang udah terjamin originalitasnya dan merknya yang keren juga.
Soalnya agak mikirin gengsi juga.” (Wawancara pada 16 Agustus 2018)
diharuskan mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Namun, hal ini kemudian
tidak menjadi kendala karena bagi mereka yang menjalani gaya hidup
hedonis ini lebih baik mengeluarkan lebih banyak uang dibanding harus
ketinggalan zaman. Banyak orang yang menilai seseorang dari apa yang dia
50
Selain terlihat dari kebiasaan masyarakat saat ini untuk mengkonsumsi
menjadi pilihan utama yang dipilih oleh para Mahasiswa baik di hari biasa
maupun hari libur. Kerap kali peneliti menemui beberapa Mahasiswa FISIP
UIN Jakarta yang lebih memilih nongkrong terlebih dahulu setelah selesai
kelas atau sekedar mengobrol dan bersenda gurau untuk melepas penat.
sesuatu yang istimewa karena sudah menjadi budaya tersendiri bagi para
Mahasiswa. Namun, ada perbedaan tersendiri yang biasa dilakukan oleh para
terkadang setelah pulang kuliah dan pada saat weekend lebih banyak
menghabiskan waktu di luar rumah yakni seperti di Mall atau Cafe. Selain itu,
skripsinya saat ini di Cafe dengan Live Music dibandingkan dengan di rumah
karena ia merasa lebih semangat ketika berada di luar rumah. Jadi, ia bisa
51
menyelesaikan studinya. Seperti yang ia tuturkan dalam wawancara dengan
Mall kan sekarang aku lagi skripsian paling kalo untuk ketemu temen-temen
September 2018)
teman merupakan hal yang penting bagi para Mahasiswa saat ini.
suasana yang menarik dan bagus untuk dijadikan latar foto baik foto diri
maupun foto suasana yang tujuannya dapat menarik perhatian orang lain
tempat yang memiliki suasana yang terkesan mewah dan mahal. Pemilihan
tempat yang berorientasi kepada dua hal tersebut menjadi fakta pendukung
bahwa ada andil dari sifat ingin pamer dan menunjukkan kesenangan duniawi
dikarenakan mereka berpakaian up to date atau yang saat ini dapat dikatakan
52
kampus tidak mengharuskan mereka untuk berdandan maka para penganut
gaya hidup ini merasa sebaliknya. Mereka merasa bahwa citra diri
dari itu mereka rela untuk berpenampilan lebih ekstra agar representasi diri
mereka dihadapan mahasiswa lain menjadi lebih baik. Selain itu, hal tersebut
tidak jarang menumbuhkan rasa di diri mereka untuk menjadi role model
banyak pujian yang datang atas apresiasi orang lain terhadap usahanya
tersebut maka semakin senang lah mereka untuk menciptakan image diri
tersebut.
terlihat begitu menonjol di lingkungan kampus FISIP UIN Jakarta. Jadi, tidak
lain akan mengganggap bahwa mereka bergaya hidup hedonis. Hal ini juga
juta rupiah dan seringnya mereka berlibur ke luar negeri juga merupakan ciri-
ciri mahasiswa bergaya hidup hedonis yang ada di lingkungan kampus FISIP
UIN Jakarta. Hal ini menjadi begitu istimewa karena dibandingkan dengan
para mahasiswa lain di kampus FISIP UIN Jakarta yang tidak seberuntung
tersebut.
53
B. Alasan yang mendasari para mahasiswa mengikuti gaya hidup
hedonis
Menurut Kotler dan Amstrong (2002: 68), gaya hidup seseorang secara
garis besarnya dapat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari
dalam diri individu (internal) dan faktor dari luar individu (eksternal). Faktor
menjadi begitu penting karena tindakan dari gaya hidup ini tidak akan
unggul dibandingkan dengan orang lain. Kepribadian diri yang impulsif dan
sikap yang konsumtif akan memunculkan gaya hidup hedonis di dalam diri
hidup ini. Selain itu, motif juga menjadi alasan internal utama bagi adanya
Selain itu, dilihat dari teori motivasi yang dikemukakan oleh Abraham
dasarnya telah terpenuhi. Aktualisasi diri pada dasarnya dapat dicapai dengan
berbagai macam cara, salah satunya ialah melalui gaya hidup hedonis ini.
54
Ketika seorang individu mampu untuk menjalani gaya hidup hedonis ini
maka akan timbul perasaan Self Fullfilment (kepuasan pada diri sendiri)
status sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain karena dapat
akan menjadi penting bagi timbulnya gaya hidup hedonis dalam diri
yakni keluarga juga menjadi landasan bagi seseorang untuk menjalani gaya
lakukan hal ini pun berlaku terhadap gaya hidup. Ketika seorang anak
55
punya dan mampu berikan maka ia pun akan menikmatinya dan berusaha
Faktor eksternal pembentuk gaya hidup hedonis yang lain yakni kelas
sosial. Kelas sosial ini merupakan suatu kelompok yang relatif homogen di
dalam suatu masyarakat dan tersusun ke dalam suatu urutan jenjang yang
dimana dalam setiap jenjangnya memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang
sama. Faktor ini akan bekerja ketika ada seorang individu yang tinggal di
lingkungan kelas sosial yang menjalani gaya hidup hedonis maka akan terjadi
tersebut maka individu ini harus bisa menyesuaikan dengan kondisi kelas
menurut para informan ada faktor-faktor lain juga yang memicu adanya gaya
hidup hedonis pada diri seseorang. Seperti yang disampaikan oleh Fulki
karena konstruk sosial yang membentuk pemikiran mereka bahwa kalau mau
beradaptasi dengan lingkungan yang seperti itu, akhirnya mau tidak mau
sendiri yakni akan menjadi lebih keren apabila mereka menjalani gaya hidup
56
hedonis ini, seperti membawa kendaraan pribadi sendiri ke kampus dan
menjalani gaya hidup hedonis ini dikarena kan lingkungan yang menerapkan
ingin hidup lebih dari cukup dan terkesan mewah. Apalagi, dengan adanya
menjadi faktor pendorong dari adanya gaya hidup hedonis ini. Industri pasar
perdagangkan.
iklan di TV atau radio sebagai alat komunikasi massa namun saat ini tidak
57
media sosial yang tersedia atau di beberapa jaringan internet yang dapat
diakses oleh siapa saja sehingga target pemasarannya pun akan semakin luas
yang baru sehingga mau tidak mau para konsumen yakni masyarakat terlebih
menciptakan suatu produk baru agar tidak kalah saing dengan produk-produk
keluaran baru. Hal seperti ini sesungguhnya yang juga menumbuhkan budaya
58
Begitupun dengan yang diungkapkan oleh Sakhna bahwa, “Globalisasi
sekarang apabila ingin terlihat keren maka harus hedon.” (Wawancara pada
9 September 2018)
membuat tidak adanya masyarakat yang mau hidup biasa saja. Mereka juga
masing-masing.
Lalu, pengaruh lingkungan pertemanan pun menjadi salah satu alasan bagi
para Mahasiswa ini untuk bergaya hidup hedonis karena pada hakikatnya di
Dapat dengan mudahnya kita temui di lingkungan kampus FISIP UIN Jakarta
sehingga dapat kita lihat juga bahwa gaya hidup setiap individu di dalamnya
59
Para Mahasiswa yang mengaku bergaya hidup hedonis ini tidak jarang
suka menghabiskan waktu di luar rumah karena hal ini juga sekaligus
mereka mampu membiayai gaya hidup hedonisnya. Adanya rasa gengsi dan
tidak mau kalah antar sesama mahasiswa menyebabkan adanya gaya hidup
hedonis ini.
teman-teman “hedon” nya ia pun akan rela menghabiskan uang yang lebih
60
berpengaruh di dalam gaya hidup mereka. Sebuah keluarga yang memiliki
modal sosial yang lebih dari cukup cenderung untuk membentuk karakter
remaja pun akan berusaha untuk tetap mempertahankan hal tersebut. Gaya
hidup yang telah dibentuk di dalam sebuah keluarga pasti akan terus
berada di luar lingkungan rumah karena hal tersebut sudah menjadi budaya
baikan. Seperti yang dikutip dalam Q.s. Al-A’raaf: 31 yakni, “Hai anak
FISIP UIN Jakarta ini mengetahui ajaran agama tersebut dan apakah menurut
mereka gaya hidup hedonis yang mereka lakukan ini adalah bertentangan
dengan ajarannya?
61
Dari hasil wawancara peneliti dengan para informan, dapat diketahui
tersebut bahwa manusia adalah makhluk Allah yang tidak dianjurkan untuk
hidup secara secukupnya dan berhenti apabila hal tersebut sudah dirasa
terlalu berlebihan. Namun, ada saja yang merasa kurang cukup mendapat
tersebut bertentangan atau tidak dengan ajaran agama Islam. Menurut Amel
bahwa:
“kalau menurutku, gaya hidup hedonis ini kan merupakan konstruk manusia
dan hal yang berlebihan tuh ngga bisa disama ratakan antara satu manusia
dengan manusia yang lain. Jadi, kalo menurut aku hal tersebut akan
bertentangan apabila individu tersebut memaksakan kemampuannya melebihi
apa yang dia mampu.” (Wawancara pada 10 Agustus 2018)
konsumtifnya adalah sesuatu yang biasa saja dan dapat dilakukan oleh semua
orang. Pada kenyataannya, hal ini tentu bertentangan dengan yang sebenarnya
terjadi bahwa masyarakat yang dapat melakukan gaya hidup ini ialah mereka
62
masing. Hal ini kemudian akan menjadi menyimpang apabila ada seseorang
sebenarnya tidak kita butuhkanlah yang tidak baik dan dia pun tidak
“…kalo menurut aku asal sesuai sama kemampuan, budget, dan kebutuhan itu
ya oke-oke aja. Nah, yang salah tuh ya kalo misalkan udah budget ngga ada
trus ngga butuh-butuh banget gitu sama barangnya jadi kayak mengutamakan
yang sekunder dibandingkan dengan yang primer. Menghambur-hamburkan
uang padahal kemampuannya terbatas lalu memaksakan membeli hal-hal yang
ngga penting. Nah, itu namanya baru salah buat aku dan juga aku tidak
menganjurkan hal-hal seperti itu ke diriku sendiri.” (Wawancara dengan Riri
pada 16 Agustus 2018)
zaman sekarang itu hal yang sangat realistis tetapi kalau memang sampai
lupa akhirat lah yang menjadi tidak baik.” (Wawancara pada 16 Agustus
2018)
mahasiswa saat ini. Namun, kehadirannya sudah tidak lagi dianggap sebagai
sesuatu yang tidak baik karena hal tersebut telah menjadi salah satu budaya
gaya hidup yang mencirikan generasi millenial saat ini. Namun, kembali lagi
63
yang luar biasa bagi sebagian masyarakat pun apabila hal ini menyebabkan
dengan Tuhannya maka akan menjadi sebuah hal yang tidak baik.
apabila mengarah kepada gaya hidup yang berlebihan dan sudah melebihi
batas wajar. Namun, batas wajar setiap orang pada dasarnya berbeda-beda
orangtua dan mereka lebih memiliki kontrol diri terhadap gaya hidup ini
untuk bekerja. Para mahasiswa biasanya akan mengambil kerja paruh waktu
mereka menggunakan uang yang dimiliki hanya untuk membeli barang yang
banyak uang maka hal tersebut menjadi hedonis dan bertentangan dengan
64
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
dari penelitian yang telah dilakukan yakni makna gaya hidup hedonis di kalangan
media sosial pribadi sebagai salah satu bentuk tindakan gaya hidup hedonis yang
Hal ini sudah meluas maknanya dari apa yang kita kenal selama ini
tempat hits, membawa mobil ke kampus, memakai gadget seharga di atas 5 juta
rupiah dan menggunakan pakaian trendy masa kini ketika berada di lingkungan
kampus. Kegiatan tersebut tentu masih menjadi tolak ukur bagi mahasiswa untuk
tentunya masih mereka lakukan hingga saat ini namun kemudian akibat dari
Selain itu, adanya sikap para mahasiswa laki-laki yang lebih sulit
mengakui dirinya bergaya hidup hedonis dikarenakan mereka terlalu gengsi dan
memiliki stigma yang negatif terhadap gaya hidup ini. Hal ini ditambah dengan
65
kepercayaan mereka bahwasanya gaya hidup hedonis hanya cocok untuk
perempuan karena gaya hidup ini identik dengan kegiatan yang bersifat
konsumtif seperti belanja yang biasanya dilakukan oleh para perempuan atau
mahasiswi.
yang mereka lakukan ini tidaklah melanggar ajaran agama Islam seperti yang
telah ada di Q.s. Al-A’raaf:31 karena mereka menganggap bahwa yang mereka
jalani selama ini masih dalam batas wajar dan tidak berlebihan dikarenakan
mereka memiliki modal sosial yang berlebih dibandingkan dengan orang lain.
Rata-rata para mahasiswa menjalani gaya hidup hedonis ini bermula dari
diajarkan sedari kecil oleh orang tuanya sehingga terbawa sampai sekarang
hidup tersebut sehingga mereka terpengaruh untuk bergaya hidup yang sama.
B. Saran
penelitian yang akan dilakukan selanjutnya dapat menemukan hal baru dari
penelitian yang telah dilakukan oleh penulis ini. Karena, pada dasarnya semakin
berkembangnya zaman ke arah modernisasi ini rasanya tidak akan lepas dari gaya
hidup hedonis ini. Justru, maknanya akan semakin meluas dan bentuk-bentuk
kegiatan yang berhubungan dengan gaya hidup ini pun akan semakin bervariasi
66
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Joko, Subagyo. 1997. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
xiv
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tim Penyusun FISIP UIN Jakarta. 2017. Pedoman Akademik Program Strata 1
2009/2010 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: UIN Press.
Agiska, Divya Ayu. 2017. Hubungan Tingkat Stratifikasi Sosial dengan Gaya
Hidup Konsumtif Berbelanja Online Pada Kalangan Mahasiswa FISIP
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: UIN Press.
Ulfa, Nurist Surayya. 2008. Tesis: Mall sebagai Arena Pembelajaran Kode-kode
Sosial Masyarakat Konsumen Jakarta. Depok: UI Press.
Ulfah, Tiara Amalia. 2003. Gaya Hidup Hedonis pada Mahasiswa yang
Mengunjungi Tempat Hiburan Malam ditinjau dari Motif Afiliasi.
Semarang: USM Press.
xv
Zulkha, Sulusy Audia. 2014. Perilaku Konsumtif Akibat Pengaruh Hedonisme di
Kalangan Mahasiswa Jurusan Geografi Universitas Negeri Malang.
Malang: UNM Press.
Jurnal
Azizah, Fatia Nur dan Endang Sri Indrawati. 2015. Jurnal Empati: Kontrol Diri
dan Gaya Hidup Hedonis pada Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Diponegoro volume 4. Semarang: UNDIP Press.
Indrawati, Devi. 2015. Pengaruh Citra Merek dan Gaya Hidup Hedonis terhadap
Keputusan Pembelian Jilbab “ZOYA”. Surabaya: UNS Press.
Kunto, Yohanes S & Peter Remy P. 2006. Segmentasi gaya hidup pada
mahasiswa program studi pemasaran Universitas Kristen Petra.Vol 1
No.1. Surabaya: UKP Press.
Mowen, John, C dan Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen Jilid Kedua.
Jakarta: Erlangga.
Internet
https://life.viva.co.id/arsip/259578-gairah-wanita-di-pusat-perbelanjaan, diakses
pada 14 Januari 2019.
https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20180326194751-33-8635/60-orang
indonesia-pilih-beli-produk-asing-ketimbang-lokal, diakses pada 21
Maret 2019.
xvi
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Potret Gaya Hidup Hedonis di Kalangan Mahasiwa
(Studi Kasus: Mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2014 – 2016)
Pertanyaan Penelitian
1. Apakah anda mengetahui apa itu Gaya Hidup Hedonis? Dan apakah anda merasa menerapkan
gaya hidup tersebut dalam keseharian anda?
2. Menurut Anda, gaya hidup hedonis yang biasa dilakukan oleh para mahasiswa itu seperti apa?
3. Dimana biasanya anda menghabiskan waktu untuk berkumpul bersama teman-teman anda?
4. Berapakah uang jajan anda sehari-hari? Apakah cukup untuk memenuhi kebutuhan anda?
5. Apakah anda menyukai barang-barang ber”merek”? Apakah anda sering untuk membelinya?
Sebutkan brand dari barang bermerk yang suka Anda beli dan biasanya jenis barang yang dibeli
apa? (Baju/Sepatu/Tas/dll)
6. Menurut anda, apakah gaya hidup hedonis ini bertentangan dengan gaya hidup yang diajarkan
dalam agama Islam untuk tidak berlebih-lebihan?
7. Bagaimana Pendapat Anda tentang orang yang menghalalkan segala cara untuk menjalani gaya
hidup hedonis? (Social Climber)
8. Menurut Anda, apa dorongan terbesar dari para Mahasiswa untuk menjalani gaya hidup hedonis
ini?
Transkrip Wawancara dengan Daffa Daud
Mahasiswa Politik - FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Wawancara 1
Waktu : Jum’at, 10 Agustus 2018
P: Mulai ya, Hallo Daffa boleh tolong diperkenalkan nama lengkap dan dari jurusan
dan semester berapa di FISIP?
N: Oke, Gue Daffa dari jurusan Politik semester 7 sekarang.
P: Oke, Daf. Apakah lo mengetahui apa itu gaya hidup hedonis? Trus, lo merasa
menerapkan gaya hidup tersebut ngga?
N: Gaya hidup hedonis ya? Hmm.. tau sih gue. Tapi, gue ngga merasa menerapkan
gaya hidup itu sih kak.
P: Oh gamau ngakuin diri sendiri hedonis ya, Daf? Padahal gue direkomendasiin
sama orang-orang loh buat neliti lo (tertawa).
N: (Tertawa) enak aja lo kak, gue biasa aja ah.
P: Trus, menurut lo nih gaya hidup hedonis yang biasa dilakuin sama para
Mahasiswa tuh seperti apasih?
N: Yaa kayak pamer kali ya kak. Pamer aktivitas yang dilakuin ke media sosial.
P: Oke-oke, lanjut ya. Dimana biasanya lo menghabiskan waktu buat kumpul sama
temen-temen lo? kayak hangout gitu biasanya kemana?
N: Kemana ya.. (berpikir) paling kalo main, ke rumah temen gitu sih atau mereka
main ke rumah gue atau ngga gue sama temen-temen gue tuh makan di resto yang
deket dan ngga mahal.
P: Trus, gue lebih kepo dikit ya Daf. Uang jajan lo sehari-hari tuh berapa sih? Trus
cukup ngga buat lo sehari-hari gitu?
N: (Tertawa) Gue takut dijudge deh kak.
P: Santai sih, Daf. Demi gelar gue nih jawab sejujurnya ya (tertawa).
N: Uang jajan gue gak gede kak. Di kampus, gue sehari jajan 50 ribu dan
Alhamdulillahnya sih selama ini cukup-cukup aja tuh uang jajan gue.
P: Ini pencitraan nih jawabnya yakin gue. Kalo liat di Instagram aja lo tukang jalan,
Daf (tertawa).
N: (Tertawa) apaansih kak ngga lah, lo kali tuh jalan mulu.
P: (Tertawa) eh, lo tuh suka sama barang branded ngga sih? Suka beli ngga?
N: Nih, jujur ya kak. Gue tuh orangnya sama sekali ngga mentingin brand kalo beli
sesuatu yang penting nyaman dan gue suka modelnya. Brand tuh ngga terlalu
penting buat gue.
P: Eh, nih ya kan lo tau kan kalo di agama Islam sendiri kita tuh sebagai manusia
dilarang untuk hidup secara berlebih-lebihan. Nah, menurut lo nih ya gaya hidup
hedonis tuh bertentangan dengan ajaran Islam tersebut ngga?
N: Bertentangan lah, Kak. Karena, Allah SWT kan ngga suka sama segala sesuatu
yang berlebihan.
P: Trus, ya Daf. Lo tau ngga tentang Social Climber? Ituloh yang orang
menghalalkan segala cara untuk menjalani gaya hidup hedonis.
N: Oh, iya-iya tau tuh kan banyak (tertawa).
P: Termasuk lo ya? (Bercanda).
N: (Tertawa) enak aja lo kak.
P: Trus, gimana pendapat lo mengenai fenomena si Social Climber itu, Daf?
N: Ya, gimana ya kak? Menurut gue sih berlebihan dan apa ya norak aja gitu ngapain
sih segitu pengennya diliat hedon sama orang lain?
P: (Tertawa) ya kan orang beda-beda, Daf. Bisa aja mereka seperti itu biar diterima
sama lingkungannya, kan?
N: Iya sih, kak. Cuma gue pribadi sih ngga banget deh kayak gitu tuh.
P: Oke-oke gue percaya (tertawa). Terakhir, nih menurut lo dorongan terbesar dari
para Mahasiswa ini menjalani gaya hidup hedonis tuh apa sih Daf?
N: Ya itu sih kalo menurut gue buat pamer. Biar orang-orang tuh tau dia punya apa
trus apa aktivitas dia jadi ya gitu dia share di media sosial.
P: Oke deh selesai, makasih ya, Daffa.
N: Sip, sama sama ya, Kak.
Keterangan:
P : Peneliti
N : Narasumber