Skripsi
Oleh:
JAKARTA
2014/1436
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka ssaya bersedia
Oleh sebab itu penulis merasa perlu suatu penelitian lebih lanjut mengenai
pemberdayaan kelompok disabilitas melalui kegiatan ketrampilan handicraft dan
woodwork di Yayasan Wisma Cheshire Jakarta Selatan dengan menggunakan
pendekatan kualitatif, melalui tehnik wawancara, observasi serta studi
dokumentasi, guna mengungkapkan suatu fenomena pada kelompok diasbilitas di
Yayasan Wisma Cheshire. Penelitian ini bermaksud untuk mempelajari dengan
seksama proses pelaksanaan pemberdayaan di Yayasan Wisma Cheshire serta
pengaruh kegiatan pemberdayaan terhadap kelompok disabilitas melalui
keterampilan.
i
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat
serta karunia yang tak terhingga kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik tanpa suatu kendala yang berarti. Sholawat
beserta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW,
sebagai Nabi dan Rasul terakhir yang telah membimbing umatnya ke jalan yang
benar yaitu jalan yang diridhai Allah SWT.
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
meraih gelar Sarjana Strata I (SI). Adapun skripsi ini penulis beri judul
“Pemberdayaan Kelompok Disabilitas Melalui Kegiatan Ketrampilan
Handicraft dan Woodwork Di Yayasan Wisma Cheshire Jakarta Selatan”
ii
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan PMI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang selalu memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada
penulis selama berada dibangku kuliah.
7. Orangtua dan segenap keluarga tercinta, yang senantiasa selalu
memberikan doa, nasihat, semangat, motivasi, bimbingan dan kasih
sayang yang tak terhingga serta dukungan moril maupun materiil, yang
tak pernah putus.
8. Ibu Petty Eliot, Mas Fendo Parama Sardi, Ibu Poniati, yang telah
mengizinkan serta memberi kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian skripsi di Yayasan yang sedang dikelolanya.
Kepada Resident YWC, staf serta alumni yang telah bersedia
meluangkan waktunya.
9. Teman seperjuangan Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam angkatan
2010 Nurul Vivi AP, Nurhandayani dan Resa Purnama, yang selalu
menemani penulis dalam melakukan penelitian. Umu Salamah yang
selalu menemani dan bimbingan bersama selama proses bimbingan.
Serta Lilis Yunengsih, Badzlia R Framutami, Yulia Yusyunita, Sri
Rahmayani, Vivih Rahmawati, Maya Indah J, Anisa Fatonah, Desia
Cahya N, Ika Septi T, Tiflah Safitri, A. Septiawan, A. Suheri, Adiatma,
M. Iqbal, A Taufik, Viqih Akbar, M Imamudin Arya, Fikri Dzulkarnain,
Anfal, Ade Ramdhan, M. Irfan Jaya, Ujang Kosasih, Rendy Saputra,
Rian, Abdul Basith, Yusuf, dll.
Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu dengan
iringan doa kepada Allah SWT, penulis menghaturkan banyak terimakasih yang
tak terhingga atas segala dukungan dan bantuan yang diberikan kepada penulis
selama ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa,
khususnya bagi penulis.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
iv
3. Indikator Pemberdayaan ................................................... 28
4. Strategi Pemberdayaan ...................................................... 30
5. Tahapan Pemberdayaan .................................................... 32
B. Disabilitas ................................................................................. 35
1. Pengertian Disabilitas ....................................................... 35
2. Jenis Disabilitas ................................................................. 37
3. Karakteristik Kelompok Disabilitas .................................. 38
4. Dampak Disabilitas Pada Identitas Diri ............................. 38
C. Ketrampilan .............................................................................. 39
1. Pengertian Ketrampilan ..................................................... 39
2. Jenis Ketrampilan .............................................................. 41
v
BAB IV : ANALISIS DAN TEMUAN LAPANGAN YAYASAN WISMA
CHESHIRE DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN
KELOMPOK DISABILITAS .................................................... 58
A. Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Kelompok
disabilitas melalui Ketrampilan di Yayasan Wisma
Cheshire (YWC) ....................................................................... 58
1. Kegiatan Ketrampilan ........................................................ 58
2. Waktu Pelaksanaan Ketrampilan ....................................... 58
3. Metode Ketrampilan .......................................................... 59
4. Proses Pembuatan Ketrampilan Woodwork dan
Handicraft........................................................................... 60
5. Produk Ketrampilan ........................................................... 63
6. Pemasaran Produk Ketrampilan ......................................... 63
7. Tim Woodwok dan Handicraft .......................................... 65
B. Pengaruh Kegiatan Pemberdayaan terhadap Kelompok
Disabilitas (Resdient) Melalui Ketrampilan di Yayasan
Wisma Cheshire ....................................................................... 66
A. Kesimpulan .............................................................................. 79
B. Saran ....................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
kurang beruntung dan psimis untuk menjalani berbagai kegiatan. Oleh karena itu
memiliki peluang untuk bekerja. Itu berarti secara tidak langsung kelompok
untuk memiliki pekerjaan merupakan salah satu hak setiap warga didalam suatu
Negara. Namun peluang dan akses pekerjaan di ranah publik bagi kelompok
akan kehidupan sosial apa lagi mereka yang berusia lebih muda. Ini dikarenakan
1
Nawir, Expose Data Penyandang Cacat Berdasarkan Klasifikasi ICF Tahun 2009,
artikel di akses pada 27 September 2014,dari
http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=1013
1
2
mereka lebih menekankan pada hubungan mereka terhadap teman seusia dan gaya
hidup yang relative lebih tergantung pada aktivitas diluar rumah untuk melakukan
kontak social.2
mengalir begitu saja sejak dari sedikitnya keterlibatan mereka dalam aktivitas
sebagai orang yang “berbeda”. Terlebih lagi, reaksi kekagetan yang ditunjukkan
mendalam, kegagalan mereka untuk menerima diri mereka seperti itu dan orang
etnis, wanita, populasi lanjut usia, serta para penyandang cacat (disabilitas),
orang yang malas, lemah, yang disebabkan oleh dirinya sendiri. Padahal
2
Kusmana, dan Siti Napsiyah, ed., Disabilitas Sebuah Pengantar, (Jakarta: PIC UIN
Jakarta, 2007), h.84-85.
3
Kusmana, dan Siti Napsiyah, ed., Disabilitas Sebuah Penganta.,h.14-17.
4
Edi Suharto, Mengembangkan Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT.
Rifka Aditama, 2005), h. 60-61
3
masyarakat, mereka dianggap sebagai orang yang berbeda dari masyarakat pada
Negara yang memiliki hak, kewajiban serta peran yang sama. Mereka perlu
penyandang cacat.5
menikmati secara penuh dan setara semua hak asasi manusia dan kebebasan
mereka.
sebagai obyek kegiatan amal, perlakuan medis, dan perlindungan sosial, namun
dilihat sebagai manusia yang memiliki hak yang mampu mendapatkan hak-hak itu
serta membuat keputusan terhadap hidup mereka sesuai dengan keinginan dan ijin
5
Media Elektronik Sekretariat Negara Artikel diakses pada tanggal 09 februari 2014, dari
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_4_1997.pdf.
6
ILO, Mempromosikan Pekerjaan Layak Bagi Semua Orang: Membuka Kesempatan
pelatihan dan Kerja bagi Penyandang Disabilitas, Artikel diakses pada 23 April 2014
4
1997 tentang kelompok disabilitas serta hasil konvensi PBB, maka kelompok
meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang berada dalam kondisi
memandirikan masyarakat.7
menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan
ini terkait dengan teori sumberdaya manusia yang memandang mutu penduduk
7
Anwar, Manajemen Pemberdayaan Perempuan, (Bandung: Alfabeta CV, 2007), h.1.
8
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. (Bandung: PT Refika Aditama, 2005),
h. 59
5
hendaknya menjadi arah pembangunan dan perbaikan sumber daya manusia akan
secara spesifik, sangat rendah pada bidang profesi dan manajemen, dimana ini
merupakan pekerjaan dengan pendapatan dan security atau kemapanan kerja yang
lebih tinggi serta kesempatan promosi yang lebih menjanjikan. Akan tetapi,
daya utama, berperan sebagai subjek baik dalam upaya meningkatkan taraf hidup
terpenuhi, suatu kondisi yang tidak lagi diwarnai kekhawatiran hari esok,
kehidupan yang member iklim kondusif guna aktualisasi diri dan untuk
mendorong usaha untuk mengubah dan memperbaikinya. Dalam hal ini Chodak
9
Anwar, Manajemen Pemberdayaan Perempuan, h.1-3.
10
Kusmana, dan Napsiyah, ed., Disabilitas Sebuah Pengantar , h.73.
11
Anwar, Manajemen Pemberdayaan Perempuan, h.3.
12
Soetomo, Pembangunan Masyarakat; Merangkai Sebuah Kerangka, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2012), h.1
6
untuk berubah.13
Edward de Bono selalu mendalilkan bahwa di masa yang akan datang, orang
harus lebih konstruktif. Untuk menjadi lebih konstruktif, manusia harus menjadi
semakin hari semakin bertumpuk, ruwet dan membikin pening kepala. Untuk itu
Budaya disabilitas dibangun atas premis bahwa ada suatu kewajiban moral
penyandang cacat menandai suatu titik penting dalam tradisi menuju gambaran
yang lebih positif tentang kaum penyandang cacat, dan suatu tanda yang jelas
disabilitas seperti penyandang Pharaplegia, Polio, dan yang tidak bisa berjalan
lainnya dengan tujuan membuka peluang dan kesempatan yang lebih besar bagi
13
Soetomo, Pembangunan Masyarakat; Merangkai Sebuah Kerangka, h.17
14
Dra. Nanih Machendrawaty, M.Ag. dan Agus Ahmad Safei, M.Ag., Pengembangan
Masyarakat Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h.129.
15
Kusmana, dan Napsiyah, ed., Disabilitas Sebuah Pengantar , h.165-166.
7
kehidupannya melalui keterampilan dan skill yang mereka miliki. Kegiatan yang
kerajinan tangan dan kerajinan dari kayu. Kedua ada keterampilan tambahan
supporting program ini mereka dapat belajar serta mendapatkan hal lain tentunya.
Ketiga, ada program pendukung yang meliputi perawatan kesehatan serta rencana
pengembangan pribadi. Dan yang terakhir ada kegiatan Young Voice, kegiatan
tersebut adalah kegiatan yang diadakan oleh para disabilitas muda khususnya,
(resident) yang dianggap berpotensi dan memiliki kemauan untuk belajar. Melalui
program tersebut mereka bisa belajar untuk lebih mandiri dari sebelumnya,
B. Identifikasi Masalah
beberapa masalah yang ada. Dalam UU No.4 Tahun 1997 tentang penyandang
penyandang cacat;
suatu Undang-undang.16
dalam kehidupan sosial. Sehingga ada beberapa masalah yang terlihat dalam
diantaranya:
16
Media Elektronik Sekretariat Negara Artikel diakses pada tanggal 09 februari 2014, dari
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_4_1997.pdf.
9
1. Batasan Masalah
a. Keterampilan handicraft
b. Keterampilan woodwork
2. Rumusan Masalah
anggota di asrama.
kegiatan di yayasan.
diperoleh, dll.
11
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
pemberdayaan lainnya.
telah didapat
G. Metodologi penelitian
1. Pendekatan penelitian
untuk mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada dibalik cerita
detail para responden dan latar social yang diteliti, peneliti dalam hal ini
mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para responden dan diungkap
17
Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif; Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan
Laporan Penelitian, (Malang, UMM Press, 2010), h.20
13
JAKARTA SELATAN”.
2. Lokasi Penelitian
dan lebih mandiri dan untuk mengasah bakat yang mereka miliki.
3. Sumber data
18
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,
2012), h.4-5
14
penelitian ini.
a. Observasi
19
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, Metode dan Paradigma Baru, (Bandung,
PT.Remaja Rosdakarya, 2011), h.170.
15
b. Wawancara
c. Studi Dokumentasi
20
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung, CV. Alfabeta, 2010), h.64
21
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 186.
16
diterapkan di yayasan.
yang memanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu dapat dicapai dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang lain. Dalam hal ini penulis
unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang
22
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, Metode dan Paradigma Baru, h.171.
23
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung, CV. Alfabeta, 2010), Cet. Ke-6,
h. 125
24
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan
Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 256
17
rinci.
penemuan seseorang.
6. Analisis data
Dilihat dari tujuan analisis, maka ada dua hal yang ingin dicapai dalam
proses tersebut. Selain itu untuk menganalisis makna yang ada dibalik
pemberdayaan tersebut.
25
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan
Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 153
18
permasalahan.
penelitian.
H. Tinjauan Pustaka
menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis
mempunyai judul yang hampir sama dengan yang akan penulis teliti. dantaranya:
26
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, Metode dan Paradigma Baru, h.172-173.
19
Selatan
I. Sistematika Penulisan
Bab III Dalam bab ini akan membahas tentang Gambaran Umum Lokasi
LANDASAN TEORITIS
A. Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan
dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. Dengan memakai logika
ini, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat
1
Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam; dari
Ideologi, Strategi sampai Tradisi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), h.41-42
22
23
arti bukan saja bebas dalam mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari
kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan; selain itu mampu
2
Edi Suharto, Mengembangkan Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT.
Rifka Aditama, 2005), h.58
3
Dr. Anwar, Manajemen Pemberdayaan Perempuan (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 1
24
dan kemitraan antara yang sudah maju dengan yang belum berkembang.4
keinginan mereka.5
yang ia hadapi.6
4
Moh Aziz, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma Aksi Metodologi,
(Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2005), h. 136
5
Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan
Sosial, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2002), 162
6
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan, Intervensi
Komunitas: Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2001), h. 33
7
Syamsir Salam, MS., dan Amir Fadhilah, S.Sos., M.Si., Sosiologi Pedesaan, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h.
25
ada, selain itu mereka dapat lebih aktif dan bisa berpartisipasi di dalam
dengan harapan.
khususnya mereka yang rentan dan lemah serta mereka yang masih
akan dirinya untuk akif dan ikut andil dalam kehidupan sosial melalui
berani, dll. Semua hal tersebut akan terlaksana dengan baik jika masyarakat
2. Tujuan Pemberdayaan
hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan social; yaitu masyarakat
permukiman melalui suatu upaya penanganan terpadu, baik dari aspek fisik,
8
Ibid., h.77
9
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Revika Aditama, 2005),
Cet ke-1, h. 59-60
27
percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui
10
Rr. Suhartini, dkk., Model-Model Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: PT LKiS
Pelangi Aksara, 2005), h. 8
11
Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan, Intervensi Komunitas:
Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, h. 32
28
Selain itu tujuan pemberdayaan ini adalah sebagai bentuk penguatan bagi
3. Indikator Keberdayaan
pada:
12
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Revika Aditama, 2005),
Cet ke-1, h.63.
29
pemberdayaan13:
13
Ibid, h.63-66
30
kredit usaha.
hokum-hukum waris.
4. Starategi Pemberdayaan
tiga aras atau matra pemberdayaan, diantaranya: mikro, mezzo dan makro.
31
centered approach).
dihadapinya.
14
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2005), h. 66-67.
32
lembaga untuk mewujudkan akses yang lebih adil kepada sumber daya
kehidupan masyarakat.
yang efektif.
5. Tahapan Pemberdayaan
diantaranya:
15
Sastrawan Manullang, ed., Community Development: Alternatif Pengembangan
Masyarakat di Era Globalisasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h.147-148
33
mandiri (partisipatif).
sedang dihadapi.
penyiapan lapangan
16
Suhartini, Model-Model Pemberdayaan Masyarakat, h.135
34
Gambar 1
Tahapan Pemberdayaan
Persiapan
Assesment
Evaluasi
Terminasi
17
Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan, Intervensi Komunitas:
Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, h. 173-178
35
B. Disabilitas
1. Pengertian Disabilitas
yang menyandang cacat. Inilah yang secara kasat membuat kita mengartikan
dimensi dalam melihat sakit. Salah satunya melihat sakit sebagai gangguan
biologis akibat dari suatu penyakit tertentu (disease) yang membuat organ-
18
BPS Dukung Hak Penyandang Disabilitas, artikel diakses pada 27 Oktober 2014 dari
http://www.bps.go.id/aboutus.php?info=91
19
Ibid.,
36
meliputi orang pincang, duduk dikursi roda, menjadi korban keadaan seperti
tingkat yang sama dengan yang lain dikarenakan halangan fisik dan social.23
20
Sunyoto Usman, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2006), h.21
21
Kusmana, dan Siti Napsiyah, ed., Disabilitas Sebuah Pengantar, (Jakarta: PIC UIN
Jakarta, 2007), h.1
22
ILO, Mempromosikan Pekerjaan Layak Bagi Semua Orang: Membuka
Kesempatan pelatihan dan Kerja bagi Penyandang Disabilitas, Artikel diakses pada 23 April
2014
23
Kusmana, dan Napsiyah, ed., Disabilitas Sebuah Pengantar , h.105
24
Ibid, h, 21
37
2. Jenis Disabilitas25
keterbatasan fisik seperti orang dengan pengguna kursi roda saja, namun ada
jenis lain yang termasuk pada disabilitas. Dalam istilah yang lebih umum,
4. disabilitas penglihatan
5. disabilitas pendengaran
7. gangguan psikologis
8. disabilitas takterlihat
25
Sekilas Tentang Disabilitas, artikel diakses pada 27 Oktober 2014 dari sumber :
http://www2.agendaasia.org/index.php/id/informasi/sekilas-tentang-disabilitas/102-sekilas-
tentang-disabilitas
38
kali untuk hidup sendiri (menyendiri), memiliki tingkat yang lebih tinggi
tetangga, dan kerabat yang lebih sedikit dibandingkan mereka yang normal.
keluarga. Selain itu mayoritas anak dalam kelompok disabilitas ini hanya
akan menimbulkan kekagetan dan keanehan tersendiri untuk orang lain yang
26
Ibid., h.85
39
berusia lebih muda, dimana pada usia tersebut seharusnya mereka lebih
banyak berinteraksi dengan teman seusia mereka dan asik dengan gaya
hidup yang cenderung lebih banyak melakukan aktivitas diluar rumah untuk
teman yang tidak disable. Selain itu mereka akan memiliki aspirasi kerja dan
advis karir yang rendah, marginalisasi pada pasar tenaga kerja yang akan
dan menjadi orang tua serta masuk keduania kerja lebih terlambat,
kurangnya akses pada sarana umum atau lingkungan yang terbangun, serta
signifikan, tidak sedikit dari mereka yang merasa shock dan terpukul dengan
C. Keterampilan
1. Pengertian Keterampilan
27
Ibid., h.98-117
40
pengetahuan, nilai hidup serta sikap, perasaan dan keterampilan sebagai satu
akhirnya semua kegiatan belajar dan hasilnya tersebut tampak dalam bentuk
cukup penting dalam kehidupan, karena salah satu tujuan dari pendekatan
atau skill yang dapat ditemukan pada setiap diri manusia. Keterampilan
adalah hal yang harus dilatih dan terus di asah agar kemampuan yang
28
Amelia, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan Teknisi
Handphone di Institu Kemandirian Dompet Dhuafa,(Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009), h.40-41
29
Ari Kurniawan, Peran Yayasan Kumala Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui
Pendidikan Keterampilan di Kelurahan Rawa Badak Utara Kecamatan Koja Jakarta Utara,
(Skripsi S1 Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010), h. 52-53
41
biasanya keterampilan ini merupakan hal yang bersifat kreatif dan inovatif.
2. Jenis Keterampilan
30
Sarifudin, Starategi Panti Sosial Development Center For Children (SDC) Dalam
Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Pelatihan Keterampilan, (Skripsi S1 Dakwah dan
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2012), h. 50
BAB III
GAMBARAN UMUM
1251 tahun 1985 dengan luas wilayah 604,60 Ha, dari luas wilayah tersebut
berbatasan dengan:
2. Topografi
1
Profil Kelurahan Cilandak Barat, 2013
42
43
diantaranya adalah:
Tabel 1
& Trantib
S.Sos Masyarakat
2
Profil Keluraha Cilandak Barat, 2014
44
Sarana
LH
Umum
A.Md
A.Md
terdaftar di Indonesia. Yayasan yang berada di Jakarta ini telah dibuka sejak
November 1974 oleh grup Captain Leonard Cheshire, VC. Pada mulanya yayasan
ini dibangun diatas lahan yang disumbangkan oleh Rumah Sakit Fatmawati yang
digunakan sebagai panti atau tempat penampungan bagi para disabilitas yang
satu rumah sakit yang merawat para disabilitas setelah kecelakaan, sehingga
Yayasan berlokasi di sebelah selatan rumah sakit yang dikelola oleh para komite,
mengalami perubahan. Dahulu wisma ini merupakan sebuah panti, dimana para
anggota yang tinggal disana dapat tinggal sampai kapan saja atau bahkan
halnya training center, sehingga para penghuni tidak dapat tinggal di yayasan
selamanya, para penyandang disabilitas hanya dapat tinggal di yayasan selama 1-2
tahun saja, setelah itu yayasan akan merekrut anggota baru lagi dengan tujuan
untuk memperluas sasaran dan banyak pihak yang menerima manfaat dari
yang ada pada tahun 2014 berjumlah 14 orang baik itu laki-laki ataupun
perempuan, pada umumnya mereka adalah para pengguna kursi roda, sebagian
besar diantaranya mengalami disabilitas karena kecelakaan, selain itu ada pula
yang menderita polio, cacat sejak lahir dll. Biasanya perekrutan anggota baru di
dari keluarga kurang mampu4. Dari beberapa jenis disabilitas tersebut, berikut
3
Wawancara Pribadi dengan Ibu Petty Eliot, Jakarta 16 Juli 2014
4
Wawancara Pribadi dengan Ibu Poniati, Jakarta 27 Juni 2014
46
Tabel 2
Jenis Kelamin
No Jenis Disabilitas Jumlah Persentase
P W
1. Paraplegia 6 3 9 64,29%
3. Polio 2 2 14,29%
4. Amputasi 1 1 7,14%
5. Tetraplegia 1 1 7,14%
Total 14 100%
Sumber : Olahan data dari Studi Dokumentasi “Guidelines Yayasan Wisma Cheshire” tahun 2014
disabilitas ini biasanya dikarenakan kaki atau setengah badan yang lumpuh akibat
“Awal mula saya tahu wisma, ketika saya kecelakaan kemudian dirujuk ke Rumah
sakit fatmawati untuk di rehab medic, kemudian resident disini suka maen kesana
dan memang perawatnya ngambil dari fatmawati. Jadi tahu infomasi yayasan ini
dari perawatnya dan dari anggota disini yang suka maen kesana, kemudian saya
maen ke wisma dan tertarik untuk lebih bisa belajar mandiri, bisa nambah-nambah
pelajaran, pengalaman, sehingga ga monoton di rumah saja”.5
5
Wawancara Pribadi dengan Mba Echi Pramitasari, Jakarta 27 Juni 2014
47
belajar keterampilan baik itu didalam maupun diluar yayasan, dengan harapan
yang bebas.
belajar keahlian atau keterampilan yang akan membantu mereka untuk dapat
menunjang toko yang dimiliki oleh yayasan yaitu The Red Feather Shop, yang
penyaluran barang-barang dari tim woodwork serta tim handicraft yang sudah
diproduksi oleh para disabilitas dan siap untuk dipasarkan. Selain untuk
Selain itu tujuan lain dari Yayasan Wisma Cheshire adalah untuk
1. Visi
2. Misi
ke dalam masyarakat
pengelolaan keuangan
Gambar 2
Halfway
Shop
Marton Manager Staff Volunteer Home
Programme
Anggota Dewan
7
Yayasan Wisma Cheshire, Guidelines, Jakarta 2014
50
3. Staf
c. Poniati (Matron)
a. Pelatihan Handicraft
2. Keterampilan tambahan
a. Bahasa Inggris
b. Computer dan IT
c. Olahraga
3. Program Pendukung
a. Perawatan Kesehatan
1) Keperawatan
2) Fisioterapi
3) Refexology Facial
8
Yayasan Wisma Cheshire, Guidelines, Jakarta 2014
51
1) Penempatan Kerja
2) Rencana Bisnis
4. Proyek
expatriate (BWA, ANZA, AWA). Selain itu Yayasan bekerjasama dengan LSM
Adapun Sumber dana yang dikelola oleh yayasan adalah hasil yang
9
Guidelines Yayasan Wisma Cheshire, tahun 2014
10
Wawancara Pribadi dengan Ibu Petty Eliot, Jakarta 16 Juli 2014
52
I. Sasaran Pelayanan
tertentu. Para PWD tersebut berasal dari keluarga yang tidak mampu secara
ekonomi, dan hal yang paling penting adalah mereka memiliki semangat untuk
mau belajar, kerja keras, dan keinginan yang kuat untuk hidup mandiri.12
Kamar, lemari pakaian, kamar mandi, dan tempat mencuci pakaian. TV,
meja tenis meja, meja untuk makan bersama, tempat latihan berjalan, ruang
fisioterapi untuk program fisioterapi, ruang computer, kipas, mobil, ruang kerja,
toko, kantor, dapur, tempat makan. Selain fasilitas, kami juga menyediakan
menyediakan perawat yang datang setiap hari. Kami juga meyediakan makan 3
kali setiap hari dan cemilan dimana disiapkan oleh seorang koki dan assistannya.13
K. Rekrutmen Anggota/Resident
penduduk di YWC.
11
Wawancara Pribadi dengan Ibu Petty Eliot
12
Ibid.
13
Wawancara Pribadi dengan Ibu Poniati, Jakarta 27 Juni 2014
53
Jika diterima:
email.
Resident baru dan Presiden YWC. Isi kontrak akan mencakup jangka
14
Yayasan Wisma Cheshire, Guidelines, Jakarta 2014
54
mengaktifkan dan membentuk para disabilitas yang terampil, dan mandiri, oleh
Tabel 3
Tahun 2014
SENIN SELASA
16:30-06:30: Perawatan
RABU KAMIS
15
Wawancara Pribadi dengan Ibu Poniati, Jakarta 27 Juni 2014
55
16:30-06:30: Perawatan
b. Waktu Makan:
2. Kehidupan sehari-hari:
luar ke dalam kamar tidur tanpa izin dari manajer atau Matron.
yayasan.
pelaksanaannya.
Wisma.16
Tabel 4
4. Narti Perempuan 39 SD
5. Nursad Laki-laki 57 SD
7. Sumarto Laki-laki 52 SD
8. Sumiranto Laki-laki 43 SD
16
Yayasan Wisma Cheshire, Guidelines, Jakarta 2014
17
Yayasan Wisma Cheshire, Guidelines, Jakarta 2014
BAB IV
ANALISIS
1. Kegiatan Ketrampilan
mandiri tanpa harus bergantung pada orang lain, mereka sudah dapat
hari dalam seminggu sesuai dengan hari kerja, yaitu dari hari senin sampai
hari sabtu, namun untuk hari sabtu para resident bisa melakukannya hanya
setengah hari saja. Untuk hari senin sampai hari jumat, ketrampilan
dari pukul 12:00-14:00, dalam waktu istirahat ini para resident bebas
1
Wawancara Pribadi dengan Ibu Poniati, Jakarta 27 Juni 2014
58
59
Tabel 5
Tabel Pembagian Waktu Kegiatan Ketrampilan Resident
Dalam Satu Hari di Yayasan Wisma Cheshire Tahun 2014
3. Metode Ketrampilan
saling mengajarkan antara satu sama lain, hal ini biasa dilakukan oleh para
ataupun yang baru akan saling mengajarkan. Metode tersebut biasa disebut
2
Wawancara Pribadi dengan Ibu Petty Eliot, Jakarta 16 Juli 2014
60
a. Woodwork
1) Langkah 1
posisi cut & set maka ia bisa bekerja pada posisi tersebut, jika
2) Langkah 2
woodwork lainnya.
3) Langkah 3
4) Langkah 4
tahapan ini semua produk yang sudah siap di cat akan dilukis.
5) Langkah 5
6) Langkah 6
b. Handicraft
dikerjakan oleh para senior yang sudah mahir dalam hal jahit-
3
Wawancara Pribadi dengan Mas Fendo Parama Sardi, Jakarta 16 Mei 2014
63
sudah layak jual, maka barang yang sudah jadi masuk pada tahap
5. Produk Ketrampilan
a. Woodwork
b. Handicraft
Small stars, casserole carrier, short ang long oven gloves, pot
holder, batik shopping bag, napkin, coaster, pouch, tea cozy, gift
bag for all size, lingerie, santa sacks, ipad case, songket wine bag,
Toko Red Feather Shop ini merupakan sebuah toko yang masih
4
Wawancara Pribadi dengan Mas Fendo Parama Sardi, Jakarta 16 Mei 2014
5
Wawancara Pribadi dengan Mas Fendo Parama Sardi, Jakarta 16 Mei 2014
64
Table 6
Pelaksanaan Bazar Organisasi Ekspatriat dalam Satu Tahun di
Yayasan Wisma Cheshire Berdasarkan Jumlah Pelaksanaannya
Jumlah
No. Organisasi
Pelaksanaan
1. AWA (American Woman Association) 3-4 kali/tahun
Sumber: Olahan data dari Hasil Wawancara Dengan Manager Program, Mas Fendo
Parama Sardi
Tabel 7
Jenis Kegiatan Woodwork Pada Yayasan Wisma Cheshire
Berdasarkan Jenis Kelamin, Tahun 2014
Jenis Kelamin
No Jenis Kegiatan Jumlah
P W
1. Furniture 1 0 1
3. Paint/Pengecatan 1 0 1
4. Doll House 1 0 1
Total 8
Sumber : Olahan data dari Hasil Wawancara dan Studi Dokumentasi “Guidelines YWC” tahun 2014
6
Ibid
66
Tabel 8
Jenis Kegiatan Handicraft Pada Yayasan Wisma Cheshire
Berdasarkan Jenis Kelamin, Tahun 2014
Jenis Kelamin
No Jenis Kegiatan Jumlah
P W
1. Handicraft 1 3 4
Total 6
Sumber : Olahan data Hasil Wawancara dan Studi Dokumentasi “Guidelines YWC” tahun 2014
7
Edi Suharto. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. (Bandung: PT Refika Aditama, 2005),
h. 59
67
Yayasan Wisma Cheshire pun resident tidak mengetahui apa yang dapat ia
kerjakan dengan kondisi yang dideritanya. Bahkan belum ada yang bisa
“Kalo yang baru-baru awalnya sih paling biar mereka kenal aja dulu, terus kalo
mereka udah bisa dan ingin naik lagi bisa ke bagian merakitnya. Namun itu juga
tergantung dari kita nya juga sih, kita lebih tertarik dimana nih kalo tertarik di bagian
mana kita bisa langsung ke situ, jadi tidak di paksakan.”8
8
Wawancara Pribadi dengan Mas Heru Zainudin, Jakarta 24 Agustus 2014
68
“Kegiatan ini sangat menolong saya, karena bisa mengetahui gimana kondisi buruk
kita, jadi lebih terampil juga untuk saya”. 9
“Kegiatan keterampilan ini sangat bagus banget untuk para disabilitas, kaya kita yang
tadinya tidak bisa menjadi bisa. Yang tadinya saya ga bisa menjahit menjadi bisa
menjahit buat handicraft. Kadang kita yang kebiasaan di rumah mungkin berpikir bisa
apa sih sekang dan apa yang bisa dilakukan dengan kondisi seperti ini dan dengan
segala keterbatasan seperti ini, kadang orang tua juga ada rasa takut dan was-was
dengan kondisi anaknya yang seperti saat ini, namun dengan adanya keterampilan di
wisma membuat kita dan orang tua menilai bahwa kegiatan ini sangat bagus untuk
belajar dan memandirikan, karena tidak mungkin juga kita selamanya bergantung
pada orang tua, suatu saat pasti akan ada masanya dimana kita harus melakukan
segalanya sendiri sehingga tidak mungkin untuk bergantung terus. Sehingga dengan
kegiatan keterampilan ini saya mau berusaha sendiri dan mau berusaha untuk mandiri
sehingga tidak ketergantungan kepada orang”.10
lebih mandiri dan dapat hidup seperti masyarakat pada umumnya yang tidak
9
Wawancara Pribadi dengan Mba Maisty Akhdaniah, Jakarta 27 Juni 2014
10
Wawancara Pribadi dengan Mba Echi Pramitasari, Jakarta 27 Juni 2014
69
hal baru dalam hidupnya. Keterampilan yang telah dimilikinya itu dapat
“Memberikan kesempatan dan peluang agar dapat hidup mandiri setelah diberi bekal
selama di yayasan. Selain itu yayasan ini lebih fokus pada pemandirian anggota dan
memaksimalkan potensi anggota untuk lebih mandiri.”12
penghasilan dari usahanya sendiri tanpa harus meminta belas kasihan orang
11
Wawancara Pribadi dengan Ibu Fetty Elliot, Jakarta 16 Juli 2014
12
Wawancara Pribadi dengan Mas Fendo, Jakarta 16 Mei 2014
70
“Kalo sekarang udah punya uang dari hasil keringet sendiri dan udah mulai bisa
mandiri, sudah bisa menghasilkan dari usaha sendiri meskipun dengan keadaan
terbatas seperti ini Lumayan bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari”.13
rajin, mereka bekerja dan semakin banyak produk yang dihasilkan, maka
“Alhamdulillah saya jadi dapat penghasilan yah lumayan mecukupi perbulan dapat
Rp1.200.000,- kalau yang lain resident ada juga yang Rp. 200.000,- bahkan lebih dari
itu, kadang ada yang mendapatkan penghasilan Rp.400.000 sampai Rp. 500.000,-
tergantung banyaknya pekerjaan yang mereka kerjakan”. 14
“Dulu setiap tahun sih beda-beda yah yang awalnya masih kecil, tahun-tahun awal saya
masuk pada 2002 sekitar Rp. 50.000 namun lama-lama kan kita ada motivasi lagi, kalo
kita butuh apa gitu jadi bisa lebih giat lagi. Kalo rata-ratanya dulu paling Rp.100.000
sampai Rp.150.000 an lah”.15
adalah Bapak Heru Zainudin yang sampai saat ini sudah menjadi karyawan
13
Wawancara Pribadi dengan Mba Maisty Akhdaniah, Jakarta 27 Juni 2014
14
Wawancara Pribadi dengan Pak Yono, Jakarta 02 September 2014
15
Wawancara Pribadi dengan Mas Heru Zainudin, Jakarta 24 Agustus 2014
71
Zainudin:
“Saya saat ini focus pada bidang perbankan, salah satu bank swasta. Jadi awalnya ada
yang rekomendasi dari komite wisma yang sebelumnya ada kerjasama dengan pihak
bank swasta, dicari dan disaring dari beberapa kandidat dan kemudian saya yang
terpilih. Di bank HSBC”.16
Selain itu ada pula alumni Yayasan Wisma Cheshire yang sudah
sudah bisa meng-gaji para karyawan yang bekerja dengannya. Sampai saat
bahwa:
“Setelah keluar dari wisma, saya melanjutkan keterampilan ini dan sampai sekarang
tentu yang penting cukup lah, yang penting ada karyawan kan. Namanya karyawan
kan macem-macem penghasilannya pun ga tentu sih, penghasilan mereka juga ada yg
perhari Rp. 30.000 yg hanya setengah hari saja. Ada juga yang Rp. 75.000 per hari.
kelompok disabilitas tercipta sebagai orang yang selalu harus dibantu dan
16
Wawancara Pribadi dengan Mas Heru Zainudin, Jakarta 24 Agustus 2014
17
Wawancara Pribadi dengan Bapak Sony Suheri, Jakarta 02 September 2014
18
Edi Suharto. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. (Bandung: PT Refika Aditama, 2005),
h.60
72
jauh dari keluarga dan menjalani kehidupan yang mandiri layaknya orang
lain, karena ia sadar akan segala hal yang diderita membuatnya harus selalu
resident :
“Jauh dari saudara itu sangat berat, Musti ada yang membantu, Perlu tempat dan akses
untuk beraktifitas, kegiatan agar lebih bebas, dan perlu nyali untuk tinggal diluar (jauh
dari keluarga). Pas masuk kesini Sempet kaget pas masuk wisma, dan ada rasa takut
juga, sementara kondisi fisik belum mampu untuk hal itu dan masih belum kuat.” 19
“Seneng, sedih juga karna kan kalo di wisma jauh dari orang tua, dll.”20
“Wisma Cheshire membuat kita dan orang tua menilai bahwa kegiatan ini sangat
bagus untuk belajar dan memandirikan, karena tidak mungkin juga kita selamanya
bergantung pada orang tua, suatu saat pasti aka nada masanya dimana kita harus
melakukan sendiri sehingga tidak mungkin untuk bergantung terus.21
kegiatannya dengan sendiri, hal tersebut dilakukan agar mereka terbiasa dan
tanpa harus merasa kesulitan. Seperti di jelaskan oleh mas Fendo, bahwa:
19
Wawancara Pribadi dengan Mba Teguh Budi Warni, Jakarta 27 Juni 2014
20
Wawancara Pribadi dengan Mba Maisty Akhdaniah, Jakarta 27 Juni 2014
21
Wawancara Pribadi dengan Mba Echi Pramitasari, Jakarta 27 Juni 2014
73
Seperti halnya penuturan mba Teguh Budi Warni salah satu resident di
yayasan bahwa:
“Bergabung di wisma karena ingin melatih fisik dan mental agar lebih kuat. Karena
selama ini saya tinggal di rumah sebelumnya belum pernah berpisah dengan keluarga,
saudara, saya ingin coba bagaimana hidup mandiri jauh dari keluarga, sambil melatih
mental. Ada perasaan minder sehingga bergabung agar lebih kuat mental dan
fisiknya.”23
dapat dilihat secara kasat mata, oleh sebab itu jika tampilan tubuh terlihat
dianggap tidak wajar dan aneh. Itu sebabnya mengapa tubuh menjadi factor
jalani tidak seperti kehidupan orang lain. Didalam kehidupan sosial mereka
22
Wawancara Pribadi dengan Mas Fendo, Jakarta 16 Mei 2014
23
Wawancara Pribadi dengan Mba Teguh Budi Warni, Jakarta 27 Juni 2014
24
Kusmana, dan Siti Napsiyah, ed., Disabilitas Sebuah Pengantar, (Jakarta: PIC UIN
Jakarta, 2007), h.31-32
74
untuk menyendiri dan tidak keluar dari rumah, selain itu mereka tidak berani
keluar jauh dari rumahnya dan hadir di tempat umum atau tempat
keramaian. Karna hal-hal tersebut hanya akan mengundang rasa sakt hati
bagi mereka.
nasib mereka yang ditakdirkan tidak sama seperti orang lain. Mereka hanya
berdiam diri di rumah, menutup diri dari tetangga, teman dll. Namun setelah
masuk wisma, para disabilitas sedikit demi sedikit mulai belajar berinteraksi
Selain itu para disabitas sudah mulai belajar aktif dalam berbagai kegiatan
“Yang tadinya ga berani untuk ngomong sama orang, sekarang justru kadang kita ikut
istilahnya kampanye. Yang tadinya kita diem aja ketika ada orang dan sekarang
banyak ngobrol, banyak ngasih tahu, tuker pendapat juga sama orang, banyak banget
manfaatnya. Mungkin saya juga sebelum kesini ga bakal jadi kaya gini gitu kan,
yaudahlah terima nasib mau gimana, sekarang kan setelah bergabung di wisma kita
lebih peduli dengan sesama karena semuanya emang harus diperjuangin. Dan bahkan
sekarang lebih PD aja, ke mall juga kita biasa aja, dan sama tatapan orangpun lebih
biasa Bahkan sekarangpun dari yayasan sendiri sudah ada 5 orang yang aktif di
organisasi Young Voice”25.
“Pada tahaun 2012, Yayasan Wisma Cheshire mulai menjalankan inisiatif baru yaitu
Young Voice Indonesia dimana kami bekerja sama dengan pemuda-pemudi disabilitas
yang berumur dari 16-25 tahun untuk mengkampanyekan hak-hak disabilitas lewat
seminar, lagu, pentas seni dan terjun langsung di satu kelompok masyarakat”. 26
Begitu pula di tuturkan oleh ketua yayasan Ibu Fetty Elliot mengenai
bahwa:
“Perbedaan dapat dilihat ketika mereka pada masa-masa awal bergabung dengan
YWC, masih terlihat tidak percaya diri, tidak memiliki skill yang memadai, dan masih
berada pada masa-masa trauma. Setelah bergabung dengan YWC dan terlibat aktif
dalam program dan aktivitas di sini, banyak di antara mereka yang percaya dirinya
meningkat, lebih disiplin, memiliki berbagai keterampilan hidup, dan mau berusaha
untuk meningkatkan taraf hidup dan mengejar cita-cita mereka”.27
itu resident sering dilibatkan langsung dalam kegiatan bazar, dll. Seperti
25
Wawancara Pribadi dengan Mba Echi Pramitasari, Jakarta 27 Juni 2014
26
Wawancara Pribadi dengan Ibu Petty Eliot, Jakarta 16 Juli 2014
27
Ibid.,
76
“Terlihat perkembangannya semakin baik. Para resident masuk wisma dengan sistim
batas waktu jadi mereka tidak bisa tinggal di wisma selamanya, sehingga mereka
harus bisa mandiri, bisa bersosialisasi di masyarakat, dan diharapkan bisa dapet kerja
di luar seperti disini juga banyak yang sudah mendapatkan kerja. Perkembangan yang
terlihat ya kalo dulu kegiatannya kayu dan handycraft, mengikuti training, dll.
Sehingga jika kedepannya mereka nanti ada kapasitas untuk bekerja diluar jadi
mereka tidak gerogi, karena melalui berbagai kegiatan tersebut mereka dilatih untuk
percaya diri, bisa ngomong.” 28
“mental kita menjadi balik lagi seperti semula sebelum kecelakaan, karna waktu itu
sempet drop selama 3 tahun, kemudian setelah bergabung di yayasan baru bisa balik
lagi seperti dulu. Dan selain itu saya mulai berani bergabung dalam organisasi
PERPARI (Persatuan Paraphlegia Indonesia), sampai saat ini kurang lebih ada 10
orang dari Yayasan yang bergabung didalamnya”. 29
mulai membuka diri dan belajar untuk lebih maju lagi. Dengan berbagai
motivasi dan dorongan melalui kegiatan yang diberikan oleh pihak Yayasan,
lambat laun resident mulai sadar dan secara perlahan mereka mulai merubah
28
Wawancara Pribadi dengan Ibu Poniati, Jakarta 27 Juni 2014
29
Wawancara Pribadi dengan Mas Heru Zainudin, Jakarta 24 Agustus 2014
77
mereka.
bekerja
kehidupannya. Keterpurukan, rasa minder, dan sikap menghindar yang ada pada
disabilitas tersebut merupakan salah satu hasil dari kegiatan pemberdayaan yang
telah dicapai dalam proses dan usaha pemberdayaan di Yayasan Wisma Cheshire.
78
lebih mandiri melalui keterampilan yang sudah diberikan. Selain itu pendekatan
serta bisa mendapatkan hasil yang berguna dan positif untuk sekarang ataupun di
masa yang akan datang, untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang lain.
Dalam hal ini peran yang dilakukan Yayasan Wisma Cheshire sebagai
berpengaruh positif bagi kemajuan dan kehidupan para disabilitas. Sejauh ini para
resident ataupun para alumni yang pernah merasakan dan menjalani serangkaian
kegiatan di wisma merasakan manfaat yang baik khususnya untuk diri sendiri.
30
Suharto. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h. 63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kegiatan inti di Yayasan Wisma Cheshire. Oleh sebab itu seluruh resident di
resident harus bisa memanfaatkan potensi serta kemampuan yang ada pada
tersebut.
79
80
besar bagi para resident, ketika mereka putus asa serta tidak tahu apa yang
dengan orang lain ini, ternyata melalui kegiatan keterampilan yang diadakan
yang bernilai dari hasil usahanya. Selain itu dengan kegiatan pemberdayaan
Yayasan Wisma Cheshire ini membuat para disabilitas terbangun dan sadar
bahwa masih banyak kegiatan dan hal-hal yang bermanfaat yang bisa
B. Saran
terampil
10. Apa manfaat yang diterima oleh para resident dari kegiatan
keterampilan tersebut?
Manfaat yang diperoleh adalah, selain skill yang melekat pada diri mereka,
mereka juga belajar bagaimana untuk bekerja dalam tim work, belajar
mengenai administrasi sederhana, belajar mengenai pengutamaan kualitas
yang baik dalam bekerja, belajar mengenai disiplin diri terutama
bagaimana mengelola waktu terkait dengan perencanaan kerja dan
produksi. Kesemuanya itu, ujungnya adalam memberikan bekal skill dan
mental yang sangat penting untuk kehidupan mandiri mereka kelak, karena
realitas kehidupan menuntut setiap orang untuk memiliki kemampuan dasar
tersebut.
11. Adakah kemajuan yang terlihat dari para anggota setelah mengikuti
kegiatan pemberdayaan di Yayasan Wisma Cheshire?
Tentunya ada, meskipun level dan kecepatan kemajuannya berbeda antara
residen yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan dapat dilihat ketika
mereka pada masa-masa awal bergabung dengan YWC, masih terlihat tidak
percaya diri, tidak memiliki skill yang memadai, dan masih berada pada
masa-masa trauma. Setelah bergabung dengan YWC dan terlibat aktif
dalam program dan aktivitas di sini, banyak di antara mereka yang percaya
dirinya meningkat, lebih disiplin, memiliki berbagai keterampilan hidup,
dan mau berusaha untuk meningkatkan taraf hidup dan mengejar cita-cita
mereka. Beberapa dari mereka kemudian keluar dari YWC karena
mendapatkan pekerjaan, berwirausaha, menikah, dan kembali ke keluarga
atau komunitas asal mereka.
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN MANAGER PROGRAM
YAYASAN
6. Produk apa saja yang dihasilkan dari kegiatan keterampilan yang ada
di Yayasan Wisma Cheshire?
Untuk keterampilan Woodwork produk yang dihasilkan ada doll house,
advance calendar, panggung kecil untuk boneka tangan, miniature bath tub,
miniature chair, miniature wastafle, miniature bed, miniature dressing
table, miniature tree, Furniture, dll.
Untuk keterampilan handicraft ada small stars, casserole carrier, short ang
long oven gloves, pot holder, batik shopping bag, napkin, coaster, pouch,
tea cozy, gift bag for all size, lingerie, santa sacks, ipad case, songket wine
bag, tree skirt, bon-bon, apron, runner, bread basket, banana bag.
Nama : Poniati
Jabatan dalam organisasi : Ibu Asrama
Tanggal, waktu wawancara : 15:55, Jumat 27 Juni 2014
Tempat wawancara : Yayasan Wisma Cheshire
Pas masuk kesini Sempet kaget pas masuk wisma, dan ada rasa takut juga,
sementara kondisi fisik belum mampu untuk hal itu dan masih belum kuat.
Sementara disini dituntut, dan takutnya belum bisa mengikuti. Karena
ibaratnya di wisma hidup sendiri.Pas pertama masuk merasa kesulitan
ketika pas mandi berbeda dengan di rumah. Kalau dirumah menggunakan
bangku atau pegangan saja, kursi roda untuk pergi pergi saja sedangkan di
wisma menggunakan kursi roda.
Kalau di tempat orang lain yah seperti di wisma gini tergantung diri kita
sendiri, dan tergantung pendiriannya. Kalau nyalinya kecil ya mungkin ga
berani hidup di luar jalur. Sebetulnya saya tdk punya nyali untuk hidup
diluar jalur, tetapi saya juga mikir kalau tidak bisa seperti itu
10. Berapa penghasilan yang didapatkan saudara/i saat ini, setelah keluar
dari yayasan?Apakah penghasilan saat ini dapat memenuhi kebutuhan
saudara/i beserta keluarga?
Penghasilan sekarang sudah lumayanlah ada buat bagian standar UMR,
dan Alhamdulillah bisa memenuhi kebutuhan keluarga
Nama : Sony Suheri
Jabatan : Alumni
10. Berapa penghasilan yang didapatkan saudara/i saat ini, setelah keluar
dari yayasan?Apakah penghasilan saat ini dapat memenuhi kebutuhan
saudara/i beserta keluarga?
Kalau penghasilan sekarang ga tentu yang penting cukup lah, yang penting
ada karyawan kan. Namanya karyawan kan macem-macem penghasilannya
pun ga tentu sih, penghasilan mereka juga ada yg perhari 30.000 yg hanya
setengah hari saja. Ada juga yg 75.000 per hari. Dan beda lagi hitungannya
kalau untuk yang lembur.
PEDOMAN WAWANCARA
KETUA YAYASAN
1. Apa yang dimaksud dengan Yayasan Wisma Cheshire (YWC)?
2. Bagaimana sejarah yang melatar belakangi berdirinya YWC?
3. Apa maksud didirikannya YWC?
4. Dari mana sumber dana YWC diperoleh?
5. Dengan pihak apa saja YWC bekerjasama?
6. Siapa sajakah yang menjadi sasaran dari pelayanan YWC?
7. Bagaimana pola dan pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan oleh YWC
dalam program keterampilan?
8. Apa tujuan adanya program ketrampilan (woodwork dan handicraft)?
9. Adakah pelatihan khusus yang diberikan kepada para resident dalam
program ketrampilan?
10. Apa manfaat yang diterima para resident dari kegiatan ketrampilan tersebut?
11. Adakah kemajuan yang terlihat dari para anggota setelah mengikuti kegiatan
pemberdayaan di YWC?
RESIDENT YAYASAN