Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“KEBIJAKAN BAHASA”

Disusun oleh :

Isa Munajar (221121043)


M Riza Aditya Gunawan (221121047)
Muhammad Hilmi Azzam (221121052)
Tharra Juliniar Indah Rahayu (221121059)
Venadya Sita Fitri (221121061)

PROGRAM STUDI TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan
nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Adapun tema
dari makalah ini adalah “Kebijakan Bahasa”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Bahasa Indonesia yang sudah memberikan bimbingannya kepada kita. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada sumber-sumber berkaitan yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan
makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga makalah Kebijakan Bahasa ini bisa
memberikan informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, 6 September 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa adalah salah satu sarana untuk berkomunikasi antara satu dengan yang
lain. Dengan berbahasa kita dapat memahami apa yang orang lain maksud dan dengan
bahasa kita dapat bersosialisasi dengan berbagai orang dari berbagai daerah. Bahasa
Indonesia berakar dari bahasa Melayu. Dalam perkembangannya, Bahasa Indonesia
diperkaya dengan menyerap unsur-unsur bahasa daerah maupun bahasa asing yang
disesuaikan dengan kaidah-kaidah Bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi negara Indonesia. Bahasa Indonesia


digunakan sebagai alat komunikasi sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah
Indonesia yang mempunyai fungsi sangat penting dalam kehidupan masyarakat dan
bangsa. Sumpah Pemuda yang diikrarkan 28 Oktober 1928 merupakan dasar peletak
Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa Indonesia yang terdiri atas
beratus-ratus suku bangsa. Jika kita perhatikan, pemakaian Bahasa Indonesia di dalam
masyarakat sangat bervariasi. Variasi ini terdapat pada bunyi bahasa, intonasi,
morfologi, pilihan kata ataupun istilah, dan jenis serta bentuk kalimat. Namun, tidak
semua orang tahu tata cara atau aturan-aturan yang benar dalam menggunakan Bahasa
Indonesia. Salah satunya adalah penggunaan Bahasa Indonesia yang tidak sesuai
dengan ejaan ataupun Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia perlu dipelajari oleh seluruh masyarakat Indonesia. Oleh
karena itu, pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari
Bahasa Indonesia secara menyeluruh. Dalam hal ini, tidak hanya pelajar dan
mahasiswa saja, tetapi juga seluruh warga Indonesia wajib mempelajari bahasa ini.
Sehingga dalam bahasan Bahasa Indonesia terdapat variasi bahasa yang
pemakaiannya berbeda-beda yang biasa disebut Ragam Bahasa.Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang yang telah terurai di atas, rumusan masalah tulisan ini adalah
sebagai berikut.
1. Apa saja kedudukan Bahasa Indonesia?
2. Apa saja fungsi Bahasa Indonesia?
3. Apa yang dimaksud ragam bahasa?
4. Apa penyebab adanya ragam bahasa?
5. Apa saja ragam Bahasa Indonesia?

1.2 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui kedudukan Bahasa Indonesia
2. Untuk mengetahui fungsi dari Bahasa Indonesia
3. Untuk mengetahui pengertian dari ragam bahasa
4. Untuk mengetahui penyebab adanya ragam bahasa
5. Untuk menjelaskan jenis-jenis ragam bahasa

1.3 Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Sebagai sumber informasi mengenai kedudukan Bahasa Indonesia dan berbagai
ragam bahasa
2. Dapat mengungkapkan gagasan dengan menggunakan ragam Bahasa Indonesia
dengan tepat
3. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan penggunaan ragam Bahasa
Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti tercantum pada ikrar
ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan
sebagai bahasa nasional; kedudukanya berada di atas bahasa-bahasa daerah. Menurut
(Arifin,dkk. 2008:12) Bahasa Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasa negara, hal ini
tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 tercantum pasal khusus (Bab XV, pasal 36).
Jadi dapat disimpulkan jika kedudukan bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan bahasa
negara. Hal ini yang selama ini tidak diketahui oleh semua kaum muda dan pelajar, dimana
bahasa Indonesia begitu fital di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Bahasa Indonesia
menjadi jantung dari bangsa Indonesia yang sudah menjadi keharusan sebagai
generasi penerus untuk menjaga dan mengembangkanya.

2.2 Fungsi bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional


Satu butir Sumpah Pemuda yang dicetuskan pada 28 Oktober 1928 menyatakan “Kami
poetra dan poetri Indonesia mendjoenjoeng bahasa persatoean, Bahasa Indonesia,”
merupakan asas kedudukan Bahasa Indonesia sebagai "bahasa nasional". Sebagai bahasa
nasional, Bahasa Indonesia memiliki empat fungsi berikut ini.
1. Lambang kebanggaan nasional
Artinya, sebagai suatu bangsa, bangsa Indonesia harus bangga memiliki bahasa sendiri
yang tidak sama dengan bahasa negara lain. Tidak semua bangsa/negara memiliki bahasa
sendiri, contohnya Australia, Amerka, dan Inggris mempunyai bahasa yang sama yaitu
bahasa Inggris.
2. Lambang identitas nasional
Artinya, selain bendera sebagai identitas, bangsa Indonesia mempunyai identitas yang
lain, yaitu bahasa Indonesia karena bahasa ini tidak dimiliki oleh bangsa lain. Tidak
semua negara mempunyai identitas nasionalnya berupa Bahasa. Pada umumnya, setiap
negara hanya mempunyai identitas berupa bendera.
3. Alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya
Artinya, sebagai bangsa yang terdiri atas warga, daerah, dan budaya yang beragam,
bangsa Indonesia tidak akan mengalami kesulitan dalam berhubungan/berkomunikasi
karena telah memiliki bahasa sebagai alat untuk melakukan hal tersebut.
4. Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan latar belakang
budaya dan bahasanya masing-masing
Artinya, keanekaragaman suku bangsa, budaya, dan bahasa memungkinkan terjadinya
konfik. Namun, dengan adanya Bahasa Indonesia yang dipakai oleh berbagai suku
bangsa, konflik yang disebabkan oleh keanekaragaman tersebut dapat diatasi bahkan
berbagai-bagai suku bangsa itu dapat bersatu dalam kesatuan bangsa.

2.3 Fungsi bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara

Pada Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36 tertulis "Bahasa negara adalah
bahasa Indonesia" yang merupakan dasar peletak kedudukan Bahasa Indonesia sebagai
"bahasa negara". Sebagai bahasa negara, Bahasa Indonesia memiliki empat fungsi berikut ini.
1. Bahasa resmi kenegaraan
Artinya, semua aktivitas kenegaraan, baik yang menggunakan Bahasa lisan maupun
bahasa tertulis, yang terjadi di Indonesia harus menggunakan bahasa Indonesia.
2. Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan
Artinya, pelaksanaan aktivitas pendidikan di Indonesia harus menggunakan bahasa
Indonesia.
3. Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pembangunan
Artinya, segala hal yang sekait dengan perencanaan pembangunan pada tingkat nasional
harus menggunakan bahasa Indonesia.
4. Alat pengembang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi
Artinya, bahasa Indonesia merupakan media untuk mengembangkan dan
menyosialisasikan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi sehingga dapat
dinikmati oleh seluruh warga yang berbeda-beda suku bangsa, budaya, dan bahasa.
Dengan kedua kedudukan tersebut, fungsi bahasa Indonesia yang
dahulu hanya sebagai bahasa pemersatu saat ini bertambah.

2.4 Pengertian Ragam Bahasa


“Ragam bahasa ialah variasi pemakaian suatu bahasa yang secara umum tetap berpola
pada bahasa induk.” (Seksi Bahasa Indonesia ITB, 2002).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut
pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan
pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut medium
pembicaraan.
Adapun pengertian ragam bahasa menurut para ahli adalah sebagai berikut.
Ragam bahasa adalah variasi pemakaian bahasa yang berbeda-beda yang ditimbulkan
sebagai akibat adanya ragam sarana, situasi, dan bidang pemakaian bahasa. (Mustakim,
1994: 18).
Menurut Dendy Sugono (1999), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia,
timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam
situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan
bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita
tidak dituntut menggunakan bahasa baku.
Menurut Bachman (1999), ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang
berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan
bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.

2.5 Penyebab Adanya Ragam Bahasa


Ragam bahasa ini timbul karena latar belakang budaya, sejarah, ataupun letak geografis.
Akibatnya muncul berbagai variasi Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa ini memiliki berbagai
macam jenis yang dibedakan berdasarkan tiga hal, yaitu cara berkomunikasi, cara penuturan,
dan topik pembicaraan.
Menurut I Gusti Ngurah Ketut Putrayasa (2018 : 4), ada beberapa faktor sebagai penyebab
timbulnya ragam bahasa yang ada di Indonesia, yakni seperti di bawah ini.
1. Faktor Budaya
Setiap daerah mempunyai perbedaan kultur atau daerah yang berbeda, seperti di
wilayah Jawa dan Papua, serta beberapa wilayah di Indonesia lainnya.
2. Faktor Sejarah
Setiap daerah mempunyai kebiasaan (adat istiadat) dan bahasa nenek moyang sendiri-
sendiri dan berbeda-beda, antara daerah satu dengan daerah lainnya.
3. Faktor Perbedaan Demografi
Setiap daerah memiliki kedataran yang berbeda, seperti wilayah di daerah pantai,
pegunungan yang biasanya cenderung menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan
intonasi volume suara yang besar dan tinggi. Berbeda dengan daerah pemukiman
padat penduduk yang menggunakan bahasa lisan yang panjang lebar disebabkan
lokasinya yang saling berdekatan dengan intonasi volume suara yang kecil.
Selain faktor tersebut, ragam bahasa juga terjadi karena perkembangan zaman di
samping perbedaan cara penyampaiannya atau logat bahasanya.
2.6 Jenis Ragam Bahasa
2.6.1 Ragam Lisan dan Ragam Tulis
Menurut Berita Hari Ini (2021), macam-macam ragam Bahasa Indonesia
dikelompok menjadi empat, yaitu berdasarkan sarana, standar, cara pandang penutur,
hingga topik pembicaraanya.
Menurut sarananya dibagi menjadi ragam lisan dan ragam tulisan. Perbedaan kedua ragam ini
sebagai berikut.
a. Ragam lisan menghendaki hadirnya orang kedua yang diajak bicara, sedangkan ragam
tulis tidak memerlukan titik;
b. Dalam ragam lisan, unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti : subjek, predikat, objek,
dan keterangan dapat dilesapkan, sedangkan dalam ragam tulis fungsi-fungsi
gramatikal harus nyata karena tidak mengharuskan orang kedua berada di tempat
pembicaraan;
c. Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang, dan waktu, sedangkan ragam
tulis tidak terikat oleh hal itu;
d. Ragam lisan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan panjang pendeknya suara atau
intonasi, sedangkan ragam tulis dilengkapi oleh pungtuasi, huruf kapital, dan huruf
kursif.
Terdapat penggolongan ragam bahasa berdasarkan standar atau kebakuan bahasa.
Perbedaan antara ragam standar, nonstandar, dan semi standar dilakukan atas dasar:
a. Topik yang sedang dibahas;
b. Hubungan antarpembicara;
c. Medium yang digunakan;
d. Lingkungan atau situasi saat pembicaraan terjadi.
Ciri yang membedakan antara ragam standar, semi standar, dan non standar di antaranya
meliputi:
a. Penggunaan kata sapaan dan kata ganti;
b. Imbuhan;
c. Penggunaan konjungsi;
d. Penggunaan fungsi yang lengkap.
Apabila dilihat dari cara pandang penutur atau pembicaranya, ragam Bahasa Indonesia
dibedakan menjadi:
a. Ragam Dialek, contohnya: “Gue udah baca itu buku.”
b. Ragam Terpelajar, contohnya: “Saya sudah membaca buku itu.”
c. Ragam Resmi, contohnya: “Saya sudah membaca buku itu.”
d. Ragam Tak Resmi: “Saya sudah baca buku itu.”
e. Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Topik Pembicaraan
Terdapat berbagai ragam bahasa yang digunakan dilihat dari topik pembicaraannya.
Topik yang dimaksud meliputi hukum, bisnis, agama, sosial, sains, dan lainnya. Salah satu
ciri dari ragam tersebut adalah ragam ilmiah memiliki beberapa karakteristik seperti:
a. Bahasa Indonesia ragam baku;
b. Penggunaan kalimat efektif;
c. Menghindari makna ganda;
d. Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian kata
dan istilah yang bermakna kiasan;
e. Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga keobjektifan isi tulisan;
f. Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antaralinea.
2.6.2 Ragam Bahasa Baku
Di antara ragam bahasa Indonesia yang dipergunakan pada masyarakat, ada ragam
bahasa Indonesia yang mempunyai nilai komunikasi paling tinggi, yaitu bahasa baku yang
berhubungan dengan kepentingan nasional. Bahasa baku dipakai dalam situasi atau
lingkungan resmi dan pergaulan sopan, seperti:
a. wacana teknis (laporan resmi dan karya tulis ilmiah),
b. upacara resmi (upacara kenegaraan dan upacara hari-hari besar),
c. komunikasi tertulis resmi (surat resmi, perundang-undangan),
d. pembicaraan di depan umum (mengajar, pidato, khotbah, dan ceramah).
Karena fungsi-fungsi itulah, bahasa baku terikat oleh tulisan baku, tata bahasa baku, dan
lafal baku.
Tulisan baku adalah tulisan latin. Itu berarti bahwa semua tulisan yang bersifat resmi
hanya boleh ditulis dalam tulisan latin. Ejaaan baku adalah ejaan yang saat ini berlaku di
Indonesia, yaitu EBI (Ejaan Bahasa Indonesia). Kosa kata baku adalah kosa kata yang tidak
menyalahi bagan proses pembentukan istilah. Tata bahasa baku adalah seperangkat norma
yang dibakukan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (P3B). (Suryaman, 1986)
Kehadiran ragam baku tidak harus mematikan ragam bahasa nonbaku. Dalam
kenyataannya, kedua ragam itu digunakan berdampingan. Bahasa digunakan baik jika
maksud yang diungkapkan dipahami dengan tepat oleh orang yang menerima bahasa tersebut
meskipun tidak memenuhi kaidah ketatabahasaan. Bahasa yang baik adalah bahasa yang
efektif dalam menyampaikan suatu maksud, sedangkan bahasa yang benar adalah bahasa
yang memenuhi kaidah ketatabahasaan meskipun tidak akrab bagi pemakai bahasa.
Ciri-ciri Bahasa Baku
a. Pada predikat kalimat selalu digunakan kata kerja berawalan me-, ber-kecuali
pada kata kerja aus, contoh:
1) Mereka berdemonstrasi dengan penuh semangat.
2) Presiden menyambut kedatangan tamu negara di Bina Graha.
3) Para pengungsi tidur beralaskan tikar.
b. Pada kalimat majemuk selalu digunakan kata sambung, contoh:
1) Petugas itu berkata bahwa ujian hari ini dibatalkan.
2) Sejak mereka datang, seorang pun tidak berbicara.
c. Selalu menggunakan fungsi kata (subjek, predikat, keterangan) secara tepat,
contoh:
1) Orang tuanya di kota ini. (nonbaku)
2) Orang tuanya tinggal di kota ini. (baku)
3) Komandan itu menugaskan anggotanya menjaga pos. (nonbaku)
4) Komandan itu menugasi anggotanya menjaga pos. (baku)
5) Komandan itu menugaskan untuk menjaga pos kepada anggotanya. (baku)
d. Menggunakan bentuk gabungan konstruksi sintaksis secara tepat, contoh:
1) Dia punya gagasan yang realistis. (nonbaku)
2) Gagasannya realistis. (baku)
3) Orang yang memakai kaca mata itu saudara dia. (nonbaku)
4) Orang berkaca mata itu saudaranya. (baku)
e. Tidak menggunakan unsur-unsur leksikal dan gramatikal dari dialek daerah,
contoh:
1) Saya mah pergi minggu lalu. (nonbaku)
2) Saya pergi minggu lalu. (baku)
3) Jangan maen sama dia! (nonbaku)
4) Jangan bermain dengan dia. (baku)
f. Dalam bahasa lisan baku, digunakan lafal baku yang bebas dari ciri-ciri lafal idiolek
atau dialek bahasa daerah, contoh:
lafal baku

 mengapa
 kenapa
 hitam

lafal nonbaku

 item
 siapa
 siapah, siape
g. Dalam bahasa tulis baku digunakan ejaan resmi/baku, contoh:
1) Para pasen menunggu giliran untuk diperiksa. (nonbaku)
2) Para pasien menunggu giliran untuk diperiksa.(baku)
3) Setiap anggauta harus daftar ulang di sekretariat. (nonbaku)
4) Setiap anggota harus mendaftar ulang di sekretariat. (baku)
2.6.3 Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
Bahasa merupakan sarana untuk menyerap dan mengembangkan pengetahuan. Bahasa
merupakan sarana yang dapat mengantarkan suatu bangsa untuk membuka wawasannya
terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang. Bahasa merupakan salah satu
faktor pendukung kemajuan suatu bangsa. Untuk itu, diperlukan bahasa yang mempunyai
nilai komunikatif paling tinggi.
Bahasa yang digunakan dalam aktivitas ilmiah adalah ragam bahasa yang digunakan
oleh para cendekiawan untuk mengomunikasikan ilmu pengetahuan. Dalam buku Bahasa
Indonesia lImiah, Tata Tulis Karya Ilmiah, Latihan yang diterbitkan Seksi Bahasa Indonesia
Departemen Sosioteknologi ITB tahun 2002, tertulis, "Bahasa yang baik dan benar untuk
bahasa ilmiah selayaknya selaras dengan tuntutan imu: logis, lugas, jelas, baku, dan
sistematis. Dengan demikian, secara garis besar, ragam bahasa ilmiah hendaknya mengikuti
ketentuan logis, lugas, jelas, baku, dan runtun."
Pada umumnya, bahasa Indonesia baku sering diartikan sama dengan bahasa
Indonesia ragam ilmiah. Padahal, ragam ilmiah merupakan bagian dari bahasa Indonesia
baku. Ragam Ilmiah bercirikan:
a. baku, kalimat yang menggunakan struktur baku, artinya sesuai dengan standar
ketatabahasaan;
b. logis, gagasan yang disampaikan harus dapat diterima akal;
c. kuantitatif, keterangan yang dikemukakan dapat diukur secara pasti;
d. tepat, gagasan yang disampaikan harus bermakna tunggal;
e. denotasi, kata yang digunakan harus memiliki arti sesungguhnya; tidak melibatkan
perasaan;
f. ringkas, kalimat yang digunakan sesuai dengan gagasan yang akan diungkapkan. Kata
digunakan tidak berlebihan, tetapi padat;
g. runtun, gagasan diungkapkan secara teratur, secara kronologis.
Bahasa yang digunakan dalam aktivitas ilmiah tidak termasuk ke dalam dialek,
Oetorodewo (1999) mengemukakan bahwa laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan
pemakaiannya. Laras ilmiah harus selalu menggunakan ragam standar. Bahasa ilmiah
memiliki ciri harus tepat dan tunggal makna, tidak remang nalar atau mendua makna, harus
secara tepat mendefinisikan setiap istilah, sifat, dan pengertian yang digunakan agar tidak
menimbulkan kerancuan atau keraguan dan harus singkat berlandaskan ekonomi
bahasa.Selain itu, Wibowo (2001) mengemukakan ciri-ciri Bahasa Indonesia. Ragam ini,
yaitu:
a. pemakaian kalimat efektif (Kesepadanan antara strukur gramatik dan alur piker
penulis);
b. pemakaian kata dan istilah yang bermakna lugas (bukan kiasan);
c. menghindari kalimat yang bermakna ambigu (bermakna ganda);
d. menghindari bentuk kalimat yang redundan (berlebih-lebihan);
e. menghindari penonjolan persona (pribadi penulis) dengan maksud menjaga
objektivitas isi tulisan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Kedudukan bahasa Indonesia sangat penting di Indonesia. Karena bahasa Indonesia


merupakan bahasa nasional dan juga bahasa Negara Indonesia. Dimana bahasa Indonesia
menjadi jantung dari bangsa Indonesia yang sudah menjadi keharusan sebagai generasi
penerus bangsa untuk menjaga, melestarikan, dan mengembangkanya.
Bahasa Indonesia juga memiliki fungsi sebagai bahasa nasional yaitu lambing
kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, alat perhubungan bagi bangsa Indonesia,
alat yang memungkinakan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan latar belakang
budaya dan bahasanya masing-masing. Selain itu, fungsi bahasa Indonesia sebagai Bahasa
Negara yaitu sebagai bahasa kenegaraan, bahasa pengantar didunia pendidikan, alat
perhubungan pada tingkat nasional, serta sebagai alat pengembang kebudayaan, ilmu
pengetahuan, dan teknologi.
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan,
serta menurut medium pembicara. Faktor yang menyebabkan terjadinya ragam bahasa karena
adanya budaya, sejarah, ataupun letak geografis. Sehingga menyebabkan muncul berbagai
variasi Bahasa Indonesia.
Jenis ragam bahasa terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu ragam lisan dan tulisan,
ragam bahasa baku,dan ragam bahasa ilmiah. Dimana jenis-jenis ragam bahasa tersebut
digunakan untuk fungsi yang berbeda-beda.

3.2 Saran
Besar harapan kami sebagai penulis semoga tulisan ini bermanfat bagi pembaca.
Karena kurangnya pengetahuan dan referensi, kami sebagai penulis menyadari bahwa
tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan agar tulisan ini dapat disusun menjadi lebih baik
dan sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Yuliawati,Sri Wahyuni dkk.2022 Bahasa Indonesia Untuk Aktivitas Ilmiah. Bandung:Politeknik


Negeri Bandung

http://repository.unib.ac.id/11134/1/29.%20Agung%20Nugroho.pdf (diakses tanggal 6 September


2022)

https://kumparan.com/berita-hari-ini/ragam-bahasa-indonesia-macam-macam-dan-ciri-cirinya-
1v7MYNW3HPU (diakses tanggal 6 September 2022)

https://kbbi.lektur.id/ragam-bahasa (diakses tanggal 6 September 2022)

https://osf.io/qfe6d/download#:~:text=Pengertian%20ragam%20bahasa%20telah%20banyak,situasi
%2C%20dan%20bidang%20pemakaian%20bahasa

Anda mungkin juga menyukai