Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

POLITIK BAHASA NEGARA dan BAHASA NASIONAL

Disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas individu mata kuliah


Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Rio Septora M.Pd

Oleh :

Eranisa Uswatuh Hasanah Sikumbang 16630017

Universitas Muhammadiyah Metro


Fakultas Ekonomi
Progam Studi Akuntansi
2016/2017
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas perkenan-Nya


penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Politik Bahasa
Negara dan Bahasa Nasional. Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas pada mata kuliah Bahasa Indonesia.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini
masih jauh dari apa yang dikatakan sempurna karena keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Walaupun demikian,
penulis berharap bahwa makalah ini dapat diterima dan memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan.
Tidak lupa ucapan terima kasih dan penghargaan penulis berikan
kepada semua pikah yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini,
khususnya kepada Bapak Rio Septora M. Pd. sebagai dosen pengampu
mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membimbing dan memberikan
pengarahan kepada penulis sehingga penulis bisa memahami lebih jauh
mengenai Politik Bahasa Negara dan Bahasa Nasional.
Penulis juga menyampaikan terima kasih serta seiring doa atas
segala amal baik dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memenuhi syarat dan
bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada
umumnya.

Metro, 02 November 2016

E.U.H.S.
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I. PENDAHULUANA
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II. PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring berkembangnya arus politik di negara Indonesia ini,
maka bahasa Indonesia pun menjadi alat utama dalam
menyampaikan ide-ide politik para politikus. Bahasa Indonesia
sebagai jembatan aspirasi dalam mewarnai perpolitikan tentunya
hal ini membawa bahasa Indonesia dalam bentuk bahasa politik.
Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi sebuah persinggungan
dalam menjaga perdamaian negara. Bagasa politik merupakan
bahasa penentu kestabilan keamanan negara ketika pelaku politik
melakukan suatu testimoni kebijakan.
Sebagaimana telah dirumuskan dalam politik bahasa,
Bahasa Indonesia memiliki dua kedudukan yakni sebagai Bahasa
Nasional dan Bahasa Negara. Kita tahu bahwa bahasa sebagai alat
komunikasi manusia, baik secara lisan maupun tertulis. Ini adalah
fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan
nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-
hari, yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status, bahasa
tidak dapat ditinggalkan. Ia selalu mengikuti kehidupan manusia
sehari-hari, baik sebagai manusia anggota suku maupun anggota
bahasa.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu
1. Apa yang dimaksud Politik Bahasa Indonesia ?
2. Bagaimana Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa
Nasional dan Bahasa Negara ?
3. Bagaimana Fungsi Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai
Bahasa Nasional ?
4. Bagaimana Fungsi Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai
Bahasa Negara?
5. Bagaimana Cara Menyikapi dan Menyadari Pentingnya
Berbahasa Indonesia ?

1.3 Tujuan
Tujuan penulis membuatan makalah ini, yaitu :
1. Untuk Mengetahui Arti dari Politik Bahasa Indonesia.
2. Untuk Mengetahui Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai
Bahasa Nasional dan Bahasa Negara.
3. Untuk Mengetahui Fungsi Kedudukan Bahasa Indonesia
sebagai Bahasa Nasional
4. Untuk Mengetahui Fungsi Kedudukan Bahasa Indonesia
sebagai Bahasa Negara
5. Untuk Mengetahui Cara Menyikapi dan Menyadari Pentingnya
Berbahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Politik Bahasa

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Politik Bahasa


Nasional adalah kebijakan nasional yang berisi perencanaan,
pengarahan dan ketentuan yang dapat dipakai sebagai dasar
pengelolaan keseluruhan masalah bahasa. Politik bahasa
nasional adalah kebijakan dibidang kebahasaan dan kesastraan
yaitu kebijakan yang meliputi bahasa nasional, bahasa daerah, dan
penggunaan bahasa asing. Dalam penggunaan politik bahasa
tidaklah sembarang melainkan memiliki beberapa tujuan,
diantaranya :
1. Perencanaan dan perumusan kerangka dasar kebijaksanaan di
dalam kebahasaan.
2. Perumusan dan penyusunan ketentuan-ketentuan dan gari-garis
kebijakan umum mengenai penelitian, pengembangan,
pembakuan, dan pengajaran bahasa termasuk sastra.
3. Penyusunan rencana pengembangan kebijaksaan nasional.

Selain tujuan politik bahasa juga ada beberapa hal yang


perlu diperhatikan yaitu bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh
seluruh bangsa Indonesia yang memiliki keanekaragaman bahasa,
adat istiadat, kebudayaan, pendidikan, bahkan kepentingannya;
bahwa bahasa Indonesia mengenal bahasa lisan dan tulisan, dan
kedua bentuk bahasa itu umumnya berbeda. Bahasa lisan di
daerah-daerah memiliki corak sendiri-sendiri karena pengaruh
penggunaan bahsa setempat atau pengaruh antar individu dilihat
dari segi sosialnya atau adat istiadat; bahwa pemerkayaan bahasa
Indonesia oleh bahasa daerah dan bahasa asing telah menyerap
beberapa unsure fonologi, morfologi, sintaksis, serta kosa kata
yang tak sedikit jumlahnya; bahwa bahasa Indonesia perlu
diperkaya dengan berbagai istilah agar dapat mengikuti laju
perkembangan ilmu dan teknologi modern.

2.2 Kedudukan Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia merupakan ilmu pengetahuan umum yang
harus dipelajari di Indonesia dari mulai pendidikan terendah, hingga
di perguruan tinggi. Landasan utama diadakannya mata kuliah
bahasa Indonesia sampai di perguruan tinggi, yaitu karena bahasa
Indonesia memiliki dua kedudukan dengan fungsi kedudukan
masing-masing yang berbeda-beda, diantaranya :

A. Kedudukan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional

Janganlah sekali-kali disangka bahwa berhasilnya bangsa


Indonesia mempunyai bahasa Indonesia ini bagaikan anak kecil
yang menemukan kelereng ditengah jalan. Kehadiran bahasa
Indonesia mengikuti perjalanan sejarah yang panjang.Perjalanan
itu dimulai sebelum kolonial masuk ke bumi Nusantara, dengan
bukti-bukti prastasti yang ada, misalnya yang didapatkan di bukit
Talang Tuwo dan Karang Brahi serta batu nisan di Aceh.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional ditetapkan
melalui Ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang
berbunyi sebagai berikut :
Kami poetera dan poeteri Indonesia
Mengakoe bertoempah darah satoe,
Tanah Air Indonesia.
Mengakoe berbangsa satoe,
Bangsa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
Mendjoendjoeng bahasa persatoean,
Bahasa Indonesia.

Dari ketiga butir diatas yang paling menjadi perhatian


pengamat sosiolog adalah butir ketiga. Butir ketiga itulah yang
dianggap sesuatu yang luar biasa.Dikatakan demikian, sebab
negara-negara lain, khususnya negara tetangga kita, mencoba
untuk membuat hal yang sama selalu mengalami kegagalan yang
diikuti bentrokan sana-sini. Oleh pemuda kita, kejadian itu
dilakukan tanpa hambatan sedikit pun, sebab semuanya telah
mempunyai kebulatan tekad yang sama. Kita patut bersyukur
kepada mereka.
Kita tahu bahwa saat itu, sebelum tercetusnya Sumpah
Pemuda, bahasa Melayu dipakai sebagai lingua franca diseluruh
kawasan tanah air kita. Hal itu sudah terjadi berabad-abad
sebelumnya. Dengan adanya kondisi yang semacam itu,
masyarakat kita sama sekali tidak merasa bahwa bahasa
daerahnya disaingi. Dibalik itu, mereka telah menyadari bahwa
bahasa daerahnya tidak mungkin dapat dipakai sebagai alat
perhubungan antar suku, sebab yang diajak komunikasi juga
mempunyai bahasa daerahnya tersendiri. Adanya bahasa Melayu
yang dipakai sebagai lingua franca ini pun tidak akan mengurangi
fungsi bahasa daerah. Bahasa daerah tetap dipakai dalam situasi
kedaerahan dan tetap berkembang.
Apakah ada bedanya bahasa Melayu pada tanggal 27
Oktober 1928 dan bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober
1928 ? Perbedaan wujud, baik struktur, sistem, maupun kosakata
jelas tidak ada. Jadi, kerangkanya sama, yang berbeda adalah
semangat dan jiwa barunya. Sebelum Sumpah Pemuda,
semangat dan jiwa bahasa Melayu masih bersifat kedaerahan
atau Jiwa Melayu. Akan tetapi, setelah Sumpah Pemuda
semangat dan jiwa bahasa Melayu sudah bersifat nasional atau
jiwa Indonesia. Pada saat itulah, bahasa Melayu yang berjiwa
semangat baru diganti dengan nama Bahasa Indonesia.
(Muslich, 2010 : 26)

B. Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat


penting, seperti tercantum dalam Ikrar ketiga Sumpah Pemuda
1928 yang berbunyi Kami poetera dan poeteri Indonesia
mendjoendjoend bahasa persatoean, bahasa Indonesia. Selain itu,
didalam Undang-Undang Dasar 1945 tercantum pada pasal
Khusus (Bab XV pasal 38) mengenai kedudukan bahasa Indonesia
yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia.
Dengan kata lain ada dua macam kedudukan bahasa Indonesia.
Pertama, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa
nasional sesuai dengan Sumpah Pemuda 1928; Kedua, bahasa
Indonesia beredudukan sebagai bahasan Negara sesuai dengan
Undang-Undang Dasar 1945. (Zainal, 2009:12)
Bahasa Indonesia memiliki fungsi dalam kedudukannya
sebagai bahasa negara, yaitu :
1. Bahasa resmi kenegaraan
2. Bahasa pengatur di dunia pendidikan
3. Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan
4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan
teknologi.

2.3 Fungsi Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa menjelaskan


Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang
diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975
antara lain menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai
bahasa Nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
1. Lambang kebanggaan nasional
Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia
memancarkan nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia.
Dengan kluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita
harus mempertahankannya.
2. Lambang identitas nasional
3. Alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan
antarbudaya
4. Alat yang memungkinkan penyatuan dari berbagai suku
bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan budaya
masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai