Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH POLITIK BAHASA NASIONAL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Sorta Lumbantoruan, M.Pd.

Disusun oleh Kelompok 7 :

Dian Selly / 17 01 059


Gelora Simarmata / 17 01 074
Salomo Pandiangan / 17 01 103
Susi Putri Magdalena Hutagalung / 17 01 104
David Andreas Simanjuntak / 18 01 012

POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Politik Bahasa Nasional” ini.
Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai
pihak, kami telah berusaha untuk dapat memberikan hasil yang terbaik dan sesuai
dengan harapan. Walaupun dalam pembuatannya kami mendapatkan beberapa kesulitan
karena faktor keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang kami miliki.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Sorta Lumbantoruan, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa
Indonesia. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan semua yang telah
memberikan dukungan dan dorongan kepada kami dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk memperbaiki
dan menyempurnakan tugas yang akan datang. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
rekan-rekan dan semua pihak yang berkepentingan.

Medan, Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3. Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
2.1. Politik Bahasa Nasional..................................................................................3
2.2. Fungsi dan Kedudukan Bahasa Nasional.......................................................3
2.3. Bahasa Daerah................................................................................................5
2.4. Bahasa Asing..................................................................................................6
BAB III PENUTUP.......................................................................................................9
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................9
3.2. Saran...............................................................................................................9
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dalam perkembangannya, Indonesia diperkaya dengan bahasa daerah
yang tersebar diseluruh nusantara. Sehingga terdapat hubungan saling mengisi
dengan bahasa daerah. Awal penciptaan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa
Indonesia yaitu pada tanggal 28 Oktober 1928 yang bermula dari Sumpah
Pemuda, yang salah satu dari ketiga butir Sumpah Pemuda tersebut menyatakan
“Kami poetra poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa
Indonesia”. Sejak saat itu, bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan yang
memperlihatkan ciri-cirinya sebagai alat komunikasi yang mutlak diperlukan
oleh bangsa Indonesia.
Akan tetapi, di era globalisasi ini, banyak sekali budaya asing yang
masuk ke Indonesia, termasuk bahasa asing. Sehingga, sudah bukan hal yang
langka ketika Bahasa Indonesia digabung dengan bahasa asing. Terutama
dikalangan remaja, banyak kata-kata baru yang sering disebut dengan ‘bahasa
gaul’. Hal ini dapat berpengaruh buruk terhadap penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan politik bahasa nasional?
2. Mengapa kita harus mempelajari bahasa Indonesia?
3. Bagaimana kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa
negara?
4. Bagaimana cara menyikapi dan menyadari pentingnya berbahasa Indonesia?
5. Bagaimana cara menyikapi keberadaan bahasa daerah dan bahasa asing?

1
1.3. Tujuan
Selain untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia,
makalah ini juga memiliki tujuan lain yang ditujukan kepada pembaca
khususnya bangsa Indonesia, yaitu:
1. Menjelaskan sejarah lahirnya bahasa Indonesia.
2. Menjelaskan mengenai perkembangan bahasa Indonesia.
3. Menjelaskan kedudukan bahasa Indonesia beserta fungsinya.
4. Mengajak bangsa Indonesia untuk lebih peduli dan cinta terhadap bahasa
Indonesia.
5. Mengetahui kedudukan bahasa daerah dan bahasa asing.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Politik Bahasa Nasional


Bahasa Indonesia merupakan ilmu pengetahuan umum yang harus
dipelajari di Indonesia dari mulai pendidikan terendah, hingga di perguruan
tinggi. Landasan utama diadakannya mata kuliah bahasa Indonesia sampai di
perguruan tinggi, yaitu karena bahasa Indonesia memiliki dua kedudukan
dengan fungsi kedudukan masing-masing yang berbeda-beda.
Politik Bahasa Nasional yaitu kebijaksanaan nasional yang berisi
perencanaan, pengarahan, dan ketentuan-ketentuan yang dapat dipakai sebagai
dasar bagi pemecahan keseluruhan masalah bahasa. Politik bahasa nasional
adalah kebijakan di bidang kebahasaan dan kesastraan secara nasional, yaitu
kebijakan yang meliputi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan penggunaan
bahasa asing.
Dari tiga butir Sumpah Pemuda 1928 menyatakan, yang pertama “Kami
poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa
Indonesia”. Kedua adalah Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36, yang
menyatakan bahasa negara adalah bahasa Indonesia.
Kongres Bahasa Indonesia 1954, di Medan, yang mengakui bahwa
bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu, dan bahwa di
dalam pertumbuhan dan perkembangannya itu bahasa Indonesia telah diperkaya
oleh bahasa-bahasa lain, terutama bahasa-bahasa daerah.

2.2. Fungsi dan Kedudukan Bahasa Nasional


Bahasa Indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa nasional dan
sebagai bahasa negara. Fungsi dari kedudukan sebagai bahasa nasional tersebut
adalah: (1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang identitas nasional, (3)
alat perhubungan atau komunikasi antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya,
dan (4) alat yang memungkinkan penyatuan dari berbagai suku bangsa dengan
latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing.

3
Fungsi pertama mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari
rasa kebanggaan kita. Bermula dari kebanggaan itulah, kita akan mencintai
bahasa Indonesia dengan cara memelihara dan mengembangkannya. Selain itu,
rasa bangga dalam menggunakan bahasa Indonesia harus kita tingkatkan.
Fungsi kedua mengindikasikan bahwa bahasa Indonesia harus diakui
menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia. jadi,
seandainya ada orang yang tidak menghargai lambang bangsa Indonesia ini,
sedikitnya kita akan tersinggung dan rasa hormat terhadap orang tersebut akan
hilang. Karena itu, bahasa Indonesia dapat menunjukkan identitasnya apabila
kita sebagai masyarakat Indonesia membina dan mengembangkan bahasa
Indonesia di bidang-bidang yang sesuai dengan keahlian kita masing-masing.
Fungsi ketiga memberikan kewenangan kepada kita untuk
berkomunikasi dengan warga Indonesia lainnya, dari berbagai daerah,
menggunakan bahasa Indonesia. Karena, jika antara komunikator dan
komunikan mengerti dengan bahasa yang digunakan, akan menghindari
terjadinya kesalahpahaman dalam berkomunikasi.
Fungsi keempat mengajak kita bersyukur kepada Tuhan karena kita telah
memiliki bahasa nasional yang lahir dari bumi kita sendiri sehingga kita dapat
saling mengenal dan bersatu antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya.
Sedangkan fungi Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa
Negara memiliki empat fungsi. Keempat fungsi bahasa negara adalah: (1)
bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengatur di dunia pendidikan, (3) alat
perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan, dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan, dan teknologi.
Fungsi pertama, bahasa Indonesia wajib digunakan di dalam upacara dan
kegiatan kenegaraan, baik lisan maupun tulisan. Begitu juga dalam penulisan
dokumen-dokumen negara. Hal itu juga berlaku pada pidato kenegaraan.
Fungsi kedua mengharuskan lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia
menggunakan pengantar bahasa Indonesia dan dari mulai pendidikan di Taman
Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah

4
Atas, bahkan sampai perguruan tinggi pun, mau tak mau pengantarnya
menggunakan bahasa Indonesia. Sesuai dengan Undang-Undang RI No. 20
Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, Pasal 37 Ayat 2 mewajibkan
perguruan tinggi menyelenggarakan beberapa mata kuliah pengembangan
kepribadian. Dan salah satu dari mata kuliah tersebut adalah Bahasa Indonesia.
Fungsi ketiga mengajak kita menggunakan bahasa Indonesia untuk
membantu kelancaran pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang. Dalam
hal ini kita berusaha menjelaskan sesuatu, baik secara lisan maupun tulisan,
menggunakan bahasa Indonesia, agar dapat dengan mudah memahami dan
melaksanakan kegiatan pembangunan.
Fungsi keempat mengingatkan kita untuk bergelut dalam dunia ilmu.
Ilmu yang kita miliki akan jauh lebih berguna apabila kita dapat
menyebarkannya pada orang lain di sekitar kita. Ilmu yang disampaikan akan
lebih efektif dan efisien dalam penerimaannya jika menggunakan bahasa
Indonesia.
Variasi pemakaian bahasa Indonesia pun merupakan landasan pemikiran
diadakannya mata kuliah bahasa Indonesia sampai di perguruan tinggi. Kita
dapat mengetahui perbedaan pemakaian bahasa Indonesia tatkala kita membaca
koran nasional dan koran daerah, misalnya. Perbedaan itu juga dapat dibuktikan
ketika kita pergi ke daerah lain, baik pilihan kata maupun intonasi, atau bahkan
kalimatnya. Begitu pula dengan kita pergi ke pasar lalu ke kantor atau ke
kampus, kita akan segera tahu adanya perbedaan pemakaian bahasa Indonesia.
Contoh yang paling mudah untuk melihat perbedaan pemakaian itu adalah
bahasa dalam SMS atau chatting dan bahasa dalam makalah. Bahasa SMS tidak
memerlukan aturan baku, bahkan bisa menggunakan kata-kata sesuai dengan
keinginan kita. Sedangkan, makalah penuh dengan aturan yang harus kita taati.

2.3. Bahasa Daerah


Selain mengatur masalah bahasa nasional, politik bahasa nasional juga
berfungsi sebagai sumber dasar dan pengarahan bagi pengolahan masalah
bahasa-bahasa daerah yang berjumlah ratusan.

5
Penjelasan UUD 1945 yang berhubungan dengan Bab XV, Pasal 36,
menyatakan bahwa bahasa-bahasa daerah yang masih dipakai sebagai alat
komunikasi atau alat perhubungan yang hidup dan dibina oleh masyarakat
pemakainya adalah dihargai dan dipelihara oleh Negara karena bahasa daerah itu
adalah bagian daripada kebudayaan bangsa Indonesia yang hidup. Disamping itu
masalah bahasa daerah dan hubungannya dengan Bahasa Indonesia sudah
banyak dibahas didalam mengakui adanya peranan besar yang dimainkan oleh
bahasa daerah tersebut.
Didalam perumusan masalah mengenai fungsi dan kedudukan bahasa-
bahasa daerah, politik bahasa nasional perlu memperhitungkan bahwa:
a. Kelangsungan hidup dan pembinaan bahasa-bahasa daerah yang terus
dipelihara oleh masyarakat pemakainya dan merupakan bagian daripada
kebudayaan Indonesia yang hidup dijamin oleh UUD 1945.
b. Bahasa-bahasa daerah adalah lambing nilai sosial budaya yang
mencerminkan dan terkait pada kebudayaan yang hidup di kalangan
masyarakat pemakainya.
c. Bahasa-bahasa daerah adalah kekayaan budaya yang dapat dimanfaatkan
bukan saja untuk kepentingan pengembangan dan pembakuan bahasa
nasional kita tetapi juga untuk kepentingan pembinaan dan pengembangan
bahasa-bahasa daerah itu sendiri dan oleh karena itu perlu dipelihara.

2.4. Bahasa Asing


Penggunaan dan pengajaran bahasa asing bertujuan untuk pemanfaatan
ilmu teknologi dalam menyikapi persaingan bebas pada era globalisasi. Selain
itu, keberadaan bahasa asing juga sebagai alat komunikasi bangsa Indonesia
terhadap bangsa lain yang pada umumnya digunakan untuk studi banding,
berkaitan dengan pekerjaan ataupun sebagai sarana untuk mencari teman.
Bahasa asing yang digunakan hampir seluruh masyarakat dunia adalah bahasa
Inggris. Oleh karena itu, setiap orang berlomba-lomba untuk mempelajari dan
menguasai bahasa Inggris agar dapat pergi ke negara lain tanpa khawatir tidak
dapat berkomunikasi.

6
Politik bahasa nasional memberikan bobot kekuatan terhadap bahasa
Indonesia dibandingkan dengan bahasa daerah atau bahasa asing. Salah satu
fungsi politik bahasa nasional yaitu memberikan dasar dan pengarahan bagi
perencanaan dan pengembangan bahasa nasional sehingga dapat memberikan
jawaban tentang fungsi dan kedudukan bahasa (nasional) dibandingkan dengan
bahasa-bahasa lain. Kita ketahui bahwa bahasa Indonesia memiliki posisi
penting dalam hubungannya dengan bahasa lain. Kita dituntut untuk memiliki
perencanaan matang dan terarah dalam menghadapi perubahan dan
perkembangan kebudayaan. Itulah yang dinamakan kemantapan dinamis.
Pada pihak lain, banyak di antara kita yang kurang atau bahkan tidak
memerhatikan posisi bahasa Indonesia. dengan berbagai alasan, mereka banyak
menyelipkan kata—bahkan kalimat—berbahasa asing, baik secara lisan maupun
secara tertulis tanpa memerhatikan sasaran yang dituju. Misalnya, kita lihat
orang-orang di sekitar kita, atau saat kita berjalan-jalan ke suatu toko, banyak di
antara mereka menggunakan bahasa asing (baca:Inggris!). padahal kita atau
orang-orang yang berkunjung ke toko tersebut tidak mengerti bahasa Inggris.
Alasan mereka berkisar pada hal-hal yang sebenarnya tidak tepat
dijadikan alasan. Misalnya, bahasa Indonesia kaku, di dalam bahasa Indonesia
kata asing itu tidak ada, atau bahasa Indonesia tidak menarik minat calon
pembeli. Singkatnya, bahasa Indonesia tidak bergengsi tinggi.
Jika kita telusuri, yang kaku bukan bahasa Indonesia, melainkan kita
sebagai pemakainya. Bahasa Indonesia memiliki imbuhan untuk pengaya kata.
Jadi, jika belum ada kata yang tepat, kita cari di kamus, kita ikuti prosedur
pembentukan kata atau istilah baru. Jika bahasa Indonesia kurang bergengsi,
kitalah yang bertanggung jawab menaikkan gengsinya karena kita pemilik
sekaligus pemakainya.
Pemakaian kata atau istilah asing tampaknya dipandang sebagai
peningkat gengsi sosial. Padahal kalau kita sadari bersama secara kompak,
bahasa Indonesia pun bisa dipakai untuk menaikkan gengsi sosial. Misalnya,
ketika kita masuk ke sebuah pusat perbelanjaan yang megah dan di sana kita
lihat label-label barang dan nama-nama sudut toko memakai bahasa Indonesia,

7
secara psikologis gengsi kita tetap sebagai orang “kotaan”, orang “modern”.
Yang menurunkan atau menaikkan gengsi sosial kita dalam hal ini mungkin saja
pakaian dan cara kita berpakaian atau juga perilaku kita secara menyeluruh.

8
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Bahasa Indonesia masih harus dipelajari di perguruan tinggi disebabkan
oleh empat faktor yang harus kita perhatikan. Keempat faktor tersebut adalah (1)
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa
negara, (2) variasi pemakaian bahasa Indonesia, (3) perkembangan bahasa
Indonesia, dan (4) sikap dan kesadaran akan berbahasa Indonesia.

3.2. Saran
Sebaiknya dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar perlu
dipelajari dan dipahami kembali. Karena, di era globalisasi ini, kita sering
mengucapkan dan menulis bahasa Indonesia yang salah dan sering mencampur
bahasa Indonesia dengan bahasa asing terutama kalangan anak muda. Maka dari
itu, mempelajari dan memahami bahasa Indonesia penting bagi kita selaku
bangsa Indonesia. Selain di pusat pendidikan, banyak sumber dan referensi lain
yang dapat kita baca untuk memperoleh ilmu mengenai bahasa Indonesia yang
baik dan benar.

9
DAFTAR PUSTAKA

Budi Sastrio, Tri. 2012. Bahasa Politik dalam Politik Bahasa. Dari
http:bahasa.kompasiana.com. Diakses pada 26 Februari 2020.
Halim, Amran. 1984. Politik bahasa indonesi. Jakarta : PN Balai Pustaka.
Indrawan, Jerry. 2010. Politik Bahasa Nasional dalam Rangka Pengembangan Bahasa
Indonesia. Dari http:jurnal-politik.co.cc. Diakses pada tanggal 26 Februari 2020.
Mawardi. 2008. .Politik Bahasa Totalitarianisme. Dari http:gagasanhukum.wordpress.com.
Diakses pada tanggal 26 Februari 2020.
Nasution, Dongan. Makalah Bahasa Indonesia. Dari http:ml.scribd.com. Diakses pada
26 Februari 2020.
Suganda, Dadang. 2014. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Ilmiah. Bandung :
Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran.
Sugono, Dendy. 2008. Politik Bahasa Nasional dalam Era Otonomi Daerah. Dari
http://www.rajaalihaji.com. Diakses pada 26 Februari 2020.

10

Anda mungkin juga menyukai