Anda di halaman 1dari 36

AFIKSASI (PEMBENTUKAN VERBA)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Morfologi

Dosen Pengampu: Drs. Mustamil, M.Pd.

Oleh :

1. Cipta Kristiyanto Putra


2. Sonu Lihana

(Kelas 3B)

PROGAM STUDI

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

STKIP NU INDRAMAYU

2020M/1442H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa


melimpahkan rahmat dan ridho-Nya, tidak lupa juga kami curahkan sholawat serta
salam kepada Rasul kami Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, semoga kita semua
mendapatkan syafaatnya di akherat kelak.

makalah ini berisi uraian materi tentang mata kuliah morfologi tentang afiksasi
(pembentukan verba), yang menjelaskan tentang pembentukan nomina dan ajektiva.

Sebelumnya kami ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan yang telah


membantu dalam penyusunan makalah ini, sehingga dapat tersusun dengan semestinya,
tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
morfologi.

Sebelumya kami mohon maaf atas kehadiran makalah ini, jikalau dalam
penulisannya kurang baik. Semoga kedepannya kami bisa memperbaiki penulisan
makalah.

Indramayu, November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................... i

Daftar Isi .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penyusunan .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Afiksasi ........................................................................................ 3

B. Afiks-Afiks Pembentuk Verba ...................................................................... 3

C. Verba Berprefiks ber- .................................................................................... 4

D. Verba Berkonfiks dan Berklofiks ber-an ....................................................... 8

E. Verba Berklofiks ber-kan .............................................................................. 10

F. Verba Bersufiks –kan .................................................................................... 10

G. Verba Bersufiks –i ......................................................................................... 13

H. Verba Berprefiks per- .................................................................................... 15

I. Verba Berkonfiks per-kan ............................................................................. 16

J. Verba Berkonfiks per-i .................................................................................. 17

K. Verba Berprefiks me- .................................................................................... 18

L. Verba Berprefiks di- ...................................................................................... 25

M. Verba Berprefiks ter- ..................................................................................... 25

ii
iii

N. Verba Berprefiks ke- ..................................................................................... 27

O. Verba Berkonfiks ke-an ................................................................................. 28

BAB III PENUTUP

Simpulan .................................................................................................................... 30
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebelum kita membahas apa itu afiksasi, kita harus tahu dulu apa itu afiks?
Afiks adalah morfem terikat yang dilekatkan pada morfem dasar atau akar.
Pembahasan mengenai afiks dapat ditemukan dalam setiap buku linguistik umum
dan morfologi. Namun demikian, pembahasan pada buku-buku tersebut masih
bersifat kurang menyeluruh dan berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan oleh
terbatasnya jenis afiks dari bahasa yang dianalisis atau belum adanya analisis yang
lebih mendalam mengenai afiks.

Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik berupa
satuan tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata. Afiksasi adalah salah
satu dari 3 proses morfologik, yang terdiri atas afiksasi, Reduplikasi, dan Proses
Pemajemukkan.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang sudah dipaparkan, maka rumusan masalah yang
akan dibahas pada makalah ini yaitu sebagai berikut.

1. Apa yang dimaksud dengan afiksasi?

2. Apa saja afiks-afiks pembentukkan verba?

C. Tujuan Penulisan

Dari beberapa rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penulisan


makalah ini yaitu sebagai berikut.

1. Dapat mengetahui apa pengertian afiksasi.

1
2

2. Dapat mengetahui afiks-afiks pembentukan verba.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Afiksasi

Adapun beberapa pengertian afiksasi menurut pendapat para ahli, antara lain :

1. Kridalaksana (2009; 28-31) menyebutkan bahwa afiksasi adalah proses yang


mengubah leksem menjadi kata kompleks. Kridalaksana (1989:31-83)
mendeskripsikan afiksasi sebagai proses atau hasil penambahan afiks pada
dasar.

2. Richard (dalam Putrayasa; 2008;5) mengatakan bahwa afiksasi atau


pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks
(imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks.

3. Ramlan (1987:49) menyebut proses afiksasi sebagai proses pembubuhan afiks.


Menurutnya, suatu satuan yang dilekati afiks disebut bentuk dasar.

4. Afiksasi menurut Samsuri (1985: 190), adalah penggabungan akar kata atau
pokok dengan afiks.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa afiksasi


adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada
bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata
baru dengan arti yang berbeda.

B. Afiks-afiks Pembentuk Verba

Afiks-afiks pembentuk verba adalah sebagai berikut.

1. Prefix ber-

2. Konfiks dan klofiks ber-an

3. Klofiks ber-kan

3
4

4. Sufiks –kan

5. Sufiks –i

6. Prefiks per-

7. Konfiks per-kan

8. Konfiks per-i

9. Prefiks me-

10. Prefiks di-

11. Prefiks ter-

12. Prefiks ke-

13. Konfiks ke-an

C. Verba Berprefiks ber-

Bentuk dasar dalam pembentukan verba dengan prefiks ber- dapat berupa:

1. Morfem dasar terikat, seperti terdapat pada kata bertempur, berkelahi,


berjuang, bertikai, dan berhenti. Bentuk dasarnya yaitu: tempur, kelahi, juang,
tikai, dan henti.

2. Morfem dasar bebas, seperti terdapat pada kata berladang, beternak, bekerja,
bernyanyi, dan bergaya. Bentuk dasarnya: ladang, ternak, kerja, nyanyi, dan
gaya.

3. Bentuk turunan berafiks, seperti terdapat pada kata berpakaian (bentuk


dasarnya pakaian), beraturan (bentuk dasarnya aturan) berkekuatan (bentuk
dasarnya kekuatan), berkebangsaan (bentuk dasarnya kebangsaan),
berpenghasilan (bentuk dasarnya penghasilan) dan berpendapatan (bentuk
5

dasarnya pendapatan). Jadi, di sini prefiks ber- diimbuhkan pada dasar yang
terlebih dahulu sudah diberi afiks lain.

4. Bentuk turunan reduplikasi, seperti terdapat pada kata berlari-lari (bentuk dasar
lari-lari), berkeluh-kesah (bentuk dasar keluh-kesah), dan berilmu pengetahuan
(bentuk dasar ilmu-pengetahuan).Bentuk turunan hasil komposisi, seperti
terdapat pada kata berjual beli (bentuk dasar jual beli), bertemu muka (bentuk
dasar temu muka), dan bergunung api (bentuk dasar gunung api).

1. Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘memakai’ atau


‘mengenakan’

Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen makna (+ benda), (+


memiliki), dan atau (+ bagian). Simak contoh berikut:

 berayah ‘mempunyai ayah’.

 bermesin ‘ada mesinnya’.

 berkewajiban ‘mempunyai kewajiban’.

2. Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘memakai’ atau


‘mengenakan’

Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen makna (+ pakaian)


atau (+ pehiasan). Simak contoh berikut:

 berkebaya ‘memakai kebaya’.

 berjilbab ‘memakai jilbab’.

 berpita ‘memakai pita’.

3. Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘mengendarai’,


’menumpang’, atau ‘naik
6

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+kendaraan).


Simak contoh berikut:

 bersepeda ‘mengendarai sepeda’.

 berkuda ‘naik kuda’.

 berkereta ‘menumpang kereta’.

4. Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘berisi’ atau


‘mengandung’

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ benda), (+


dalaman), atau (+ kandungan). Simak contoh berikut:

 beracun ‘mengandung racun’.

 berkuman ‘mengandung kuman’.

 berair ‘berisi air’.

5. Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘mengeluarkan’ atau


‘menghasilkan’

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+benda), (+


hasil), atau (+ keluar). Perhatika contoh berikut:

 berproduksi ‘menghasilkan produksi’.

 bertelur ‘mengeluarkan telur’.

 berdarah ‘mengeluarkan darah’.

6. Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘mengusahakan’ atau


‘mengupayakan’

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ bidang


usaha). Perhatikan contoh:
7

 berladang ‘mengusahakan ladang’.

 berternak ‘mengusahakan ternak’.

 bersawah ‘mengerjakan sawah’.

7. Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘melakukan kegiatan’

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ benda) dan (+


kegiatan). Simak contoh berikut:

 berdebat ‘melakukan debat’.

 bersenam ‘melakukan senam’.

 berkreasi ‘melakukan rekreasi’.

8. Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘mengalami’ atau


‘berada dalam keadaan’

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ perasaan


batin). Simak contoh berikut:

 bergembira ‘dalam keadaan gembira’.

 berduka cita ‘dalam keadaan duka cita’.

 bersedih ‘dalam keadaan sedih’.

9. Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘menyebut’ atau


‘menyapa’

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ kerabat) dan


(+ sapaan). Simak contoh berikut:

 berabang ‘memanggil abang’.

 berkakak ‘menyebut kakak’.


8

 bertuan ‘memanggil tuan’.

10. Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘kumpulan’ atau


‘kelompok’

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ jumlah) atau


(+ hitungan). Contoh:

 berdua ‘kumpulan dari dua (orang).

 bertiga ‘kumpulan dari tiga (orang).

 berempat ‘kumpulan dari empat (orang).

11. Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘memberi’

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ benda) dan (+


berian). Simak contoh berikut:

 bersedekah ‘memberi sedekah’.

 berderma ‘memberi derma’.

 berkhotbah ‘memberi khotbah’.

D. Verba Berkonfiks dan Berklofiks Ber-an

Verba berbentuk ber-an seperti pada kata bermunculan dan berpakaian


memiliki dua macam proses pembentukan. Pertama, yang berupa konfiks, artinya
prefiks ber- dan sufiks -an itu diimbuhkan secara bersamaan sekaligus dalam
bentuk dasar. Kedua, berupa klofiks artinya prefiks ber- dan sufiks –an itu di
imbuhkan secara bersamaan pada sebuah dasar. Dalam hal ini pada bentuk dasar
mula-mula diimbuhkan sufiks –an baru kemudian diimbuhkan lagi prefiks ber-.
Contoh: bermunculan, berpakaian.
9

1. Verba berkonfiks ber-an memiliki makna gramatikal ‘banyak’ serta


‘tidak teratur’

Apabila memiliki komponen makna(+ tindakan), (+ sasaran) dan (+


gerak). Misalnya:

 berlarian ‘banyak yang berlari dan tidak beratur’.

 bermunculan ‘banyak yang bermuncul dan tidak beratur’.

 Berlompatan ‘banyak yang melompat dan tidak beraturan’.

2. Verba berkonfiks ber-an memiliki makna gramatikal ‘saling’ atau


‘berbalasan’

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan), (-


sasaran) dan (+ gerak).Misalnya:

 bermusuhan ‘saling memusuhi’.

 bertangisan ‘saling menangisi’.

 bersentuhan ‘saling bersentuhan’.

3. Verba berkonfiks ber-an memiliki makna gramatikal ‘saling berada di’

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ benda), (+


letak) dan (+ tempat). Misalnya:

 bersebelahan ‘saling berada di sebelah’.

 berseberangan ‘saling berada di seberang’.

 Berhadapan ‘saling berada di hadapan’


10

E. Verba Berklofiks ber-kan

Verba berklofiks ber-kan di bentuk dengan proses , mula-mula pada


bentuk dasar diimbuhkan prefiks ber-, lalu diimbuhkan pula sufiks -kan. Misalnya,
mula-mula pada dasar senjata diimbuhkan prefiks ber- menjadi bersenjata, lalu
bersenjata diimbuhkan pula sufiks -kan sehingga manjadi bersenjatakan.

Prefiks ber- dan sufiks –kan pada verba ber-kan memiliki maknanya asing-
masing, di mana prefiks ber- memiliki makna gramatikal seperti pada subbab C,
sedangkan sufiks –kan memiliki makna gramatikal ‘akan’. Perhatikan beberapa
contoh berikut:

 Bersenajatakan ‘menggunakan senjata akan (clurit)’.

 Berisikan ‘mempunyai isi akan (air)’.

 Berdasarkan ‘menggunakan dasar akan (pancasila)’

F. Verba Bersufiks -kan

Dalam prosesnya, surfiks –kan, bila diimbuhkanpada dasar yang memiliki


komponen makna (+ tindakan) dan (+ sasaran) akan membentuk verba bitransitif,
yaitu verba yang berobjek dua. Bila diimbuhkan pada dasar yang lain, surfiks -kan
akan membentuk pangkal (stem) yang menjadi dasar dalam pembentukan verba
inflektif.

Verba bersurfiks -kan digunakan dalam:

1) Kalimat imperative. Contoh:

 Lemparkan bola itu ke sini!

 Tuliskan namamu di sini!

 Gunakan bahasa indonesia yang baik dan benar!


11

2) Kalimat pasif yang predikatnya berpola: (aspek) + pelaku + verba, dan


subjeknya menjadi sasaran tindakan. Contoh:

 Rumah itu kami dirikan.

 Jembatan itu akan mereka robohkan.

 Tugas itu belum saya laksanakan.

3) Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang + (aspek) +
pelaku + verba. Contoh:

 Uang yang baru kami terima sudah habis lagi.

 Kami melewati daerah yang sudah mereka amankan.

1. Verba bersufiks –kan memiliki makna gramatikal ‘jadikan’

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ keadaan) atau


(+ sifat khas). Contoh:

 tenangkan, artinya ‘jadikan tenang’.

 damaikan, artinya ‘jadikan damai’.

 satukan, artimya ‘jadikan satu’.

2. Verba bersufiks –kan memiliki makna gramatikal ‘jadikan’ berada di’

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tempat) atau


(+arah). Contoh:

 pinggirkan, artinya ‘jadikan berada di pinggir’.

 daratkan, artinya ‘jadikan berada di darat’.


12

 tempatkan, artinya ‘jadikan berada di temapt’.

3. Verba bersufiks –kan memiliki makna gramatikal ‘lakukan untuk orang


lain’

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan) dan


(+ sasaran). Contoh:

 ambilkan, artinya ‘lakukan ambil untuk (orang lain)’.

 belikan, artinya ‘lakukan beli untuk (orang lain)’.

 bawakn, artinya ‘lakukan bawa untuk (orang lain)’.

4. Verba bersufiks –kan memiliki makna gramatikal ‘lakukan akan’

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan) dan


(* sasaran). Contoh:

 lemparkan, artinya ‘lakukan lempar akan’.

 hapuskan, artinya ‘lakukan hapus akan’.

 lompatkan, artinya ‘lakukan lompat akan’.

5. Verba bersufiks –kan memiliki makna gramatikal ‘bawa masuk ke’

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ ruang).


Contoh:

 rumahkan, artinya ‘bawa masuk ke rumah’.

 gudangkan, artinya ‘bawa masuk ke gudang’.

 petikan, artinya ‘bawa masuk ke peti’.


13

G. Verba bersufiks –i

Verba bersufiks –i adalah verba transitif, yang berlaku juga sebagai


pangkal (stem) dalam pembentukan verba inflektif. Verba bersufiks –i digunakan
dalam:

1) Kalimat imperatif. Contoh:

 Mari kita hampiri anak itu!

 Lompati saja pagar itu!

2) Kalimat pasif yang predikatnya berpola: (aspek) + pelaku + verba, dan


subjeknya menjadi sasaran perbuatan. Contoh:

 Anak-anak yatim itu harus kita santuni.

 Gurumu itu mesti kamu hormati dengan baik.

3) Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang + (aspek) +
pelaku + verba. Contoh:

 Desa yang kita kunjungi berada di balik bukit itu.

 Banjir melanda wilayah yang akan kita datangi.

1. Verba bersufiks –i memiliki makna granatikal ‘berulang kali’

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan) dan


(+ sasaran). Contoh:

 pukuli, artinya ‘pekerjaan pukul dilakukan berulang kali’

 lempari, artinya ‘pekerjaan potong dilakukan berulang kali’

2. Verba bersufiks –i memiliki makna gramatikal ‘tempat’


14

Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen makna (+ tampat).


Misalnya:

 duduki, artinya ‘duduk di …’.

 datangi, artinya ‘datang di …’.

3. Verba bersufiks –i memiliki makna gramatikal ‘merasa sesuatu pada’

Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen makna (+ sikap


batin) atau (+ emosi). Misalnya:

 kasihi, artinya ‘merasa kasih pada’.

 takuti, artinya ‘merasa takut pada’.

4. Verba bersufiks –i memiliki makna gramatikal ‘memberi’ atau


‘membubuhi’

Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen makna (+ bahan


berian). Contoh:

 garami, artinya ‘beri garam pada’

 airi, artinya ‘beri air pada’

5. Verba bersufiks –i memiliki makna gramatikal ‘sebabkan’

Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen makna (+ keadaan) atau


(+ sifat). Contoh:

 jauhi, artinya ‘jadikan jauh’

 dekati, artinya ‘jadikan dekat’

6. Verba bersufiks –i memiliki makna gramatikal ‘lakukan pada’

Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen makna (+ tindakan) dan


(+ sifat). Misalnya:
15

 tulisi, artinya ‘lakukan tulis pada’

 diami, artinya ‘lakukan diam pada’

H. Verba Berprefiks per-

Verba berprefiks per- adalah verba yang bisa menjadi pangkal dalam
pembentukan verba inflektif. Verba berprefiks per- dapat digunakan dalam:

1) kalimat imperative. Misalnya:

 Persingkat bicaramu!

 Perpanjang dulu KTP mu!

2) Kalimat pasif yang berpola: (aspek) + pelaku + verba. Misalnya:

 Penjagaan akan kami perketat nanti malam.

 Masjid ini akan kami perluas ke arah timur.

3) Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang + aspek
+ pelaku + verba. Misalnya:

 Saluran yang telah kami perdalam kini telah dangkal lagi.

 Mobil yang belum lama kami perbaiki mogok lagi.

1. Verba berprefiks per- memiliki makna gramatikal ‘jadikan lebih’

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ keadaan) atau (+


situasi). Contoh:

 pertinggi, artinya ‘jadikan lebih tinggi’

 perlebar, artinya ‘jadikan lebih lebar’

2. Verba berprefiks per- makna gramatikal ‘anggap sebagai’ atau ‘jadikan’


16

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ sifat khas). Contoh:

 perbudak, artinya ‘anggap sebagai budak’

 peristri, artinya ‘jadikan istri’

3. Verba berprefiks per- memiliki makna gramatikal ‘bagi’

 perseribu, artinya ‘bagi seribu’

 perdua, artinya ‘bagi dua’

I. Verba Berkonfiks per-kan

Verba berkonfiks per-kan adalah verba yang bisa menjadi pangkal dalam
pembentukan verba inflektif (berprefiks me-, berprefiks di- atau berprefiks ter).
Verba berkonfiks per-kan di gunakan dalam:

1) kalimat imperative. Misalnya:

 persiapkan dulu bahan-bahannya!

 Jangan perdebatkan lagi masalah itu!

2) Kalimat pasif yang predikatnya berpola: yang + (aspek) + pelaku. Contoh:

 Anak itu akan kita pertemukan dengan orang tua angkatnya.

 Masalah itu akan kami pertanyakan lagi.

3) Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang + (aspek) +
pelaku. Contoh:

 Tarian yang sudah mereka pertunjukan akan diulang lagi.

 Film yang mereka hendak persembahkan perlu disensor dulu.

1. Verba berkonfiks per-kan memiliki gramatikal ‘jadikan bahan per-an’


17

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ kegiatan). Contoh:

 perdebatkan, artinya ‘jadikan bahan perdebatan’.

 pertanyakan, artinya ‘jadikan bahan pertanyaan’.

2. Verba berkonfiks per-kan memiliki makna gramatikal ‘lakukan supaya


(dasar)

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ keadaan). Contoh:

 persamakan, artinya ‘lakukan supaya sama’.

 perbedaan, artinya ‘lakukan supaya beda’

3. Verba berkonfiks per-kan memiliki makna gramatikal ‘jadikan me-‘

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan). Contoh:

 perdengarkan, artinya ‘jadikan (orang lain) mendengar’.

 perlihatkan, artinya ‘jadikan (orang lain) melihat.

4. Verba berkonfiks per-kan memiliki makna gramatikal ‘jadikan ber-‘

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ kejadian). Contoh:

 pertemukan, artinya ‘jadikan bertemu’

 pergunakan, artinya ‘jadikan berguna’

J. Verba Berkonfiks per-i

Verba berkonfiks per-i adalah verba yang dapat menjadi pangkal dalam
pembentukan verba inflektif (berprefiks me- inflektif, di- infflektif atau ter-
inflektif)

1) kalimat imperative. Contoh:


18

 Perbaiki dulu sepeda ini!

 Jangan permalui dia di depan orang banyak!

2) Kalimat pasif yang predikatnya berpola: (aspek) + pelaku + verba. Contoh:

 Mobil itu baru kita perbaiki.

 Mereka akan kami perlengkapi dengan alat-alat pertanian.

1. Verba berkonfiks per-i memiliki makna gramatikal ‘lakukan supaya jadi’

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ keadaan). Contoh:

 perlengkapi, artinya ‘supaya jadi lengkap’

 perbaiki, artinya ‘lakukan supaya jadi baik’

2. Verba berkonfiks per-i memiliki makna gramatikal ‘lakukan (dasar) pada


objeknya’

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+


lokasi). Contoh:

 persetujui, artinya ‘lakukan setuju pada objeknya’

 persepakati, artinya ‘lakukan sepakat pada objeknya’

K. Verba Berprefiks me-

Prefiks me- dapat berbentuk me-, mem-,meny-,meng-, dan menge-.

1) Bentuk atau alomorf me- digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan
fonem (r,l,w,y,m,n,ny, dan ng).

Contoh :

 Merakit
19

 Mewarisi

 Melongok

 Meyakini

 Memerah

 Menanti

 Menyanyi

 mengerikan

2) Bentuk atau alomorf mem- digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan
fonem (b, p, f, dan v). Dengan catatan fonem (b, f, dan v) tetap berwujud,
sedangkan fonem p tidak diwujudkan, melainkan disenyawakan dengan bunyi
nasal dari prefiks itu.

Contoh :

 membina

 memfitnah

 memvitaminkan

 memutuskan

 memotong

3) Di sini perlu dicatat dalam kenyataan bahasa ada sejumlah kata, terutama yang
berasal dari bahasa asing, yang meskipun diawali dengan fonem p tetapi tidak
diluluhkan.

Contoh :

 mempesonakan atau memesonakan


20

 mempedulikan atau memedulikan

 mempengaruhi atau memengaruhi

 mempopulerkan atau memopulerkan

4) Bentuk men- digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem d dan
t. Dengan catatan fonem d tetap diwujudkan sedangkan fonem t tidak
diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal yang ada pada
prefiks tersebut. Simak contoh-contoh berikut:

 Menduda

 Mendidik

 Menulis

 Menodong

 Mendengar

 Mendustai

 Menendang

 Menerobos

5) Bentuk meny- digunakan apabila fonem awal bentuk dasarnya adalah fonem c,
j dan s. Dengan catatan dalam bahasa tulis bunyi ny pada prefiks itu diganti
atau dituliskan dengan huruf n pada dasar yang dengan fonem c dan j,
sedangkan yang dimulai dengan fonem s, fonem s-nya diluluhkan. Simak
contoh-contoh berikut:

 mencuri lafalnya: menycuri

 mencicil lafalnya: menycicil

 menjual lafalnya: menyjual


21

 menjaga lafalnya: menyjaga

6) Bentuk meng- digunakan apabila bentuk dasarnya mulai dengan fonem k, g, h,


kh, a, z, e, dan o. Dengan catatan fonem k tidak diwujudkan, melainkan
disenyawakan dengan nasal yang ada pada prefiks itu, sedangkan fonem-fonem
yang lain tetap diwujudkan. Simak contoh-contoh berikut:

 Mengirim

 Menggali

 Menghibur

 Mengkhianati

 Mengambil

7) Bentuk menge- digunakan apabila bentuk dasarnya terdiri dari sebuah suku
kata. Contoh:

 Mengebom

 Mengetik

 Mengecor

 Mengecat

 Mengelap

 Mengetes

1. Verba Berprefiks me- inflektif

Bentuk dasar atau pangkal verba berprefiks me- inflektif memiliki


komponen makna (+ tindakan) dan (+ sasaran). Jadi, bentuk dasar atau pangkal
dalam pembentukan verba inflektif, di samping berbentuk morfem dasar atau
22

akar juga termasuk verba bersufiks –kan, bersufik –i, berprefiks per-,
berkonfiks per-kan, dan berkonfiks per-i. Contoh:

 membaca

 melupakan

 merestui

 memperpanjang

 mempergunakan

 mempergauli

 menulis

 menidurkan

 menodai

 mempersingkat

 memperdayakan

 mempertakuti

a. Verba berprefiks me- inflektif memiliki makna gramatikal ′melakukan (dasar)′


apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+
sasaran). Contoh:

 membeli, artinya ′melakukan beli′

 menulis, artinya ′melakukan tulis′.

b. Verba berprefiks me- inflektif memiliki makna gramatikal ′melakukan kerja


dengan alat′ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan)
dan (+ alat). Contoh:
23

 mengikir, artinya ′melakukan kerja dengan alat kikir′.

 memahat, artinya ′melakukan kerja dengan alat pahat′.

c. Verba berprefiks me- inflektif memiliki makna gramatikal ′melakukan kerja


dengan bahan′ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan)
dan (+ bahan). Contoh:

 mengecat, artinya ′lakukan kerja dengan bahan cat′.

 mengelem, artinya ′lakukan kerja dengan bahan lem′.

d. Verba berprefiks me- inflektif memiliki makna gramatikal ′membuat dasar′


Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ benda
hasil). Contoh:

 mematung, artinya ′membuat patung′.

 menggambar, artinya ′membuat gambar′.

2. Verba Berprefiks me- derivatif

Verba berprefiks me- derivatif memiliki makna gramatikal:

 makan, minum, mengisap

 mengeluarkan

 menjadi

 menjadi seperti

 menuju

 memperingati

a. Verba berprefiks me- derivatif memiliki makna gramatikal makan, minum,


mengisap apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ makanan)
atau (+ minuman) atau (+ isapan). Contoh:
24

 merokok, artinya ′menghisap rokok′

 menyoto, artinya ′makan soto ′.

b. Verba berprefiks me- derivatif memiliki makna gramatikal mengeluarkan


(dasar) apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (bunyi) atau
(+suara). Contoh:

 mengeong, artinya ′mengeluarkan bunyi ngeong′.

 mengaum, artinya ′mengeluarkan bunyi ngaum′.

c. Verba berprefiks me- derivatif memiliki makna gramatikal menjadi (dasar)


Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+keadaan, ) atau
(+warna) atau (+bentuk) atau (+ situasi). Contoh :

 menguning, artinya ′menjadi kuning′

 meninggi, artinya ′menjadi tinggi′.

d. Verba berprefiks me- derivatif memiliki makna gramatikal menjadi seperti


apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ sifat khas). Contoh:

 membatu, artinya ′menjadi seperti batu′.

 membaja, artinya ′menjadi seperti baja′.

e. Verba berprefiks me- derivatif memiliki makna gramatikal makan, minum,


mengisap apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ makanan)
atau (+ minuman) atau (+ isapan). Contoh :

 menepi, artinya ′menuju tepi′

 mengutara, artinya ′menuju udara′.

f. Verba berprefiks me- derivatif memiliki makna gramatikal makan, minum,


mengisap apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ makanan)
atau (+ minuman) atau (+ isapan). Contoh :
25

 menujuh hari, artinya ′memperingati hari ketujuh (kematian)

 menyeratus hari, artinya ′memperingati hari keseratus (kematian)

L. Verba Berprefiks di-

Ada dua macam verba berprefiks di-, yaitu verba berprefiks di- inflektif
dan verba berprefiks di- derivatif.

1) Verba berprefiks di- inflektif adalah verba pasif. Tindakan dari verba
berprefiks me- inflektif. Maka makna gramatikalnya adalah kebalikan dari
bentuk aktif verba berprefiks me- inflektif.

2) Verba berprefiks di- derivatif sejauh data yang diperoleh hanya ada kata
dimaksud, yang lain tidak ada.

M. Verba Berprefiks ter-

Ada dua macam verba berprefiks ter-, yaitu verba berprefiks ter- inflektif
dan verba berprefiks ter- derivatif.

1) Verba berprefiks ter- inflektif

Verba berprefiks ter- inflektif adalah verba pasif keadaan dari verba
berprefiks me- inflektif. Makna gramatikal verba berprefiks ter- inflektif, selain
sebagai kebalikan pasif keadaan dari verba berprefiks me- inflektif, juga
memiliki makna gramatikal.

 dapat / sanggup

 tidak sengaja

 sudah terjadi
26

1. Verba berprefiks ter- inflektif memiliki makna gramatikal ′dapat


/sanggup′

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan) dan


(+ sasaran). Contoh:

 terangkat, artinya ′dapat diangkat′.

 terbaca, artinya ′dapat dibaca′.

2. Verba berprefiks ter- inflektif memiliki makna gramatikal ′tidak sengaja ′

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+


sasaran). Contoh:

 terangkat, artinya ′tidak sengaja diangkat′.

 terbaca, artinya ′tidak sengaja dibaca′.

3. Verba berprefiks ter- inflektif memiliki makna gramatikal ′sudah terjadi′

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+


keadaan). Contoh:

 terbakar, artinya ′sudah terjadi (bakar)′.

 terputus, artinya ′sudah terjadi (putus)′.

4. Verba berprefiks ter- inflektif memiliki makna gramatikal ′yang di (dasar)


Apabila digunakan sebagai istilah bidang hukum. Contoh:

 tersangka, artinya ′yang disangka′

 terdakwa, artinya ′yang didakwa′.

2) Verba berprefiks ter- derivatif

Verba berprefiks ter- derivatif memiliki makna gramatikal:


27

 paling

 dalam keadaan

 terjadi dengan tiba-tiba

1. Verba berprefiks ter- derivatif memiliki makna gramatikal ′paling′


apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ keadaan).
Contoh:

 terbaik, artinya ′paling baik′.

 tertinggi, artinya ′paling tinggi′.

2. Verba berprefiks ter- derivatif memiliki makna gramatikal ′dalam


keadaan′ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+
keadaan) dan (+ kejadian). Contoh:

 tergeletak, artinya ′dalam keadaan geletak′.

 terdampar, artinya ′dalam keadaan dampar′.

3. Verba berprefiks ter- derivatif memiliki makna gramatikal ′terjadi


dengan tiba tiba′ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+
kejadian). Contoh:

 teringat, artinya ′tiba-tiba ingat′.

 terpeluk, artinya ′tiba-tiba memeluk′.

N. Verba Berprefiks ke-

Verba berprefiks ke- digunakan dalam bahasa ragam tidak baku. Fungsi
dan makna gramatikalnya sepadan dengan verba berprefiks ter-. Jadi, bentuknya
sebagai berikut:
28

1) kebaca

2) ketipu

3) ketabrak

4) kebawa

5) ketangkap

6) Sepadan dengan :

7) terbaca

8) tertipu

9) tertabrak

10) terbawa

11) tertangkap

Makna gramatikal yang dimiliki, antara lain:

1) tidak sengaja

2) dapat di

3) kena (dasar)

O. Verba Berkonfiks ke-an

Verba berkonfiks ke-an termasuk verba pasif, yang tidak dapat


dikembalikan ke dalam verba aktif, seperti verba pasif di- dan verba pasif ter-.
Makna gramatikal yang dimilikinya adalah:

1) terkena, menderita atau mengalami

2) agak bersifat
29

1. Verba berkonfiks ke-an memiliki makna gramatikal ′terkena, menderita,


mengalami (dasar) ′ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna
(+ peristiwa alam) atau (+ hal yang tidak enak). Contoh:

 kebanjiran, artinya ′terkena banjir′

 kebakaran, artinya ′menderita bakar ′.

2. Verba berkonfiks ke-an memiliki makna gramatikal ′agak (dasar)′


apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ warna). Contoh:

 kehijauan, artinya ′agak hijau′

 kemerahan, artinya ′agak merah′.


BAB III

PENUTUP

Simpulan

Kridalaksana (2009; 28-31) menyebutkan bahwa afiksasi adalah proses yang mengubah
leksem menjadi kata kompleks. Kridalaksana (1989:31-83) mendeskripsikan afiksasi
sebagai proses atau hasil penambahan afiks pada dasar.

Ramlan (1987:49) menyebut proses afiksasi sebagai proses pembubuhan afiks.


Menurutnya, suatu satuan yang dilekati afiks disebut bentuk dasar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulan bahwa afiksasi adalah proses
pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk dasar, baik
bentuk dasar tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata baru dengan arti yang
berbeda.

Afiks-afiks pembentuk verba yaitu sebagai berikut.

1. Prefix ber-

2. Konfiks dan klofiks ber-an

3. Klofiks ber-kan

4. Sufiks -kan

5. Sufiks –i

6. Prefiks per-

7. Konfiks per-kan

8. Konfiks per-i

9. Prefiks me-

10. Prefiks di-

30
31

11. Prefiks ter-

12. Prefiks ke-

13. Konfiks ke-an


DAFTAR PUSTAKA

Dikutip pada tanggal 24 November 2020, dari Chaer, Abdul. 2015. Morfologi Bahasa
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Dikutip pada tanggal 24 November 2020, dari http://andrinovansyah.blogspot.co.id


/2015/05/makalah-pembentukan-afiks-verba.html

Anda mungkin juga menyukai