Anda di halaman 1dari 26

IMBUHAN

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Etong S Ratowo
A.Faldi Riski Adahra
Grace Dwiyana Silolongan
I Wayan Ryo Alvito Y
Moh. Rifki

Teknik Informatika

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA


DAN KOMPUTER
(STMIK) BINA MULIA PALU
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan


kesempatan kepada Kami dalam menyelesaikan makalah tentang “imbuhan”
sehingga dapat selesai dalam waktu yang telah ditentukan.

Dalam makalah ini, penulis membahas pengertian, fungsi, dan jenis-jenis


imbuhan. Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis telah banyak mendapat
bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak ABD.Razak Ramli.,SE.,MM selaku Dosen mata kuliah bahasa
Indonesia Universitas Negeri Padang yang telah memberikan tugas
sehingga pengetahuan Kami dalam penulisan makalah ini makin
bertambah dan hal itu sangat bermanfaat bagi Kami dikemudian hari.
2. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
turut membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik
dalam waktu yang tepat.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi Kami. Akhir kata
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran
yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senag hati.

Palu, 29 Maret 2022

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.LatarBelakang........................................................................................1
B.Rumusan Masalah..................................................................................2
C.Tujuan
Penulisan....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Imbuhan..............................................................................3
B. Fungsi
Imbuhan.....................................................................................4
C. Jenis-jenis Imbuhan..............................................................................4
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan...........................................................................................19
B.Saran .....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iii

ii
iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain
digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan
sebagai alat komunikasi secara tulisan. Pada zaman era globalisasi dan
pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk
dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek kehidupan sosial
secara baik dan benar. Sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa
berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat. Dengan
penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat
menggunakan media tersebut secara baik dan benar. Dalam memadukan satu
kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah peran aturan baku tersebut di
gunakan. Dalam hal ini kita selaku warga negara yang baik hendaknya selalu
memperhatikan rambu-rambu ketatabahasaan Indonesia yang baik dan benar.
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub. materi dalam ketata bahasaan
Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa
secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan dan di
pahami secara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan
tersebut dapat digunakan dalam keseharian masyarakat sehingga proses
penggunaan tata bahasa Indonesia dapat digunakan secara baik dan benar.
Seringkali sebuah kata dasar atau bentuk dasar perlu diberi imbuhan untuk
dapat digunakan di dalam perturutan. Imbuhan ini dapat mengubah makna, jenis
dan fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar menjadi kata lain, yang fungsinya
berbeda dengan kata dasar atau bentuk dasarnya. Imbuhan mana yang harus
digunakan tergantung pada keperluan penggunaannya didalam pertuturan. Untuk
keperluan pertuturan itu sering pula sebuah kata dasar atau bentuk dasar yang
sudah diberi imbuhan dibubuhi pula dengan imbuhan lain.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dan
diungkapkan dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan imbuhan?
2. Apa fungsi dari imbuhan dalam bahasa Indonesia?
3. Apakah jenis-jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah


untuk studi kasus ini adalah

1. Untuk mengetahui pengertian dari imbuhan


2. Untuk mengetahui fungsi imbuhan dalam bahasa Indonesia
3. Untuk mengetahui jenis-jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia..

2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian imbuhan
Menurut Chaer (1994:177), “afiksasi adalah proses pembubuhan afiks
pada sebuah dasar atau bentuk dasar, afiksasi adalah proses penambahan afiks
pada sebuah kata dasar berupa morfem terikat dan dapat ditambahkan pada awal
kata.” Afiksasi ialah proses pembubuhan afiks pada suatu bentuk baik berupa
bentuk tunggal maupun bentuk kompleks untuk membentuk kata. Berdasarkan
beberapa pengertian yang afiksasi yang dikemukakan di atas maka dapat
disimpulkan afiksasi yaitu sebuah proses penambahan afiks di dalam kata dasar
dan penambahan afiks tersebut bisa saja menyebabkan pembubuhan pada kata
dasar.
Afiksasi adalah proses yang mengubah leksem menjadi kata kompleks.
Kridalaksana mendeskripsikan afiksasi sebagai proses atau hasil penambahan
afiks pada dasar. Afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata
dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk dasar
tunggal maupun kompleks. Afiksasi sebagai proses pembubuhan afiks.
Menurutnya, suatu satuan yang dilekati afiks disebut bentuk dasar. Afiksasi
adalah penggabungan akar kata atau pokok dengan afiks.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa afiksasi
adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada
bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata
baru dengan arti yang berbeda. Afiks atau imbuhan adalah bunyi yang
ditambahkan pada sebuah kata - entah di awal, di akhir, di tengah, atau gabungan
dari antara tiga itu - untuk membentuk kata baru yang artinya berhubungan
dengan kata yang pertama.

3
B. Fungsi Imbuhan
Pemakaian imbuhan dapat mengubah kelas kata. Kata benda misalnya, setelah
diberi imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya.
Contoh:
 batu (benda) : membatu (sifat)
 indah (sifat) :seindah-indahnya (keterangan)
 mandi (kerja) :pemandian (benda)

Fungsi imbuhan adalah:


 Membentuk kata benda, yakni peN-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas,
peN-an, pe-an, per-an, dan ke-an. Contoh: pelaut, penyapu, wartawan.
 Membentuk kata kerja, yakni me-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan,dan di-
i. Contohnya: melaut berlayar, terlihat diminum, bawakan, lempari,
menaiki.
 Membentuk kata sifat,yakni –I, -wi,-iah, dan –is. Contohnya: manusiawi,
duniawi, ilmiah, agamis
 Membentuk kata bilangan yakni se- dan ke-. Contohnya: sepuluh dan
kedua.
 Membentuk kata keterangan, se-nya ; -nya ; -an, Contoh: sepertinya,
habis-habisan, seindah-indahnya, dll.

C. Jenis-Jenis Imbuhan
Ditinjau dari posisi terhadap untuk dasarnya imbuhan dibedakan atas 4
macam yaitu:
1. Prefiks (awalan)
a. awalan me-
Awalan me- adalah imbuhan yang produktif, pengimbuhannya
dilakukan dengan cara merangkaikannya dimuka kata yang diimbuhinya.

4
Awlan ME mempunyai enam macam bentuk yaitu: me-, mem-, men-,
meny-, meng-, dan menge-.
1) Me- digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan r, l, w.
dan y; serta konsonan sengau m, n, ny, dan ng. umpamanya
terdapat pada kata-kata.
 merasa (me + rasa)
 melihat (me + lihat)
 mewarisi (me + warisi)
 meyakinkan (me + yakinkan)
 memerah (me + merah)
 menanti (me + nanti)
 menyanyi (me + nyanyi)
 menganga (me + nganga)
2) Mem- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan b,
p, f, dan v. umpamanya seperti terdapat dalam kata-kata:
 membawa (mem + bawa)
 memilih (mem + pilih)
 memfitnah (mem + fitnah)
 memvonis (mem + vonis)
3) Men- digunakan dengan kata-kata yang dimulai dengan konsonan d
dan t. konsonan d tetap diwujudkan; sedangkan konsonan t tidak
diwujudkan, melainkan disenyawakan dengan bunyi asal dari
awalan itu. Contohnya seperti terdapat dalam kata-kata berikut:
 mendengar (me + dengar)
 menarik (me + tarik)
4) Meny- digunakan pada kata- kata yang dimulai dengan konsonan s;
dan konsonan s itu tidak diwujudkan, melainkan disenyawkan
dengan bunyi asal dari awalan itu. Contoh:
 menyingkir (me + singkir)

5
 menyingkat (me + singkat)
5) Meng- digunakan pada kata- kata yang mulai dengan konsonan k,
g, h, dank kh; serta vocal a, I, u, e, dan o. konsonan k tidak
diwujudkan, tetapidisenyawakan dengan bunyi asal dari awalan
itu.sedangkan konsonan lainnya tetap diwuudkan. Contohnya
seperti :
 mengirim (me + kirim)
 menggali (me + gali)
 menghitung (me + hitung)
 mengkhayal (me + khayal)
 mengambil (me + ambil)
 mengiris (me + iris)
 mengutus (me + utus)
 mengekor (me + ekor)
 mengolah (me + olah)
6) Menge- digunakan pada kata- kata yang hanya bersuku satu.
Contohnya seperti:
 mengetik (me + tik)
 mengebom (me + bom)
Fungsi awalan me- adalah membentuk kata kerja aktif transitif dan
intransitif. Sedangkan makna yang didapat sebagai proses pengimbuhannya antara
lain menyatakan: melakukan, bekerja dengan alat, membuat barang, bekerja
dengan bahan, memakan meminum menghisap, menuju arah, mengeluarkan,
menjadi, menjadikan lebih, menjadi atau berlaku seperti, menjadikan menganggap
atau memberlakukan seperti, dan memperingati.
Adapun aturan dengan menggunakan dengan menggunakan imbuhan
menini adalah:
a) untuk mendapatkan makna “melakukan perbuatan yang disebutkan
dasarnya” awaln Me- harus diimbuhkan pada kata dasar kata kerja.

6
Contoh: ayah membaca Koran. Membaca artinya “melakukan pekerjaan
baca”
b) Untuk mendapatkan makna “bekerja dengan alat yang disebutkan kata
dasarnya” awalan me- harus diimbuhkan dengan kata benda yang
menyatakan alat atau perkakas. Contoh: siapa yang sedang menggergaji
itu? Menggergaji artinya “bekerja dengan alat gergaji”
c) untuk mendapatkan makna “membuat baraang yang disebut kata
dasarnya” awalan me- harus diimbuhkan pada kata benda yang
menyatakan hasil olahan atau kerajinan. Contoh: adik menggambar
dengan spidol. Menggambar artinya “membuat gambar”
d) untuk mendapatkan makna “bekerja dengan bahan yang disebut
katadasarnya” awalan ME- harus diimbuhkan pada kata benda yang
menyatakan bahan. Contoh: siapa yang mengecat rumah ini?. Mengecat
artinya “bekerja dengan cat sebagai dasarnya”
e) untuk mendapatkan makna “memakan, meminum, dan menghisap” awaln
me harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan makanan atau
minuman.

b. Awalan di-
Awalan di- tidak mempunyai variasi bentuk. Bentuknya untuk
posisi dan kondisi mana pun sama saja. Hanya perlu diperhatikan adanya
di- sebagai awalan dan di- sebagai kata depan.
a) Di- sebagai awalan dilafalkan dan dituliskan serangkai dengan kata
yang diimbuhinya. Sedangkan di- sebagai kata depan dilafalkan
dan dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh:
 Dia ditangkap polisi.(di- sebuah awalan)
 Adik belajar di perpustakaan.(di- sebuah kata depan)
b) Fungsi awalan di- adalah membentuk kata kerja pasif. Maka makna
yang didapat sebagai hasil pengimbuhannya merupakan kebalikan

7
dari makna kata kerja aktif transitif, yakni kata kerja berawalan me-
yang transitif.

8
Contoh: Kata kerja transitif kata kerja pasif Berawalan
meberawalan di-
 membaca – dibaca
 menulis – ditulis

c. Awalan per-
Awalan per- mempunyai tiga macam bentuk, yaitu per-, pe-,
dan pel-per digunakan pada kata-kata yang tidak dimulai dengan
konsonan r, seperti: peristri, percepat, dan perketat.PE digunakan pada
kata-kata yang dimulai dengan konsonan r, seperti peringan dan
perendah.PEl digunakan pada kata ajar, menjadi pelajar. Tidak ada
contoh lain.Fungsi awalan PER adalah membentuk kata kerja perintah,
yang dapat digunakan dalam: a) Kalimat perintah
Contoh: persingkat saja acaranya!Pensempit dulu masalahnya!
b) Kalimat yang predikatnya berbentuk : (aspek)+pelaku+kata kerja,
Contoh: penjagaan akan saya perketet nentimalam
c) Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk:
yang+ aspek+pelaku+kata kerja.
Contoh: saluran yang telah kami perdalam telah dangkal lagi.
Adapun aturan pengimbuhan dengan awalan per- antara lain:
 Jadikan lebih
 Anggap sebagai
 Bagi
Untuk mendapatkan makna “jadikan lebih” awalan PER- harus
diimbuhkan pada kata sifat. Contoh: pertegas aturannya! Pertegas
artinya “jadikan tegas”Untuk mendapatkan makna “jadikan atau
anggap sebagai” awalan PER- harus diimbuhkan pada beberapa kata
benda, yang dikenal dengan sifatnya. Contoh: jangan kalian perbudak
anak-anak itu Perbudak artinya “jadikan atau anggap sebagai budak”

8
Untuk mendapatkan makna “jadikan atau bagi” awalan PER-
harus diimbuhkan pada beberapa kata bilangan.
Contoh: uang sebanyak ini kita perdua saja Perdua artinya “jadikan dua”

2. Infiks (sisipan)
Sisipan ini tidak mempunyai variasi bentuk, dan ketiganya
merupakan imbuhan yang tidak produktif. Artinya tidak digunakan lagi
untuk membentuk kata-kata baru.
Pengimbuhannya dilakukan dengan cara menyisipkan diantara
konsonandan volal suku pertama pada sebuah kata dasar. Contoh : -el +
tapak – telapak, -er + gigi – gerigi, -em + tali – temali. Arti yang yang
dikandung oleh ketiga sisipan itu adalah: a) Menyatakan banyak dan
bermacam- macam.
b) Menyatakan intensitas.
c) Menyatakan yang melakukan yang disebut kata dasar.
 Untuk mendapatkan makna “bermacam-macam” sisipan ini harus
diimbuhkan pada kata benda tertentu, contohnya yaitu: temali,
gerigi.
 Untuk mendapatkan makna “intensitas” sisipan ini harus
diimbuhkan pada kata benda tertentu, contohnya seperti: gemetar,
gemuruh.
 Untuk mendapatkan makna “yang melakukan” sisipan ini harus
diimbuhkan pada kata kerja tertentu, contohnya seperti: pelatuk,
telapak, dan telunjuk. Karena sisipan ini tidak produktif lagi,
maka penggunaanya terbatas pada contoh yang sudah ada saja

3. Sufiks (akhiran)
a. Akhiran -kan
Akhiran –kan tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk
situasi dan kondisi mana pun bentuknya sama. Pengimbuhan dilakukan
dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya.

9
Fungsi akhiran –kan adalah membentuk kata kerja transitif,
yang dapat digunakan dalam kalimat perintah, kalimat pasif yang
predikatnya berbentuk (aspek)+pelaku+kata kerja, dan subjek menjadi
sasaran perbuatan dan pada keterangan tambahan pada subjek atau
objek yang berbentuk yang+(aspek)+pelaku+kata kerja.
Pembentukan kata dengan akhiran –kan akan memberikan
makna sebagai berikut :
a) Untuk mendapatkan makna “sebabkan jadi” akhiran –kan harus
diimbuhkan pada :
 Kata sifat, contoh : tenangkan dulu anak-anak itu!
Tenangkan artinya “jadikan tenang”
 Kata kerja yang menyatakan keadaan, contoh : hubungan
telepon telah mereka putuskan Putuskan artinya “jadikan
putus”
 Beberapa kata benda yang memiliki sifat khusus, contoh :
daerah itu harus kita hutankan kembali Hutankan artinya
“jadikan hutan”
b) Untuk mendapatkan makna “sebabkan jadi berada” akhiran –kan
harus diibuhkan pada kata benda yang menyatakan tempat.
Contoh : Pinggirkan dulu mobil itu! Pinggirkan artinya “jadikan
berada dipinggir”
c) Untuk mendapatkan makna “lakukan…” akhiran –kan harus
diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan tindakan. Contoh :
Lemparkan bola itu kesini! Lemparkan artinya “lakukan lempar
akan bola”
d) Untuk mendapatkan makna “lakukan untuk orang lain” akhiran -
kan harus diimbuhkan pada kata kerja yang kata dasarnya sudah
transitif. Contoh :Tolong ambilkan buku itu! Ambilkan artinya
“ambil untuk orang lain”

10
e) Untuk mendapatkan makna “bawa masuk ke…” akhiran –kan
harus digunakan pada beberapa kata benda yang menyatakan ruang
atau wadah. Contoh :Asramakan saja anak-anak itu.

Catatan :
Akhiran –kan lazim digunakan bersama dengan awalan me- sehingga
menjadi me-kan yang digunakan dalam kalimat aktif transitif atau juga
dengan awalan di- sehingga menjadi di-kan yang digunakan dalam
kalimat pasif transitif.

b. Akhiran –i
Akhiran –i tidak mempunyai variasi bentuk, jadi untuk kondisi
dan situasi mana saja bentuknya sama saja. Pengimbuhannya dilakukan
dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya.
Perlu diperhatikan kata-kata yang berakhir dengan fonem /i/ tidak
dapat diberi akhiran –i.
Pembubuhan kata dengan akhiran –I ini akan memberikan
makna antara lain yang menyatakan :
a) Untuk mendapatkan makna berkali-kali akhiran –I harus
diimbuhkan ada kata kerja yang menyatakan tindakan. Contoh :
Pencuri itu mereka pukuli sampai babak belur. Pukuli artinya
(pekerjaan) memukul dilakukan berkali-kali.
b) Untuk mendapatkan makna “tempat” akhiran –I harus diimbuhkan
pada kata kerja yang menyatakan tempat. Contoh : Jangan duduki
kursi itu. Duduki artinya “duduk di kursi.
c) Untuk mendapatkan makna “merasa sesuatu pada” akhiran –I harus
diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan sikap batin. Contoh :
Hormatilah gurumu! Hormati artinya “merasa hormat pada gurumu.
d) Untuk mendapatkan makna “memberi atau membubuhi” akhiran –I
harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan benda yang

11
dapat diberikan. Contoh : Tolong nasihati anak-anak itu! Nasihati
artinya “memberi nasihat pada anak-anak itu.
e) Untuk menanyakan makna “menjadi atau menganggap“ akhiran –I
harus diimbuhkan pada beberapa kata benda tertentu yang dikenal
dengan sifat khasnya. Contoh : Jangan kalian budaki anak itu!
Budaki artinya “anggap sebagai budak”
f) Untuk mendapatkan makna “sebabkan jadi” akhiran –I harus
dibubuhkan pada kata sifat. Contoh : Lengkapi dulu syarat-
syaratnya!
Lengkapi artinya “jadikan lengkap pada”
Catatan :
Akhiran –i lazim digunakan bersama dengan awalan me sehingga
menjadi me-i yaitu yang digunakan dalam kalimat aktif transitif
atau juga dengan awalan di- sehingga menjadi di-i yaitu yang
digunakan dalam kalimat pasif transitif.

c. Akhiran –an
Akhiran –an tidak mempunyai variasi bentuk. jadi untuk situasi
dan kondisi mana pun bentuknya tetap –an. pengimbuhannya
dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang
diimbuhinya. Fungsi akhiran –an adalah membentuk kata benda.
sedangkan makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhan dengan
akhiran –an itu antara lain :
a) Untuk mendapatkan makna “hasil” akhiran –an harus digunakan
pada kata kerja tertentu. Contoh : Tulisan adik sudah bagus.
Tulisan artinya
“hasil dari pekerjaan menulis”
b) Untuk mendapatkan makna “alat” akhiran –an harus diimbuhkan
pada beberapa kata kerja. Contoh : Keranjangnya ada tetapi
pikulannya tidak ada. Pikulan artinya “alat untuk memikul.

12
c) Untuk mendapatkan makna “benda atau hal yang dikenal
pekerjaan” akhiran –an harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja.
Contoh :
Makanan ini lezat sekali Makanan artinya “sesuatu yang dimakan”
d) Untuk mendapatkan makna “tempat” akhiran –an harus
diimbuhkan pada beberapa kata kerja. Contoh : Di tengah sawah itu
ada kubangan kerbau. Kubangan artinya “tempat kerbau
berkubang.
e) Untuk mendapatkan makna “tiap-tiap” akhiran –an harus
digunakan pada kata benda yang menyaakan waktu atau satuan
ukuran. Contoh : Majalah bulanan ini terbit di Jakarta. Bulanan
artinya terbit tiap-tiap bulan.
f) Untuk mendapatkan makna :mengandung banyak hal yang disebut
kata dasarnya” akhiran –an harus diimbuhkan pada kata benda
tertentu.
Contoh : Ayah sudah ubanan Ubanan artinya “banyak ubannya
g) Untuk mendapatkan makna “himpunan bilangan atau jumlah”
akhiran –an harus digunakan pada kata bilangan. Contoh : Yang
diundang banyak tetapi yang dating hanya belasan orang. Belasan
artinya
“himpunan yang jumlahnya sebelas sampai Sembilan belas”
h) Untuk mendapatkan makna “bersifat yang disebut kata dasarnya”
akhiran –an harus digunakan pada beberapa kata sifat. Contoh : Dia
tak mau membeli barang murahan Murahan artinya “harganya
murah”.

d. Akhiran -nya
Akhiran -nya tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk
situasi dan kondisi mana pun bentuknya tetap. Pengimbuhannya
dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang

13
diimbuhkan. Dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan adanya dua
macam –nya.
 -nya sebagai ganti orang ketiga tunggal yangberlaku objek atau
pemilik. Contoh : saya minta tolong kepadanya
 -nya sebagai akhiran. Contoh : turunnya harga beras
menggembirakan rakyat.
Penggunaan akhiran –nya untuk mendapatkan fungsi-fungsi
tersebut adalah sebagai berikut :
a) Untuk membentuk kata benda akhiran –nya harus diimbuhkan pada
beberapa kata kerja yang menyatakan keadaan atau kata sifat.
Contoh : Tenggelamnya kapal Tampomas banyak menelan korban.
b) Untuk memberi penekanan pada bagian kalimat akhiran –nya harus
diimbuhkan pada kata benda. Contoh : Saya ingin mandi, airnya
tidak ada.
c) Untuk membentuk kata keterangan akhiran –nya harus diimbuhkan
pada beberapa kata tertentu. Contoh : Agaknya dia tidak akan
dating.

4. Konfiks (imbuhan terbagi)


a. Imbuhan Gabung ber-kan
Imbuhan gabung ber-kan adalah awalan ber- dan akhiran -kan
yang secara bersama-sama digunakan pada sebuah kata dasar.
Pengimbuhannya dilakukan secara bertahap. Mula-mula diberi awalan
ber- kemudian diberi akhiran -kan.
Fungsi imbuhan ber-kan adalah bentuk kata kerja intasitif yang
dilengkapi dengan sebuah pelengkap sedangkan makna yang didapat
sebagai hasil pengimbuhan itu adalah menyatakan menjadikan yang
disebut pelenglkapnya sebagai yang disebut kata dasarnya. Contoh:
pemuda-pemuda pada waktu itu berani melawan belanda wlaupun
hanya bersenjatakan bamboo runcing. Bersenjatakan artinya
“menjadiakan bamboo runcing sebagai senjata”

14
b. Imbuhan gabung ber-an
Yang dimaksud dengan gabungan ini adalah awalan ber akhiran
an yang digunakan secara bersama-sama pada sebuah kata dasar. Cara
mengimbuhkannya dilakukan sekaligus.
Dalam hal ini perlu diingat ada kata-kata yang berimbuhan ber-
an tetapi pengimbuhannya dilakukan tidak sekaligus melainkan
bertahap. Umpamanya pada kata atur, mula-mula diimbuhkan akhiran
an sehingga menjadi aturan, kemudian diimbuhkan pula awalan BER
sehingga menjadi beraturan.
Fungsi imbuhan gabung ber-an adalah membentuk kata kerja
intransitive, sedangkan makna yang diperoleh sebagai proses
pengimbuhannya adalah:
 Banyak serta tidak teratur
 Saling atau tidak berbalasan
 Saling berada di
Aturan pengimbuhan dengan imbuha ber-an adalah sebagai berikut
a) Untuk mendapatkan makna “ banyak serta tidak teratur” imbuhan
beran harus diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan gerak.
Contoh: mereka berlarian kesana –sini untuk menyelamaykan diri
Berlarian artinya “banyak yang berlari dan larinya tidak teratur”
b) Untuk mendapatkan makna “saling atau berbalasan” imbuhan
gabungan ber-an harus diimbuhkan pada kata kerja tertentu.
Contoh: kedua jalan itu berpotongan dibalik bukit itu, Berpotongan
artinya “ saling memotong”
c) Untuk mendapatkan makna “ saling berada di” imbuhan gabungan
beran harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja yang menyatakan
letak atau jarak. Contoh: kami duduk bersebelahan didalam kereta
pai itu.
Bersebelahan artinya “saling berada disebelahnya.

c. Imbuhan gabung per-kan

15
Imbuhan Gabung PER-kanadalah awalan PER dan akhiraan
KAN yang digunalkan secara bersama-sama pada sebuah klata dasar.
Pengimbuhan dilakukan secara serentak.
Imbuhan gabung PER-kan berfungsi membentuk kata kerja
yang digunakan:
a) Dalam kalimat predikatnya berpola aspek + pelaku + kata kerja.
Contoh: masalah itu akan kita berdebatkan lagi minggu depan
b) Sebagai keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola:
yang + aspek + pelaku + kata kerja. Contoh: tarian yang sudah
mereka pertunjukan akan di ulangoi lagi.
c) Dalam kalimat perintah. Contoh: persiapkan dulu bahan-bahannya
Aturan dalam imbuhan gabungan per-an, yaitu:
a. Untuk mendapatkan makna “jadikan bahan” imnbuhan
gabungan PER-kan harus diimbuhkan pada kata kerja tertentu.
Contoh: jangan perdebatkan lagi masalah itu! Perdebatkan
artinya “jadikan bahan p[erdebatan”
b. Untuk mendapatkan makana “jadikan supaya”
imbuhangabungan PER-kan harus diimbuhkan pada beberapa
kata sifat tertentu. Contoh: bahan-bahannya akan segera kami
persiapkan. Persiapkan artinya “jadilkan supaya siap”
c. Untuk mendapatkan makna lakukan imbuhan gabung PER-kan
harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja tertentu. Contoh:
pertahankan benteg ini sekuat tenaga kalian. Pertahankan
artinya
“lakukan pertahanan”
d. Untuk mendapatkan makna “jadikan me” imbuhan gabung per-
kan harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja tertentu.
Contoh: nanti akan kami perlihatkan kepadamu. Perlihatkan
artinya “jadikan orang lain melihat”
e. Untuk mendapatkan makana “jadikan ber” imbuhan gabung
perkan harus diimbuhkan pada kata kerja tertentu. Contoh:

16
akan kita perhubungkan daerah-daerah itu dengan jalan-jalan
baru.
Perhubungkan artinya “jadikan berhubungan”
d. Imbuhan gabung per-i
Imbuhan ini dilakukan bersama-sama pada sebuah kata dasar
pengimbuhannya dilakukan secara serentak. Mana yang didapat
sebagai hasil pengimbuhan dengan imbuhan per-i antara lain lakukan
supaya jadi dan lakukan yang disebut kata dasarnya pada objeknya.
a) Untuk mendapatkan makana “supaya jadi” imbuhan gabung per-i
harus diimbuhkan pada kata sifat tertentu. Contoh: mereka kami
perlengkapi dengan alat-alat pertanian. Perlengkapi artinya
“lakukan supaya lengkap”
b) Untuk mendapatkan makana “lakukan yang disebut kata dasarnya
pada objeknya” imbuhan gabung per-i harus diimbuhkan pada kata
kerja tertentu. Contoh: jangan kamu perturuti terus permintaannya
Perturuti artinya “lakukan agar permintaanya terturuti”

e. Imbuhan me-kan
Imbuhan me- -kan adalah awalan me- dan akhiran –kan yang
digunakan secara bersama-sama pada sebuah kata dasar atau sebuah
bentuk dasar. Pengimbuhannya dilakukan secara bertahap, mula-mula
pada sebuah kata dasar atau sebuah bentuk dasar diimbuhkan akhiran –
kan. Setelah itu diimbuhkan awalam me-. Contohnya pada kata dasar
baca mula-mula diimbuhkan akhiran –kan sehingga menjadi bacakan.
Setelah itu diimbuhkan awalam me- sehingga menjadi membacakan.
Fungsi imbuhan gabung me- -kan adalah membentuk kata kerja
aktif transitif. Sedangkan makna yang didapat sebagai hasil
pengimbuhannya, antara lain menyatakan: 1) Menyebabkan jadi yang
disebut kata dasarnya
2) Melakukuan sesuatu untuk orang lain
3) Menjadikan berada di…

17
4) Melakukan yang disebut bentuk dasar
f. Imbuhan gabung me- i
Imbuhan gabung me- -i adalah awalan me- dan akhiran –i yang
digunakan bersama-sama pada sebuah kata dasar atau sebuah bentuk
dasar. Pengimbuhannya dilakukan secara bertahap. Mula-mula pada
sebuah kata dasar atau sebuah bentuk dasar diimbuhkan akhiran –i
setelah itu diimbuhkan awalam me-. Contohnya pada kata dasar tanam
diimbuhkan akhiran –i sehingga menjadi Tanami. Setelah itu
diimbuhkan pula awalan me- sehingga menjadi menanami. fungsi
imbuhan gabung me-i adalah membentuk kata kerja transitif aktif.
Sedangkan makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhan, antara lain
menyatakan:
1. membuat jadi yang disebut kata dasarnya pada
2. memberi atau membubuhi pada
3. melakukan pada
4. melakukan berulang-ulang
5. merasa pada
Aturan dalam memaknai imbuhan gabung me-i, yaitu:
a) untuk mendapatkan makna ‘membuat jadi yang yang disebut kata
dasar pada objeknya’ imbuhan gabung me- -i harus digunakan pada
kata sifat.Contoh: Bulan menerangi bumi. Menerangi artinya
‘membuat jadi terang pada (bumi)’.
b) Untuk mendapatkan makna ‘memberi atau membubuhi yang
disebut kata dasarnya pada objeknya’ imbuhan gabung me- -i harus
diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan zat, atau bahan.
Contoh:Siapa yang menggarami laut? Menggarami artinya
‘memberi atau membubuhi garam pada (laut).
c) Untuk mendapatkan makna ‘melakukan atau berbuat sesuatu pada atau
di’imbuhan gabung me- -i harus diimbuhkan pada kata kerja tertentu.
Contoh:Mereka menanami halaman rumahnya dengan berbagai tanaman hias.
Menanami artinya ‘melakukan pekerjaan tanam di(halaman rumah).

18
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
1. Afiks atau imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata
entah di awal, di akhir, di tengah, atau gabungan dari antara tiga itu untuk
membentuk kata baru yang artinya berhubungan dengan kata yang
pertama.
2. Fungsi imbuhan, yaitu: membentuk kata benda, kata kerja, kata sifat dan
kata bilangan
3. Imbuhan yang ada dalam bahasa Indonesia adalah : sufiks (akhiran)
prefiks (awalan) Infiks (sisipan), dan kunfiks (imbuhan gabung)

B. Saran

Demikian makalah yang bisa Kami susun, Kami menyadari penyusunan


makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu
kritik dan saran yang membangun sangat Kami harapkan demi perbaikan
penyusunan makalah yang lebih baik. Kami berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca. Amin.

19
DAFTAR PUSTAKA

Chaer,Abdul. 1998. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka cipta
Haryatmo, Sri. Buku Panduan Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Universitas Negeri
Yogyakarta : 2009.
Kusn, Santoso. 2010. Problematika Bahasa Indonesia Sebuah Analisis Praktis
Bahasa Baku. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugono Dendi.1991. Bahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta: PT. Priastu.

iii

Anda mungkin juga menyukai