Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 4
BAB II PEMBAHASAN 6
3.1.Kesimpulan 20
3.2.Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 21
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1. Subjek (S)
2. Predikat (P)
a. Kuda meringkik.
b. Ibu sedang tidur siang.
c. Putrinya cantik jelita.
d. Kota Jakarta dalam keadaan aman.
e. Kucingku belang tiga.
f. Robby mahasiswa baru.
g. Rumah Pak Hartawan lima.
Walaupun contoh (a), (b), (c) ditulis persis seperti lazimnya kalimat
normal, yaitu diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik,
namun di dalamnya tidak ada satu kata pun yang berfungsi sebagai P. Tidak
ada jawaban atas pertanyaan melakukan apa adik yang gendut lagi lucu
(pelaku) pada contoh (a), tidak ada jawaban atas pertanyaan kenapa atau ada
apa dengan kantor di Jalan Gatot Subroto dan Bandung terkenal sebagai
kota kembang itu pada contoh (b) dan (c). karena tidak ada informasi
tentang tindakan, sifat, atau hal lain yang dituntut oleh P, maka contoh (a),
(b), (c) tidak mengandung P. Karena itu, rangkaian kata-kata yang cukup
panjang pada contoh (a), (b), (c) itu belum merupakan kalimat, melainkan
baru merupakan kelompok kata atau frasa.
3. Objek (O)
a. Nurul menimang …
b. Arsitek merancang …
c. Juru masak menggoreng …
a. Nenek mandi.
b. Komputerku rusak.
c. Tamunya pulang.
4. Pelengkap (pel)
Posisi Pancasila sebagai Pel pada kalimat (b) tidak bisa dipindah ke
depan menjadi S dalam kalimat pasif. Contoh berikut adalah kalimat yang
tidak gramatikal.
5. Keterangan (ket)
2.3.1. Kesepadanan
Contoh:
Contoh:
Contoh:
2.3.2. Keparalelan
Contoh:
2.3.3. Ketegasan
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Contoh:
Seharusnya :
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
Contoh:
2.3.4.Kehematan
Perhatikan contoh:
Perhatikan contoh:
Misalnya:
2.3.5.Kecermatan
Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu
rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
2.3.6.Kepaduan
Misalnya:
Contoh:
Seharusnya:
2.3.7. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat
diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas.
Setiap unsur yang terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari
kata) harus menempati posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain.
Kata-kata itu harus diurutkan berdasarkan aturan-aturan yang sudah
dibiasakan. Tidak boleh menyimpang, aalagi bertentangan. Setiap
penyimpangan biasanya akan menimbulkan kelainan yang tidak dapat
diterima oleh masyarakat pemakai bahasa itu.
Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa. Efek yang
ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan:
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA