Anda di halaman 1dari 19

KALIMAT EFEKTIF

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
KELAS Y1D

1. INDAH RUSMAWATI (201843500671)


2. DEVFI IBRAHIM CHADAFI (201843501302)
3. FEDRY ANDIKA (201843500238)
4. MUHAMMAD AKMAL AZHARI (201843500453)
5. STEVEN D HUWAE (201643570115)

Makalah Disusun untuk memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Bahasa Indonesia

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas segala rahmat dan karunia -Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah dan presentasi bahasa
Indonesia ini dengan lancar dan tepat pada waktunya.
Menambah wawasan tentang pengetahuan bahasa juga
sebagai tugas perkelompok. Sehingga besar harapan kami,
makalah yang kami sajikan dapat m enjadi konstribusi
positif bagi para pembaca.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah dan
presentasi memperoleh bantuan bimbingan serta dukungan
dari berbagai pihak, maka kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada.
1. Anggun Citra Dini Dwi Pusputasari , M.Pd. Selaku
dosen pengampuh mata kuliah Bahasa Indonesia.
2. Orang tua yang telah memberikan dukung an dan
sumbangan saran dengan tulus dalam penyusunan
makalah, dan presentasi hingga terselesaikan.
3. Teman-teman sekelas Y1D yang telah membantu
memberikan semangat dan pemikiran ide -ide, sehingga
terselesaikannya makalah dan presentasi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah dan
presentasi yang Penulis buat masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan
masukkan dan kritikan yang p ositif demi penyusunan
makalah, dan presentasi selanjutnya.
Besar harapan Penulis agar makalah d an presentasi
ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Jakarta, 28 Januari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................ i

DAFTAR ISI ...................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................... 1

A. Latar Belakang ........................................... 1


B. Rumusan Masalah ........................................ 2
C. Tujuan Pembahasan ..................................... 2
D. Manfaat Pembahasan ................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................ 3

A. Pengertian Kalimat Efektif ........................... 3


B. Unsur-unsur Kalimat Efektif......................... 3
1. Subjek (S) ............................................... 4
2. Predikat (P) ............................................ 4
3. Objek (O) ............................................... 4
4. Pelengkap (pel)........................................ 5
5. Keterangan (ket)...................................... 5
C. Ciri-Ciri Kalimat Efektif ............................. 7
1. Kesepadanan ........................................... 7
2. Keparalelan ............................................ 8
3. Ketegasan ............................................... 8
4. Kehematan .............................................. 9
5. Kecermatan ............................................. 10
6. Kepaduan................................................ 11
7. Kelogisan ................................................ 11
D. Syarat-syarat Kalimat Efektif ....................... 12
E. Struktur Kalimat Efektif .............................. 12
F. Kesalahan Kalimat Efektif ............................ 13

BAB III PENUTUP .............................................. 15

A. Simpulan .................................................... 15
B. Saran ......................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA............................................. 16

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan


manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai
bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau
perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis.
Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung
maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan,
atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau
pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara
baik disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan
dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula.
Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat,
pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut
dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang
dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi,
kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada
sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa
maksud yang di ucapkan atau yang dituliskan. Supaya
kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan
harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur -unsur kalimat
seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya,
unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu
dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu
dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan
kesesuaiannya d engan kaidah .
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-
kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai bahasa
ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin
kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis,
atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca
sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan
karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan
kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat
efektif dengan segala permasalahannya.
2

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif ?


2. Apa saja unsur-unsur kalimat ?
3. Apa ciri-ciri kalimat efektif ?
4. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?
5. Bagaimana struktur kalimat efektif?
6. Jenis Kesalahan dalam Menyusun K alimat Efektif.

C. TUJUAN PEMBAHASAN

1. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan


bahasa Indonesia sehingga menjadi baik dan benar
2. Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat
efektif dalam berbahasa
3. Menjaga kemurnian bahasa Indonesia

D. MANFAAT PEMBAHASAN

1. Manfaat untuk diri sendiri adalah agar bisa


memahami bagaimana yang dikatakan dengan kalimat
efektif.
2. Manfaat untuk kelompok adalah agar kita bisa
menjaga budaya Bahasa Indonesia yang baik dan
mampu menerapkan nya dalam kehidupan sehari -hari.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat


mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya secara tepat
sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara
tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat
yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau
pikiran pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain,
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili
pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga
pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut
dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang
dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.

B. UNSUR-UNSUR KALIMAT EFEKTIF

Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku -


buku tata bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan
kata dan kini disebut peran kata dalam kalimat, yaitu
subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan
keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku
sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek
dan predikat. Unsur yang lain (objek, pelengkap, dan
keterangan) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak
wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
4

1. Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjukkan
pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, suatu masalah
yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. ), klausa, atau
frasa verbal. Contoh kata subjek sebagai berikut :
a. Ayahku sedang melukis.
b. Meja direktur besar.
c. Berjalan kaki menyehatkan badan.
2. Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu
melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana
subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat).
Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), P
dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau
jatidiri S. termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah
pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki oleh S.
predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian besar
berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga
numeralia, nomina, atau frasa nominal. Perhatikan contoh
berikut :
a. Kuda meringkik.
b. Ibu sedang tidur siang.
c. Putrinya cantik jelita.
3. Objek (O)
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P.
objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal,
atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa
verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya
O, seperi pad contoh di bawah ini.
a. Nurul menimang …
b. Arsitek merancang …
c. Juru masak menggoreng …
Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng
pada contoh tersebut adalah P yang menuntut untuk
dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi P pada ketiga
kalimat itulah yang dinamakan objek.
Jika P diisi oleh verba intransitif, O tidak diperlukan.
Itulah sebabnya sifat O dalam kalimat dikatakan tidak
wajib hadir. Verba intransitive mandi, rusak, pulang yang
menjadi P dalam contoh berikut tidak menuntut untuk
dilengkapi.
a. Nenek mandi.
b. Komputerku rusak.
5

4. Pelengkap (pel)

Pelengkap (P) atau komplemen adalah bag ian kalimat


yang melengkapi P. Letak Pelengkap umumnya di belakang
P yang berupa verba. Posisi seperti itu juga ditempati
oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama,
yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa.
Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan. Perhatikan
cnntoh di bawah ini:
a. Ketua MPR membacakan Pancasila.
S P O
b. Banyak orpospol berlandaskan Pancasila.
S P Pel

Hal lain yang membedakan Pel dan O adalah jenis


pengisinya. Selain diisi oleh nomina dan frasa nominal,
Pelengkap dapat juga diisi oleh frasa adjectival dan frasa
preposisional.
Di samping itu, letak Pelengkap tidak selalu persis di
belakang P. Apabila dalam kalimatnya terdapat O, letak
pel adalah di belakang O sehingga urutan penulisan bagian
kalimat menjadi S-P-O-Pel. Berikut adalah beberapa
contoh pelengkap dalam kalimat.
a. Mayang mendongengkan Rayhan Cerita si Kancil.
b. Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum.
c. Annisa mengirimi kakeknya kopiah bludru.

5. Keterangan (ket)

Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang


menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat yang
lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O,
dan Pel. Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di
tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa
nominal, frasa preporsisional, adverbia, atau klausa.
Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam -macam Ket
dalam kalimat. Para ahli membagi keterangan atas
Sembilan macam, yaitu seperti yang tertera pada tabel
berikut :
6

JENIS KETERANGAN DAN CONTOH PEMAKAIANNYA

Jenis
No. Posisi/penghubung Contoh pemakaian
keterangan
Di; Di kamar;
Ke; Ke Surabaya;
1. Tempat
Dari; Dari Manado;
Pada. Pada permukaan.
Sekarang, kemarin;
-;
Pada pukul 5 pagi;
Pada;
Dalam 2 hari ini
Dalam;
Sepulang kantor;
Se-;
2. Waktu Sebelum mandi;
Sebelum;
Sesudah makan;
Sesudah;
Selama bekerja;
Selama;
Sepanjang
Sepanjang.
perjalanan.

3. Alat Dengan Dengan pisau.


Supaya/agar kamu
Supaya/agar; faham;
Untuk; Untuk
4. Tujuan
Bagi; kemerdekaan;
Demi. Bagi masa depan;
Demi orang tuamu.
Secara hati-hati;
Secara;
Dengan cara damai;
5. Cara Dengan cara;
Dengan jalan
Dengan jalan.
berunding.

6. Kesalingan - Satu sama lain.

Seperti angin;
Seperti;
Bagaikan dewi;
7. Similatif Bagaikan;
Laksana bintang di
Laksana.
langit.
Karena; Karena wanita;
8. Penyebab
Sebab. Sebab kelalaiannya.
Dengan; Dengan adiknya ;
9. Penyerta Bersama; Bersama temannya;
Beserta. Beserta saudaranya.
7

C. CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF

Untuk dapat mencapai keefektifan, suatu kalimat harus


memenuhi paling tidak enam syarat berikut, yaitu adanya:
1) Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan
antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai.
Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan
gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti
tercantum di bawah ini :
 Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan
jelas.
Contoh :
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus
membayar uang kuliah. (Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus
membayar uang kuliah. (Benar)
 Tidak terdapat subjek yang ganda.
Contoh:
a. Penyusunan laporan it u saya dibantu oleh para
dosen. (Salah)
b. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para
dosen. (Benar)
 Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada
kalimat tunggal.
Contoh:
a. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak
dapat mengikuti acara pertama. (Salah)
b. Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak
dapat mengikuti acara pertama. (Benar)
 Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh:
a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
(Salah)
b. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
(Benar)
8

2) Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan
bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya,
kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk
pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga
menggunakan verba.
Contoh:
a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan
pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian
sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua
bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk
yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu
dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk
itu.
Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang
menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata
pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat
itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial,
sebagai berikut:
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan
pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian
sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

3) Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah
suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat.
Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu dito njolkan.
Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada
penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk mem bentuk
penekanan dalam kalimat.
 Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat
(di awal kalimat).
Contoh:
“Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa
dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya. ”
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
9

 Membuat urutan kata yang bertahap


Contoh:
“Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta -juta
rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar”.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta -juta
rupiah, telah disumbangkan kepada anak -anak terlantar.
 Melakukan pengulangan kata (repetisi )
Contoh:
“Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan
mereka.”

 Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan


Contoh:
“Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur. ”
 Mempergunakan partikel penekanan (penegasan )
Contoh:
“Saudaralah yang bertanggung jawab.”

4) Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif
adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain
yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus
menghilangkan kata -kata yang dapat menambah kejelasan
kalimat. Peghematan di sini mempunyai ar ti penghematan
terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak
menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
 Penghematan dapat dilakukan dengan cara
menghilangkan pengulangan subjek .
Contoh:
“Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa
presiden datang.”
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa
presiden datang.
10

 Penghematan dapat dilakukan dengan cara


menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi
kata.
Contoh:
“Ia memakai baju warna merah.”
Kata merah sudah mencakupi kata warna.
Kalimat itu dapat diubah menjadi :
“Ia memakai baju merah.”
 Penghematan dapat dilakukan dengan cara
menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat .
Perhatikan kalimat di bawah ini.
“Dia hanya membawa badannya saja ”.
Kata naik bersinonim dengan ke atas.
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi :
”Dia hanya membawa badannya.”
 Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak
menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Misalnya:
Bentuk tidak baku : para tamu -tamu, beberapa orang-orang
bentuk baku : para tamu, beberapa orang.

5) Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu
tidak menimbulkan tafsiran ganda. Dan tepat dalam
pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.
a. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima
hadiah.
b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat (a) memilikimakna ganda, yaitu siapa yang
terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi.
Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah
uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupia h.

Perhatikan kalimat berikut.


“Yang diceritakan menceritakan tentang putra -putri raja,
para hulubalang, dan para menteri.”
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang
bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan.
Kalimat itu dapat diubah menjadi.
“Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para
hulubalang, dan para menteri. “
11

6) Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah
kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi
yang disampaikannya tidak terpecah -pecah.
a. Kalimat yang padu tidak bertele -tele dan tidak
mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris. Oleh
karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan
bertele-tele.
Misalnya :
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian
kita orang-orang kota yang telah terlanjur
meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara
tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia
Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan
beradab.

b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen +


verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang
berpredikat pasif persona.
Contoh:
“Surat itu saya sudah baca. ”
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab
aspek terletak antara agen dan verbal. Seharusnya
kalimat itu berbentuk :
“Surat itu sudah saya baca.”

 Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata


seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja
dan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini :
“Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat. ”
Seharusnya:
“Mereka membicarakan kehendak rakyat.”

7) Kelogisan

Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide


kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya
sesuai dengan ejaan yang berlaku.
12

D. SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF


S yarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut :
1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau
penulisnya.
2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara
pikiran pendengar atau pembaca dengan yang
dipikirkan pembaca atau penulisnya.
E. STRUKTUR KALIMAT EFEKTIF
Struktur kalimat efektif haruslah benar. Kalimat itu
harus memiliki kesatuan bentuk, sebab kesatuan bentuk
itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Sebaliknya
kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak
menggambarkan kesatuan apa-apa dan merupakan suatu
pernyataan yang salah.
Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau
bentuk yang jelas. Setiap unsur yang terdapat di dalamnya
(yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati
posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata -
kata itu harus diurutkan berdasarkan aturan -aturan yang
sudah dibiasakan. Tidak boleh m enyimpang, dan
bertentangan. Setiap penyimpangan biasanya akan
menimbulkan kelainan yang tidak dapat diterima oleh
masyarakat pemakai bahasa itu.
Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat
papa. Efek yang ditimbulkan nya akan sangat lain, bila
dikatakan :
1. Buat Papa menulis surat saya.
2. Surat saya menulis buat Papa.
3. Menuis saya surat buat Papa.
4. Papa saya buat menulis surat.
5. Saya Papa buat menulis surat.
6. Buat Papa surat saya menulis.
Walaupun kata yang digunakan dalam k alimat itu sama,
namun terdapat kesalahan. Kesalahan itu terjadi karena
kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat) tidak jelas
fungsinya. Hubungan kata yang satu dengan yang lain
tidak jelas. Kata-kata itu juga tidak diurutkan berdasarkan
apa yang sudah ditentukan oleh pemakai bahasa.
Demikinlah biasanya yang terjadi akibat penyimpangan
terhadap kebiasaan struktural pemakaian bahasa pada
umumnya. Akibat selanjutnya adalah kekacauan
pengertian. Agar hal ini tidak terjadi, maka si pemakai
bahasa selalu berusaha mentaati hokum yag sudah
dibiasakan.
13

F. Kesalahan Kalimat Efektif


1. Pleonastis
Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang
mubazir (berlebihan ), yang sebenarnya tidak perlu.
Contoh kalimat yang mengandung ke salahan pleonastis
antara lain:
“Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.”
Kalimat ini seharusnya :
“Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.”
2. Kontaminasi
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan kontaminasi
dapat kita lihat pada kalimat berikut ini :
“Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan
bervariasi.
Kalimat tersebut akan menjadi lebih efektif apabila
akhirannya dihilangkan. Sehingga menjadi :
“Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan
bervariasi.”
3. Salah Pemilihan Kata
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan
kata dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
“Saya mengetahui kalau ia kecewa.”
Seharusnya :
“Saya mengetahui bahwa ia kecewa.”
4. Salah Nalar
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat
kita lihat pada kalimat berikut ini :
“Bola gagal masuk gawang.
Seharusnya :
“Bola tidak masuk gawang.”
5. Pengaruh Bahasa Asing atau Daerah
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena
terpengaruh bahasa asing terlihat pada k alimat ini bisa
jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat
terjemahan kalimat berikut :
“I live in Semarang where my mother work”
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut
menjadi :
“Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja. ”
14

Bahasa daerah
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena
terpengaruh bahasa daerah dapat kita lihat pada kalimat
berikut :
“Anak-anak udeh pade dateng.”
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut
menjadi :
“Anak-anak sudah datang.”

6. Kata Depan yang tidak perlu

Sering kali kita membuat kalimat yang mengandung kata


depan yang tidak perlu seperti pada kalimat berikut:
Contoh :
Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Agar menjadi efektif, sebaiknya kita menghilangkan
kata depan di, sehingga kalimatnya menjadi:
Program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
15

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil pembahasan di atas maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan:
1. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud
lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik
turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan
intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
titik. (.), tanda tanya (? ) dan tanda seru (!);
2. Adapun bagian - bagian kalimat terdiri atas subyek,
prediket, objek, pelengkap dan keterangan;
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat me wakili
pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga
pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut
dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud
oleh penulis atau pembicaranya;
4. Ciri-ciri kalimat efektif, yaitu kesepadanan,
keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan,
kelogisan.
B. Saran
1. Bagi para pendidik
Para pendidik sebaiknya memahami dengan seksama dan
benar tentang bahasa Indonesia supaya dalam proses
kegiatan belajar mengajar terjadi komunikasi yang baik
dan tepat penggunaan bahasanya antara pendidik dengan
peserta didik.
2. Bagi peserta didik
Para peserta didik agar lebih meningkatkan, menggali
dan mengkaji lebih dalam tentang bahasa Indonesia.
3. Bagi calon pendidik
Para calon pendidik sebaiknya memahami dan mencari
pengetahuan secara seksama mengenai materi dalam
makalah ini supaya pada saat pendidik terjun ke lapangan
tidak terjadi kekeliruan dalam pemakaian bahasa terhadap
peserta didik dengan pedidik.
4. Bagi lembaga pendidikan
Lembaga sekolah sebaiknya memberikan dan
menekankan perhatian penuh terhadap penggunaan ragam
bahasa yang tepat agar terjalin komunikasi yang selaras.
16

DAFTAR PUSTAKA

Mustakim. 1994. Membina Kemampuan berbahasa : Panduan


ke Arah Kemahiran Berbahasa. Jakarta : Gramedia pustaka
Prima

Alwi, Hasan, dkk, 1998, Tata Bahasa Baku Bahasa


Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Restiani, Dedeh.2011.
“Kalimat”, http://elgrid.wordpress.com/2011/12/26/ kalim
at-2/

S yafar, Asfar. 2013.


“Makalah Bahasa Indonesia”, http://asfarsyafar.
blogspot. com/2013/10/makalah-bahasa-indonesia-
pengertian.html

Ulfa, Maria.2013.
“Kalimat Efektif:, http://kalimatefektif2013.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai