Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan
amal. Dan berkat rahmat dan hidayah-Nya pula, kami dapat menyelesaikan
makalah “Kalimat Efektif Dalam Bahasa Indonesia” ini dengan penuh tanggung
jawab.
Kemudian shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang merupakan pendorong kemajuan agama Islam ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan tuntas tanpa
adanya bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya
kepada :
1. Siti Aminah, M.H.I selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia
2. Untuk teman-teman seperjuangan, prodi Managemen Pendidikan Islam (MPI)
yang telah memberikan dorongan semangat kepada kami untuk
menyelesaikan tugas ini.

Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak diselimuti kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Dengan demikian kritik, saran, dan masukan yang
membangun merupakan kebutuhan kami, sehingga bisa dijadikan pedoman dalam
penulisan makalah ke arah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

Wallahul muwafiq ilaa aqwamitthoriq


Wassalamualaikum Wr. Wb.
Lumajang, 1 OKTOBER 2022

Penulis
DAFTAR ISI

COVER...........................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Masalah....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN................................................................................
A. Pengertian Kalimat Efektif...................................................................
B. Ciri-Ciri Kalimat Efektif.......................................................................
C. Pola Kesalahan Dalam Membentuk Kalimat Efektif ...........................

BAB III PENUTUP........................................................................................

A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia


dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu
berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara
atau penulis.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca
secara tepat pula. Jika gagasan yang disampaikan sudah tepat,
pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah,
jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya.Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan
eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh
dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak
perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat
diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan
kaidah (Mustakim, 1994:86).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh
pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran
kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada
pendengar atau pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat
yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga
pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas
dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan
berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam
kalimat adalah dan ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa
tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi kalimat
efektif menurut beberapa ahli bahasa :
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-
syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup,
segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri
pembaca. (Rahayu: 2007)
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan
mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan
Ridwan:2001)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai
dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
Syarat-syarat kalimat efektif sebagai berikut:

1. secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.


2. mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar
atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
, “sebuah kalimat dapat efektif apabila mencapai sasaran dengan baik sebagai
alat komunikasi.

Keraf (1984: 36) berpendapat, kalimat efektif tidak hanya sanggup


memenuhi kaidah-kaidah atau pola-pola sintaksis, tetapi juga harus
mencakup beberapa aspek lainnya yang meliputi, sebagai berikut:
(1) Penulisan secara aktif sejumlah perbendaharaan kata (kosakata) bahasa
tersebut,
(2) Penguasaan kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif,
(3) Kemampuan mencantumkan gaya yang paling cocok untuk
menyampaikan gagasan-gagasan,
(4) Tingkat penalaran (logika) yang dimiliki seseorang.

B. Ciri Kalimat Efektif


1. Kesepadanan

Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur


subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat
efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur
bahasa.
Contoh:Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT). Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh:Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak
efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan
(efektif)
2. Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata

Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang


ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:

Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu


dan tidakefektif). Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal
itu mendapatkan hadiah (efektif).
3. Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam


mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu,
tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan
kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada
beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan
penghematan, yaitu: a.Menghilangkan pengulangan subjek.
b.Menghindarkan pemakaian
superordinat pada hiponimi kata.
c.Menghindarkan kesinoniman dalam
satu kalimat.
4. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh: Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku.
(tidak efektif) Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku.
(efektif)
Dia sudah menunggumu sejak
dari pagi.(tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak
pagi. (efektif)
d. Kelogisan

Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan
penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur
dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh: Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini.(tidak
efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
e. Kesatuan atau Kepaduan

Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan


dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-
pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan
kepaduan kalimat, yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir
yang tidak simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal
secara tertib dalam kalimat kalimat yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti
daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:

Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-


orang kota yangtelah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan
itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang
sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
Makalah ini membahas tentang teknologi fiber
optik. (tidak efektif) Makalah ini membahas
teknologi fiber optik. (efektif)

f. Keparalelan atau Kesajajaran

Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan


yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba,
bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama
menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus
menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:

Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke


pinggir jalan. (tidak efektif) Kakak menolong anak itu
dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif) Anak itu
ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
(efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara
luwes. (tidak efektif) Harga sembako dibekukan
atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
g. Ketegasan

Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap


ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu
kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan
kalimat (di awal kalimat). Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan
lain.

Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
(ketegasan) Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan
negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
(ketegasan)

b. Membuat
urutan kata yang
bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak- anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak- anak terlantar. (benar)
c. Melakukan
pengulangan kata
(repetisi). Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.

d. Melakukan pertentangan terhadap


ide yang ditonjolkan. Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.

e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel


–lah, -pun, dan –kah. Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?

Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.


C. Pola Kesalahan dalam Membentuk Kalimat Efektif

Berikut ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi
dalam penulisan serta perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif.
a. Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat :
- Sejak dari usia delapan tahun ia telah
ditinggalkan ayahnya. (Sejak usia delapan
tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.)
- Ayahku rajin bekerja agar supaya dapat
mencukupi kebutuhan hidup. (Ayahku rajin bekerja
agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.)

b. Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu’ struktur kalimat :


- Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum
akan segera diubah. (Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa
kurikulum akan segera diubah / Menurut berita yang saya dengar,
kurikulum akan segera diubah).
- Kepada yang bersalah harus
dijatuhi hukuman setimpal. (Yang
bersalah harus dijatuhi hukuman
setimpal.)

c. Penggunaan imbuhan yang kacau :


- Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.
(Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang
dipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan)
- Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak
mengulangi perbuatannya. (Ia diperingatkan oleh
kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.)

d. Kalimat tak selesai :


- Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang
selalu ingin berinteraksi. (Manusia yang secara kodrati merupakan
mahluk sosial, selalu ingin berinteraksi.)
- Rumah yang
besar yang
terbakar itu.
(Rumah yang
besar itu terbakar.)
e. Penggunaan kata dengan struktur dan
ejaan yang tidak baku : Kita harus bisa
merubah kebiasaan yang buruk.
(Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.)

Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, menyuci,
menyontoh, menyiptakan, menyintai, menyambuk, menyaplok, menyekik,
menyampakkan, menyampuri, menyelupkan dan lain-lain, padahal
seharusnya mencolok, mencuci, mencontoh, menciptakan, mencambuk,
mencaplok, mencekik, mencampakkan, mencampuri, mencelupkan.
• Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang.
• (Pertemuan itu telah menelurkan ide-ide cemerlang.)
• Gereja itu dilola oleh para rohaniawan secara professional.
• (Gereja itu dikelola oleh para rohaniwan secara professional.)
• ketinggal menjadi tertinggal, dll.

f. Penggunaan tidak tepat kata ‘di mana’ dan ‘yang mana’ :


- Saya menyukainya di mana
sifat-sifatnya sangat baik. (Saya
menyukainya karena sifat-sifatnya
sangat baik.)
- Rumah sakit di mana orang-orang mencari
kesembuhan harus selalu bersih. (Rumah sakit tempat
orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.)
g. Penggunaan kata ‘daripada’ yang tidak tepat :
- Seorang daripada pembatunya pulang
ke kampung kemarin. (Seorang di antara
pembantunya pulang ke kampung
kemarin.)
- Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar
daripada pengawasannya. (Seorang pun tidak ada
yang bisa menghindar dari pengawasannya.)
h. Pilihan kata yang tidak tepat :
Bukunya ada di saya. (Bukunya ada pada saya.)
i. Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti :
Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk
memulai pembicaraan damai antara komunis dan pemerintah yang
gagal.
Kalimat di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang
gagal? Pemerintahkah atau pembicaraan damai yang pernah
dilakukan?
(Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan
untuk memulai kembali pembicaraan damai yang gagal antara pihak
komunis dan pihak pemerintah.
Sopir Bus Santosa yang Masuk Jurang Melarikan Diri

Judul berita di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa


yang dimaksud Santosa? Nama sopir atau nama bus? Yang masuk
jurang busnya atau sopirnya?
(Bus Santoso Masuk Jurang, Sopirnya Melarikan Diri)

j. Pengulangan kata yang tidak perlu :


- Dalam setahun ia berhasil menerbitkan
5 judul buku setahun. (Dalam setahun ia
berhasil menerbitkan 5 judul buku.)

k. Kata ‘kalau’ yang dipakai secara salah :


- Dokter itu mengatakan kalau penyakit
AIDS sangat berbahaya. (Dokter itu
mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat
berbahaya.)
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pengertian-pengertian tentang kalimat efektif, dapat
disimpulkan bahwa kailmat efektif adalah kalimat yang memiliki
kekuatan atau kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-
gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca.
Namun, pengertian kalimat efektif yang dijelaskan di atas berarti
hal terpenting dalam tulisan adalah dapat diterima atau dimengertinya
sebuah kalimat oleh pembaca tanpa menggunakan kaidah bahasa yang
baik dan benar.
Padahal, terdapat perbedaan penggunaan bahasa tulisan dan bahasa
lisan. Bahasa tulisan harus menggunakan bahasa yang baik dan benar agar
dapat mudah diterima dan dimengerti oleh pembaca.
Didalam materi makalah ini menyangkut tentang kalimat efektif
karena kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan pikiran
dan perasaan penulis atau pembicaraan dengan jelas kepada pembaca atau
pendengar. Dan kalimat efektif juga terbagi atas unsur-unsur penting yang
ada dalam kalimat tersebut adalah merupakan kemampuan struktur bahasa
dalam mendukung gagasan/ide yang dikandung kalimatnya.

B. SARAN
Pemahaman tentang penggunaan kalimat efektif bahasa Indonesia bagi
pendidik, selain dapat menjadi bekal dalam pemakaian bahasa Indonesia
yang baik dan benar dalam kehidupan sehari- hari juga dapat bermanfaat
dalam pembinaan kemampuan berbahasa siswa. Banayak terjadi salah
kaprah dengan tatanan Bahasa yang digunakan oleh pendidik. Sehingga,
materi ini harus benar- benar dikuasai dan dipahami.
DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys. 1982. Tatabahasa Indonesia. EndeFlores:


Nusa Indah Depdikbud. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

http://nadiachya.blogspot.com/2011/10/makalah-bahasa-indonesia-
kalimat.htmlhttp://kumpulanmakalahdanskripsi.blogspot.com/2010
/05/makalah-tentang- kalimat.html

https://nurkholismzzstimkpringsewu.wordpress.com/tugas/b-b-indo/

penyusunan-kalimat-efektif/

http://www.academia.edu/9556556/Kalimat_Efektif_Pengertian_Ciri-

ciri_Contoh

Anda mungkin juga menyukai