Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KALIMAT EFEKTIF

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia


Dosen pengampu : Budi Herti, S.Pd.I, M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 5 :


1. Syahrulian Ardandi
2. Muhammad Kori
3. Hendri Saputra
4. Diki Wahyudi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA'ARIF JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan
kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Bahasa
Indonesia yang berjudul “Kalimat Efektif” dapat selesai seperti waktu yang telah kami
rencanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Budi Herti, S.Pd.I, M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia Sekolah
Tinggi Agama Islam Ma'arif Jambi
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga
makalah ini dapat terselesaikan
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar
makalah ini dapat di selesaikan
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Makalah ini membahas
tentang kalimat efektif.
Tak ada gading yang tak retak. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

Jambi, 8 September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.................................................................................... iii
B. Rumusan masalah............................................................................... iii
C. Tujuan pembahasan............................................................................ iv
D. Manfaat pembahasan.......................................................................... iv

BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Kalimat Efektif ..................................................................... 1
B. Ciri-ciri/Persyaratan Kalimat Efektif ................................................. 1

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan......................................................................................... 9
B. Saran................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan
sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran,
keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang
digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang
dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau
pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan
kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat
pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang
dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu
tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami
apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat
mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan
harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak
boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu
dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan
keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak
memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin
kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan
adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan
karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik
untuk membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2. Apa ciri-ciri kalimat efektif?

iii
3. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?

C. Tujuan Pembahasan
1. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia sehingga
menjadi baik dan benar
2. Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam berbahasa
3. Menjaga kemurnian bahasa Indonesia
D. Manfaat Pembahasan
1. Manfaat untuk diri sendiri: agar bisa memahami bagaimana yang dikatakan
dengan kalimat efektif.
2. Manfaat untuk kelompok: agar kita bisa menjaga budaya Bahasa Indonesia yang
baik dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang
berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan
predikat); memperhatikan ejaan yang disempurnakan; serta cara memilih kata (diksi)
yang tepat dalam kalimat. Kalimat yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan
mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar.
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika
dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan
ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan
tertentu pula.
Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat
komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah
dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu:
2007)
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah
dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah,
ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan
Wahyudi: 2009)
5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu
menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di
mengerti serta di artikan. (ARIF HP: 2013)
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat
efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif
adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh
pendengar atau pembaca.
B. Ciri-Ciri/Persyaratan Kalimat Efektif

1
1. Ciri-ciri Kalimat Efektif
a. Kesatuan gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas dan memperlihatkan kesatuan
gagasan yang mengandung satu ide pokok. Kesatuan gagasan disini jangan
diartikan bahwa kalimat itu hanya mempuyai suatu ide yang tunggal. Bisa jadi
kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan atau lebih. Secara praktis,
sebuah kalimat itu dikatakan memiliki kesatuan gagasan itu apabila kalimat itu
terdiri dari subjek, predikat dan objek. Kesatuan itu bermcam-macam antara
lain kesatuan tunggal, kesatuan gabungan, dan kesatuan yang mengandung
pertentangan.
Contoh kesatuan gagasan adalah sebagai berikut:
a) Kesatuan tunggal
Semua penduduk desa mendapat penjelasan mengenai rencana
pembangunan lima tahun.
b) Kesatuan gabungan
Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah berangkat
dengan pesawat satu jam yang lalu.
c) Kesatuan pertentangan.
Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan, tetapi ia tidak senang dengan
pekerjaan itu.
b. Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk yang digunakan dalam kalimat itu.
Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan
seterusnya juga harus menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama
menggunakan verba, bentuk kedua juga harus menggunakan verba.
Contoh:
a.) Namanya ditulis dengan jelas di kertas segel atau pencantumannya di kertas
khusus.
b.) Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pembagian
tata ruang.
Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang
mewakili predikat terjadi dari bentuk yang berbeda, yaitu ditulis dan
pencantuman. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua

2
bentuk itu, menjadi seperti ini: Namanya ditulis dengan jelas di kertas segel
atau dicantumkan di kertas khusus.
Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki
predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang, pengujian,
dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang
nominal, menjadi seperti berikut:
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan
tembok, pemasangan penerangan, pengujian system pembagian air, dan
pengaturan tata ruang.
c. Ketegasan
Ketegasan itu juga biasa disebut dengan penekanan yang artinya suatu
perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide
yang perlu ditonjolkan, kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada
penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat,
antara lain sebagai berikut:
a) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di awal kalimat
Contoh:
i. Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan Negara ini
dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah pada Presiden mengharapkan.
ii. Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya ialah pada Harapan presiden.
b) Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
c)Melakukan pengulangan kata (repetisi)

Contoh:
Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
d)Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

3
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
e) Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)
Contoh:
Saudaralah yang harus bertanggung jawab.
d. Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat dalam mempergunakan


kata, frasa atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti
harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat.
Penghematan di sini mempunyai arti penghematan yang memang tidak
diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Penghematan dapat
dilakukan dengan cara berikut ini
a) Menghilangkan pengulangan subjek
Contoh:
- Karena dia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
- Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
b) Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata
Contoh:
- Ia memakai baju warna merah.
- Ia memakai baju merah.
Kata warna dihilangkan karena kata merah sudah mencakup kata warna.
c) Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
Contoh:
- Sejak dari pagi ia termenung.
- Sejak pagi ia termenung.
Kata dari dihilangkan karena kata dari bersinonim dengan kata sejak.
d) Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak
Contoh:
- Para hadirin dimohon berdiri
- Hadirin dimohon berdiri

Kata para dihilangkan karena kata hadirin sudah merupakan bentuk jamak.
e. Penalaran (Logika)

4
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan
atau perasaan pembicara atau penulis. Berarti, bukan hanya struktur gramatikal
yang berperan penting agar ide pokok kalimat dapat diungkapkan dengan baik
dan benar. Ada unsur lain yang harus diperhatikan yaitu penalaran atau logika.
Kalimat yang efektif harus logis karena setiap kalimat harus bisa
dipertanggungjawabkan dari segi akal sehat dan sesuai dengan penalaran.
Contoh:
- Kepada kepala sekolah waktu dan tempat kami persilahkan.
- Untuk mempersingkat waktu mari kita lanjutkan acara ini.
Seluruh bagian dari kedua kalimat di atas sebenarnya bisa dimengerti, tetapi
ada beberapa bagian yang sulit diterima akal sehat. Maka dari itu, jalan pikiran
penulis/pembicara menentukan mudah-tidaknya sebuah kalimat dipahami.
f. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan disini ialah kepaduan pernyataan dalam
kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
Ciri-ciri kalimat yang padu:
a) Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir
yang tidak simetris. Oleh karena itu, sebaiknya kita hindari kalimat yang
panjang dan bertele-tele.
Misal:
- Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang
kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu.
- Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah
meninggalkan rasa kemanusiaan.
b) Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek+agen+verbal secara tertib
dalam kalimat pasif persona. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan
sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat dan kata kerja dan
objek penderita.
Misal:
- Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah
adat.
- Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.
- Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
- Mereka membicarakan kehendak rakyat.

5
g. Kecermatan

Maksud dari kecermatan adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran
ganda, serta tepat dalam pilihan kata. Bisa dikatakan dalam hal ini tidak
pleonastis maksudnya tidak terdapat kata yang maknanya sama.
Contoh:
- Pada hari itu mereka saling bersalaman.
- Pada hari itu mereka saling bersalam-salaman.
Penjelasan: makna kata ulang bersalam-salaman sudah berarti saling
bersalaman, sehingga tidak perlu ditambahkan kata “saling”.
h. Kesepadanan Struktur
Kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur
bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan
gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Beberapa ciri
kesepadanan adalah sebagai berikut:
a) Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat
kalimat itu tidak efektif. Ketidakjelasan subjek dalam suatu kalimat terjadi
apabila sebelum subjek kalimat tersebut terdapat kata depan di, dalam, bagi,
untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya.
Contoh:
- Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
- Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
b) Dalam kalimat itu tidak terdapat objek yang ganda
Subjek yang ganda akan memunculkan kalimat yang tidak terfokus.
Contoh:
- Penyusunan laporan itu saya, dibantu oleh para dosen.
- Dalam penyusunan laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
c) Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal
Kata hubung dipakai untuk membangun sebuah kalimat majemuk.
Oleh sebab itu, kata hubung atau kata sambung tidak diperkenankan ada di
dalam kalimat tunggal. Hal itu perlu dicermati.
Contoh:

6
Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.
Kalimat diatas dapat diperbaiki dengan 2 cara, yang pertama yakni dengan
mengubah kalimat itu menjadi kalimat majemuk, seperti berikut:
Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.
Yang kedua yakni dengan cara mengganti ungkapan penghubung
intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, seperti berikut:
Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti
acara pertama.
d) Predikat kalimat yang tidak didahului oleh kata ”yang’’
Pemunculan kata “yang” akan menghilangkan predikat dalam sebuah
kalimat.
Contoh:
- Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
- Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
i. Tidak bermakna ambigu (membingungkan)
Contoh kalimat ambigu:
Presiden memimpin rapat terbatas mengantisipasi perubahan cuaca di istana
negara.
Kalimat tersebut ambigu, karena yang dibahas perubahan cuaca hanya di istana
negara atau di negara. Perbaikan agar menjadi kalimat efektif:
- Di istana negara presiden memimpin rapat terbatas membahas perubahan
cuaca.
- Presiden memimpin rapat terbatas di istana negara membahas perubahan
cuaca.

2. Persyaratan Kalimat Efektif


a. Sesuai Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
Pada kalimat ini harus memakai ejaan atau tanda baca yang tepat. Kata
baku juga harus menjadi perhatian agar tidak sampai kata yang dituliskan
ternyata tidak tepat ejaannya.
b. Sistematis

7
Kalimat yang paling sederhana adalah yang mempunyai susunan subjek
dan predikat, lalu ditambahkan dengan objek, pelengkap dan keterangan.
Kemudian mengefektifkan sebuah kalimat, maka buat kalimat yang urutannya
tidak memusingkan. Jika memang tidak ada penegasan pada kalimat, subjek
dan predikat diharuskan selalu berada pada awal kalimat.
c. Tidak boros
Jangan sampai kalimat yang di buat terlalu banyak menggunakan kata-
kata atau bisa terlihat bertele-tele. Lihatlah susunan kalimat yang itu pasti dan
ringkas agar si pembaca atau pendengar lebih mudah memahami gagasan yang
akan dituangkan.
d. Tidak ambigu
Syarat terakhir pada kalimat efektif, yang menjadi sangat penting sekali
untuk mengindari pembaca atau pendengar dari multitafsir. Dengan
menggunakan susunan kata yang jelas, sistematis, dan sesuai kaidah-kaidah
kebahasaan; pembaca atau pendengar tidak kesulitan menanggap kalimat yang
di tulis sehingga tidak ada kesan ambigu.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau
pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis
atau pembicaranya.
 Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesatuan gagasan, keparalelan, ketegasan,
kehematan, penalaran, kepaduan, kecermatan, kesepadanan struktur dan tiak
bermakna ambigu.
 Syarat-syarat kalimat efektif yaitu : Sesuai ejaan yang disempurnakan (EYD),
sistematis, tidak boros dan tidak ambigu.

B. Saran
Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan
simpel. Serta dalam Penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritikan dan saran
bagi pembahasan materi tersebut.

9
Daftar Pustaka

Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Akademika Pressindo.
Dibia, Ketut dan Putu. 2016. Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Soedjito. 1986. Kalimat Efektif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
ridhahhusna.wordpress.com/2015/10/31/kalimat-efektif/
odeliajulita.blogspot.co.id/2012/12/contoh-paragraf-kalimat-efektif-dan.html
http:////Pengertian, Ciri, dan Penggunaan Kalimat Efektif.html.
http://dayintapinasthika.wordpress.com/2013/01/02/contoh-kalimat-efektif-dan-
kalimat-tidak-efektif/
http://arifharypurnomo.blogspot.com/2013/10/kalimat-efektif-ciri-ciri-dan-contoh.html

10

Anda mungkin juga menyukai