Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KALIMAT EFEKTIF

Dosen Pengajar : Nurul Hidayah S. Sos., M. Si


Kelompok 4 :
1. Melinda Oktavia (10321068)
2. Deny Syaiful Firdaus (10321018)
3. Septiano Fernanda Putra (10321088)
4. Cornelia Fernanda Putri Ayuni (10321016)
5. Ilda Eky Firdanis (10321034)
6. Frida Erlinda Ayu Fitria (10321032)
7. Silvi Ngakidatul (10321057)
8. Berliana Dwistira Septy (10321014)
9. Amalia Astriani (10321008)
10. Isnaini Silva Nurdiana (10321039)
11. Faiz Azril Akbar (103221028)

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan Hidayah-Nya, kami
sekelompok dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Kalimat Efektif" dengan
tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang penggunaan kalimat efektif yang baik
dan benar bagi para pembaca dan juga bagi kami.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nurul Hidayah S. Sos., M. Si selaku dosen
Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Kami ucapkan terima kasih juga kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikannya makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kediri, 29 September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kalimat Efektif............................................................................................
2.2 Tujuan Kalimat Efektif..................................................................................................
2.3 Unsur-Unsur Kalimat Efektif........................................................................................
2.4 Ciri-Ciri Kalimat Efektif...............................................................................................
2.5 Syarat Kalimat Efektif...................................................................................................
2.6 Fungsi Kalimat Efektif..................................................................................................
2.7 Penerapan Kalimat Efektif.............................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

● Latar Belakang
Kalimat efektif merupakan kalimat yang dapat diterima dengan baik oleh
pendengar. Bahasa yang digunakan untuk menjadikan kalimat itu efektif adalah
bahasa yang dapat mendukung maksud secara jelas. Bahasa itu harus memiliki isi
pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada si pembicara atau penulis.
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang kurang
efektif. Kalimat yang kurang efektif adalah kalimat yang kurang memenuhi syarat
sebagai bahasa ilmiah. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca tidak mengerti
maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat yang digunakan tidak efektif.
Supaya kalimat yang dibuat itu efektif dan dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit
(terus terang dan tidak terbelit-belit). Artinya unsur-unsur kalimat seharusnya ada
yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak
digunakan, tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu
dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah.

● Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kalimat efektif ?
2. Apa tujuan dari menggunakan kalimat efektif ?
3. Apa saja unsur-unsur kalimat efektif ?
4. Apa saja ciri-ciri kalimat efektif ?
5. Apa saja syarat untuk menjadi kalimat efektif ?
6. Apa saja fungsi dari kalimat efektif ?
7. Bagaimana penerapan pada kalimat efektif ?

● Tujuan
1. Mengetahui bagaimana cara penggunaan kalimat efektif yang baik dan
benar.
2. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan Bahasa Indonesia.
3. Agar dapat menjaga kemurnian bahasa Indonesia.

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku,
seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan predikat),
memperhatikan ejaan yang disempurnakan, serta cara memilih kata (diksi) yang tepat dalam
kalimat. Kalimat yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh
pembaca ataupun pendengar.
Kalimat efektif merupakan kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur atau
penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca secara tepat
pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan yang dapat
menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain, kalimat
efektif  adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara jelas dan
tepat sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah,
jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
Pengertian Kalimat Efektif Menurut Para Ahli
Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :
A. Menurut (Rahayu: 2007)

Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat


komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah
dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca.

B. Menurut (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)

Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dapat dengan mudah
dipahami orang lain secara tepat.

C. Menurut (Arifin: 1989) Mengatakan


Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah,
ringkas, dan enak dibaca.

D. Menurut (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)

Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca.

5
E. Menurut  (Arif HP: 2013)
Kalimat efektif dipahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu
menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah dimengerti serta
di artikan.

2. Tujuan Kalimat Efektif

Kalimat efektif bertujuan untuk menyampaikan gagasan dari komunikator kepada


komunikan atau dari pembaca kepada pendengar dengan lugas, tepat serta tanpa salah tafsir.
Komunikator dalam hal ini dapat diartikan sebagai pembicara atau penulis, sedangkan
komunikan adalah penyimak atau pembaca.
Berikut adalah beberapa tujuan kalimat efektif:
1. Menyampaikan gagasan secara tepat
2. Menyampaikan pesan dengan makna yang diinginkan komunikator
3. Pesan yang disampaikan lugas
4. Gagasan atau pesan tidak menimbulkan salah tafsir
5. Mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis
6. Menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca
seperti yang dipikirkan pembicara atau penulis
7. Menyampaikan informasi yang tepat dari penulis kepada pembaca
8. Menjaga kemurnian Bahasa Indonesia

3. Unsur Kalimat Efektif


Kalimat efektif memiliki berbagai unsur. Unsur tersebut sebagai berikut :
1. Subyek
2. Predikat
3. Obyek
4. Keterangan
Syarat untuk membuat kalimat dapat dipenuhi minimal dengan unsur dan predikat. Namun
dalam kalimat efektif, perlu kehadiran objek atau keterangan agar kalimat terkesan utuh.
Berikut penjabaran singkat unsur kalimat efektif.

● Subjek

6
Subjek adalah bagian dari kalimat yang menunjukkan pelaku yang dapat berupa
orang, tempat, atau benda , sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal atau
pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis beberapa jenis kata atau frasa,
sebagai berikut :
1. Frasa benda (nomina, frasa yang terbentuk dari dua kata benda atau
penggabungan kata benda, atau biasa digunakan untuk pengganti kata
benda)
2. Klausa (penggabungan kata yang terdiri atas subjek dan predikat)
3. Frasa verbal (gabungan dari sekumpulan kata yang memiliki unsur inti
berupa kata kerja).

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh sebagai berikut ini:

o Ibu (S) + minum (P) – Ibu minum.


o Pak Usman (S) + sedang mengajar (P) – Pak Usman sedang mengajar.
o Paman (S) + tertidur (P) – Paman tertidur.

● Predikat

Predikat adalah bagian kalimat yang menunjukkan apa yang dilakukan oleh subyek,
biasanya berupa kata kerja. Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S),
predikat juga dapat menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri subjek.
Predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau
adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal.Verba
merupakan kata kerja yang menyatakan tindakan,keberadaan, pengalaman, atau
pengertian dinamis lainnya. Adjektiva merupakan kata sifat. Sedangkan numeralia
adalah kata bilangan yang menyatakan bilangan dan kuantitas.

Berikut ini adalah contoh dari predikat :

o Ayah menyetir mobil dengan sangat kencang. (P)


o Pak guru (S) + tidak masuk (P) – Pak guru tidak masuk .
o Bibi (S) + sedang memasak (P) - Bibi sedang memasak .

● Objek

Objek merupakan bagian kalimat yang menunjukkan hal atau benda yang menjadi
sasaran, biasanya berupa nomina Keterangan. objek pada umumnya diisi oleh
nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak Objek selalu di belakang Predikat yang
berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya Objek. Jika
Predikat diisi oleh verba intransitif, Objek tidak diperlukan.Itulah sebabnya sifat
Objek dalam kalimat dikatakan tidak wajib hadir. Verba transitif adalah kata kerja

7
yang memerlukan objek seperti ”memukul bola” , sedangkan verba intransitif
adalah kata kerja yang tidak memerlukan pelengkap atau objek lagi.

Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi Subjek jika kalimatnya
dipasifkan.Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak O-nya di belakang dan
ubahan posisinya bila kalimatnya dipasifkan.

1. Martina Hingis mengalahkan Yayuk Basuki (O)


2. Yayuk Basuki (S) dikalahkan oleh Martina Hingis.
3. Orang itu menipu adik saya (O)
4. Adik saya (S) ditipu oleh orang itu.

Berikut contoh kalimat dengan struktur subjek-predikat-objek.

o Roman (S) + akan menjemput (P) + Ibu (O) — Roman akan menjemput Ibu.

o Petani (S) + sedang memanen (P) + padi (O) — Petani sedang memanem padi.

o Kita (S) + mau makan (P) + soto (O) — Kita mau makan soto.

● Keterangan

Keterangan adalah kalimat yang menunjukkan tujuan cara, waktu, tempat, atau
sebab-akibat. Biasanya ditandai dengan penggunaan konjungsi atau kata hubung.

Perhatikan contoh di bawah ini:

o Riana (S) + menyelesaikan (P) + rangkaian bunganya (O) + dengan hati-hati


(K) — Riana menyelesaikan rangkaian bunganya dengan hati-hati.

o Ayah (S) + sedang menikmati (P) + pisang goreng (O) + di teras rumah (K) —
Ayah sedang menimati pisang goreng di teras rumah.

o Mereka (S) + tidak menampilkan (P) + tarian (O) + saat acara PENSI (K) —
Mereka tidak menampilkan tarian saat acara PENSI.

● Pelengkap

Unsur pelengkap pada kalimat efektif merupakan bagian kalimat yang


melengkapi predikat. Biasanya berada di belakang predikat yang berupa verba.

8
Namun posisi seperti itu juga ditempati oleh objek, dan jenis kata yang
mengisi pelengkap dan objek juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal,
atau klausa. Perhatikan contoh di bawah ini:

o Selly (S) + membawa (P) + makanan (O) + yang paling lezat (Pel) — Selly
membawa makanan yang paling lezat.

o Pak Ahmad (S) + menunjuk (P) + Farhan (O) + sebagai ketua kelas (Pel) —
Pak Ahmad menunjuk Farhan sebagai ketua kelas.

o Ibu (S) + membuatkan (P) + adik (O) + makanan kesukaannya (Pel)— Ibu
membuatkan adik makanan kesukaannya.

4. Ciri-Ciri Kalimat Efektif


Kalimat efektif harus bercirikan sebagai berikut :
1. Kelugasan

Kelugasan dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa informasi yang akan


disampaikan dalam kalimat itu adalah bagian pokok-pokok saja, tidak berbelit-belit,
tetapi disampaikan secara sederhana.
Contoh:
Terus meningkatnya permintaan terhadap produk kertas, mau tidak mau memaksa
industry kertas menambah produksinya dan lebih meningkatkan mutu kertas itu
sendiri.

Kalimat diatas termasuk kalimat yang tidak efektif karena ketidak lugasan
informasi yang akan disampaikan. Penggunaan frasa mau tidak mau dan sendiri pada
kalimat di atas menjadi penyebab kalimat tersebut tidak efektif. Untuk memudahkan
pemahaman. Contoh kalimat di atas akan diubah menjadi seperti:
Terus meningkatnya permintaan terhadap produk kertas memaksa industri
kertas menambah produksi dan meningkatkan mutunya.

Tampak pada kalimat diatas lebih luas daripada kalimat sebelumnya. Hal itu terjadi
karena setelah frasa mau tidak mau pada kalimat tersebut ditanggalkan.
2. Ketepatan

Ketepatan dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa informasi yang akan


disampaikan dalam kalimat tersebut harus benar, sehingga dibutuhkan ketelitian.
Berikut contohnya:
Rumah seniman yang antik itu dijual dengan harga murah.

9
Kalimat di atas termasuk kalimat yang tidak efektif karena ketidaktepatan
informasi yang akan disampaikan. Frasa yang antik dapat ditafsirkan lebih dari satu
makna, yaitu ‘yang antik itu rumahnya’ atau ‘yang antik itu senimannya’. Untuk
memudahkan pemahaman kalimat tersebut dimunculkan kembali menjadi berikut:
Rumah yang antik milik seniman itu dijual dengan harga murah.

3. Kejelasan

Kejelasan dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa kalimat tersebut harus


jelas strukturnya dan lengkap unsur-unsurnya. Kalimat yang jelas strukturnya
memudahkan orang memahami makna yang terkandung di dalamnya, tetapi
ketidakjelasan struktur bisa jadi menimbulkan kebingungan orang untuk
memahami makna yang terkandung di dalamnya.
Contoh:
Pasal 52 ayat (2) UU SJSN mengamanatkan kepada keempat badan tersebut untuk
melakukan penyesuaian dengan UU SJSN. (S-P-K-K)

Jika dianalisis, tampak bahwa Pasal 52 ayat (2) UU SJSN berfungsi sebagai
subjek, mengamanatkan berfungsi sebagai predikat, kepada keempat badan
tersebut berfungsi sebagai keterangan, dan untuk melakukan penyesuaian sengan
UU SJSN juga merupakan keterangan. Karena predikat dalam kalimat tersebut
berupa verba transitif (kata kerja yang diikuti oleh objek), unsur yang mendampingi
predikat itu adalah objek, bukan keterangan. Jadi kalimat tersebut seharusnya
berstruktur S-P-O-K.

Berikut perubahan kalimat yang benar:


Pasal 52 ayat (2) UU SJSN memerintahkan keempat badan tersebut untuk
melakukan penyesuaian dengan UU SJSN. (S-P-O-K)

4. Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif mensyaratka bahwa informasi yang akan


disampaikan dalam kalimat itu harus cermat, tidak boros, dan perlu berhati-hati.
Untuk itu perlu dihindari bentuk-bentuk yang bersinonim.

Contoh:
Gaji karyawan yang telah diangkat oleh Yayasan digaji berdasarkan perjanjian
kerja yang telah ditandatangani sebelumnya.

Pada contoh kalimat di atas itu digunakan bentuk yang mirip antara subjek
dan predikat, yaitu gaji karyawan dan digaji. Sementara itu, penggunaan bentuk
yang bersinonim seperti digaji menyebabkan kalimat tersebut tidak efektf karena
pemborosan kata.

10
Kalimat tersebut menjadi efektif jika penyebab ketidakefektifan itu diperbaiki
menjadi kalimat:
Gaji karyawan yang telah diangkat oleh Yayasan dibayarkan berdasarkan
perjanjian kerja yang telah ditandatangani sebelumnya.

5. Kesejajaran

Kesejajaran dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa bentuk dan struktur


yang digunakan dalam kalimat efektif harus parallel, sama, atau sederajat. Dalam
hal bentuk, kesejajaran terutama terletak pada penggunaan imbuhan, sedangkan
dalam hal struktur kesejajaran terletak pada klausa-klausa yang menjadi pengisi
dalam kalimat majemuk.
Contoh:
Buku itu dibuat oleh Badan Bahasa dan Gramedia yang menerbitkannya.

Contoh kalimat di atas memperlihatkan ketidakefektifan kalimat, karena


kesejajaran bentuk tidak terpenuhi. Jika dianalisis, kalimat di atas terdiri dari dua
klausa yaitu Buku itu dibuat oleh Badan Bahasa dan Gramedia dan Gramedia
yang menerbitkannya. Apabila klausa pertama dianalisis lebih lanjut, tampak
bahwa buku itu berfungsi sebagai subjek, dibuat berfungsi sebagai predikat, oleh
Badan Bahasa berfungsi sebagai pelengkap (S-P-Pel). Sedangkan pada klausa
kedua tampak bahwa Gramedia berfungsi sebagai predikat dan yang
menerbitkannya berfungsi sebagai subjek (P-S). Sementara itu, kedua klausa
tersebut dihubungkan oleh konjungsi koordinatif dan yang mensyaratkan struktur
klausa yang dirangkai harus sama. Agar mendapatkan kesejajaran bentuk dan struktur,
kalimat majemuk di atas harus diperbaiki menjadi S-P-Pel dan S-P-Pel atau P-S dan P-S

Perubahan berikut seperti :


Buku itu dibuat oleh Badan Bahasa diterbitkan oleh Gramedia. (S-P-Pel)

5. Syarat Kalimat Efektif


kesatuan gagasan, kepaduan susunan, keparalelan bentuk, kehematan, kecermatan
dalam diksi, kelogisan, ketegasan, kecermatan dan keharmonisan.
1. Kohesi (Kesatuan Gagasan)

Sebuah kalimat dikatakan memiliki kesatuan gagasan apabila di dalamnya


hanya mengandung satu gagasan. Kegandaan gagasan bisa disebabkan oleh
ambiguitas (sifat atau hal yang berarti dua ) dan dapat pula disebabkan oleh
ketidakcermatan sesorang dalam menyusun kalimat.

11
2. Koherensi (Kepaduan)

Kepaduan kalimat akan terbangun apabila terjalin hubungan yang padu di


antara unsur-unsur yang membentuk kalimat tersebut. Unsur-unsur yang
membangun kalimat adalah kata, frasa, klausa, tanda baca, dan fungsi-fungsi
sintaksis kalimat
(S, P, O, Pel, K).
• Kalimat tidak bertele-tele dan harus sistematis.
• Kalimat yang padu.
• Diantara predikat kata kerja dan objek penderita ti

3. Paralel (Kesejajaran)

Sebuah kalimat dapat dikatakan paralel apabila terdapat unsur-unsur yang sama
bentuk dan jenisnya di dalam kalimat.

Maksud dari penjelasan diatas adalah :


a. jika unsur pertama menggunakan jenis verba, unsur kedua, ketiga, dan
seterusnya juga harus verba.
b. jika unsur pertama menggunakan jenis kata nomina, unsur kedua, ketiga,
dan seterusnya juga harus nomina.
c. jika kata kerja, harus kata kerja semuanya
d. jika kata benda harus kata benda semuanya.

Paralelnya sebuah kalimat juga bergantung kepada konsistensi imbuhan


yang digunakan.

4. Hemat

Hemat maksudnya tidak boros dalam pemakaian kata. Artinya, penulis tidak
perlu lagi menggunakan kata-kata yang maknanya sudah diwakili oleh kata-
kata yang sudah diutarakan sebelum atau sesudahnya.
• Menghilangkan pengulangan subjek/kata yang sama pada anak kalimat.
•Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
• Menghindarkan kesinoniman kata dalam kalimat.

5. Cermat dalam Diksi

Kalimat efektif ditulis secara cermat dengan memilih kata yang cocok dan
tepat (sesuai dengan konteks (kerangka, kondisi, latar belakang) kalimatnya).

Contoh:
● Pemakaian kata harus tepat.

12
● Kata berpasangan harus sesuai.
● Menghindari peniadaan preposisi.

6. Kelogisan

– Kalimat pasif dan aktif harus jelas.


– Subjek dan keterangan harus jelas.
– Predikat dan pengantar kalimat harus jelas.
– Induk dan anak kalimat harus jelas.
– Subjek tidak ganda.
– Predikat tidak didahului kata yang.

7. Ketegasan

Ketegasan dalam kalimat efektif meliputi:


• Unsur-unsur dalam kalimat yang ditonjolkan diletakkan di awal kalimat.
• Membuat urutan yang logis.

8. Kecermatan

kalimat yang dihasilkan tidak menimbulkan makna ganda dan harus tepat
diksinya. Agar tercapai kecermatan dan ketepatan diksi, harus memperhatikan
hal-hal berikut ini.
● Hindari penanggalan awalan meng-
● Hindari penanggalan ber-
● Hindari peluluhan bunyi c
● Hindari bunyi kata/kalimat s , p , t , dan k yang tidak luluh
● Hindari pemakaian kata ambigu ( kalimat yang memiliki makna ganda ).

9. Keharmonisan

Setiap kalimat yang dibuat harus harmonis antara pola berpikir dan struktur
bahasa, meliputi:

● Subjek Subjek (S) : menunjukkan pelaku, tokoh, sosok, benda, sesuatu hal
● Predikat Predikat (P) : adalah bagian kalimat yang memberitahu apa yang
dilakukan atau dalam keadaan bagaimana subjek. Predikat bisa juga
berupa sifat, situasi, status, cirri, atau jati diri subjek.
● Objek dan/ Pelengkap : adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.
● Keterangan Keterangan (Ket): ialah bagian kaliamat yang menerangkan
berbagai hal mengenai bagian yang lainnya.

13
6. Fungsi Kalimat Efektif
Kalimat efektif berfungsi untuk membuat sebuah kalimat menjadi lebih pendek
dan tidak menggunakan bahasa yang arti atau maknanya sama secara berulang-ulang,
sehingga informasi dapat disampaikan secara jelas dan mudah dipahami oleh pembaca
maupun pendengar.
Kalimat efektif umumnya terdiri dari kata yang mengandung pola (S,P,O,K) Yaitu
subjek, predikat, objek,dan keterangan.
● Fungsi Subjek
Dalam sebuah kontruksi kalimat, subjek merupakan fungsi sintaksis terpenting
kedua setelah predikat , pada umumnya, secara kategori subjek biasanya berupa
nomina, selain itu subjek juga dapat berupa frasa vebra.
● Fungsi Predikat
Selain subjek, fungsi Predikat juga merupakan unsur inti sebuah kalimat. Dengan
kata lain sebuah kalimat hanya terdiri atas 2 unsur inti, yaitu subjek dan predikat,
kalimat yang hanya memiliki salah satu 2 unsur tersebut di sebut kalimat minor.
● Fungsi Objek
Pada kalimat aktif, objek merupakan fungsi sintaksis yang kehadirannya di tuntut
oleh predikat yang berverba sintaksis contohnya:
- (Alwi dkk, 2003)
- (Ramlan, 2005)
- (Putrayasa, 2010)
Bila di lihat dari kategori, objek biasanya berupa nomina atau frasa nominal
● Fungsi Keterangan
Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah
berpindah posisi,

Contohnya: - Polisi Menangkap Bandar Narkoba Kemarin


(S). (P). (O). (K)

7. Penerapan Kalimat Efektif


Kegunaan dan Penerapan Kalimat efektif didalam kehidupan sehari-hari dapat
memudahkan kegiatan komunikasi dalam menyampaikan ide, gagasan, pikiran, atau
kalimat-kalimat yang kita nyatakan melalui perantara lisan kepada lawan yang diajak
bicara atau berkomunikasi.

14
● Penerapan karakteristik Kalimat Efektif :
1. Memuat Unsur Kalimat Minimal Subjek dan Predikat. Kalimat efektif harus
memuat unsur kalimat dengan tepat, paling tidak terdiri dari subjek dan
predikat

2. Hemat Kata
3. Pilihan Kata yang Tepat
4. Kelogisan Bahasa
5. Tidak Ambigu
6. Menaati Ejaan dan Kaidah Kebahasaan yang Baku
7. Kesatuan
8. Kehematan
9. Kelogisan
10. Kepaduan
11. Keparalelan
12. Kebenaran.

Kegunaan dan penerapan dari kalimat efektif itu sendiri adalah untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti
gagasan yang ada pada pikiran pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif
apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan
sesuai dengan maksud dari pembicara atau penulis.
Pengertian dan Contoh karakteristik dalam Penerapan Kalimat Efektif:
1. Memuat Unsur Kalimat Minimal Subjek dan Predikat
Kalimat efektif harus memuat unsur kalimat dengan tepat, paling tidak terdiri dari
subjek dan predikat. Contohnya, Eza membaca buku di kamar. Subjek kalimat
tersebut adalah ‘Eza’ dan predikatnya yaitu ‘membaca’.
2. Hemat Kata
Susunan kalimat efektif tidak bertele-tele sehingga pembaca dapat mengetahui
informasi yang disampaikan secara tepat. Contohnya, Babel belajar giat untuk
persiapan UTBK. Saat membaca kalimat itu, kamu bisa langsung tahu kalau
‘Babel’ sedang rajin dalam belajar.
3. Pilihan Kata yang Tepat
Pemilihan kata dalam kalimat efektif tidak boleh mengandung makna yang
berlawanan atau menggunakan beberapa makna sama (sinonim) dalam satu
kalimat. Contohnya, Logan mengiris dan memotong wortel di dapur. Kalimat

15
tersebut tidak efektif karena ‘mengiris’ dan ‘memotong’ memiliki makna yang
sama, cukup gunakan salah satu saja.
4. Kelogisan Bahasa
Informasi yang disampaikan dalam kalimat harus dapat diterima akal dan nalar.
Contohnya, kalimat ‘Kepada Gubernur Jawa Timur, kami persilakan’ lebih logis
dibandingkan ‘Waktu dan tempat kami persilakan’. Pada contoh kalimat kedua,
‘waktu dan tempat’ bukanlah subjek (berupa orang) yang diberi waktu dan tempat
untuk berbicara. Itulah sebabnya kalimat itu kurang logis dan bukan termasuk
kalimat efektif.
5. Tidak Ambigu
Karakteristik ini berkaitan dengan tujuan utama kalimat efektif, yaitu memberikan
gagasan secara jelas kepada pembaca atau pendengar. Maka dari itu, kalimat efektif
tidak boleh berpotensi memiliki makna ganda alias ambigu.
6. Menaati Ejaan dan Kaidah Kebahasaan yang Baku:
Penulisan kalimat efektif bahasa Indonesia mengacu pada Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI) atau Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Contohnya, seorang dokter menganalisis semua data pasien. Jika mengacu pada
PUEBI, kalimat tersebut termasuk efektif karena kata ‘menganalisis’ sesuai dengan
ejaan yang benar.
7. Kesatuan
Kesatuan dalam kalimat efektif berarti adanya keseimbangan antara pikiran
(gagasan) dan struktur bahasa yang digunakan. Ciri-ciri kesatuan dalam kalimat
bisa berupa subjek dan predikat jelas, tidak terdapat subjek ganda, predikat tidak
didahului dengan kata yang, dan sebagainya.
Contoh:
Bahasa Indonesia yang berasal dari Melayu. (Salah)
Bahasa Indonesia berasal dari Melayu. (Benar)
8. Kehematan
Dalam menyusun kalimat efektif, penulis harus berusaha menghindari pemakaian
kata yang tidak perlu. Hemat di sini berarti tidak menggunakan kata-kata mubazir,
tidak menjamakkan kata yang sudah berbentuk jamak, dan tidak mengulang subjek.
Syarat kehematan ini membuat kalimat efektif menjadi padat dan berisi.
Contoh : Para tamu/Tamu-tamu.
“Kelogisan

16
Sesuai dengan karakteristiknya, kalimat efektif harus memiliki ide yang dapat
diterima oleh akal. Selain itu, penulisannya harus sesuai dengan ejaan yang
berlaku.

9. Kepaduan
Syarat ini masih berkaitan dengan kelogisan kalimat. Pilihan kata dalam menyusun
kalimat harus berhubungan (koheren) sehingga membuat kalimat menjadi utuh dan
tidak sumbang. Kepaduan pada kalimat bisa rusak apabila penulis salah
menempatkan pola kalimat atau menyisipkan kata yang tidak sesuai dengan
predikat dan objek.
10. Keparalelan
Keparalelan merupakan kesamaan bentuk yang digunakan dalam suatu kalimat.
Apabila kata pertama berbentuk kata kerja, maka kata berikutnya juga harus
berbentuk sama.
11. Kebenaran
Kalimat efektif bahasa Indonesia harus mengacu pada penulisan baik dan benar
sesuai ejaan yang dianjurkan. Kaidah kebahasaannya mengikuti tata bahasa baku
dalam PUEBI dan KBBI.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kalimat Efektif merupakan kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas
maknanya, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Suatu kalimat dapat
dikatakan kalimat efektif apabila memiliki beberapa syarat yang harus dipenuhi
yaitu, Mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya, Tidak menimbulkan
kesalahan dalam menafsirkan maksud sang penulis, Menyampaikan pemikiran
penulis kepada pembaca atau pendengarnya dengan cepat, dan Sistematis tidak
bertele-tele.

Suatu kalimat efektif harus memiliki ciri-ciri yaitu, kesepadanan struktur,


kepararelan bentuk, kehematan kata, kecermatan, ketegasan, kepaduan serta
kelogisan.

B. Saran

Demikianlah makalah ini Penulis susun. Semoga apa yang telah Penulis
uraikan diatas mengenai Kalimat Efektif dan Ciri-ciri Kalimat Efektif dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Penulis menyarankan kita semua, agar dapat membedakan mana kalimat


yang efektif dan mana yang tidak. Agar komunikasi dapat berjalan dengan baik.
Apalagi kedepannya kita akan menjadi seorang pendidik. Tentulah kita harus tau
menggunakan kalimat efektif agar nantinya peserta didik kita dapat memahami
dengan jelas apa yang kita sampaikan baik berupa penjelasan atau perkataan
maupun tulisan.

18
DAFTAR PUSTAKA

19

Anda mungkin juga menyukai