KALIMAT EFEKTIF
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan Hidayah-Nya, kami
sekelompok dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Kalimat Efektif" dengan
tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang penggunaan kalimat efektif yang baik
dan benar bagi para pembaca dan juga bagi kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nurul Hidayah S. Sos., M. Si selaku dosen
Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Kami ucapkan terima kasih juga kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikannya makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kalimat Efektif............................................................................................
2.2 Tujuan Kalimat Efektif..................................................................................................
2.3 Unsur-Unsur Kalimat Efektif........................................................................................
2.4 Ciri-Ciri Kalimat Efektif...............................................................................................
2.5 Syarat Kalimat Efektif...................................................................................................
2.6 Fungsi Kalimat Efektif..................................................................................................
2.7 Penerapan Kalimat Efektif.............................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
● Latar Belakang
Kalimat efektif merupakan kalimat yang dapat diterima dengan baik oleh
pendengar. Bahasa yang digunakan untuk menjadikan kalimat itu efektif adalah
bahasa yang dapat mendukung maksud secara jelas. Bahasa itu harus memiliki isi
pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada si pembicara atau penulis.
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang kurang
efektif. Kalimat yang kurang efektif adalah kalimat yang kurang memenuhi syarat
sebagai bahasa ilmiah. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca tidak mengerti
maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat yang digunakan tidak efektif.
Supaya kalimat yang dibuat itu efektif dan dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit
(terus terang dan tidak terbelit-belit). Artinya unsur-unsur kalimat seharusnya ada
yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak
digunakan, tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu
dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah.
● Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kalimat efektif ?
2. Apa tujuan dari menggunakan kalimat efektif ?
3. Apa saja unsur-unsur kalimat efektif ?
4. Apa saja ciri-ciri kalimat efektif ?
5. Apa saja syarat untuk menjadi kalimat efektif ?
6. Apa saja fungsi dari kalimat efektif ?
7. Bagaimana penerapan pada kalimat efektif ?
● Tujuan
1. Mengetahui bagaimana cara penggunaan kalimat efektif yang baik dan
benar.
2. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan Bahasa Indonesia.
3. Agar dapat menjaga kemurnian bahasa Indonesia.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dapat dengan mudah
dipahami orang lain secara tepat.
Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca.
5
E. Menurut (Arif HP: 2013)
Kalimat efektif dipahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu
menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah dimengerti serta
di artikan.
● Subjek
6
Subjek adalah bagian dari kalimat yang menunjukkan pelaku yang dapat berupa
orang, tempat, atau benda , sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal atau
pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis beberapa jenis kata atau frasa,
sebagai berikut :
1. Frasa benda (nomina, frasa yang terbentuk dari dua kata benda atau
penggabungan kata benda, atau biasa digunakan untuk pengganti kata
benda)
2. Klausa (penggabungan kata yang terdiri atas subjek dan predikat)
3. Frasa verbal (gabungan dari sekumpulan kata yang memiliki unsur inti
berupa kata kerja).
● Predikat
Predikat adalah bagian kalimat yang menunjukkan apa yang dilakukan oleh subyek,
biasanya berupa kata kerja. Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S),
predikat juga dapat menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri subjek.
Predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau
adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal.Verba
merupakan kata kerja yang menyatakan tindakan,keberadaan, pengalaman, atau
pengertian dinamis lainnya. Adjektiva merupakan kata sifat. Sedangkan numeralia
adalah kata bilangan yang menyatakan bilangan dan kuantitas.
● Objek
Objek merupakan bagian kalimat yang menunjukkan hal atau benda yang menjadi
sasaran, biasanya berupa nomina Keterangan. objek pada umumnya diisi oleh
nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak Objek selalu di belakang Predikat yang
berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya Objek. Jika
Predikat diisi oleh verba intransitif, Objek tidak diperlukan.Itulah sebabnya sifat
Objek dalam kalimat dikatakan tidak wajib hadir. Verba transitif adalah kata kerja
7
yang memerlukan objek seperti ”memukul bola” , sedangkan verba intransitif
adalah kata kerja yang tidak memerlukan pelengkap atau objek lagi.
Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi Subjek jika kalimatnya
dipasifkan.Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak O-nya di belakang dan
ubahan posisinya bila kalimatnya dipasifkan.
o Roman (S) + akan menjemput (P) + Ibu (O) — Roman akan menjemput Ibu.
o Petani (S) + sedang memanen (P) + padi (O) — Petani sedang memanem padi.
o Kita (S) + mau makan (P) + soto (O) — Kita mau makan soto.
● Keterangan
Keterangan adalah kalimat yang menunjukkan tujuan cara, waktu, tempat, atau
sebab-akibat. Biasanya ditandai dengan penggunaan konjungsi atau kata hubung.
o Ayah (S) + sedang menikmati (P) + pisang goreng (O) + di teras rumah (K) —
Ayah sedang menimati pisang goreng di teras rumah.
o Mereka (S) + tidak menampilkan (P) + tarian (O) + saat acara PENSI (K) —
Mereka tidak menampilkan tarian saat acara PENSI.
● Pelengkap
8
Namun posisi seperti itu juga ditempati oleh objek, dan jenis kata yang
mengisi pelengkap dan objek juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal,
atau klausa. Perhatikan contoh di bawah ini:
o Selly (S) + membawa (P) + makanan (O) + yang paling lezat (Pel) — Selly
membawa makanan yang paling lezat.
o Pak Ahmad (S) + menunjuk (P) + Farhan (O) + sebagai ketua kelas (Pel) —
Pak Ahmad menunjuk Farhan sebagai ketua kelas.
o Ibu (S) + membuatkan (P) + adik (O) + makanan kesukaannya (Pel)— Ibu
membuatkan adik makanan kesukaannya.
Kalimat diatas termasuk kalimat yang tidak efektif karena ketidak lugasan
informasi yang akan disampaikan. Penggunaan frasa mau tidak mau dan sendiri pada
kalimat di atas menjadi penyebab kalimat tersebut tidak efektif. Untuk memudahkan
pemahaman. Contoh kalimat di atas akan diubah menjadi seperti:
Terus meningkatnya permintaan terhadap produk kertas memaksa industri
kertas menambah produksi dan meningkatkan mutunya.
Tampak pada kalimat diatas lebih luas daripada kalimat sebelumnya. Hal itu terjadi
karena setelah frasa mau tidak mau pada kalimat tersebut ditanggalkan.
2. Ketepatan
9
Kalimat di atas termasuk kalimat yang tidak efektif karena ketidaktepatan
informasi yang akan disampaikan. Frasa yang antik dapat ditafsirkan lebih dari satu
makna, yaitu ‘yang antik itu rumahnya’ atau ‘yang antik itu senimannya’. Untuk
memudahkan pemahaman kalimat tersebut dimunculkan kembali menjadi berikut:
Rumah yang antik milik seniman itu dijual dengan harga murah.
3. Kejelasan
Jika dianalisis, tampak bahwa Pasal 52 ayat (2) UU SJSN berfungsi sebagai
subjek, mengamanatkan berfungsi sebagai predikat, kepada keempat badan
tersebut berfungsi sebagai keterangan, dan untuk melakukan penyesuaian sengan
UU SJSN juga merupakan keterangan. Karena predikat dalam kalimat tersebut
berupa verba transitif (kata kerja yang diikuti oleh objek), unsur yang mendampingi
predikat itu adalah objek, bukan keterangan. Jadi kalimat tersebut seharusnya
berstruktur S-P-O-K.
4. Kehematan
Contoh:
Gaji karyawan yang telah diangkat oleh Yayasan digaji berdasarkan perjanjian
kerja yang telah ditandatangani sebelumnya.
Pada contoh kalimat di atas itu digunakan bentuk yang mirip antara subjek
dan predikat, yaitu gaji karyawan dan digaji. Sementara itu, penggunaan bentuk
yang bersinonim seperti digaji menyebabkan kalimat tersebut tidak efektf karena
pemborosan kata.
10
Kalimat tersebut menjadi efektif jika penyebab ketidakefektifan itu diperbaiki
menjadi kalimat:
Gaji karyawan yang telah diangkat oleh Yayasan dibayarkan berdasarkan
perjanjian kerja yang telah ditandatangani sebelumnya.
5. Kesejajaran
11
2. Koherensi (Kepaduan)
3. Paralel (Kesejajaran)
Sebuah kalimat dapat dikatakan paralel apabila terdapat unsur-unsur yang sama
bentuk dan jenisnya di dalam kalimat.
4. Hemat
Hemat maksudnya tidak boros dalam pemakaian kata. Artinya, penulis tidak
perlu lagi menggunakan kata-kata yang maknanya sudah diwakili oleh kata-
kata yang sudah diutarakan sebelum atau sesudahnya.
• Menghilangkan pengulangan subjek/kata yang sama pada anak kalimat.
•Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
• Menghindarkan kesinoniman kata dalam kalimat.
Kalimat efektif ditulis secara cermat dengan memilih kata yang cocok dan
tepat (sesuai dengan konteks (kerangka, kondisi, latar belakang) kalimatnya).
Contoh:
● Pemakaian kata harus tepat.
12
● Kata berpasangan harus sesuai.
● Menghindari peniadaan preposisi.
6. Kelogisan
7. Ketegasan
8. Kecermatan
kalimat yang dihasilkan tidak menimbulkan makna ganda dan harus tepat
diksinya. Agar tercapai kecermatan dan ketepatan diksi, harus memperhatikan
hal-hal berikut ini.
● Hindari penanggalan awalan meng-
● Hindari penanggalan ber-
● Hindari peluluhan bunyi c
● Hindari bunyi kata/kalimat s , p , t , dan k yang tidak luluh
● Hindari pemakaian kata ambigu ( kalimat yang memiliki makna ganda ).
9. Keharmonisan
Setiap kalimat yang dibuat harus harmonis antara pola berpikir dan struktur
bahasa, meliputi:
● Subjek Subjek (S) : menunjukkan pelaku, tokoh, sosok, benda, sesuatu hal
● Predikat Predikat (P) : adalah bagian kalimat yang memberitahu apa yang
dilakukan atau dalam keadaan bagaimana subjek. Predikat bisa juga
berupa sifat, situasi, status, cirri, atau jati diri subjek.
● Objek dan/ Pelengkap : adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.
● Keterangan Keterangan (Ket): ialah bagian kaliamat yang menerangkan
berbagai hal mengenai bagian yang lainnya.
13
6. Fungsi Kalimat Efektif
Kalimat efektif berfungsi untuk membuat sebuah kalimat menjadi lebih pendek
dan tidak menggunakan bahasa yang arti atau maknanya sama secara berulang-ulang,
sehingga informasi dapat disampaikan secara jelas dan mudah dipahami oleh pembaca
maupun pendengar.
Kalimat efektif umumnya terdiri dari kata yang mengandung pola (S,P,O,K) Yaitu
subjek, predikat, objek,dan keterangan.
● Fungsi Subjek
Dalam sebuah kontruksi kalimat, subjek merupakan fungsi sintaksis terpenting
kedua setelah predikat , pada umumnya, secara kategori subjek biasanya berupa
nomina, selain itu subjek juga dapat berupa frasa vebra.
● Fungsi Predikat
Selain subjek, fungsi Predikat juga merupakan unsur inti sebuah kalimat. Dengan
kata lain sebuah kalimat hanya terdiri atas 2 unsur inti, yaitu subjek dan predikat,
kalimat yang hanya memiliki salah satu 2 unsur tersebut di sebut kalimat minor.
● Fungsi Objek
Pada kalimat aktif, objek merupakan fungsi sintaksis yang kehadirannya di tuntut
oleh predikat yang berverba sintaksis contohnya:
- (Alwi dkk, 2003)
- (Ramlan, 2005)
- (Putrayasa, 2010)
Bila di lihat dari kategori, objek biasanya berupa nomina atau frasa nominal
● Fungsi Keterangan
Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah
berpindah posisi,
14
● Penerapan karakteristik Kalimat Efektif :
1. Memuat Unsur Kalimat Minimal Subjek dan Predikat. Kalimat efektif harus
memuat unsur kalimat dengan tepat, paling tidak terdiri dari subjek dan
predikat
2. Hemat Kata
3. Pilihan Kata yang Tepat
4. Kelogisan Bahasa
5. Tidak Ambigu
6. Menaati Ejaan dan Kaidah Kebahasaan yang Baku
7. Kesatuan
8. Kehematan
9. Kelogisan
10. Kepaduan
11. Keparalelan
12. Kebenaran.
Kegunaan dan penerapan dari kalimat efektif itu sendiri adalah untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti
gagasan yang ada pada pikiran pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif
apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan
sesuai dengan maksud dari pembicara atau penulis.
Pengertian dan Contoh karakteristik dalam Penerapan Kalimat Efektif:
1. Memuat Unsur Kalimat Minimal Subjek dan Predikat
Kalimat efektif harus memuat unsur kalimat dengan tepat, paling tidak terdiri dari
subjek dan predikat. Contohnya, Eza membaca buku di kamar. Subjek kalimat
tersebut adalah ‘Eza’ dan predikatnya yaitu ‘membaca’.
2. Hemat Kata
Susunan kalimat efektif tidak bertele-tele sehingga pembaca dapat mengetahui
informasi yang disampaikan secara tepat. Contohnya, Babel belajar giat untuk
persiapan UTBK. Saat membaca kalimat itu, kamu bisa langsung tahu kalau
‘Babel’ sedang rajin dalam belajar.
3. Pilihan Kata yang Tepat
Pemilihan kata dalam kalimat efektif tidak boleh mengandung makna yang
berlawanan atau menggunakan beberapa makna sama (sinonim) dalam satu
kalimat. Contohnya, Logan mengiris dan memotong wortel di dapur. Kalimat
15
tersebut tidak efektif karena ‘mengiris’ dan ‘memotong’ memiliki makna yang
sama, cukup gunakan salah satu saja.
4. Kelogisan Bahasa
Informasi yang disampaikan dalam kalimat harus dapat diterima akal dan nalar.
Contohnya, kalimat ‘Kepada Gubernur Jawa Timur, kami persilakan’ lebih logis
dibandingkan ‘Waktu dan tempat kami persilakan’. Pada contoh kalimat kedua,
‘waktu dan tempat’ bukanlah subjek (berupa orang) yang diberi waktu dan tempat
untuk berbicara. Itulah sebabnya kalimat itu kurang logis dan bukan termasuk
kalimat efektif.
5. Tidak Ambigu
Karakteristik ini berkaitan dengan tujuan utama kalimat efektif, yaitu memberikan
gagasan secara jelas kepada pembaca atau pendengar. Maka dari itu, kalimat efektif
tidak boleh berpotensi memiliki makna ganda alias ambigu.
6. Menaati Ejaan dan Kaidah Kebahasaan yang Baku:
Penulisan kalimat efektif bahasa Indonesia mengacu pada Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI) atau Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Contohnya, seorang dokter menganalisis semua data pasien. Jika mengacu pada
PUEBI, kalimat tersebut termasuk efektif karena kata ‘menganalisis’ sesuai dengan
ejaan yang benar.
7. Kesatuan
Kesatuan dalam kalimat efektif berarti adanya keseimbangan antara pikiran
(gagasan) dan struktur bahasa yang digunakan. Ciri-ciri kesatuan dalam kalimat
bisa berupa subjek dan predikat jelas, tidak terdapat subjek ganda, predikat tidak
didahului dengan kata yang, dan sebagainya.
Contoh:
Bahasa Indonesia yang berasal dari Melayu. (Salah)
Bahasa Indonesia berasal dari Melayu. (Benar)
8. Kehematan
Dalam menyusun kalimat efektif, penulis harus berusaha menghindari pemakaian
kata yang tidak perlu. Hemat di sini berarti tidak menggunakan kata-kata mubazir,
tidak menjamakkan kata yang sudah berbentuk jamak, dan tidak mengulang subjek.
Syarat kehematan ini membuat kalimat efektif menjadi padat dan berisi.
Contoh : Para tamu/Tamu-tamu.
“Kelogisan
16
Sesuai dengan karakteristiknya, kalimat efektif harus memiliki ide yang dapat
diterima oleh akal. Selain itu, penulisannya harus sesuai dengan ejaan yang
berlaku.
9. Kepaduan
Syarat ini masih berkaitan dengan kelogisan kalimat. Pilihan kata dalam menyusun
kalimat harus berhubungan (koheren) sehingga membuat kalimat menjadi utuh dan
tidak sumbang. Kepaduan pada kalimat bisa rusak apabila penulis salah
menempatkan pola kalimat atau menyisipkan kata yang tidak sesuai dengan
predikat dan objek.
10. Keparalelan
Keparalelan merupakan kesamaan bentuk yang digunakan dalam suatu kalimat.
Apabila kata pertama berbentuk kata kerja, maka kata berikutnya juga harus
berbentuk sama.
11. Kebenaran
Kalimat efektif bahasa Indonesia harus mengacu pada penulisan baik dan benar
sesuai ejaan yang dianjurkan. Kaidah kebahasaannya mengikuti tata bahasa baku
dalam PUEBI dan KBBI.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalimat Efektif merupakan kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas
maknanya, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Suatu kalimat dapat
dikatakan kalimat efektif apabila memiliki beberapa syarat yang harus dipenuhi
yaitu, Mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya, Tidak menimbulkan
kesalahan dalam menafsirkan maksud sang penulis, Menyampaikan pemikiran
penulis kepada pembaca atau pendengarnya dengan cepat, dan Sistematis tidak
bertele-tele.
B. Saran
Demikianlah makalah ini Penulis susun. Semoga apa yang telah Penulis
uraikan diatas mengenai Kalimat Efektif dan Ciri-ciri Kalimat Efektif dapat
bermanfaat bagi kita semua.
18
DAFTAR PUSTAKA
19