Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

KALIMAT EFEKTIF
Dosen Pengampu : Putu Windi Ridayanti, S.Pd., M.Si

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

KOMANG AYU DARMAYANTI (20089016002)

PUTU MERTA YASA (20089016009)

NI PUTU WIDYA ARISTINA (20089016018)

IDA AYU KADE EVA CHANDRA (20089016022)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang membahas
tentang “Kalimat Efektif“. Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Pengampu
mata kuliah Putu Windi Ridayanti, S.Pd., M.Si atas bimbingannya sehingga tugas
makalah ini bisa diselesaikan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak


kelemahan maupun kekurangan baik dari segi isi, materi maupun dari segi
penyajiannya. Oleh kerena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala
saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat,baik bagi penulis maupun
bagi pembaca.

Singaraja, 1 Desember 2021

Penulis,         

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................ 1
1.4 Manfaat..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kalimat Efektif........................................................ 3
2.2 Karakteristik Kalimat Efektif.................................................... 5
2.3 Syarat Kalimat Efektif........................................ ..................... 7
2.4 Contoh Kalimat Efektif............................................................. 13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................. 16
3.2 Saran......................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan
sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran,
keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa
yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa
yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar
atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut
dengan kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh
pendengar/pembaca secara tepat pula. Jika gagasan yang disampaikan sudah
tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah,
jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.

Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada


sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang
diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat
mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang
digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat
seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang
seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan
semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan
kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian kalimat efektif?
1.2.2 Apa saja karakteristik kalimat efektif?
1.2.3 Bagaimana syarat kalimat efektif?
1.2.4 Apa saja contoh kalimat efektif?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui pengertian kalimat efektif.

1
1.3.2 Untuk mengetahui karakteristik kalimat efektif.
1.3.3 Untuk mengetahui syarat kalimat efektif.
1.3.4 Untuk mengetahui apa saja contoh kalimat efektif.

1.4 Manfaat
1.4.1 Penulis

Memberikan banyak pengetahuan kepada penulis dalam kalimat


efektif sehingga dapat membuat karya ilmiah yang baik dan sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia.

1.4.2 Pembaca

Memberikan gambaran bagaimana seorang pembaca tidak hanya


bisa membaca tetapi, harus bisa dalam membuat sebuah kalimat efektif.
Karena dari makalah ini pembaca dapat belajar dan kemudian pembaca
tertarik dan termotivasi dalam menjelaskan kalimat efektif tidak hanya
dengan kata-kata, tetapi dapat juga dengan gambar, bagan, dan sebagainya.

1.4.3 Dunia Pendidikan

Diharapkan agar dapat memberikan acuan bagi kalangan


pendidikan untuk memudahkan dalam menulis sebuah kalimat efektif.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan sesuai
dengan yang diharapkan oleh si penulis atau si pembicara. Artinya, kalimat yang
dipilih penulis atau pembicara harus dapat digunakan untuk mengungkapkan
gagasan, maksud, atau informasi kepada orang lain secara lugas sehingga gagasan
itu dapat dipahami secara sama oleh pembaca atau pendengar. Dengan demikian,
kalimat efektif harus mampu menciptakan kesepahaman antara penulis dan
pembaca atau antara pembicara dan pendengar (Mulyadi,2017:116). Di dalam
kamus, kata efektif pada frasa kalimat efektif mempunyai beberapa makna. Salah
satu di antaranya bermakna „membawa pengaruh‟. Dengan demikian, kalimat
efektif dapat dimaknai sebagai kalimat yang membawa pengaruh terutama berupa
kemudahan bagi pembaca atau bagi pendengar untuk memahami informasi yang
disampaikan oleh penulis atau pembicara.

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan


penutur atau penulis secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar atau
pembaca secara tepat pula.” Menurut Rose Kusumaning Ratri (2019:194)
“kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan gagasan secara tepat
kepada pembaca. Menurut Nursalim (2019:53) “kalimat yang efektif memiliki
kemampuan atau tenaga untuk menumbulkan kembali gagasan-gagasan pada
pikiran pendegar atau pembaca, identik dengan yang dipikirkan pembicara atau
penulis. Menurut Prima Gusti Yanti (2017:91) mendefinisikan bahwa “kalimat
efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca sama dengan pikiran
penulis atau pembicara. Kalimat efektif memiliki ciri khas, yaitu sepadan struktur,
keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran,
kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.

Menurut Suyatno (2017:101) Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat


mengungkapkan gagasan penutur/penulis secara tepat sehingga dapat dipahami

3
oleh pendengar/pembaca secara tepat. Menurut Ida Bagus Putrayasa (2014:1)
“kalimat yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh
pembaca atau pendengar. Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif.
Selanjutnya Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki
kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada pembaca/pendengar.
Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran
penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca memahami
pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh
penulis atau pembicaranya.

Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :

1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat


komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah
dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu:
2007)

2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah
dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)

3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan
kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)

4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi


dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan
Wahyudi: 2009)

5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu


menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di
mengerti serta di artikan. (ARIF HP:2013)

Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat
efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat
efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah
dipahami oleh pendengar atau pembaca.

4
2.2 Karakteristik Kalimat Efektif
Kalimat efektif tidak berarti bahwa wujud kalimatnya harus pendek-
pendek, tetapi yang dipentingkan adalah kesamaan informasi. Bisa saja
kalimatnya pendek, tetapi membingungkan orang atau bisa jadi kalimatnya
panjang, tetapi informasinya mudah dipahami. Untuk itulah, kalimat efektif harus
bercirikan kelugasan, ketepatan, dan kejelasan disamping ciri yang lain, seperti
kehematan dan kesejajaran (Mulyadi,2017:116-117).
a. Kelugasan

Kelugasan dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa informasi yang


akan disampaikan dalam kalimat adalah yang pokok-pokok saja (yang perlu-perlu
atau yang penting-penting saja), tidak boleh berbelit-belit, tetapi disampaikan
secara sederhana (Mulyadi,2017:117).

b. Ketepatan

Ketepatan dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa informasi yang akan


disampaikan dalam kalimat harus jitu atau kena benar (sesuai dengan sasaran)
sehingga dibutuhkan ketelitian. Kalimat yang tepat tidak akan menimbulkan
multitafsir. Pada dasarnya, kalimat yang multitafsir pasti menimbulkan ketaksaan
atau keambiguan (ambiguity), yaitu maknanya lebih dari satu, menjadi kabur, atau
bahkan meragukan (Mulyadi,2017:117).

c. Kejelasan

Kejelasan dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa kalimat itu harus


jelas strukturnya dan lengkap unsur-unsurnya. Kalimat yang jelas strukturnya
memudahkan orang memahami makna yang terkandung di dalamnya, tetapi
ketidakjelasan struktur bisa jadi menimbulkan kebingungan orang untuk
memahami makna yang terkandung di dalamnya (Mulyadi,2017:117).

5
d. Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa informasi yang


akan disampaikan dalam kalimat harus cermat, tidak boros, dan perlu kehati-
hatian. Oleh karena itu, bentuk-bentuk yang bersinonim perlu dihindari
(Mulyadi,2017:118).

e. Kesejajaran

Kesejajaran dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa bentuk dan


struktur yang digunakan dalam kalimat efektif harus paralel, sama, atau sederajat.
Dalam hal bentuk, kesejajaran terutama terletak pada penggunaan imbuhan,
sedangkan dalam hal struktur, kesejajaran terletak pada klausa-klausa yang
menjadi pengisi dalam kalimat majemuk (Mulyadi,2017:118).

Menurut Erawati Waridah (2018:308) ciri-ciri kalimat efektif sebagai


berikut ;

1) Minimal memiliki unsur subjek dan predikat.

2) Mengunakan Ejaan yang Disempurnakan.

3) Mengunakan pemilihan kata yang tepat.

4) Mengandung kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis
dan sistematis.

5) Mengandung kejajaran bentuk bahasa yang dipakai.

6) Penekanan ide pokok.

7) Menggunakan kata secara hemat.

Kalimat yang tergolong sebagai kalimat efektif memiliki ciri-ciri khusus


yaitu:

1. Menggunakan diksi atau pemilihan kata yang tepat.

2. Memiliki unsur utama sebuah kalimat (subjek dan predikat).

6
3. Menggunakan kaidah penulisan sesuai dengan EYD atau ejaan yang
disempurnakan.

4. Memiliki penekanan gagasan pokok kalimat.

5. Tidak menggunakan kata-kata yang mubazir.

6. Memiliki bentuk bahasa yang konsisten.

7. Menggunakan variasi dalam struktur kalimat.

8. Memiliki kesetaraan antara struktur bahasa dengan gagasan penulis


yang logis dan sistematis.
9. Bersifat kohern.

10. Memiliki kalimat yang paralel.

2.3 Syarat Kalimat Efektif


Syarat kalimat efektif Menurut Suyanto (2017:101-105) yaitu:

1. Kesatuan

Kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.


Dengan satu ide itu kalimat boleh panjang atau pendek, menggabungkan lebih
dari satu kesatuan, bahkan dapat mempertentangkan kesatuan yang satu dan yang
lainnya asalkan ide atau gagasan kalimatnya tunggal. Penutur tidak boleh
menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan sama sekali ke
dalam sebuah kalimat. Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya:

a. Pembanguan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang
memberikan kredit.(terdapat subjek ganda dalam kalimat tunggal)

b. Dalam pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik. (memakai kata


depan yang salah sehingga gagasan kalimat menjadi kacau).

c. Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan


kepada pegawai baru. (tidak jelas siapa yang memberi pengarahan).

Contoh kalimat yang jelas kesatuan gagasannya:

7
1. Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit untuk membangun
gedung sekolah baru.

2. Pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik.

3. Berdasarkan agenda, sekretaris manajer personalia akan memberi


pengarahankepada pegawai baru.

4. Berdasarkan agenda sekretaris, manajer personalia akan memberi


pengarahan kepada pegawai baru.

2. Kepaduan (Koherensi)

Koherensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur


pembentuk kalimat. Yang termasuk unsur pembentuk kalimat adalah kata, frasa,
klausa, serta tanda baca yang membentuk S-P-O-Pel-Ket dalam kalimat. Contoh
kalimat yang unsurnya tidak koheren:

a. Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. (tidak
mempunyai subjek/subjeknya tidak jelas).

b. Saya punya rumah baru saja diperbaiki. (struktur kalimat tidak benar/rancu)

c. Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. (unsur S-P-O


tidak berkaitan erat).

d. Yang saya sudah sarankan kepada mereka adalah merevisi anggaran itu proyek.
(salah dalam pemakaian kata dan frasa).

Contoh kalimat yang unsur-unsurnya koheren:

a. Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi.

b. Rumah saya baru saja diperbaiki.

c. Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk.

d. Yang sudah saya sarankan kepada mereka adalah merevisi anggaran proyek itu.
e. Saya sudah menyarankan kepada mereka adalah merevisi anggaran proyek itu.

8
3. Keparalelan

Keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama


derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.
Umpamanya dalam sebuah perincian, jika unsur pertama menggunakan verba,
unsur kedua dan seterusnya juga harus verba. Jika unsur pertama berbentuk
nomina, bentuk berikutnya juga harus nomina. Contoh kesejajaran atau
peralelisme yang salah:

a. Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog,


dan buku buku diberi label.

b. Kakakmu menjadi dosen atau sebagai pengusaha?

c. Demikianlah agar ibu maklum, dan atas perhatiannya saya ucapkan terima
kasih.

d. Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu peningkatan mutu
produk, memperbanyak waktu penyiaran iklan, dan pemasaran yang lebih
gencar.

Contoh kesejajaran atau paralelisme yang benar:

a. Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan katalog,


dan pelebelan buku.

b. Kakakmu menjadi dosen atau menjadi pengusaha?

c. Demikianlah agar Ibu maklum, dan atas perhatian Ibu, saya ucapkan
terima kasih.

d. Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu meningkatkan mutu
produk, meninggikan frekuensi iklan, dan menggencarkan pemasaran.

4. Ketepatan

Ketepatan adalah kesesuaian/kecocokan pemakaian unsur-unsur yang


membangun suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti. Di

9
antara semuacunsur yang berperan dalam pembentukan kalimat, harus diakui
bahwa kata memegang peranan terpenting. Tanpa kata kalimat tidak ada. Akan
tetapi, perlu diingat kadangkadang kita harus memilih dengan akurat satu kata,
satu frasa, satu idiom, satu tanda baca dari sekian pilihan demi terciptanya makna
yang bulat dan pasti. Dalam praktik di lapangan, baik dalam wacana lisan maupun
wacana tulis, masih banyak pemakai bahasa yang mengabaikan masalah ketepatan
pemakaian unsur-unsur pembentuk kalimat. Akibatnya, kalimat yang dihasilkan
pun tidak tinggi kualitasnya. Perhatikan contoh kasus di bawah ini. Contoh
penulisan kalimat yang tidak memperhatikan faktor ketepatan:

a. Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sehingga petang.
(salah dalam pemakaian kata sehingga)

b. ... bukan saya yang tidak mau, namun dia yang tidak suka. (salah memilih
kata namun sebagai pasangan kata bukan).

c. Manajer saya memang orangnya pintar. Dia juga bekerja dengan dedikasi
tinggi terhadap perusahaan. Namun demikian, dia ... (salah memakai frasa
namun demikian)

d. Masalah kenakalan remaja bukanlah semata-mata menjadi tanggung jawab


paraorang tua, guru, polisi, atau petugas dinas sosial; sebeb sebagian besar
penduduk negeri ini terdiri dari anak-anak, remaja dan pemuda di bawah
umur 30 tahun. (salah, karena tidak diberi koma antara polisi dan atau, dan
antara remaja dan dan, sehingga klasifikasi anggota kelompok yang dirinci
masing-masing berkurang satu.

Contoh penulisan kalimat yang memperhatikan faktor ketepatan:

a. Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sampai petang.

b. . ... bukan saya yang tidak mau, melainkan dia yang tidak suka.

c. Manajer saya memang orangnya pintar. Dia juga bekerja dengan dedikasi
tinggi terhadap perusahaan. Walaupun demikian, dia ...

10
d. Masalah kenakalan remaja bukanlah semata-mata menjadi tanggung jawab
para orang tua, guru, polisi , atau petugas dinas sosial; sebab sebagian besar
penduduk negeri ini terdiri dari anak-anak, remaja, dan pemuda di bawah umur
30 tahun. 5.

5. Kehematan

Kehematan ialah adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak


perlu. Hemat di sini berarti tidak memakai kata-kata mubazir, tidak mengulang
subjek, tidak menjamakkan kata yang memang sudah berbentuk jamak. Dengan
hemat kata, diharapkan kalimat menjadi padat berisi. Contoh kalimat yang tidak
hemat kata:

a. Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa itu belajar
seharian dari pagi sampai petang.

b. Dalam pertemuan yang mana hadir Wakil Gubernur DKI dilakukan suatu
perundingan yang membicarakan tentang perparkiran.

c. Manajer itu dengan segera mengubah rencananya setelah dia bertemu


dengan direkturnya.

d. Agar supaya Anda dapat memperoleh nilai ujian yang baik Anda harus
belajar dengan sungguh-sungguh.

Contoh kalimat yang hemat kata:

a. Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian.

b. Dalam pertemuan yang dihadiri Wakil Gubernur DKI dilakukan


perundingan perparkiran.

c. Manajer itu segera mengubah rencana setelah bertemu direkturnya.

d. Agar Anda dapat memperoleh nilai ujian yang baik, belajarlah


sungguhsungguh.

e. Belajarlah sungguh-sungguh agar Anda memperoleh nilai yang baik.

11
f. Anda harus sungguh-sungguh belajar supaya mendapat nilai yang baik.

6. Kelogisan

Kelogisan ialah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal. Logis


dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir yang sistematis (runtut/teratur
dalam perhitungan angka atau penomoran). Sebuah kalimat yang sudah benar
strukturnya, sudah benar pula pemakaian tanda baca, kata, atau frasanya, dapat
menjadi salah jika maknanya lemah dari segi logikanya berbahasa. Perhatikan
contoh kalimat yang lemah dari segi logika berbahasa berikut.

1. Kambing sangat senang bermain hujan. (padahal kambing tergolong


binatang anti air).

2. Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki. (apa


hubungan tinggal di asrama putra dengan mempunyai anak laki-laki).

3. Tumpukan uang itu terdiri atas pecahan ribuan, ratusan, sepuluh ribuan, lima
puluh ribuan, dua puluh ribuan. (tidak runtut dalam merinci, sehingga lemah
dari segi logika).

4. Kepada Bapak (Dekan), waktu dan tempat kami persilahkan. (waktu dan
tempat tidak perlu dipersilahkan).

5. Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan, selesailah makalah ini tepat


pada waktunya. (berarti “modal” untuk menyelesaikan makalah cukuplah
ucapan syukur kepada Tuhan).

Pada dasarnya, ada empat syarat utama sebuah kalimat dapat dikatakan
efektif atau tidak.

1. Sesuai EYD Sebuah kalimat efektif haruslah menggunakan ejaan maupun


tanda baca yang tepat. Kata baku pun mesti menjadi perhatian agar tidak
sampai kata yang kamu tulis ternyata tidak tepat ejaannya.

2. Sistematis Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan


subjek dan predikat, kemudian ditambahkan dengan objek, pelengkap, hingga

12
keterangan. Sebisa mungkin guna mengefektifkan kalimat, buatlah kalimat
yang urutannya tidak memusingkan. Jika memang tidak ada penegasan, subjek
dan predikat diharapkan selalu berada di awal kalimat.

3. Tidak Boros dan Bertele-tele Jangan sampai kalimat yang kalian buat terlalu
banyak menghamburhamburkan kata dan terkesan bertele-tele. Pastikan
susunan kalimat yang kalian rumuskan pasti dan ringkas agar orang yang
membacanya mudah menangkah gagasan yang kalian tuangkan.

4. Tidak Ambigu Syarat kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif menjadi
sangat penting untuk menghindari pembaca dari multiftafsir. Dengan susunan
kata yang ringkas, sistemastis, dan sesuai kaidah kebahasaan; pembaca tidak
akan kesulitan mengartikan ide dari kalimat kalian sehingga tidak ada kesan
ambigu.

2.4 Contoh Kalimat Efektif

Berikut ini contoh-contoh dari kalimat efektif dan tidak efektif :

1. Diana anak tercantik di keluarganya (kalimat efektif)

Diana anak paling tercantik di keluarganya (kalimat tidak efektif)

2. Semut adalah serangga berkaki enam. (kalimat efektif)

Semut adalah merupakan serangga berkaki enam. (kalimat tidak efektif)

3. Nezha belajar untuk ujian. (kalimat efektif)

Nezha belajar demi untuk ujian. (kalimat tidak efektif)

4. Upacara tersebut dihadiri oleh semua siswa. (kalimat efektif)

Upacara tersebut dihadiri oleh semua siswa-siswa. (kalimat tidak efektif)

5. Warga dusun karang ijo saling membantu mengatasi bencana. (kalimat


efektif)

Warga dusun karang ijo saling bantu-membantu mengatasi bencana.


(kalimat tidak efektif)

13
6. Anak-anak perlu berhati-hati jika melewati sungai. (kalimat efektif)

Anak-anak perlu hati-hati jika melewati sungai. (kalimat tidak efektif)

7. Seluruh siswa SMA 3 Karangrejo diliburkan. (kalimat efektif)

Baik siswa kelas 1, kelas 2 maupun kelas 3 SMA 3 Karangrejo diliburkan.


(kalimat tidak efektif)

8. Karena harga bbm naik, pengendara motor memilih naik angkot. (kalimat
efektif)

Karena harga bbm naik maka pengendara motor memilih naik angkot.
(kalimat tidak efektif)

9. Baik mahasiswa baru atau mahasiswa lama dikenakan peraturan yang


sama. (kalimat tidak efektif)

Seluruh mahasiswa dikenakan peraturan yang sama. (kalimat efektif)

10. Karena harga terus melambung tinggi maka rakyat menderita kelaparan.
(kalimat tidak efektif)

Karena harga terus melambung tinggi, rakyat menderita kelaparan.


(kalimat efektif)

11. Menurut Kunjana menyatakan bahwa konteks di dalam linguistik tidak


dapat disamakan dengan konteks dalam pragmatik (2009). (kalimat tidak
efektif)

Kunjana  (2009) menyatakan bahwa konteks di dalam linguistik tidak


dapat disamakan dengan konteks dalam pragmatik. (kalimat efektif)

12. Dengan penelitian ini akan memberikan banyak manfaat bagi warga.
(kalimat tidak efektif)

Penelitian ini akan memberi banyak manfaat bagi warga. (kalimat efektif)

13. Adalah merupakan tugas peneliti untuk menganalisis dan menyajikan hasil
analisis data. (kalimat tidak efektif)

Tugas peneliti adalah menganalisis dan menyajikan hasil analisis data.


(kalimat efektif)

14
14. Berbagai kendala penelitian harus dapat diselesaikan oleh kita. (kalimat
tidak efektif)

Kita harus menyelesaikan berbagai kendala penelitian. (kalimat efektif)

15. Setiap hari Jum’at selalu berpramuka. (kalimat tidak efektif)

Setiap hari Jum’at anak-anak selalu berpramuka. (kalimat efektif)

16. Sesampainya di rumah nenek langsung berkebun dengan kakek. (kalimat


tidak efektif)

Sesampainya di rumah nenek, Riko langsung berkebun dengan kakek.


(kalimat efektif)

17. Pada siang ini merupakan siang yang cerah. (kalimat tidak efektif)

Siang ini merupakan siang yang cerah. (kalimat efektif)

18. Dalam rapat itu membahas cara memajukan pariwisata daerah. (kalimat
tidak efektif)

Rapat itu membahas cara memajukan pariwisata daerah. (kalimat efektif)

19. Pada bulan itu bertepatan dengan bulan bahasa. (kalimat tidak efektif)

Bulan itu bertepatan dengan bulan bahasa. (kalimat efektif)

20. Pada hari Jum’at apel kepramukaan yang diikuti oleh seluruh siswa SMP
Mandala mulai dari kelas VII sampai kelas IX. (kalimat tidak efektif)

Pada hari Jum’at apel kepramukaan diikuti oleh seluruh siswa SMP
Mandala mulai dari kelas VII sampai kelas IX. (kalimat efektif)

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dipaparkan diatas dapat ditarik kesimpulan


bahwa :

1. Kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami.
Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa,
jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
2. Adapun karakteristik dari kalmat efektif yaitu minimal memiliki unsur
subjek dan predikat, mengunakan Ejaan yang Disempurnakan,
mengunakan pemilihan kata yang tepat, mengandung kesepadanan antara
struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis, mengandung
kejajaran bentuk bahasa yang dipakai, penekanan ide pokok,dan
menggunakan kata secara hemat.
3. Syarat kalimat efektif yaitu kesatuan, kepaduan, keparalelan, ketepatan,
kehematan, dan kelogisan.

3.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini masih sangat membutuhkan banyak


penyempurnaan namun juga sangat bermanfaat dalam mendalami
pengetahuan tentang “Kalimat Efektif”. Dengan demikian penulis dapat
memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi pembaca yang menemukan kekurangan – kekurangan dalam tulisan


ini, perlu pembenahan dengan mengoleksi banyak sumber demi
penyempurnaan.
2. Tidak hanya sekedar pembaca tulisan tetapi bila perlu sangat diharapkan
untuk bisa mempelajari dan mendalaminya sebagai pengetahuan yang
penting.

16
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/16518/5/BAB%20II.pdf

http://portaluniversitasquality.ac.id:55555/1381/4/SKRIPSI%20_ALBIATRIS
%20LUTUNANI%20-%20BAB%202.pdf

yuksinau.id

gurupendidikan.co.id

https://saintif.com/contoh-kalimat-efektif/

Anda mungkin juga menyukai