OLEH KELOMPOK 7
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan hidayahNya ,penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PENATAAN KALIMAT “ini dengan tepat waktu .
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.Selain itu,untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga penulis .
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut ikut berpartisipasi atau
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna .Oleh karena
itu,saran dan kritikan dari para pembaca yang sifatnya membangung sangat diharapkan .
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui:
1. Pengertian kalimat
2. Beberapa ragam kesalahan penataan kalimat dan bagaimana perbaikannya
BAB II
PEMBAHASAN
Kalimat adalah satuan Bahasa berupa kata atau rangakaian kata yang dapat berdiri sendiri
dan menyatakan makna yang lengkap.Kalimat adalah satuan Bahasa terkecil yang
menggunkapkan pikiran yang utuh,baik dengan secara lisan maupun tulisan.Dalam wujud
lisan,kalimat diucapakn dengan suara naik turun dan keras lembut,diselah jeda dan diakhiri
dengan intonasi akhir.Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin,kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri tanda titik(.)untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat
informatif,tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru(!) untuk menyatakan
kalimat perinta.
Berikut ini dipaparkan beberapa ragam kesalalahan penataan kalimat dan kemungkinan
perbaikannya.
Kekacauan terjadi karena dua pikiran yang masing-masing berdiri sendiri (dan benar)dijadikan
satu perserangkaian baru yang tidak berpadanan .Oleh karena itu,bentukan bahaa yang kacau ini
dapat dikembalikan menjadi duabentuk yang benar .
Gejala kontaminasi timbul karena dua kemungkinan yaitu:
1. Orang kurang menguasai penggunaan Bahasa yang tepa,t baik dalam menyusun
kalimat,frasa atau dalam mempergunakan beberapa imbuhan sekaligus untuk membentuk
kata.
2. Kontaminasi terjadi tak dengan sengaja karena ketika seseorang akan menuliskan atau
mengucapkan sesuatu,dua pengertian atau dua bentuknya yang sejajar timbul sekaligus
dalam pikirannya sehingga yang dilahirkannya itu sebagian diambilnya dari kata pertama
bagian yang lain diambilnya dari yang kedua.
Pada contoh berikut ini segera dapat diidentifikasi bahwa butir a merupakan bentukannya
yang rancu ,sedangkan butir b dan c adalah perbaikannya.
Contoh kontaminasi bentuk kata:
a) Mereka mengenyampingkan pendapat orang tuanya.
b) Mereka menyampingkan pendapat orang tuanya
c) Mereka mengesampingkan pendapat orang tuanya.
(bentukan yang sama untuk memperlebarkan (yang benar memperlebar
dan melebarkan ), dipertinggikan ( dipertinggi dan ditinggikan)
Contoh kontaminasi kata:
a.Dia sering kali membolos
b Dia sering membolos
c. Dia berkali-kali membolos.
Suatu kalimat dikatakan pleonastis jika kalimat itu mengandung sifat berlebih-lebihan.Setidaknya
ada empat penyebab terjadinya kalimat pleonastis,yaitu:
1. Dalam satu frasa terdapat dua atau lebih ungkapan kata yang bersinonim ;
2. Bentuk jamak yang dinyatakan dua kali;
3. Pengertian suatu kata sudah terkandung dalam kata yang lain pembentuk frasa itu ;dan
4. Kata penanda jamak diikuti oleh bentukan jamak.
Contoh:
a) Demi untuk kekasihnya,dia mau melakukan apa saja. (tidak baku)
b) Demi kekasihnya,dia mau melakukan apa saja. (baku)
c) Untuk kekasihnya,dia mau melakukan apa saja. (baku)
d) Para hadirin dimohon berdiri. (tidak baku)
e) Hadirin dimohon berdiri. (baku)
f) Para undangan dimohon berdiri. (baku)
g) Mereka menabung di Bank BNI. (tidak baku)
h) Mereka menabung di BNI. (baku)
2.4.Kalimat Ambigu
Ambiguitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu ambiguity yang berarti suatu konstruksi yang dapat
ditafsirkan lebih dari satu arti.Ambiguitas sering juga disebut ketaksaan.Ketaksaan dapat diartikan atau
ditafsirkan memiliki lebih dari satu makna akan sebuah konstruksi sintaksis.Tidak dapat dipungkiri
keambiguan yang mengakibatkan terjadinya lebih dari satu makna ini dapat terjadi saat pembicaraan
lisan ataupun dalam keadaan tertulis.
Saat pembicaraan lisan mungkin dapat diantisipasi dengan pengucapan yang agak perlahan,sedangkan
yang tertulis apabila kurang sedikit saja tanda baca maka kita akan menafsirkan suatu kalimat atau kata
menjadi berbeda dari makna yang diinginkan oleh penulis.
Contoh:
Terhadap kalimat tersebut ,bisa ditanyakan ,apakahyang baru itu mobil atau dekan.Apabila yang baru itu
dekan,kalimat itu selayaknya disusun menjadi Mobil dekan-baru itu sudah diganti.Pada sisi lain,jika yang
baru itu mobil,kalimat itu semestinya disusun menjadi mobil-baru dekan itu sudah diganti.
2.5.Kalimat Paralel
Kesejajaran satuan dalam kalimat,menempatkan ide atau gagasan yang sama penting dan sama
fungsinya ke dalam struktur atau bentuk gramatis.jika sebuah gagasan dalam suatu kalimat dinyatakan
dengan frasa (kelompok kata),maka gagasan lain yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa.Jika
sebuah gagasan dalam suatu kalimat dinyatakan dengan kata benda (misalnya pe-an ,ke-an),maka
gagasan yang lain harus sederajat dengan kata benda juga.Demikian halnya bila sebuah gagasan dalam
suatu kalimat dinyatakan dengan kata kerja(me-kan,di-kan),maka gagasan yang lain juga harus sederajat
dinyatakan dengan kata kerja.Kesejajaran (paralelisme)membantu memberi kejelasan kalimat secara
keseluruhan.
Contoh:
Penyakit AIDS adalah salah satu penyakit yang paling mengerikan dan berbahaya,sebab pencegahan
dan pengobatannya tidak ada yang tahu.
Dalam kalimat di atas penggunaan yang sederajat ialah kata mengerikan dengan berbahaya dan
kata pencegahan dengan pengobatannya.Oleh sebab itu,bentuk yang dipakai untuk kata-kata yang
sederajat dalam kalimat di atas harus sama (paralel) sehingga kalimat itu kita tata kembali menjadi
kalimat di bawah ini.
Penyakit AIDS adalah salah satu penyakit yang paling mengerikan dan membahayakan,sebab
pencegahan dan pengobatannya tak ada yang tahu.
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan sesuai
dengan kaidah yang berlaku.Kelogisan berhubungan dengan penalaran,yaitu proses berpikir untuk
menghubung-hubungkan fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan.
Penalaran ialah proses mengambil simpulan dan bahan bukti atau petunjuk ataupun yang dianggap
bahan bukti atau petunjuk(Moeliono,1988:124-125).
Contoh:
1) Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah tersebut.
Jika kita bertanya,”Siapa yang mondar-mandir?”,tentu jawabannya mayat wanita.Jelaslah bahwa kalimat
tersebut salah nalar.Kalimat itu berasal dari dua pernyataan,yaitu (1)Mayat wanita ditemukan di
kompleks itu dan(2)Sebelum menjadi mayat,wanita itu sering mondar-mandir.
Penulis menggabungkan kedua kalimat tersebut tanpa mengindahkan pikiran yang jernih sehingga
lahirlah kalimat yang tidak logis.Untuk memperjelas pemahaman kita mengenai kalimat tidak logis dapat
diperhatikan pada contoh berikut ini:
Kalimat 2)tersebut tidak logis karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat
dipersilakan.Sementara itu,pada kalimat 3),ketidaklogisannya terletak pada menyingkat waktu.Waktu
tidak dapat disingkat namun dapat dihemat.oleh kerena itu,kedua kalimat tersebut akan menjadi logis
jika di ubah sebagai berikut.
3.1 Kesimpulan
Kalimat dikatakan tidak efektif apabila proses menyampaikan dan menerima pesan tidak
berlansung secara sempurna. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kalimat menjadi tidak
efektif,seperti (1) kalimat kontaminasi ,(2) kalimat pleonastic, (3) kalimat ambigu, (4) kalimat paralel, (5)
kalimat tidak logis.
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang telah kami buat dengan sebaik-baiknya.Semoga dengan selesainya
makalah ini diharapkan agar pembaca dapat lebih mengetahui bagaimana penataan kalimat Bahasa
indonesia yang baik.Alangkah lebih baik bila kita semua bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari hari.
DAFTAR PUSTAKA
Dibia,Ketut dan Putu Mas Dewantara.2017.Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi .Depok:PT Raja
Grafindo Persada.