Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PANCASILA SILA KE-5


Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Disusun Oleh:
Kresna Cahya Kusti 5140711035
Sholeman Taufix Zainuri 5140711072
Muchlis Yoni 5140711083
Al Muchid Nurkholis 5140711107
Sena Wirabuwana 5140711110
Yogi Eko Puspito 5140711122
Adip Sutrisno 5140711123

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH


Pancasila merupakan dasar filsafah Negara Republik
Indonesia secara resmi tercantum didalam alenia ke-empat
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yang ditetapkan oleh
PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pancasila yang disahkan sebagai
dasar negara yang dipahami sebagai sistem filsafat bangsa yang
bersumber dari nilai-nilai budaya bangsa. Sebagai ideologi, nilai-
nilai Pancasila sudah menjadi budaya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan
teknologi saat ini nilai-nilai luhur pancasila diindikasikan mulai
dilupakan masyarakat Indonesia. Sendi-sendi kehidupan di
masyarakat sudah banyak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
luhur Pancasila.
Adapun perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai luhur
Pancasila misalkan saja penyalahgunaan narkoba, pelacuran,
penyimpangan seksual (homo, lesbian, biseksual, pedofil,
sodomi, zina, seks bebas, transeksual), tindak kriminal atau
kejahatan (perampokan, pencurian, pembunuhan, pengrusakan,
pemerkosaan, dan lain sebagainya), gaya hidup (wanita
bepakaian minimalis di tempat umum, pria beranting, suka
berbohong, dsb).
Penyimpangan-penyimpangan tersebut tidak sejalan dan
bahkan bertentangan dengan ajaran yang terkandung didalam
Pancasila. Sebagai ideologi negara, Pancasila sebenarnya sudah
mengatur prinsip-prinsip tata kehidupan masyarakat Indonesia,
berupa nilai-nilai luhur budaya bangsa yang dapat dijadikan
pedoman bagi seluruh rakyat Indonesia untuk mencapai
kemajuan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Karena itu
mestinya senantiasa menjadi acuan digunakan sebagai pedoman
tingkah laku bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Melihat kenyataan yang terjadi dimasyarakat melalui
makalah ini penulis ingin mengungkapkan betapa pentingnya
membaca, memahami dan mengaplikasikan Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari.
1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana peran Pancasila sebagai dasar Negara


khususnya yang terkadung dalam sila ke-5 Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia ?

2. Kasus apa yang menyimpang dari sila ke-5 khususnya dalam


bidang pendidikan?

3. Kasus apa yang menyimpang dari sila ke-5 khususnya dalam


bidang hukum?

4. Kasus apa yang menyimpang dari sila ke-5 khususnya dalam


bidang ekonomi?

5. Kasus apa yang menyimpang dari sila ke-5 khususnya dalam


bidang Hak Asasi Manusia yang berlaku di Indonesia?

6. Kasus apa yang menyimpang dari sila ke-5 khususnya dalam


bidang perkembangan teknologi?
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. PERAN PANCASILA

Dari Makna Pancasila yang sangat luas dalam kehidupan bermasyarakat,


bangsa dan bernegara dapat diketahui dari fungsi dan peranan Pancasila. Fungsi
dan Peranan Pancasila adalah sebagai berikut....

Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia : Hal ini berarti, Pancasila


berfungsi dan berperan memberikan gerak atau dinamika, serta
membimbing ke arah tujuan guna mewujudkan masyarakat Pancasila.
Pancasila sebagai jiwa bangsa yang lahir bersamaan dengan adanya bangsa
Indonesia.

Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia : Hal ini berarti,


Pancasila berfungsi dan berperan dalam menunjukkan kepribadian bangsa
Indonesia yang dapat dibedakan dengan bangsa lain, yaitu sikap mental,
tingkah laku, dan amal perbuatan bangsa Indonesia.

Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia : Pancasila


berfungsi dan berperan sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan negara
atau penyelenggara negara. Pancasila sebagai dasar negara terdapat dalam
Pembukaan UUD NRI (Negara Republik Indonesia) Tahun 1945 Alinea IV
dan sebagai landasan konstitusional.

Pancasila Sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum Negara : DI


dalam Pasal 2 UU RI No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan yang menyatakan "Pancasila merupakan sumber
segala hukum negara". Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum adalah sesuai dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
Aline IV. Menempatkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara serta
sekaligus dasar filosofis negara sehingga setiap materi muatan peraturan
perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila.

Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur : Pancasila sebagai perjanjian luhur


berarti bahwa pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI (sebagai wakil seluruh
rakyat Indonesia) yang menetapkan dasar negara Pancasila secara
konstitusional dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.

Pancasila Sebagai Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia : Pancasila


yang dirumuskan dan terkandung dalam Pembukaan UUD NRI Tahun
1945, memuat cita-cita dan tujuan nasional (Alinea II dan IV). Cita-cita
dan tujuan bangsa Indonesia,hal tersebut lalu dijabarkan ke dalam tujuan
pembangunan nasional. Dengan kata lain, Pembukaan UUD NRI
Tahun1945 merupakan penuangan jiwa proklamasi, yaitu Pancasila. Oleh
karena itu, Pancasila juga merupakan cita-cita dan tujuan bangsa
Indonesia.
Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia : Dalam hal ini
Pancasila disebut dengan way of life, weltanschauung, pandangan dunia,
pegangan hidup, pedoman hidup, dan petunjuk hidup. Dalam hal ini,
Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk sehari-hari. Artinya, Pancasila
diamalkan dalam hidup sehari-hari. Dengan demikian, Pancasila
digunakan sebagai penunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas hidup dan
kehidupan dalam segala seperti yang terpancar pada sila Pancasila yang
tercantum dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.

Pancasila Sebagai Moral Pembangunan : Hal ini mengandung maksud


nilai-nilai luhur Pancasila (norma-norma yang tercantum dalam
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945) dijadikan tolok ukur dalam
melaksanakan pembangunan nasional, baik dalam perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, maupun dalam evaluasinya.

Pembangunan Nasional Sebagai Pengamalan Pancasila : Pancasila di


samping sebagai dasar negara juga merupakan tujuan nasional. Tujuan ini
dapat diwujudkan melalui pembangunan nasional. Dengan perkataan lain,
untuk mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila harus dilaksanakan
pembangunan nasional di segala bidang berdasarkan Pancasila dan UUD
NRI Tahun 1945.

2.2. PENDIDIKAN

Sesuai dengan isi kandungan dari Pancasila khususnya sila


ke-5, yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
seharusnya seluruh rakyat mendapatkan keadilan yang sama
ataupun derajat yang sama khusunya dalam hal pendidikan.
Pendidikan yang sesuai dengan standar di Indonesia sendiri
masih banyak yang belum merata, banyak pulau-pulau kecil
yang masih minim ilmu pengetahuan. Salah satunya sebagai
berikut, kasus dibawah diambil dari jurnal OKEZONE KAMPUS
(ant, Kamis 2 Juli 2015).

PAPUA BARAT - Wakil Gubernur (Wagub) Provinsi Papua Barat Irene


Manibuy mengatakan pendidikan dasar di provinsi itu sangat memprihatinkan dan
perlu dibenahi oleh Dinas Pendidikan secara serius. "Sejak dilantik menjadi Wakil
Gubernur saya memantau aktivitas beberapa sekolah dasar di pinggiran
Manokwari, Ibu Kota Provinsi Papua Barat. Yang saya temukan sangat
memprihatinkan aktivitas belajar tidak berjalan seperti yang diharapkan," kata
Wakil Gubernur di Manokwari, Kamis (2/7/2015).

Dia mengatakan, aktivitas belajar sekolah dasar di ibu kota provinsi saja
sudah tidak berjalan dengan baik, apalagi sekolah yang berada jauh dari ibu kota
seperti di daerah-daerah terpencil. "Masih ada pula orangtua siswa yang
memasukkan proposal minta bantuan biaya pendaftaran anaknya masuk sekolah
dasar kepada Pemerintah Provinsi Papua Barat," kata Wagub. Oleh karena itu,
diharapkan kepada Dinas Pendidikan Provinsi maupun Kabupaten/Kota agar
segera melakukan pembenahan terhadap pendidikan dasar di Provinsi Papua
Barat. "Saya akan turun melakukan sidak secara mendadak di sekolah dasar yang
ada di Provinsi Papua Barat untuk melihat dan mengetahui secara langsung apa
yang menjadi kendala sehingga pendidikan dasar di Papua Barat tidak berjalan
maksimal," ujar Wagub.

Ia mengakui Provinsi Papua Barat masih kekurangan tenaga guru terutama


guru sekolah dasar, namun Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten terus
berupaya untuk menambah guru sekolah dasar dari tahun ke tahun. Tahun ini
Provinsi Papua Barat mendapat tambahan guru sekolah dasar dari Pemerintah
Pusat melalui program guru garda depan sebanyak 70 orang untuk empat
kabupaten yang kekurangan guru yakni Kabupaten Manokwari Selatan,
Tambrauw, Sorong dan Raja Ampat. Wagub lebih jauh mengatakan, Pemerintah
Provinsi Papua Barat sedang menyurat pula kepada Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia untuk menambah lagi jumlah guru sekolah dasar
karena masih sangat kurang.

2.3. HUKUM

Dalam keadilan sosial khususnya bidang hukum yang ada


di Indonesia masih banyak yang merasakan ketidakadilan dalam
proses hukum yang sudah berlaku. Ada beberapa kasus yang
masih sering terjadi seperti istilah berikut, hukum bisa dibeli
begitulah kebanyakan orang menyebut karena memang banyak
kalangan atas (kaya) hukum yang diberlakukan tidak sama
dengan kalangan bawah (miskin). Seperti contoh kasus berikut
yang diambil dari salah satu berita yang disiarkan di Stasiun TV
(Liputan 6. 23 April 2015, 17.29 WIB).

Situbondo - Palu hakim diketuk, Nenek Asyani langsung mengungkapkan


amarahnya. Nenek renta berusia 63 tahun ini tak terima dengan vonis bersalah
oleh hakim. Nenek Asyani divonis 1 tahun penjara dengan masa percobaan 1
tahun 3 bulan dan denda Rp 500 juta subsider 1 hari hukuman percobaan.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Kamis (23/4/2015), walau putusan
hakim lebih ringan dari tuntutan jaksa 1 tahun 18 bulan penjara dan denda Rp 500
juta, Nenek Asyani tidak terima. "Saya sudah bersumpah mati tidak ada gunanya.
Pasti ada suap. Saya tidak mencuri. Sumpah pocong, Pak," kata Nenek Asyani.

Nenek Asyani didakwa mencuri dua batang pohon jati milik perhutani
untuk dibuat tempat tidur. Namun Asyani membantah dengan alasan batang
pohon jati itu diambil dari lahannya sendiri oleh almarhum suaminya 5 tahun
silam. Nenek Asyani divonis 1 tahun penjara dengan masa percobaan 1 tahun 3
bulan dan denda Rp 500 juta subsider 1 hari hukuman percobaan.

2.4. EKONOMI

Sistem ekonomi di Indonesia belumlah merata, masih ada


beberapa wilayah yang memiliki tingkat perekonomian yang
rendah. Salah satunya sebagai berikut.

Mataram Salah satu faktor rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat


NTB, menurut pengamat ekonomi Dr. Firmansyah adalah adanya substitusi atau
pihak yang menggantikan posisi perbankan dan lembaga keuangan lainnya di
masyarakat. Di lapangan, fakta menunjukkan bahwa banyak dari masyarakat yang
memang menggunakan jasa rentenir atau tengkulak dalam menopang kebutuhan
hidup mereka. Berdasarkan penelusuran di pasar tradisional Kebon Roek,
Ampenan, Jumat, 17 Februari 2017, sejumlah pedagang mengaku masih
mengandalkan jasa para rentenir dalam mengembangkan usaha bisnis mereka.
Salah seorang pedagang sayuran, Susi (27), mengaku mengandalkan jasa rentenir
untuk mendapatkan modal berjualan sayur. Saya pinjam di orang (rentenir) yang
nawarin pinjaman uang di sini. Kemarin saya baru aja pinjam satu juta, sehari
bayar Rp 20 ribu aja, bunganya Rp 200 ribuan kalo pinjam sejuta, tuturnya.

Diakui Susi, mayoritas pedagang di pasar itu mengandalkan jasa rentenir. Bunga
pinjaman yang diberlakukan para rentenir tergantung jumlah uang yang dipinjam.
Angsuran pinjaman beserta bunga, dibayar menggunakan sistem pembayaran
harian.

2.5. HAM

Di Indonesia masih sering terjadi pelanggaran HAM, kasus


pelecehan terhadap wanita ataupun anak-anak sering terjadi dan
sangat menyita perhatian publik. Salah satunya kasus
pelanggaran yang dilakukan terhadap anak dibawah umur
Angeline Margriet Megawe yang dianiaya hingga anak tersebut
tewas. Berita tersebut diambil dari (SINDO, 29 Februari 2016).

JAKARTA - Kasus pembunuhan Engeline Margriet Megawe (Angeline)


di Bali menyita perhatian masyarakat dalam dan luar negeri. Pembunuhan yang
berlangsung sangat sadis ini, akhirnya berakhir di Pengadilan Negeri (PN)
Denpasar. Untuk mengulang kembali jalannya peristiwa sadis itu, berikut akan
dipaparkan rentetan peristiwa hilangnya Angeline sampai ditemukan tewas di
dekat kandang ayam rumah Margriet Christina Megawe (Margareta).

Semasa Hidup

Angeline merupakan putri dari pasangan Rosidik dan Hamidah. Dia


diadopsi oleh keluarga Margareta sejak bayi. Orangtua Angeline menyerahkan
anaknya kepada Margareta lantaran tidak memiliki uang untuk menebus biaya
klinik. Saat Angeline lahir, penghasilan Rosidik waktu itu hanya Rp30 ribu
perhari. Warga Banyuwangi ini hanya bekerja sebagai kuli. Sementara biaya
bersalin Hamidah saat itu mencapai Rp600 ribu. Ketika dalam kondisi sulit itulah
orangtua Angeline diperkenalkan oleh Margareta melalui tetangga kosnya. Saat
itu, Margareta berjanji akan menjaga, serta merawat Angeline dengan baik dan
mereka percaya. Setelah dipertemukan dengan Margareta di sebuah klinik di
daerah Canggu, Kuta, Badung, dia mengaku diajak ke notaris membuat perjanjian
hitam di atas putih. Rosidik lalu diberi uang Rp1,8 juta oleh Margareta.
Bersama Margareta

Janji Margareta untuk merawat Angeline dengan baik ternyata


diingkarinya. Selama di rumah Margareta, Angeline diperlakukan seperti budak
kecil. Dia harus memberi makan ratusan ayam ternak milik Margareta.
Sebelum selesai memberi makan ayam, Angeline dilarang makan dan berangkat
sekolah. Kegiatan ini dilakukan Angeline setiap hari sebelum berangkat sekolah.
Untuk itu, Angeline harus bangun sejak subuh. Bahkan, ketika makanan dan
minuman ayam kurang Angeline selalu diteriaki dan dimarahi oleh Margareta.
Dengan nada menghina tanpa belas kasihan, Margareta menyebut Angeline
sebagai anak yang tidak tahu diri. Tidak jarang, Angeline menjadi korban
penganiayaan Margareta jika telat memberi makan ayam. Pernah suatu ketika ada
anak ayam Margareta yang hilang satu ekor dan tidak ketemu. Kesal anak
ayamnya hilang, Margareta lalu memukuli Angeline. Margareta juga kerap
menjambak rambut Angeline yang panjang. Tindakan kasar ini diterima Angeline
hampir setiap hari. Wali Kelas II SDN 12 Sanur Putu Sri Wijayanti mengatakan,
setiap hari Angeline terlihat kusut, pakaiannya kotor, rambutnya berantakan dan
bau kotoran ayam. Karena itu, sering kali dia yang mengkramasinya. "Ya, saya
pernah cuci rambutnya dia. Waktu itu anaknya kotor banget, mulai dari rambut,
telingga, dan lehernya itu berkerak semuanya," terang Sri, saat ditemui wartawan.

Dia juga mengaku sering melihat luka lebam pada tubuh Angeline. Pernah suatu
hari, Margareta menemuinya dan mengatakan terim kasih telah memberikan
perhatian kepada anaknya. Namun begitu, dia tidak menanyakan sebabnya karena
takut.
Angeline Hilang

Sebelum ditemukan tewas dibunuh ibu angkatnya sendiri, Angeline (8)


dikabarkan menghilang dari rumah, kawasan Denpasar, Bali. Kabar
menghilangnya Angeline mulai diberitakan, pada Sabtu 16 Mei 2015. Saat
menghilang, bocah cilik berparas cantik ini mengenakan daster panjang warna
biru muda, sandal jepit warna kuning, rambut dikuncir dan berbadan kurus.
Angeline terakhir kelihatan saat tengah bermain di halaman depan rumahnya, di
Jalan Sedap Malam. Pihak keluarga Margareta awalnya membangun opini
Angelina hilang dibawa lari orang yang tidak dikenal. Kabar menghilangnya
Angeline juga sempat disebar ke jejaring sosial Facebook. Namun saat wartawan
mengonfirmasi hal ini kepada Kapolsek Denpasar Selatan Kompol Nanang
Prihasmoko, kabar hilangnya Angeline dibantah.

Ditemukan Tewas

Setelah kabar hilangnya Angeline tersebar luas, perhatian masyarakat


langsung tertuju kepada pencarian bocah malang ini. Petugas kepolisian pun
didesak untuk lebih keras mencari keberadaan Angeline. Upaya petugas akhirnya
membuahkan hasil. Angeline ditemukan pada Rabu 10 Juni 2015. Saat ditemukan,
Angeline sudah tidak bernyawa. Mayatnya ternyata terkubur bersama boneka
berbie di rumah Margareta, Jalan Sedap Malam, Sanur, Denpasar. Mayat
Angeline ditemukan oleh Tim Gabungan Polda Bali yang terdiri dari Polsek
Denpasar Timur dan Polresta Denpasar di belakang kandang ayam, tepatnya dekat
pohon pisang yang di depannya ada tumpukan sampah.

Pembunuhan Sadis

Penemuan Angeline sempat menggemparkan warga Bali. Bocah yang


tadinya dikabarkan hilang dan diculik, ternyata tewas dihabisi oleh Margareta, ibu
angkatnya sendiri. Menurut polisi yang mengangkat jenazah Angeline, pada
lehernya ditemukan luka goresan-goresan bekas jeratan. Diduga, Angeline dijerat
dengan tali. Polisi juga menemukan banyak luka memar di tubuh siswi kelas II
SDN 12 Sanur itu. Tidak hanya itu, kepala Angeline juga dibenturkan ke lantai
dan tembok. Benturan keras inilah yang diduga menyebabkan Angeline meninggal
dunia. Setelah tewas, mayat Angeline bahkan dilecehkan.

2.6. TEKNOLOGI

Dalam hal teknologi yang ada di Indonesia masih banyak


yang belum merata. Contohnya saja listrik yang menjadi sumber
utama dari sebagian orang, Tentunya listrik sangatlah dibutuhkan
oleh semua orang dalam membantu kegiatan sehari-hari.
Namun, sangat disayangkan penyebaran listrik masih belum
merata, ada sebagian pedalaman ataupun pulau-pulau terpencil
yang belum ada pasokan listrik dari pemerintah. Seperti contoh
kasus berikut yang diambil dari, Detikfinance, 31 Desember
2015.
Sorong - Tinggal di pedalaman Papua bukan perkara mudah. Apalagi,
harus mengalami kondisi infrastruktur jalan, komunikasi hingga listrik yang
minim. Seperti pengalaman detikFinance bersama rombongan awak media dari
Jakarta yang menghadiri rencana peresmian pabrik sagu milik Perum Perhutani
oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan,
Provinsi Papua Barat.
Akses jalan masih terbatas yakni hanya mengandalkan jalan tanah yang
harus ditempuh 3,5-4 jam atau transportasi sungai dan laut dari pusat Kota Sorong
Selatan ke Distrik (Kecematan) Kais atau sebaliknya. Selain itu, warga Distrik
Kais masih belum teraliri listrik PT PLN. Distrik di pedalaman Papua Barat yang
terdiri dari 5 kampung dan berpenduduk 1.527 jiwa ini, hanya mengandalkan
genset yang berbahan bakar solar sebagai penghasil listrik. "Di sini belum ada
listrik dari PLN. Kita masih mengandalkan listrik dari genset," Kata Sekretaris
Distrik Kais, Yosias Tumana di Kais, Sorong Selatan, Papua Barat Kamis
(31/12/2015).
Listrik dengan tenaga solar bukanlah barang murah. Untuk bensin, warga
Kais harus membayar Rp 20.000 per liter sedangkan solar Rp 15.000 per liter.
Mahalnya harga BBM eceran karena harus dibawa menggunakan jalur sungai dan
laut atau darat dari Ibukota Sorong Selatan, Teminambuan. Di Teminambuan
sendiri, pasokan BBM juga terbatas karena SPBU hanya buka selama 3 kali dalam
1 minggu. "Di sini BBM bisa Rp 20.000 per liter. Ini karena jarak jangkauan
sehingga bawa BBM mahal. Itu harga eceran di sini," Tambahnya.
DetikFinance pun merasakan saat bermalam dari 29-30 Desember 2015 di Pabrik
Sagu yang berlokasi di tepi Sungai Kais. Untuk sampai ke pabrik sagu, kendaraan
hanya sampai di dermaga Kais. Selanjutnya, pindah memakai long boat yang
harus ditempuh selama 10 menit. Akses dari pusat Distrik Kais ke pabrik sagu
Perhutani atau sebaliknya, hanya bisa memakai long boat karena akses jalan
antara pabrik dan pusat Distrik Kais masih tahap pembangunan. Tak hanya akses
jalan yang minim, listrik di area pabrik kerap byar pet atau padam selama
beberapa kali karena listrik memakai genset. Bila masuk ke malam hari, listrik
beberapa kali padam. Tak hanya itu, jaringan telekomunikasi hanya mengandalkan
sinyal wifi milik kontraktor proyek. Itupun bila banyak pemakaian, sinyak wifi
tak berfungsi sehingga harus mencuri waktu saat kondisi sepi. Sinyal komunikasi
untuk telpon dan sms sama sekali tidak bisa.
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Kesimpulan yang kami sepakati bersama adalah pada
masa ini, nilai nilai yang terkandung dalam sila kelima
pancasila sudah terlupakan dan terabaikan oleh seluruh elemen
baik itu masyarakat maupun pemerintah. Tidak hanya sila kelima
pancasila tetapi pelanggaran juga terjadi terhadap keempat sila
lainnya. Sangat disayangkan nilai nilai pancasila yang diambil
dari kepribadian bangsa yang seharusnya mudah diterapkan
tetapi pada kenyataannya hanya sebatas teori saja tanpa
pangamalan.
DAFTAR PUSTAKA

Ant. 2 Juli 2015. Pendidikan di Papua Barat Kian


Memprihatinkan. Papua Barat: OkeZone Kampus.

Artikelsiana.com. Maret 2015.


http://www.artikelsiana.com/2015/03/ fungsi-peranan-pancasila-
pancasila-fungsi.html. Diakses 18 Februari 2017 14.30

Sutianto, Feby Dwi. 31 Desember 2015. Hidup di


Pedalaman Papua Barat, Tak Ada Listrik PLN Hingga BBM Mahal.
Sorong: Detik Finance.

Kurniawan, Hasan. 2016. Rentetan Kasus Pembunuhan


Angeline hingga Vonis Pengadilan. Jakarta: Sindo.

Liputan6. 23 April 2015. https://www.youtube.com/watch?


v=SjHRe-dgGDI. Dilihat 18 Februari 14.00

Suarantb.com. Februari 2017.


http://www.suarantb.com/news/2017/02/17 /
24090/literasi.keuangan.rendah.masyarakat.ntb.banyak.terjerat.r
entenir.html. Diakses 18 Februari 16.00

Anda mungkin juga menyukai