ISSN : 2302-1411
Volume II, Nomor 2, September 2013
PENDAHULUAN
Keberhasilan sektor publik sangat dipengaruhi kinerja karyawan. Kinerja merupakan prestasi
kerja, yakni perbandingan antara hasil kerja yang secara nyata dengan standar kerja yang ditetapkan.
Setiap lembaga sektor publik akan berusaha meningkatkan kinerja karyawan demi tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan. Berbagai cara bisa ditempuh suatu lembaga sektor publik dalam meningkatkan
kinerja karyawan diantaranya dengan mewujudkan kepuasan kerja karyawannya melalui tingkat
pendidikan, pengalaman kerja dan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan harapan individu
karyawan yang terdapat di dalam lembaga sektor publik. Penyediaan Infrastruktur Bidang Pekerjaan
Umum, selain menunjang pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan ketahanan pangan,
meningkatkan kelancaran arus barang dan jasa serta dukungan bagi peningkatan daya saing sektor riil
khususnya proses produksi dan distribusi, juga memberi kontribusi kesejahteraan secara langsung
bagi masyarakat berupa pemenuhan pelayanan dasar. Tingkat pendidikan, Pengalaman Kerja dan
Gaya kepemimpinan pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah sudah berjalan
sebagaimana mestinya sesuai dengan kapasitas kemampuan kualitas dan kuantitas karyawan. Kinerja
karyawan itu sendiri sudah berjalan sesuai bidang ilmunya dengan kualitas dan kuantitas yang
dimilikinya.
Tenaga kerja atau karyawan adalah merupakan faktor produksi yang bersifat senantiasa
bergerak dan selalu berubah-ubah, mempunyai akal dan perasaan serta motivasi, jika tenaga kerja
sebagai faktor produksi merasa senang bekerja dengan penuh semangat dan bergairah, maka dapat
dipastikan bahwa tujuan yang telah ditetapkan perusahaan atau organisasi akan semakin mudah
tercapai, sebab kebaikan daripada kinerja seorang karyawan salah satunya bisa ditilik dari riwayat
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
MELALUI DISIPLIN KERJA KARYAWAN
36
ISSN : 2302-1411
Volume II, Nomor 2, September 2013
pekerjaannya, yang dimaksud dalam hal ini adalah pengalaman, namun hal tersebut tidak selalu
menjamin kinerja yang lebih baik. Sering terjadi bahwa seorang yang belum dapat dikatakan
berpengalaman ternyata justru memiliki tingkat kinerja yang lebih baik. Dengan bertambahnya
pengalaman seorang karyawan dalam dunia kerja, maka akan bertambah pula pengetahuan,
keterampilan, kecakapan dan kecekatan dalam pengabdian kerjanya pada institusi/perusahaan.
Dengan demikian semakin banyak pengalaman kerja seseorang atau semakin lamanya waktu orang
tersebut untuk masa bekerja akan dapat meningkatkan kemampuan kerja sama atau dengan kata lain
akan mempengaruhi peningkatan kinerja orang yang bersangkutan tersebut.
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat
orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan cocok apabila
tujuan perusahaan telah dikomunikasikan dan bawahan telah menerimanya. Seorang pemimpin
harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin
akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Perusahaan
menggunakan penghargaan atau hadiah dan ketertiban sebagai alat untuk memotivasi karyawan.
Pemimpin mendengar ide-ide dari para bawahan sebelum mengambil keputusan. Gaya
kepemimpinan yang tepat akan menimbulkan motivasi seseorang untuk berprestasi. Sukses tidaknya
karyawan dalam prestasi kerja dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan atasannya (Tampubolon,
2007) telah meneliti pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja, menyatakan bahwa gaya
kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Kinerja karyawan
sendiri dapat dijelaskan ke dalam beberapa hal, yaitu kinerja individu yang berfungsi untuk menilai
pekerjaan karyawan pada suatu organisasi/perusahaan yang telah menetapkan standar kinerja sesuai
dengan jenis pekerjaan dan periode waktu. Seorang karyawan dituntut untuk memiliki perilaku sesuai
dengan yang diharapkan, sehingga dapat melakukan komunikasi dengan baik dalam organisasi untuk
mencapai standar kinerja yang ditetapkan, dan yang terakhir adalah ciri atau sifat yang dimiliki
karyawan, dalam hal ini umumnya berlangsung secara bertahap seperti sopan, santun, ramah,
penampilan yang rapi dan sebagainya. Kemudian juga para karyawan ini mempunyai peran yang
sangat penting untuk melangsungkan kelanggengan organisasi/perusahaan. Kinerja karyawan yang
baik tentu bisa dijadikan salah satu faktor dasar tolak ukur keberhasilan organisasi/perusahaan.
Dalam hal ini kinerja karyawan mengambil peran yang sangat penting dalam upaya
organisasi/perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Kinerja karyawan dirasakan semakin besar peranannya dalam kehidupan organisasi, baik di
pemerintahan maupun di perusahaan swasta, hal ini karena kedudukan karyawan adalah faktor
penentu dalam keberhasilan kegiatan yang telah direncanakan yang sekaligus merupakan sasaran
dan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu organisasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja
karyawan adalah disiplin kerja. Disiplin kerja merupakan bentuk pengendalian agar pelaksanaan
pekerjaan karyawan selalu berada dalam koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Disiplin kerja dinyatakan sebagai suatu kiat sukses, karena : 1). tidak ada keberhasilan tanpa disiplin,
2). peraturan tidak ada artinya tanpa didukung dengan disiplin yang tinggi, 3). disiplin adalah penegak
aturan atau prosedur/standart, 4). disiplin cerminan kemampuan mengatur diri, 5). disiplin alat
kontrol terhadap penyimpangan, 6). disiplin menggambarkan jiwa yang memiliki prinsip dan 7).
disiplin menunjukkan kesetiaan terhadap profesi. Kedisiplinan adalah sifat seorang karyawan yang
secara sadar, memenuhi aturan atau peraturan organisasi tertentu yang pada akhirnya sangat
mempengaruhi kinerja karyawan. Kedisiplinan sepatutnya dipandang sebagai bentuk latihan bagi
karyawan dalam melaksanakan aturan-aturan organisasi/perusahaan. Semakin disiplin, maka
semakin tinggi kinerja karyawan dan organisasi/perusahaan dapat berjalan ke arah yang lebih baik.
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
MELALUI DISIPLIN KERJA KARYAWAN
37
ISSN : 2302-1411
Volume II, Nomor 2, September 2013
Para karyawan baru kebanyakan lulusan dari perguruan tinggi, sedangkan karyawan yang
memiliki tingkat pendidikan SLTA jumlahnya sedikit sekali, boleh dikatakan hampir tidak ada lagi
pada saat ini. Jikalau hal ini tetap dipertahankan maka, mereka tidak akan memiliki kompetitorkompetitor dari berbagai sub bidang ilmu yang akan membuat mereka tertinggal jauh dibelakang.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dan menganalisis pengaruh:
1. Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Disiplin Kerja di Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
Kalimantan Tengah
2. Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Disiplin Kerja di Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
Kalimantan Tengah
3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Disiplin Kerja di Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
Kalimantan Tengah
4. Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja di Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah
5. Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Kinerja di Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan
Tengah
6. Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kinerja di Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan
Tengah
7. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja di Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan
Tengah
LANDASAN TEORI
Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah usaha secara sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Dalam
pembangunan yang berencana dan bertahap dengan harapan terjadinya pertumbuhan ekonomi yang
mantap dan stabil, maka pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan berhasil tidaknya
pembangunan. Pendidikan sebagai obyek dan juga subyek pembangunan perlu diperhatikan karena
pendidikan merupakan penggerak utama dari pembangunan. Aspek-aspek pendidikan
kemampuannya perlu disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan pembangunan. Adanya suatu
perencanaan pendidikan adalah untuk mencegah terjadinya penghamburan dana dan daya serta
untuk meningkatkan produksi dan produktivitas seoptimal mungkin. Hal ini diutamakan untuk
mencapai tingkat pengelolaan pendidikan setinggi-tingginya.
Tingkat atau jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan
tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
(Wikipedia Indonesia, 2009). Jadi yang dimaksud dalam hal ini adalah pendidikan formal atau
akademis. Tingkat/jenjang pendidikan di Indonesia meliputi ; 1) Pendidikan Usia Dini, 2) Pendidikan
Dasar, 3) Pendidikan Menengah dan, 4) Pendidikan Tinggi.
Pengalaman Kerja
Menurut Wibowo (2007) bahwa Pengalaman merupakan salah satu faktor yang ikut
mempengaruhi kinerja seseorang didalam melaksanakan tugas guna pencapaian tujuan
organisasinya. Pengalaman kerja karyawan dalam suatu pemerintahan atau organisasi akan
berpengaruh terhadap kinerja pemerintahan atau organisasi tersebut. Dengan dibekali banyak
pengalaman, maka kemungkinan untuk mewujudkan prestasi atau kinerja yang baik cukup
meyakinkan dan sebaliknya bila tidak cukup berpengalaman didalam melaksanakan tugasnya
seseorang akan besar kemungkinan mengalami kegagalan. Pengalaman pernah/lama menjadi
karyawan di pemerintahan atau organisasi akan memudahkan bagi karyawan tersebut untuk
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
MELALUI DISIPLIN KERJA KARYAWAN
38
ISSN : 2302-1411
Volume II, Nomor 2, September 2013
melakukan tugas dan fungsinya sesuai dengan kewenangannya, karena dengan adannya pengalaman
tersebut karyawan sudah terlatih untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepadannya.
Pengalaman kerja yang gagal ataupun berhasil merupakan suatu pelajaran yang sangat berguna
dikemudian hari.
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah,
keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba
mempengaruhi kinerja bawahannya (Tampubolon, 2007). Terdapat lima gaya kepemimpinan yang
disesuaikan dengan situasi menurut Siagian (2007), yaitu : 1) Tipe pemimpin yang otokratik, 2) Tipe
pemimpin yang militeristik, 3) Tipe pemimpin yang paternalistic, 4) Tipe pemimpin yang kharismatik
dan, 5) Tipe pemimpin yang demokratik.
Kepemimpinan memegang peran yang signifikan terhadap kesuksesan dan kegagalan sebuah
organisasi. Ada empat jenis gaya kepemimpinan antara lain : 1) Gaya kepemimpinan kharismatik, 2)
Gaya kepemimpinan transaksional, 3) Gaya kepemimpinan transformasional dan, 4) Gaya
kepemimpinan visioner.
Disiplin Kerja
Sedarmayanti (2007), mendefinisikan disiplin adalah kondisi untuk melakukan koreksi atau
menghukum karyawan yang melanggar ketentuan atau prosedur yang telah ditetapkan organisasi.
Hasibuan (2007) mendefinisikan kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang untuk
mentaati semua peraturan organisasi/perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran
adalah sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan
tanggung jawabnya. Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk
berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai
suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Disiplin karyawan memerlukan alat komunikasi,
terutama pada peringatan yang bersifat spesifik terhadap karyawan yang tidak merubah sifat dan
perilakunya (Rivai, 2005).
Kinerja Karyawan
Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan waktu
yang diukur dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu (Mangkunegara,
2007). kinerja adalah kemampuan melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
atau hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang
bersangkutan atau merupakan catatan perolehan yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan
tertentu selama periode waktu tertentu. Terdapat tiga variabel penting yang harus dipertimbangkan
dalam pengukuran kinerjanya yaitu pelaku (input), perilaku (proses) dan hasil kerja (output).
Hipotesis
H1 : Tingkat Pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Disiplin Kerja
H2 : Pengalaman Kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Disiplin Kerja
H3 : Gaya Kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Disiplin Kerja
H4 : Disiplin Kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja
H5 : Tingkat Pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
MELALUI DISIPLIN KERJA KARYAWAN
39
ISSN : 2302-1411
Volume II, Nomor 2, September 2013
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
MELALUI DISIPLIN KERJA KARYAWAN
40
ISSN : 2302-1411
Volume II, Nomor 2, September 2013
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini
variabel terikat adalah Disiplin Kerja (Y1) dan Kinerja Karyawan (Y2).
3. Variabel Intervening (Intervening Variable)
Variabel Intervening adalah variabel yang terletak diantara variabel bebas dan variabel terikat.
Dalam penelitian ini variabel intervening adalah Disiplin Kerja (Y1).
Penelitian tentang pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, Gaya Kepemimpinan dan
Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan ini menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpul
data. Data dikumpulkan melalui kuisioner kemudian dilakukan skala pengukuran dan pemberian skor.
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.
Data dalam penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting karena data merupakan
penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Valid atau
tidaknya data sangat menentukan bermutu atau tidaknya data tersebut. Hal ini tergantung instrumen
yang digunakan, yakni memenuhi asas validitas dan reliabilitas.
Teknik Analisis Data dan Alat Analisis
Teknik yang digunakan untuk uji validitas pada penelitian ini adalah teknik korelasi product
moment dari pearson, butir yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta
korelasinya tinggi, menunjukkan bahwa butir tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Syarat
minimum untuk dianggap memenuhi syarat nilai r = 0,3, jika nilai r < 0,3 maka dinyatakan tidak valid.
Uji reliabilitas pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach.
Nilai batas yang diperkenalkan untuk menilai atau menguji apakah setiap variabel dapat dipercaya,
handal dan akurat dipergunakan formula Koefisien Alpha dari Cronbach. Variabel dapat dinyatakan
reliabel apabila Koefisien Alpha Cronbach 0,6 artinya tingkat reliabilitas sebesar 0,6 merupakan
batasan reliabelnya sebuah konstruk (variabel). Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan SPSS 19.0. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Analisis jalur (Path
Analysis), Dalam perhitungan pengolahan data, peneliti mempergunakan alat bantu yang berupa
program aplikasi komputer yaitu SPSS versi 19.0.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Karakteristik Responden
Karakteristik responden merupakan gambaran dari keberadaan responden yang terlibat
dalam penelitian yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pangkat/golongan, dan berdasarkan
pendidikan. Dari seluruh sampel karyawan sejumlah 117 orang yang diteliti, semuanya dapat mengisi
dan mengembalikan kuisioner yang diberikan. Karakteristik responden penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Mayoritas, yaitu 81 orang (69,23%) responden adalah laki-laki
2. Mayoritas, yaitu 61 orang (52,14%) pangkat/golongan III
3. Mayoritas, yaitu 40 orang (34,18) berpendidikan (S1)
Hasil pengujian hipotesis:
Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap Disiplin Kerja
model summary, khususnya angka pada R dan Rsquare pada table berikut ini:
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
MELALUI DISIPLIN KERJA KARYAWAN
41
ISSN : 2302-1411
Volume II, Nomor 2, September 2013
Model Summary
Adjusted R
Std. Error of the
Model
R
R Square
Square
Estimate
1
,664a
,420
,045
2,55207
a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan, Tingkat Pendidikan,
Pengalaman Kerja
Dari hasil tersebut dapat diketahui, besarnya angka R (Koefisien Determinan Korelasi)
2
adalah 0,664, sedangkan angka R square (r ) adalah 0,420. Angka tersebut digunakan untuk melihat
besarnya pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap Disiplin
Kerja dengan cara menghitung koefisien (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
2
KD = r x 100%
KD = 0,420 x 100%
KD = 42%
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman
Kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap Disiplin Kerja secara gabungan adalah 42% sedangkan
sisanya 58% (100% - 42%) dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain, Varibilitas Disiplin Kerja
yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja dan
Gaya Kepemimpinan adalah sebesar 42%, sedangkan pengaruh sebesar 58% disebabkan oleh
variabel-variabel lain di luar model ini.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
HO; Tidak ada pengaruh linier antara Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja dan Gaya Kepemimpinan
terhadap Disiplin Kerja;
H1; Ada pengaruh linier antara Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja dan Gaya Kepemimpinan
terhadap Disiplin Kerja. Hasil uji Hipotesis dapat menggunakan angka dalam kolom t pada tabel
berikut :
Tabel. Hasil Path Analisis
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Model
B
Std. Error
1 (Constant)
18,110
5,150
Tingkat Pendidikan
,420
,150
Pengalaman Kerja
,126
,121
Gaya Kepemimpinan
,439
,208
a. Dependent Variabel: Disiplin
Standardized
Coefficients
Beta
,474
,397
,598
t
3,517
,796
,443
,306
Sig.
,000
,000
,000
,000
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
MELALUI DISIPLIN KERJA KARYAWAN
42
ISSN : 2302-1411
Volume II, Nomor 2, September 2013
0,05, maka HO ditolak H1 diterima artinya Gaya Kepemimpinan berpengaruh terhadap Disiplin Kerja.
Besarnya pengaruh masing-masing variabel adalah:
1) Tingkat Pendidikan terhadap Disiplin Kerja adalah sebesar 0,474;
2) Pengalaman Kerja terhadap Disiplin Kerja adalah sebesar 0,397;
3) Gaya Kepemimpinan terhadap Disiplin Kerja adalah sebesar 0,598
Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Karyawan
Untuk melihat pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap
Kinerja Karyawan dapat dilihat dalam model summary, khususnya angka pada R dan R (square) pada
tabel berikut :
Model Summary
Adjusted R
Std. Error of the
Model
R
R Square
Square
Estimate
a
1
,670
,421
,393
1,78854
a. Predictors: (Constant), Disiplin, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, Gaya
Kepemimpinan
Dari hasil tersebut dapat diketahui, besarnya angka R (Koefisien Determinan Korelasi) adalah 0,670,
sedangkan angka R square (r2) adalah 0,421. Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya
pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan
dengan cara menghitung koefisien (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
KD = r2 x 100%
KD = 0,421 x 100%
KD = 42,1%
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja
dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan secara gabungan adalah 42,1%, sedangkan
sisanya 57,9 (100% - 5,3%) dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain, varibilitas Kinerja Karyawan
yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja dan
Gaya Kepemimpinan adalah sebesar 42%, sedangkan pengaruh sebesar 57,9% disebabkan oleh
variabel-variabel lain diluar model ini. Untuk mengetahui tingkat pendidikan dan besarnya pengaruh
Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Kayawan.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
HO; Tidak ada pengaruh linier antara Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja dan Gaya Kepemimpinan
terhadap Kinerja Karyawan.
H1; Ada pengaruh linier antara Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja dan Gaya Kepemimpinan
terhadap Kinerja Karyawan
Hasil uji Hipotesis dapat menggunakan angka dalam kolom t pada tabel berikut:
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
MELALUI DISIPLIN KERJA KARYAWAN
43
ISSN : 2302-1411
Volume II, Nomor 2, September 2013
Coefficients
Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
15,686
3,801
,281
,105
Model
1 (Constant)
Tingkat
Pendidikan
Pengalaman
,373
Kerja
Gaya
,099
Kepemimpin
an
Disiplin
,250
a. Dependent Variable: Kinerja
Standardized
Coefficients
Beta
,428
t
4,127
2,666
Sig.
,000
,000
,185
,377
4,372
,000
,149
,258
4,663
,000
,166
,365
5,751
,000
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
MELALUI DISIPLIN KERJA KARYAWAN
44
ISSN : 2302-1411
Volume II, Nomor 2, September 2013
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
MELALUI DISIPLIN KERJA KARYAWAN
45
ISSN : 2302-1411
Volume II, Nomor 2, September 2013
dalam rangka mencapai tujuan jika diterapkan sesuai dengan koridor yang telah ditetapkan kedua
belah pihak sesuai dengan jabatan yang dimiliki.
IMPLIKASI PENELITIAN
Kinerja Karyawan sangat dipengaruhi oleh Disiplin Kerja dengan variabel sebesar 0,365,
dimana faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja dan Gaya
Kepemimpinan. Disiplin kerja jika dihubungkan dengan variabel kinerja karyawan, akan berpengaruh
baik positif maupun negatif. Berpengaruh positif apabila disiplin kerja mampu meningkatkan kinerja
karyawan dan sebaliknya. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan
Regina Aditya Reza (2010), yang menunjukkan hasil bahwa Gaya kepemimpinan berpengaruh positif
terhadap Kinerja Karyawan, Motivasi berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan dan Disiplin
Kerja berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan.
Berdasarkan hipotesis yang dijelaskan pada penelitian ini, maka dapat disarankan pada
pimpinan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah terutama dalam mengoptimalkan
kinerja karyawan. Kinerja karyawan diukur dengan 4 (empat) variabel prediktor yaitu Tingkat
Pendidikan, Pengalaman Kerja, Gaya Kepemimpinan dan Disiplin Kerja. Dengan tingkat pengaruh dari
yang tertinggi sampai dengan yang terendah masing-masing adalah Tingkat Pendidikan (0,428),
Pengalaman Kerja (0,377), Disiplin Kerja (0,365) dan Gaya Kepemimpinan (0,258). Sehubungan hal
tersebut maka pihak Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah dapat memberikan
perhatian terutama : Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, Disiplin Kerja dan Gaya Kepemimpinan.
Sedangkan Variabel Disiplin Kerja diukur dengan 3 (tiga) variabel Tingkat Pendidikan, Pengalaman
Kerja, Gaya Kepemimpinan. Dengan tingkat pengaruh dari yang tertinggi sampai dengan yang
terendah masing-masing adalah Gaya Kepemimpinan (0,598), Tingkat Pendidikan (0,474), dan
Pengalaman Kerja (0,398).
KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang mempengaruhi hasil penelitian. Hasil yang
lebih baik bagi peneliti selanjutkan diharapkan untuk lebih mempertimbangkan keterbatasan yang
ada dalam penelitian ini. Keterbatasan dalam penelitian ini responden dalam penelitian ini tidak
dibedakan antara pegawai negeri sipil dengan pegawai hononer/kontrak, sehingga hasil yang
diperoleh tidak bisa dijelaskan secara spesifik bagaimana pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman
Kerja, Gaya Kepemimpinan dan terhadap Kinerja Karyawan melalui Disiplin Kerja pada Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah terhadap seluruh pegawai/karyawan. Kriteria
responden dalam penelitian ini adalah pegawai negeri sipil dan pegawai hononer/kontrak, dalam hal
inipun perlakuan olah data dan analisisnya tidak dibedakan sehingga hasil yang diperoleh adalah hasil
secara umum. Kuesioner dalam penelitian ini disebarkan secara acak (tidak khusus kepada pegawai
negeri sipil), sehingga tidak semua responden memiliki kecenderungan sama yaitu memperhatikan
bentuk-bentuk perlakuan istimewa yang merupakan salah satu konstruk eksogen dalam penelitian
ini. Hal ini berpengaruh signifikannya hasil uji hipotesis yang menguji Tingkat Pendidikan, Pengalaman
Kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan melalui Disiplin Kerja pada Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah.
KESIMPULAN
Hasil analisis deskriptif dengan cara pengumpulan data dan pengisian angket responden yang
dilakukan, menunjukkan bahwa besarnya pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, Gaya
Kepemimpinan terhadap Disiplin Kerja secara gabungan adalah sebesar 42 %, sedangkan besarnya
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
MELALUI DISIPLIN KERJA KARYAWAN
46
ISSN : 2302-1411
Volume II, Nomor 2, September 2013
pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan
secara gabungan adalah sebesar 42,1 %. Hubungan variabel yang paling dominan adalah hubungan
variabel Gaya Kepemimpinan terhadap variabel Disiplin Kerja sebesar 0,598
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan SPSS Versi 19.0 dan pengujian Hipotesis pada
penelitian ini dapat diterima secara signifikan, dapat dinyatakan sebagai berikut Tingkat Pendidikan
berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap Disiplin Kerja pada Dinas Pekerjaan Umum
Provinsi Kalimantan Tengah; Pengalaman Kerja berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap
Disiplin Kerja pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah; Gaya Kepemimpinan
berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap Disiplin Kerja pada Dinas Pekerjaan Umum
Provinsi Kalimantan Tengah; Disiplin Kerja berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap Kinerja
karyawan pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah. Tingkat Pendidikan berpengaruh
secara signifikan dan positif terhadap Kinerja karyawan pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
Kalimantan Tengah. Pengalaman Kerja berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap Kinerja
karyawan pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah. Gaya Kepemimpinan
berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap Kinerja karyawan pada Dinas Pekerjaan Umum
Provinsi Kalimantan Tengah.
SARAN
Gaya Kepemimpinan yang banyak diterapkan para pemimpin saat ini pada suatu institusi adalah
dengan cara pemimpin menjadi panutan atau teladan bagi bawahannya, sehingga bisa
membangkitkan semangat dan kegairahan kerja serta bertindak sebagai motivator. Dalam kegiatan
sehari-harinya pemimpin sering menghadapi suatu masalah, hendaknya selalu bersikap arif dan
bijaksana, ada saat-saat sulit dalam pengambilan keputusan, pemimpin agar melibatkan bawahan
(para pejabat eselon III), dari para bawahan akan mendapat masukan yang bisa dijadikan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Bagi para karyawan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
Kalimantan Tengah agar dalam melaksanakan tugasnya selalu memperhatikan faktor-faktor yang
menjadi indikator dalam pengukuran kinerja karyawan yang meliputi : kuantitas yaitu jumlah yang
harus diselesaikan atau dicapai, kualitas yaitu mutu yang harus dihasilkan, dan ketepatan waktu yaitu
sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat
memanfaatkan dan mengembangkan hasil penelitian ini dengan mengembangkan variabel yang
berbeda atau indikator yang digunakan pada masing-masing variabel perlu dikembangkan. Variabel
lain yang disarankan seperti : kompensasi, motivasi, komitmen organisasi, dukungan organisasi,
lingkungan kerja dan lain sebagainya.
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
MELALUI DISIPLIN KERJA KARYAWAN
47
ISSN : 2302-1411
Volume II, Nomor 2, September 2013
DAFTAR RUJUKAN
Aditya Reza, Regina. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap
Kinerja Karyawan PT Sinar Sentosa Perkasa Banjarnegara. Tesis dipublikasikan.
Astuti, Prima. 2009. Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal dan Non Formal Terhadap Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Lampung. Tesis
dipublikasikan.
Dharmawan, I Made Yusa. 2011. Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja Non Fisik Terhadap
Disiplin dan Kinerja Karyawan Hotel NIKKI DENPASAR. Tesis dipublikasikan. Sekolah Pasca
Sarjana Universitas Udayana, Denpasar.
Helena, Marly. 2009. Hubungan Pendidikan dan Pelatihan dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil di
Bidang Pelayanan Publik (Studi pada Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan
Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiyang).
Tesis di publikasikan. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.
Lubis, Akhir. K. 2008. Pengaruh Pelatihan dan Motivasi kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT.
Perkebunan Nusantara IV (PERSERO) Medan. Tesis di publikasikan. Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Mahmudi, 2006. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2007. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Cetakan Ketiga,
Penerbit PT. Refika Aditama, Bandung.
Nur Rofi, Ahmad. 2010. Pengaruh Disiplin Kerja dan Pengalaman Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Karyawan pada Departemen Produksi PT. Leo Agung Raya Semarang. Tesis dipublikasikan.
Prakarsa Utama, Donny. 2010. Pengaruh Disiplin Kerja dan Sistem Kompensasi Pegawai Negeri Sipil
Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Badan Kepegawaian Negara. Tesis dipublikasikan.
Riduwan; Kuncoro Engkos Achmad. 2007. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path
Analysis). Cetakan Pertama. Bandung: Alfabeta.
Sarwono, Jonathan, 2006, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS, Yogyakarta : Andi Offset.
Selvia, Vivi, 2011. Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan
Kerja dan Kinerja Pegawai Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Katingan. Tesis
dipublikasikan. Program Pascasarjana Universitas Palangka Raya, Palangka Raya.
Sedarmayanti, 2007. Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja, Bandung, Penerbit : Bandar
Maju.
Siagian, Sondang P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara.
Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi ketiga, Cetakan pertama, Penerbit
STIE YKPN, Yogyakarta
Siswanto, Joko, Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi, 2008 (MSDM-BK)
(Online),http://google.com/dhimaskasep.files.wordpress.com/2008/03/01msdm.bk.ppt#256,1. (1 Maret 2013).
Sitorus, Risma. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Desa dalam
Pelaksanaan Tugas Pemerintahan Desa di Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera
Utara. Tesis di Publikasikan. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.
Soeprihanto, Jhon. 2001. Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, Edisi pertama, Cetakan
Kelima, BPFE, Yogyakarta.
______________________________. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama,
Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
MELALUI DISIPLIN KERJA KARYAWAN
48
ISSN : 2302-1411
Volume II, Nomor 2, September 2013
Sri Subawa, Nyoman dan Ida Bagus Agung Budiarta, 2005. Analisis Perbedaan Prestasi Kerja
Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Masa Kerja di Losari Hotel dan Rama Garden di Kuta
Badung. Tesis dipublikasikan.
Sudarmanto, R. Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linear Berganda dengan SPSS. Edisi Pertama.
Cetakan Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Tampubolon, Biatna. D. 2007. Analisis Faktor Gaya Kepemimpinan dan Faktor Etos Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai Pada Organisasi Yang Telah Menerapkan SNI 19-9001-2001. Jurnal
Standardisasi No. 9 Hal. 106-115.
Tohardi, Ahmad. 2002. Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung :
Mandarmaju.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional .
Wibowo. 2007. Manajemen Kerja. Jakarta : Raja Grafindo Pustaka.
Wikipedia Indonesia, 2009.
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
MELALUI DISIPLIN KERJA KARYAWAN
49