Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH SILA KE-5

“KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT


INDONESIA”

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN (STKIP) PARIS BARANTAI
KOTABARU

2019
MAKALAH SILA KE-5
“KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT
INDONESIA”

Disusun Oleh:

Lailatul Khotimah NIM 2019.11.0940


Risma Aprilia NIM 2019.11.0949

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN (STKIP) PARIS BARANTAI
KOTABARU

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga

dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak

akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga

terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Sila ke-5

PANCASILA yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, yang kami

sajikan berdasarkan pencarian dan pengumpulan dari berbagai sumber. Makalah

ini kami susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri kami

maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terurama

pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “Sila ke-5 yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh

Rakyat Indonesia” berupaya agar kita memahami maksud dari sila ke-5 tersebut

dan agar kita semua bisa mengembangkan sila tersebut dalam kehidupan sehari-

hari.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada

pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami

sebagai penulis dan penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang

membantu. Terimakasih.
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................ i

Kata Pengantar............................................................................................... ii

Daftar Isi.......................................................................................................... iii

Bab I. Pendahuluan........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang................................................................................. 1

1.2 Tujuan dan Manfaat......................................................................... 2

Bab II. Kajian Pustaka................................................................................... 4

2.1 Pengertian Pancasila......................................................................... 4

2.2 Sejarah Rumusan Pancasila.............................................................. 4

Bab III. Pembahasan...................................................................................... 13

3.1 Makna dan Arti Pancasila Sila Ke-5................................................ 13

3.2 Nilai yang Terkandung Pada Sila Ke-5............................................ 13

3.3 Penerapan Sila Ke-5 di Indonesia.................................................... 13

3.4 Garis Besar Sila Ke-5....................................................................... 14

3.5 Aplikasi Sila Ke-5 dalam Masyarakat.............................................. 14

Bab IV. Penutup.............................................................................................. 15

4.1 Kesimpulan...................................................................................... 15

4.2 Saran................................................................................................. 16

Daftar Pustaka................................................................................................ 23
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial, yang memiliki sebuah ideologi. Sebuah

pemikiran yang melandasi segala aktivitas, tingkah laku dan pola fikir, yang

akhirnya tercipta keharmonisan didalamnya. Semakin tertata dan teraturnya

pola hidup seseorang, maka akan semakin baik hidup orang tersebut. Beda

negara berbeda juga ideologi yang diterapkan, seperti Indonesia.

Indonesia adalah negara yang ideologinya berasakan oleh Pancasila. Dan

sebagai warga negara, kita diharuskan untuk mengerti, menghayati,

mengamalkan dan mengamankannya. Karena, Pancasila merupakan landasan

terkuat karena tersusun dari berbagai aspek dasar kehidupan.

Pancasila yang memilki sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan

yang adil dan beradap, Persatuan Indonseia, Kerakyatan Yang dipimpin oleh

hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan serta keadilan

social bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah cita-cita dan tujuan bangsa

Indonesia. Namun beberapa tahun terakhir ini, kita telah kehilangan sifat

dasar dan makna yang sebenarnya dari Pancasila itu sendiri.

Banyak sekali pergeseran yang telah terjadi di negara dan bangsa tercinta

ini. Beberapa contoh yang signifikan adalah dengan peristiwa - peristiwa yang

belakangan telah mencoreng dan jauh dari asas Pancasila. Dalam hal ini salah

satu sila dari Pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Saat ini nilai - nilai yang tertanam di masyarakat terhadap sila tersebut

sangatlah kecil, hal itu terlihat dengan banyaknya kerusuhan yang terjadi yang

berawal dari hilangnya keadilan dalam kehidupan sosial di masyarakat.

Oleh karena itu, kami akan membahas apa makna dari salah satu sila

dalam Pancasila, yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan utama dalam penulisan makalah

yaitu:

1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana pribadi

yang sebenarnya dari bangsa yang berlandaskan Pancasila.

2. Diharapkan para pembaca dapat mengerti Pancasila dengan baik dan

benar, mengenai sila ke lima dalam Pancasila.

3. Diharapkan setelah mengerti arti dari Pancasila yang sebenarnya, para

pembaca dapat mengamalkan nilai-nilai yang terkandung pada sila kelima

dalam Pancasila.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1.1 Pengertian Pancasila

Pancasila yang berarti lima dasar atau lima asas, adalah nama Dasar

Negara kita, Negara Republik Indonesia. Istilah Pancasila telah dikenal sejak

zaman Majapahit pada abad XIV. Nama Pancasila terdiri dari dua kata yang

diambil dari bahasa Sansekerta dalam kitab negarakertagama yang ditulis

oleh Empu Parapanca yaitu: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau

asas, maka dari itu pancasila disebut dengan lima asas/prinsip dasar.

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia, sekaligus

merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi

seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila bukan hanya dasar bagi negara Indonesia dan pedoman

kehidupan bangsa dan negara tetapi juga jiwa bangsa, kepribadian bangsa,

pandangan hidup, dan cita-cita serta tujuan bangsa Indonesia. Dalam kata

lain, Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberikan

kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbing dalam mengejar

kehidupan lahir batin yang semakin baik, adil dan makmur.

Selama masa perumusan nya pada tahun 1945, Pancasila telah beberapa

kali mengalami perubahan kandungan dan urutan, hingga pada tanggal 1 Juni

diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila, kemudian pada tanggal 1 Oktober

ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.


1.2 Sejarah Rumusan Pancasila

Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad XIV,

yaitu terdapat di dalam buku Nagarakertagama karangan Mpu Prapanca dan

buku Sutasoma karangan Mpu Tantular. Dalam buku Sutasoma, Pancasila

artinya “berbatu sendi yang lima” (dalam bahasa Sansekerta) dan arti lain

yaitu “Pelaksanaan Kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama), yaitu:

1. Tidak Boleh melakukan kekerasan

2. Tidak boleh mencuri

3. Tidak boleh berjiwa dengki

4. Tidak boleh berbohong

5. Tidak boleh mabuk

Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi,

terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam BPUPKI (Badan

Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yaitu Lima Dasar oleh

Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29 Mei 1945. Muhammad

Yamin merumuskan lima dasar sebagai berikut:

1. Peri Kebangsaan,

2. Peri Kemanusiaan,

3. Peri Ketuhanan,

4. Peri Kerakyatan,

5. dan Kesejahteraan Rakyat.

Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah,

peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di


Indonesia. Pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mengemukakan usulnya

mengenai calon dasar negara yang terdiri atas lima hal, yaitu:

1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)

2. Internasionalisme

3. Mufakat atau Demokrasi

4. Kesejahteraan

5. Ketuhanan.

Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1

Juni itu, katanya “Sekarang banyaknya prinsip kebangsaan,

internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya.

Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk

seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas

atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia,

kekal dan abadi”. Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara

secara resmi beberapa dokumen penetapannya yaitu:

Rumusan Pertama : Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22 Juni

1945

Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-undang Dasar - tanggal 18

Agustus 1945

Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia

Serikat - tanggal 27 Desember 1949

Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara -

tanggal 15 Agustus 1950


Rumusan Kelima : Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan

Pertama (merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959)

Pada tanggal 17 Agustus 1959, Presiden Soekarno mengucapkan pidato

MANIPOL dan USDEK. Pada waktu itu MANIPOL dianggap sebagai

pengamalan dari Pancasila dengan “Nasakom” dan “Lima Azimat Revolusi”

nya. Kemudian meletuslah pengkhianatan “G-30 S/PKI” tanggal 1 Oktober

1965. Yang akhirnya pada tanggal tersebut dinyatakan sebagai Tonggak

Demarkasi Orde Baru, dan diperingati sebagai “Hari Kesaktian Pancasila”.

Dan sejak tahun 1970 hingga sekarang, tanggal 1 Juni tidak lagi diperingati

sebagai “Hari Lahir Pancasila”.


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Makna dan Arti Pancasila Sila Ke-5

Pada umumnya nilai pancasila digali oleh nilai-nilai luhur nenek moyang

bangsa Indonesia termasuk nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

Karena digali oleh nilai nilai luhur bangsa Indonesia, Pancasila mempunyai

kekhasan dan kelebihan, sedangkan Prinsip keadilan yaitu berisi

keharusan/tuntutan untuk bersesuaian dengan hakikat adil (Sunarjo

Wreksosuharjo,2000:35).

Dengan sila ke lima ini, manusia menyadari hak dan kewajiban yang

sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat

Indonesia. Sila Kelima dalam Dasar Negara RI mengandung makna setiap

manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk

menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Untuk itu dikembangkan perbuatannya luhur yang mencerminkan

sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong. Untuk itu diperlukan

sikap adil terhadap sesama, menjaga kesinambungan antara hak dan

kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.

Nilai yang terkandung dalam sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat

Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa,

Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab , Persatuan Indonesia, serta

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan atau Perwakilan. Dalam sila ke – 5 tersebut terkandung

nilai- nilai yang merupakan tujuan Negara sebagai tujuan dalam hidup

bersama. Maka dalam sila ke – 5 tersebut terkandung nilai keadilan yang

harus terwujud dalam kehidupan bersama ( kehidupan sosial). Keadilan

tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan manusia yaitu keadilan

dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia

lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan

manusia dengan Tuhannya.

3.2 Nilai Yang Terkandung Pada Sila Ke Lima

Nilai yang terkandung dalam sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat

Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa,

Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab , Persatuan Indonesia, serta

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan atau Perwakilan. Dalam sila ke – 5 tersebut terkandung

nilai- nilai yang merupakan tujuan Negara sebagai tujuan dalam hidup

bersama.

Maka dalam sila ke – 5 tersebut terkandung nilai keadilan yang harus

terwujud dalam kehidupan bersama ( kehidupan sosial). Keadilan tersebut

didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan manusia yaitu keadilan dalam

hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain ,

manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan manusia

dengan Tuhannya Keadilan Sosial adalah sifat masyarakat yang adil,

makmur dan berbahagia untuk semua orang, tidak ada penghinaan, tidak ada
penghisapan, bahagia material dan bahagia spritual, lahir dan batin. Istilah

adil yaitu menunjukkan bahwa seseorang harus memberikan apa yang

menjadi haknya. Dan tahu mana haknya dan kewajibannya sendiri kepada

orang lain dan dirinya. Sosial berarti tidak mementingkan diri sendiri saja,

tetapi mengutamakan kepentingan umum, tidak individualistis dan egois.

Tetapi berbuat untuk kepentingan bersama. Maka di dalam sila ke-5

tersebut, terkandung nilai Keadilan tersebut didasari oleh hakekat keadilan

manusia yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri,

manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan

negaranya serta hubungan manusia dengan Tuhannya.

Oleh karena itu manusia dikatakan pula sebagai makhluk Monopruralisme.

Konsekuensinya nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan

bersama adalah meliputi:

1) Keadilan Distributif

Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-

hal yang sama diperlukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama

diperlukan tidak sama. Keadilan distributif sendiri yaitu suatu hubungan

keadilan antara negara terhadap warganya, dalam arti pihak negaralah

yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan membagi, dalam

bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi serta kesempatan dalam hidup

bersama yang didasrkan atas hak dan kewajiban.

2) Keadilan Legal (Keadilan Bertaat)

Yaitu suatu hubungan keadilan antara warga negara terhadap negara dan
dalam masalah ini pihak wargalah yang wajib memenuhi keadilan dalam

bentuk mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam

negara. Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan

subtansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjadi

kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil setiap orang menjalankan

pekerjaan menurut sifat dasarnya paling cocok baginya. Pendapat Plato

itu disebut keadilan moral, sedangkan untuk yang lainnya disebut

keadilan legal.

3) Keadilan Komulatif

Yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan yang lainnya

secara timbal balik. Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban

masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian

keadilan ini merupakan asan pertalian dan ketertiban dalam masyarakat.

Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidak adilan

dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam

masyarakat.

Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yang harus

diwujudkan dalam hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan

negara yaitu mewujudkan kesejahteraan seluruh warganya serta melindungi

seluruh warganya dan wilayahnya, mencerdaskan seluruh warganya.

Demikian pula nilai-nilai keadilan tersebut sebagai dasar dalam pergaulan

antara negara sesama bangsa di dunia dan prinsip ingin menciptakan


ketertiban hidup bersama dalam suatu pergaulan antar bangsa di dunia

dengan berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa,

perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup bersama (keadilan bersama).

Realisasi dan perlindungan keadilan dalam hidup bersama dalam suatu

Negara berkebangsaan, mengharuskan Negara untuk menciptakan suatu

peraturan perundang-undangan. Dalam pengertian inilah maka Negara

kebangsaan yang berkeadilan sosial harus merupakan suatu negara yang

berdasarkan atas Hukum. Sehingga sebagai suatu negara hukum haruslah

terpenuhi adanya tiga syarat pokok yaitu:

a) Pengakuan dan perlindungan atas hak-hak asasi manusia.

b) Peradilan yang bebas

c) Legalitas dalam arti hukum dalam segala bentuknya

Konsekuensinya sebagai suatu Negara Hukum yang berkeadilan social

maka Negara Indonesia harus mengakui dan melindungi hak-hak asasi

manusia yang tercantum dalam undang-undang 1945 :

1. Pasal 27 (1) Segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam

hukum dan perintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan

itu dengan tidak ada kecualinya. (2) Tiap-tiap warga Negara berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

2. Pasal 28, “Setiap orang berhak untuk hidup serta mempertahankan hidup

dan kehidupannya.”
3. Pasal 29 (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut

agamanya dan kepercayaanya itu.

4. Pasal 31 (1) Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan. (2)

Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah

wajib membiayainya. (3) Pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

3.3 Penerapan Sila Ke-5 di Indonesia

Keadilan sosial berarti keadaan yang seimbang dalam suatu masyarakat,

namun ternyata dalam kenyataannya sila ke-5 masih memiliki banyak

kekurangan. Perwujudan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

setelah 68 tahun merdeka masih belum maksimal sekaligus merupakan sila

yang diabaikan oleh penyelenggara Negara Kesatuan Republik Indonesia

dari saat kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai dengan saat ini. Ini ditandai

dengan saat ini adanya kurang lebih 100 juta rakyat Indonesia (menurut data

Bank Dunia) berada dibawah garis kemiskinan atau kurang lebih 40 % dari

bangsa Indonesia ini menandakan masih besarnya kesenjangan sosial di

indonesia. Dilihat dari strata sosial bangsa Indonesia setelah kemerdekaan

tidak mengalami perubahan, strata tersebut antara lain:


a) Strata Sosial Utama : Diduduki oleh kaum pemodal yang dengan

kebijakan ekonomi liberal, dimulai masa orde baru sampai dengan saat

ini.

b) Strata Sosial Kedua : Kalangan birokrat penyelenggara negara yang

dengan penyakit KKN yang akut dari masa orde baru sampai dengan

saat ini.

c) Strata Sosial Ketiga : Para pekerja professional.

d) Strata Sosial Keempat : Tetap tidak berajak dari masa penjajahan

Belanda dulu yang menikmati paling sedikit kesejahteraan dialam

kemerdekaan ini adalah: petani, buruh, pekerja rendahan, nelayan, akibat

daya dukung kehidupan makin menurun di pedesaan dan terpaksa

melarikan diri ke kota tanpa modal pendidikan dan keahlian apa-apa.

3.4 Garis Besar Sila Ke-5

Secara garis besar sila ke-5 mengalami masalah atau kekurangan dalam

bidang perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial yang tidak merata.

Untuk contoh konkrit berdasarkan pasal-pasal yang terkait dengan masalah

tersebut adalah sebagai berikut:

a) Pasal 33 UUD 1945

Tentang kesejahteraan sosial, dimana di ayat 3 disebutkan bahwa bumi

dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh

negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Berarti seharusnya rakyat Indonesia dapat menggunakan air secara gratis


dan merata tapi ternyata sudah rakyat harus bayar dan tidak merata

terbukti banyak terjadi kekeringan dan kekurangan air didaerah-daerah

terpencil contoh NTB. Mereka harus membuat sumber air sendiri hingga

hal tersebut dijadikan sebagai iklan salah satu perusahaan air minum.

Kemudian kelangkaan minyak dan bahan bakar (bensin) padahal

Indonesia kaya akan segala macam kekayaan alam.Tetapi realitanya

bangsa Indonesia harus antri dan membayar mahal untuk mendapatkan

kebutuhan tersebut.

b) Pada Pasal 31 UUD 1945

Tentang Pendidikan, juga belum terlaksana dengan baik. Biaya sekolah

setiap tahun semakin meningkat, beasiswa juga disalurkan tidak merata

kadang malah salah orang, dan pendidikan pun mengenal kata

diskriminasi karena penduduk kota saja yang dapat merasakan

pendidikan dengan baik sedangkan daerah – daerah tertentu yang sulit

dijangkau oleh manusia apalagi teknologi tidak dapat, merasakan

pendidikan itu dengan baik.

3.5 Aplikasi Sila Ke-5 Dalam Masyarakat

1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan

suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.

2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

4. Menghormati hak orang lain.


5. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat

pemerasan terhadap orang lain.

6. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal bersifat pemborosan dan

gaya hidup mewah.

7. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau

merugikan kepentingan umum.

8. Suka bekerja keras.

9. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi

kemajuan dan kesejahteraan bersama.

10. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang

merata dan berkeadilan sosial.


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Republik Indonesia secara

resmi tercantum di dalam alenia ke-empat Pembukaan Undang-undang

Dasar 1945, yang ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.

Nilai-nilai keadilan dalam sila ke-5 mempunyai Konsekuensi nilai-nilai

keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama antara lain keadilan

distributif, keadilan legal, keadilan komulatif. Selain itu pancasila

mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan tersebut terletak

pada tujuan utama sila ke-5, sedangkan kelemahannya terletak pada

pelaksanaan yang belum maksimal.

4.2 Saran

Seharusnya Pemerintah melaksanakan apa yang menjadi tujuan utama dari

sila ke-5. Seperti pada bidang hukum, ekonomi, pendidikan, dll. Bukan saja

Pemerintah yang memiliki tanggung jawab untuk terwujudnya tujuan dari

sila ke-5, namun juga peran masyarakat dan lingkungan serta para pendidik

untuk ikut menanamkan rasa keadilan kepada setiap orang tanpa

membedakan ras, agama, latar belakang, warna kulit, dll. Sehingga para

calon penerus bangsa Indonesia memiliki jiwa sesuai dengan isi dari sila ke-
5, yang akhirnya tercipta rasa persatuan sebagai rakyat Indonesia yang

kekeluargaan, kegotongroyongan dan penuh keadilan.

DAFTAR PUSTAKA

http://matsowhat.blogspot.com/2019/10/pengalaman-pancasila-sila-ke-5.html

http://yunitayuii.blogspot.com/2019/10/pengertian-dan-sejarah-pancasila.html

Sundari, arista. 2016. Pancasila sila ke-5 keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia.
From www.AristaSundari.wordpress.Com 24 Oktober 2019

Anda mungkin juga menyukai