Anda di halaman 1dari 15

MENULIS KALIMAT DAN PARAGRAF DALAM TULISAN ILMIAH

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Bahasa Indonesia
yang dibina oleh Bapak Ulinnuha Madyananda S.S., S.Pd., M.Pd.

Oleh Kelompok 4:

Guevani Aisyah Setiawan 235020500111010


Muhammad Iqbal Arrosadi 235020501111013
Anindyta Nur Fatimah 235020500111040
Salvia Naila Ziva A. 235020500111039
Mufad Luqman Nur Hakim 235020507111020
Muhammad Ubay Ad Durari 235020501111012
Azka Mutia Zhafirah 235020507111015

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM
AGUSTUS 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, tim penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Menulis Kalimat dan
Paragraf Tulisan Ilmiah”. Tidak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada Bapak
Ulinnuha selaku dosen untuk mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membantu tim penulis
dalam mengerjakan makalah. Tim penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman kelompok yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini..

Makalah ini memberikan pembelajaran teoritis dalam penyusunan dan penggunaan


kalimat serta paragraf pada tulisan ilmiah. Sebagai mahasiswa penting untuk mengetahui
format yang benar dalam menyusun tulisan ilmiah atau karya tulisan ilmiah. Hal ini menjadi
dasar mahasiswa untuk memahami penulisan kalimat dan paragraf yang baik sehingga dalam
praktik kedepannya mahasiswa diharapkan bisa lebih memperhatikan dalam penyusunan
tulisan ilmiah

Tim Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh karena itu, saran
dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya ilmiah ini. Kami juga berharap makalah
ini bisa menjadi sumber pengetahuan yang berguna bagi mahasiswa semua.

Malang, 25 Agustus 2023

Tim Penulis
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2

1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2

1.1 Manfaat ............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

2.1 Pengembangan Kalimat dan Paragraf Ilmiah ................................................................... 3

2.2 Penggunaan Gaya Bahasa yang Sesuai ............................................................................ 6

2.3 Diksi ................................................................................................................................. 6

2.4 Kohesi dan Koherensi ...................................................................................................... 7

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 11


3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 11

3.2 Saran ............................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tulisan ilmiah adalah suatu karya tulis yang disusun berdasarkan pendekatan metode
ilmiah (aplikasi dari metode ilmiah) yang ditujukan untuk kelompok pembaca tertentu dan
disajikan menggunakan gaya format tertentu yang baku. Karya tulis merupakan uraian atau
laporan tentang kegiatan, temuan, atau informasi yang berasal dari data primer atau data
sekunder yang disajikan untuk tujuan tertentu. Informasi tersebut dapat berasal dari data
primer, yaitu didapatkan dan dikumpulkan langsung dan belum diolah dari sumbernya, seperti
melalui pengujian (tes), daftar pertanyaan (kuesioner), wawancara (interview), dan pengamatan
(observasi). Informasi dapat juga berasal dari data sekunder, yaitu dari data yang telah
dikumpulkan dan diolah oleh orang lain seperti melalui dokumen yang tidak diterbitkan (misal
laporan atau hasil penelitian) serta dokumen yang telah diterbitkan (misal jurnal, majalah,
ataupun buku). Karya ilmiah memiliki banyak jenis, di antaranya skripsi, disertasi, makalah,
laporan/paper, artikel, dan kertas kerja. Karya tulis ilmiah juga merupakan sebuah karangan
yang di dalamnya menyajikan fakta umum dan dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah
serta ditulis dengan menggunakan metodologi yang tepat. Suatu karya tulis ilmiah dikatakan
ilmiah apabila mampu memenuhi persyaratan pada bidang ilmu tertentu dan mampu
menyajikan dengan disertai fakta-fakta. Tujuan karya tulis ilmiah adalah menyampaikan
sebuah informasi dan pikiran secara tegas dan juga ringkas. Sebuah karya tulis ilmiah
dikemukakan berdasarkan sebuah pemikiran, kesimpulan, dan juga pendapat dari penulis.
Pemikiran, kesimpulan, dan pendapat tersebut diolah menjadi informasi yang dapat dipahami
oleh pembaca.
Dalam sebuah tulisan, pasti ada format bagaimana tulisan itu dibuat, begitu pula dengan
karya tulis ilmiah. Setiap jenis karya tulis ilmiah memiliki format penulisan yang berbeda-beda.
Melalui makalah ini kami akan menjelaskan bagaimana penulisan kalimat dan paragraf yang
benar pada karya tulis ilmiah.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah pada makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penulisan kalimat dan paragraf pada karya tulis ilmiah?
2. Bagaimana contoh penulisan kalimat dan paragraf pada karya tulis ilmiah?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat disimpulkan tujuan penyusunan
Makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penulisan kalimat dan paragraf pada karya tulis ilmiah.
2. Untuk mengetahui contoh penulisan kalimat dan paragraf pada karya tulis
ilmiah.

1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut: Makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Manfaat untuk tim penulis
Tim penulis mendapatkan informasi dan wawasan terkait isi yang terkandung
dalam makalah ini serta membagikan pengetahuannya kepada pembaca.
2. Manfaat untuk pembaca
Pembaca dapat menambah informasi dan wawasan tentang penulisan kalimat
dan paragraf karya tulis ilmiah dan pembaca juga dapat mengaplikasikannya
terhadap penulisan yang dibuat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengembangan Kalimat dan Paragraf Ilmiah


Sebuah karya tulis ilmiah yang berkualitas harus menunjukkan efektivitas dan efisiensi
dalam penyampaiannya. Selain itu, penting juga bagi karya tulis ilmiah yang baik untuk
mengadopsi berbagai pola pengembangan paragraf yang beragam. Ini berarti bahwa dalam
karya tulis ilmiah, beragam jenis pola pengembangan paragraf digunakan sesuai dengan
karakteristik dan fitur-fitur masing-masing pola pengembangan yang bersangkutan.
Menurut Rostina (2021), sebuah paragraf merupakan kumpulan kalimat yang terdiri
dari satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas. Kalimat utama adalah kalimat yang
mengandung permasalahan atau simpulan yang menjadi fokus dari paragraf itu sendiri.
Sementara itu, kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan klarifikasi terhadap
permasalahan yang diungkapkan dalam kalimat utama. Ciri-ciri paragraf adalah sebagai
berikut:
1. Pada jenis tulisan yang umum, biasanya paragraf dimulai dengan pergeseran lima
ketukan spasi dan margin kiri.
2. Setiap paragraf memiliki satu kalimat topik yang mengungkapkan gagasan utama dari
paragraf tersebut.
3. Paragraf terdiri dari kalimat topik yang diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas. Kalimat
penjelas mengandung detail-detail yang spesifik mengenai gagasan yang terdapat
dalam kalimat topik. Kalimat penjelas ini berfungsi untuk menjelaskan, menguraikan,
atau menerangkan gagasan utama yang ada dalam kalimat topik atau kalimat utama.
Selain itu, paragraf juga terdiri dari beberapa unsur. Diantaranya:
1. Topik atau gagasan utama
2. Kalimat utama
3. Kalimat penjelas atau kalimat pendukung
4. Konjungsi
Paragraf-paragraf dalam sebuah karya tulis ilmiah diadaptasi sesuai dengan fungsi dan
posisi masing-masing paragraf tersebut. Pengembangan paragraf pendahuluan disesuaikan
dengan karakteristik paragraf pendahuluan yang ditempatkan pada awal tulisan ilmiah.
Pengembangan beberapa paragraf isi atau penjelasan disesuaikan dengan ciri-ciri paragraf isi
yang ditempatkan pada bagian tengah tulisan.
3
Sementara pengembangan paragraf penyimpulan atau penutup disesuaikan dengan
karakteristik paragraf penyimpulan atau penutup yang ditempatkan pada bagian akhir tulisan
(Budiyono, 2012).

Paragraf pendahuluan dalam sebuah karya tulis ilmiah memiliki tujuan utama yang
melibatkan tiga aspek penting, yaitu:
1. Mengikat perhatian pembaca terhadap isi tulisan yang akan dipresentasikan.
2. Menghadirkan ekspektasi positif bagi pembaca.
3. Memicu proses pemikiran pembaca yang mendorong mereka untuk membaca seluruh
konten tulisan tersebut (Syafei, 1988:158 dan Keraf, 1994:63).
Oleh karena itu, paragraf pendahuluan dalam sebuah karya tulis ilmiah harus memiliki
kemampuan untuk mengaitkan perhatian pembaca. Jika paragraf pendahuluan berhasil dalam
upaya ini, maka pembaca akan terkendali oleh ketertarikan mereka pada tulisan tersebut, dan
mereka akan merasa termotivasi untuk membaca seluruhnya.
Paragraf isi atau penjelasan adalah segala paragraf yang terletak di antara paragraf
pendahuluan dan paragraf penutup yang berfungsi untuk menjelaskan atau menguraikan isi
tulisan yang dibahas dalam bagian utama tulisan. Paragraf isi dalam karya tulis ilmiah
memiliki dua fungsi penting yaitu,
1. Sebagai alat untuk mengungkapkan dan menjelaskan ide-ide pokok yang penulis
sampaikan.
2. Paragraf isi ini adalah inti dari seluruh tulisan. Ketika seseorang telah menyelesaikan
membaca seluruh paragraf isi dan memahaminya, maka dapat dikatakan bahwa ia
telah menguasai isi karya tulis ilmiah tersebut. Oleh karena itu, penting untuk
merancang setiap paragraf isi dengan cermat agar pembaca terdorong untuk membaca
keseluruhannya.
Paragraf penutup dalam karya tulis ilmiah memiliki peran penting sebagai bagian
penutup dari tulisan tersebut. Dalam sebuah karya tulis ilmiah yang membahas aspek-aspek
ilmiah atau politis, serta melakukan prediksi terhadap masa depan, penyimpulan yang disajikan
sangatlah berharga. Dalam tulisan yang kontroversial, yang mengembangkan pemikiran-
pemikiran atau argumen-argumen yang inovatif, sebuah penyimpulan yang efektif akan
menggabungkan rangkuman permasalahan dengan pandangan pribadi penulis. Sementara
dalam tulisan ilmiah yang berkaitan dengan pergerakan atau aktivitas khusus, penyimpulan
yang baik akan mencerminkan bahwa tidak ada permasalahan yang diabaikan.
4
Dalam penulisan ilmiah, tindakan mengembangkan paragraf membantu untuk
mendefinisikan konsep yang rumit, memberikan konteks, dan membuat ruang untuk rincian
dan bukti yang mendukung klaim. Paragraf merupakan unit penulisan berupa kumpulan
kalimat yang disusun secara berurutan dan koheren. Dalam paragraf, sejumlah kalimat tersebut
membentuk kesatuan gagasan yang lengkap, komprehensif, dan terpadu secara logis. Menurut
Zulvarina et al. (tanpa tahun; 68), karakteristik paragraf ilmiah diantaranya terdiri dari kalimat
ilmiah, kohesi dan koherensi, runtut dan sistematis, dan jumlah kalimat berimbang.
1. Kohesi dan Koherensi
Pastikan aliran kalimat menjadi lancar dan hubungan yang jelas anatara setiap kalimat
terjalin dengan baik. Hal ini berperan penting dalam membentuk kohesi dan koherensi
dalam teks secara keseluruhan. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai kohesi dan
koherensi silahkan lihat poin 2.4.
2. Runtut dan Sistematis
Runtut berarti bahwa paragraf dalam tulisan ilmiah harus memiliki kaitan yang saling
terkait dan mengikuti urutan yang logis. Keterhubungan ini tercermin melalui kohesi
dan koherensi isi tulisan. Sistematis artinya harus sesuai dengan tata letak yang telah
ditetapkan. Misalnya, pada bagian latar belakang, paragraf harus mencakup
identifikasi masalah, urgensi dari permasalahan, kondisi terkini dari masalah, dan
ditutup dengan merumuskan permasalahan. Pada bagian metode, paragraf ilmiah
harus mencakup jenis penelitian, langkah-langkah penelitian, cara pengumpulan data,
analisis data, dan presentasi data.
3. Jumlah Kalimat Berimbang
Dalam susunan paragraf ilmiah, penting untuk menjaga keseimbangan jumlah
kalimat. Hal ini dikarenakan paragraf tersebut umumnya diharapkan dapat dibaca
dengan satu napas, sehingga disarankan agar paragraf tidak terlalu panjang. Jumlah
kalimat yang ideal dalam paragraf ilmiah berkisar antara 4 hingga 6 kalimat. Paragraf
harus mencakup kalimat utama yang mengandung gagasan pokok dari penulis, serta
kalimat penjelas yang berisi data, teori, atau temuan sebelumnya yang mendukung
atau menentang pernyataan penulis. Data yang mendukung atau menentang tersebut
kemudian akan diperkuat oleh penulis pada kalimat terakhir dalam paragraf ilmiah.

5
2.2 Penggunaan Gaya Bahasa yang Sesuai
1. Impersonal
Impersonal adalah kata ganti yang sering digunakan pada karya tulis ilmiah. Kata
ganti ini bersifat umum, misal kata ganti "aku" sebagai penulis karya ilmiah, maka
dapat diganti menggunakan "peneliti" atau "penulis".
2. Reproduktif
Reproduktif adalah penyampaian informasi secara tegas, padat dan singkat serta
mudah dipahami oleh pembaca. Tujuan utamanya adalah agar informasi tidak bersifat
ambigu atau memiliki dua atau lebih makna yang berbeda.
3. Gaya Bahasa Denotatif
Kata denotatif adalah kata yang disampaikan secara eksplisit, jelas dan gamblang.
Tujuannya adalah agar pembaca dapat memahami makna karya ilmiah dan tidak
menimbulkan perspektif yang berbeda.
4. Istilah Ilmiah
Dalam menulis karya tulis ilmiah yang mencantumkan istilah-istilah ilmiah, harus
menggunakan variasi istilah ilmiah yang sesuai dengan aturan pedoman umum ejaan
bahasa Indonesia.

2.3 Diksi
Ketepatan dalam pemilihan diksi atau pilihan kata diperlukan untuk menimbulkan gagasan
yang sama pada imajinasi antara pembaca atau pendengar dengan yang dirasakan oleh penulis
atau pembicara. Secara umum persyaratan pilihan kata meliputi: (1) ketepatan; (2) kelaziman;
(3) kecermatan. Tujuh hal yang harus diperhatikan agar bisa mencapai ketepatan pilihan kata
pada karya tulis ilmiah, yaitu:

1. Menggunakan istilah teknis keilmuan


2. Menggunakan kata kuantitatif
3. Dalam penulisan KTI tidak menggunakan kata konotasi, melainkan kata
denotasi
4. Membedakan secara cermat kata-kata yang hampir bersinonim
5. Penggunaan eufimisme
6. Menggunakan bentuk pasif
7. Menggunakan kata yang baku dan formal
6
2.4 Kohesi dan Koherensi

Pengertian Kohesi
Kohesi adalah konsep dalam linguistik yang mengacu pada hubungan dan keterkaitan antara
kata-kata dan frasa dalam sebuah teks atau wacana. Ini membantu menyusun teks agar terasa
lebih terstruktur dan terhubung dengan baik. Kohesi mencakup berbagai teknik, seperti
penggunaan kata penghubung, pengulangan kata kunci, dan referensi yang jelas, yang semua
bertujuan untuk mengikat bagian-bagian teks agar membentuk satu kesatuan yang koheren.

Kohesi dibagi menjadi dua kategori: kohesi gramatikal dan leksikal. Kohesi gramatikal terdiri
atas referensi, subtitusi, elipsis, dan konjungsi. Sementara itu, kohesi leksikal terdiri atas
sinonim, hiponim, repetisi, kolokasi, dan ekuivalensi. Rincian lebih lanjut tentang istilah-
istilah tersebut di atas disediakan di bawah.

Kohesi Gramatikal
Kohesi gramatikal adalah konsep dalam linguistik yang merujuk pada cara elemen-elemen
dalam teks terhubung secara gramatikal untuk membentuk struktur yang koheren dan mudah
dipahami. Ini melibatkan penggunaan kata, frasa, klausa, dan kalimat yang terkait secara
sintaksis untuk menjaga aliran dan makna dalam tulisan atau percakapan. Berikut adalah unsur
dari kohesi gramatikal.

Referensi
Dalam konteks kohesi, referensi merujuk pada penggunaan kata atau frasa yang mengacu pada
elemen-elemen lain dalam teks untuk menjaga kelancaran dan hubungan antara kalimat-
kalimat. Ini membantu pembaca atau pendengar untuk memahami bagaimana informasi saling
terhubung. Contoh referensi dalam kohesi meliputi penggunaan kata ganti, sinonim, atau kata-
kata yang menghubungkan ide-ide yang ada dalam teks.

7
Subtitusi
Subtitusi merujuk pada penggantian kata atau frasa dengan kata ganti atau sinonim untuk
menjaga kelancaran dan hubungan antara kalimat-kalimat. Ini membantu menghindari
pengulangan kata yang berlebihan dan membuat teks lebih mudah dipahami. Subtitusi juga
membantu menjaga kejelasan dan menghindari kebingungan bagi pembaca atau pendengar.
Contoh subtitusi dalam kohesi adalah penggunaan kata ganti seperti "itu," "mereka," atau "hal
ini" untuk mengacu pada hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya dalam teks.

Elipsis
Elipsis adalah penghilangan kata-kata atau frasa-frasa yang sudah jelas dari kalimat karena
informasi tersebut telah disajikan sebelumnya dalam teks. Elipsis membantu menjaga
kelancaran dan menghindari pengulangan yang tidak perlu dalam teks. Contoh elipsis dalam
kohesi adalah ketika kata kerja dihilangkan dari kalimat kedua karena sudah jelas dari kalimat
pertama: "Ali suka bermain sepak bola; Adi juga." Dalam kalimat pertama, kata kerja
"bermain" sudah tercantum, sehingga dalam kalimat kedua kata kerja tersebut dihilangkan
karena informasinya masih relevan dan tersirat.

Konjungsi
Konjungsi adalah kata atau frasa yang digunakan untuk menghubungkan kata-kata, frasa-frasa,
atau kalimat-kalimat dalam teks agar informasi terorganisir dengan baik dan memiliki
hubungan yang jelas. Konjungsi membantu mengarahkan aliran pemikiran dan memperkuat
koneksi antara bagian-bagian yang berbeda dalam teks. Contoh konjungsi dalam kohesi
meliputi "dan," "atau," "tetapi," "karena," dan "sehingga." Misalnya: "Dia suka berenang, dan
dia juga gemar bersepeda." Dalam kalimat ini, konjungsi "dan" menghubungkan dua aktivitas
yang sama-sama dilakukan oleh subjek yang sama, menjaga kohesi antara kalimat-kalimat
tersebut.

Kohesi Leksikal
Kohesi leksikal adalah jenis kohesi yang melibatkan penggunaan kata-kata yang memiliki
hubungan makna atau semantik untuk menghubungkan bagian-bagian dalam teks. Ini dapat
mencakup penggunaan sinonim, antonim, hiperonim, atau kata-kata yang berhubungan dalam
konteks tertentu. Contoh kohesi leksikal:

8
1. Sinonim: "Pertandingan sepak bola tadi sangat seru. Tim A dan Tim B bermain dengan
semangat dan antusiasme yang tinggi." Di sini, "seru" dan "antusiasme yang tinggi"
memiliki hubungan makna, menjaga kohesi antara kalimat pertama dan kedua.
2. Antonim: "Cuaca pagi ini sangat cerah. Namun, sore harinya mendung dan hujan turun
dengan deras." Kontras antara "cerah" dan "mendung dan hujan" menjaga kohesi antara
dua bagian dalam teks.
3. Hiperonim: "Saya suka hewan peliharaan. Anjing, kucing, dan kelinci adalah beberapa
contohnya." "Anjing," "kucing," dan "kelinci" adalah contoh hewan-hewan peliharaan
yang merupakan bagian dari kategori yang lebih umum, yaitu "hewan peliharaan."
Kohesi leksikal membantu memperkuat hubungan antara kata-kata dan frasa-frasa dalam teks,
membuatnya lebih mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar.

Koherensi
Koherensi adalah karakteristik dari sebuah teks yang menunjukkan bagaimana gagasan dan
informasi disusun secara logis dan terhubung satu sama lain. Teks yang koheren memiliki
aliran yang lancar antara kalimat-kalimatnya, sehingga pembaca dapat dengan mudah
mengikuti dan memahami pesan atau cerita yang disampaikan. Koherensi melibatkan
penggunaan struktur yang jelas, referensi yang konsisten, dan transisi yang baik antara
paragraf-paragraf.

Koherensi sangat penting dalam tulisan atau komunikasi lisan karena ini adalah faktor kunci
dalam membuat teks atau pidato menjadi bermakna dan mudah dipahami oleh pembaca atau
pendengar. Koherensi membantu menghubungkan ide-ide dan informasi dalam sebuah teks
atau pidato sehingga pembaca atau pendengar dapat mengikuti alur pemikiran dengan lebih
baik. Ini memungkinkan mereka untuk memahami konsep yang disajikan secara keseluruhan.

Tanpa koherensi, informasi mungkin tersebar atau terputus-putus, menyebabkan kebingungan.


Koherensi membantu menghindari interpretasi yang salah atau salah paham terhadap pesan
yang ingin disampaikan. Dengan kata lain, koherensi adalah dasar untuk membangun
komunikasi yang efektif, yang memudahkan penyampaian informasi dengan jelas, akurat, dan
bermakna.

9
Perbedaan Kohesi dan Koherensi
Kohesi adalah hubungan antara unsur-unsur bahasa, seperti kata dan frasa, dalam suatu teks
untuk menjaga aliran dan keterkaitan antarbagian. Kohesi berfokus pada cara kata-kata dan
frasa-frasa terhubung dalam kalimat atau paragraf. Penggunaan kata penghubung, sinonim,
anafora, katfora, dan konjungsi adalah contoh kohesi.

Koherensi adalah keselarasan dan keterkaitan makna antaride dan informasi dalam teks,
sehingga membentuk alur berpikir yang logis dan mudah dipahami. Koherensi berfokus pada
bagaimana ide-ide dan informasi disusun dan diatur dalam teks. Menyusun kalimat dan
paragraf sehingga ide-ide mengalir secara lancar dan logis, serta membentuk struktur naratif
yang jelas adalah contoh koherensi.

Dalam rangka menciptakan teks yang efektif, baik kohesi maupun koherensi sangat penting.
Kohesi membantu menghubungkan elemen-elemen bahasa, sedangkan koherensi membantu
mengatur dan menyusun ide-ide secara terstruktur untuk membentuk alur berpikir yang masuk
akal bagi pembaca.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam karya tulis ilmiah tentu ada prinsip-prinsip penulisan yang harus diperhatikan
karena hal itu akan berpengaruh dalam kualitas karya tulis ilmiah tersebut. Dalam penulisannya
penting untuk mengadopsi berbagai pola pengembangan paragraf yang beragam tergantung
dengan karakteristik dan fitur-fitur masing-masing pola pengembangan yang bersangkutan.
Karakteristik paragraf ilmiah diantaranya terdiri dari kalimat ilmiah, kohesi dan kohersi, runtut
dan sistematis, dan jumlah kalimat berimbang serta ketepatan dalam pemilihan diksi. Selain
itu, dalam penulisan kalimat tentu harus membentuk kesatuan gagasan yang lengkap,
komprehensif dan terpadu secara logis agar membentuk suatu paragraf yang baik, dan dalam
penyampaian kalimatnya tentu harus menggunakan kalimat yang efektif dan efisien agar
pembaca mudah untuk memahami karya tulis ilmiah tersebut.

3.2 Saran

Diharapkan bagi entitas yang akan terlibat dalam karya tulis ilmiah dapat
memperhatikan dan mengaplikasikan prinsip-prinsip dan anjuran yang telah dijabarkan
diatas, terkhusus bagi mahasiswa.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ana, R. (2017). Dasar-dasar penulisan karya ilmiah.


Budiyono, H. (2012). Pengembangan Paragraf dan Kualitasnya pada Karya Tulis Ilmiah
Mahasiswa Magister Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana phdUniversitas
Jambi. Jurnal Tekno-pedagogi, 2(2).
Lidwina, S. (2013). Penulisan paragraf dalam karya ilmiah mahasiswa. Jurnal STIE Semarang,
5(1), 132320.
Mufidah, A. M. (n.d.). RAGAM BAHASA INDONESIA BERDASARKAN PENUTUR DAN
MITRA TUTUR, BERDASARKAN SITUASI, TOPIK, DAN MEDIA.
Rostina, M. (2021). Pengembangan Paragraf Dalam Menulis Sebuah Tulisan.
Zulvarina, P., dkk. (2020). BUKU AJAR BAHASA INDONESIA Edisi Revisi (Revisi ed.).
CV. Oase Publishing.

Anda mungkin juga menyukai