1. Apendektomi kurtosis
2. Bipatride pleistosen
Persyaratan Istilah yang Baik
Dalam pembentukan istilah perlu diperhatikan persyaratan dalam pemanfaatan
kosakata
bahasa Indonesia yang berikut.
1. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling tepat untuk
mengungkapkan konsep termaksud dan yang tidak menyimpang dari makna itu,
2. stilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling singkat di antara pilihan
yang tersedia yang mempunyai rujukan sama.
3. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bernilai rasa (konotasi) baik.
4. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang sedap didengar (eufonik).
5. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bentuknya seturut kaidah
bahasa Indonesia.
Nama dan Tata Nama
Nama adalah kata atau frasa yang berdasarkan kesepakatan menjadi tanda
pengenal benda, orang, hewan, tumbuhan, tempat, atau hal. Tata nama
(nomenklatur) adalah perangkat peraturan penamaan dalam bidang ilmu tertentu,
seperti kimia dan biologi, beserta kumpulan nama yang dihasilkannya.
Misalnya:
1. aldehida Primat
2. natrium klorida oryza sativa
PROSES PEMBENTUKAN ISTILAH
Konsep Ilmu Pengetahuan dan Peristilahannya
Upaya kecendikiaan ilmuan (scientist) dan pandit (scholar) telah dan terus
menghasilkan
konsep ilmiah, yang pengungkapannya dituangkan dalam perangkat peristilahan.
Ada istilah
yang sudah mapan dan ada pula istilah yang masih perlu diciptakan. Konsep ilmiah
yang sudah
dihasilkan ilmuwan dan pandit Indonesia dengan sendirinya mempunyai istilah yang
mapan.
Akan tetapi, sebagian besar konsep ilmu pengetahuan modern yang dipelajari,
digunakan,
dan dikembangkan oleh pelaku ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia datang
dari
luar negeri dan sudah dilambangkan dengan istilah bahasa asing. Di samping itu,
ada kemungkinan
bahwa kegiatan ilmuwan dan pandit Indonesia akan mencetuskan konsep ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang sama sekali baru sehingga akan diperlukan
penciptaan
istilah baru.
Pemadanan Istilah
Pemadanan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia, dan jika perlu ke salah satu
bahasa
serumpun, dilakukan lewat penerjemahan, penyerapan, atau gabungan
penerjemahan dan penyerapan.
Demi keseragaman, sumber rujukan yang diutamakan ialah istilah Inggris yang
pemakaiannya
bersifat internasional karena sudah dilazimkan oleh para ahli dalam bidangnya.
Penulisan istilah serapan itu dilakukan dengan atau tanpa penyesuaian ejaannya
berdasarkan
kaidah fonotaktik, yakni hubungan urutan bunyi yang diizinkan dalam bahasa
Indonesia.
Pembentukan Istilah Ilmiah dalam Bahasa Indonesia.bahasa bantu.remajasampit.blogspot.com.salam satu jari anak
sampit.
http://remajasampit.blogspot.co.id/2012/02/pembentukan-istilah-ilmiah-dalam-bahasa.html
Apresiasi Sastra
Januari 27, 2010 pada 5:25 am (Sastraku)
A. Sastra Lama
Sastra lama adalah sastra yang berbentu lisan atau sastra melayu yang tercipta dari
suatu ujaran atau ucapan. Sastra lama masuk ke indonesia bersamaan dengan
masuknya agama islam pada abad ke-13. Peninggalan sastra lama terlihat pada dua
bait syair pada batu nisan seorang muslim di Minye Tujuh, Aceh.
Contoh sastra lama : fabel, sage, mantra, gurindam, pantun, syair, dan lain-lain.
B. Sastra Baru
Sastra baru adalah karya sastra yang telah dipengaruhi oleh karya sastra asing
sehingga sudah tidak asli lagi.
Contoh sastra baru : novel, biografi, cerpen, drama, soneta, dan lain sebagainya.
Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas
untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang
denotatif tidak mengalami perubahan makna.
Contoh :
– Mas parto membeli susu sapi
– Dokter bedah itu sering berpartisipasi dalam sunatan masal
Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat
sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.
Contoh :
– Para petugas gabungan merazia kupu-kupu malam tadi malam (kupu-kupu
malam = wts)
– Bu Marcella sangat sedih karena terjerat hutang lintah darat (lintah darat =
rentenir)
Makna lugas adalah makna yang sesungguhnya dan mirip dengan makna denotatif.
Contoh :
– Olahragawan itu senang memelihara codot hitam
– Pak Kimung minum teh sisri di pematang sawah
Makna kias adalah makna yang bukan sebenarnya yang sama dengan makna
konotatif.
Contoh :
– Pegawai yang malas itu makan gaji buta (makan = menerima)
– Si Kadut senang terbang bersama miras oplosan beracun (terbang = mabok)
Makna leksikal adalah makna yang tetap tidak berubah-ubah sesuai dengan makna
yang ada di kamus.
Contoh :
– toko
– obat
– mandi
Makna gramatikal adalah makna yang dapat berubah sesuai dengan konteks
pemakaian. Kata tersebut mengalami proses gramatikalisasi pada pemajemukan,
imbuhan dan pengulangan.
Contoh :
– Bersentuhan = saling bersentuhan
– Berduka = dama keadaan duka
– Berenam = sekumpulan enam orang
– Berjalan = melakukan kegiatan / aktivitas jalan
Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari
kata yang lain.
Contoh :
– Masykur senang makan buah-buahan segar
– Tukang palak itu sering memalak kendaraan umum yang lewat
– Anak yang cacat fisik dan mental itu tidak punya harta
Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit dari
kata yang lain.
Contoh :
– Masykur senang makan jamblang segar
– Tukang palak itu sering memalak bis kopaja yang lewat
– Anak yang cacat fisik dan mental itu tidak punya rumah
A. Sinonim
Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti
atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan
persamaan kata atau padanan kata.
Contoh Sinonim :
– binatang = fauna
– bohong = dusta
– haus = dahaga
– pakaian = baju
– bertemu = berjumpa
B. Antonim
Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim
disebut juga dengan lawan kata.
Contoh Antonim :
– keras x lembek
– naik x turun
– kaya x miskin
– surga x neraka
– laki-laki x perempuan
– atas x bawah
C. Homonim
Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau
ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homograf, namun jika yang sama adalah
ejaannya maka disebut homofon.
Contoh Homograf :
– Amplop
+ Untuk mengirim surat untuk bapak presiden kita harus menggunakan amplop
(amplop = amplop surat biasa)
+ Agar bisa diterima menjadi pns ia memberi amplop kepada para pejabat (amplop
= sogokan atau uang pelicin)
– Bisa
+ Bu kadir bisa memainkan gitar dengan kakinya (bisa = mampu)
+ Bisa ular itu ditampung ke dalam bejana untuk diteliti (bisa = racun)
Contoh Homofon :
– Masa dengan Massa
+ Guci itu adalah peninggalan masa kerajaan kutai (masa = waktu)
+ Kasus tabrakan yang menghebohkan itu dimuat di media massa (massa =
masyarakat umum)
Tambahan :
– Anonim adalah tidak memiliki nama atau tidak diberikan nama.
Makna Kata Polisemi, Hipernimi (Hipernim) Dan Hiponimi (Hiponim) – Ilmu Bahasa
Indonesia
Dalam bahasa indonesia dikenal adanya berbagai makna kata yang berhubungan
dengan kata-kata lainnya. Diantaranya adalah jenis kata polisemi, hipernim dan
hiponim. Mari kita bahas satu persatu jenis / macam makna kata tersebut mulai
dari arti definisi / pengertian hingga contoh-contohnya.
A. Polisemi
Polisemi adalah kata-kata yang memiliki makna atau arti lebih dari satu karena
adanya banyak komponen konsep dalam pemaknaan suatu kata. Satu kata seperti
kata “Kepala” dapat diartikan bermacam-macam walaupun arti utama kepala adalah
bagian tubuh manusia yang ada di atas leher.
Contoh : “Kepala”
– Guru yang dulunya pernah menderita cacat mental itu sekarang menjadi kepala
sekolah smp kroto emas. (kepala bermakna pemimpin).
– Kepala anak kecil itu besar sekali karena terkena penyakit hidrosepalus. (kepala
berarti bagian tubuh manusia yang ada di atas).
– Tiap kepala harus membayar upeti sekodi tiwul kepada ki joko cempreng. (kepala
berarti individu).
– Pak Sukatro membuat kepala surat untuk pengumuman di laptop eee pc yang
baru dibelinya di mangga satu. (kepala berarti bagian dari surat).
B. Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim dapat
menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah
kata-kata yang terwakili artinya oleh kata hipernim. Umumnya kata-kata hipernim
adalah suatu kategori dan hiponim merupakan anggota dari kata hipernim.
Contoh :
– Hipernim : Hantu
– Hiponim : Pocong, kantong wewe, sundel bolong, kuntilanak, pastur buntung,
tuyul, genderuwo, suster ngesot, dan lain-lain.
– Hipernim : Ikan
– Hiponim : Lumba-lumba, tenggiri, hiu, betok, mujaer, sepat, cere, gapih singapur,
teri, sarden, pari, mas, nila, dan sebagainya.
– Hipernim : Odol
– Hiponim : Pepsodent, ciptadent, siwak f, kodomo, smile up, close up, maxam,
formula, sensodyne, dll.
– Hipernim : Kue
– Hiponim : Bolu, apem, nastar nenas, biskuit, bika ambon, serabi, tete, cucur, lapis,
bolu kukus, bronis, sus, dsb.
Bahasa Baku & Penggunaan Pada Tulisan Dan Lisan Masyarakat – Bahasa Indonesia
Setiap negara atau suatu wilayah umumnya memiliki bahasa resmi masing-masing
yang digunakan oleh rakyatnya. Pengertian bahasa baku adalah bahasa yang
menjadi bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan acuan yang digunakan
sehari-hari dalam masyarakat. Bahasa baku mencakup pemakaian sehari-hari pada
bahasa percakapan lisan maupun bahasa tulisan.
Penggunaan bahasa baku lazim dipakai dalam situasi dan konsidi sebagai berikut di
bawah ini :
1. Komunikasi Resmi (Tertulis)
Contoh : Surat-menyurat resmi, pengumuman resmi, undang-undang, peraturan,
dan lain-lain.
Contoh : Murid kepada guru, bawahan kepada atasan, layanan pelanggan kepada
pelanggan, menteri kepada presiden, dsb. Tidak hanya terbatas kepada orang yang
dihormati saja karena presiden umumnya berbicara pada rakyat jelata dengan
bahasa formal.
Ejaan Baku Dan Ejaan Tidak Baku Dalam Bahasa Indonesia – Pengertian, Referensi
Dan Contoh
Sebenarnya apa sih definisi atau pengertian ejaan baku dan ejaan tidak baku? Ejaan
baku adalah adalah ejaan yang benar, sedangkan ejaan tidak baku adalah ejaan
yang tidak benar atau ejaan salah.
Bagaimana untuk mengetahui bahwa kata pada kalimat yang kita tulis tidak
menyalahi aturan ejaan baku dan ejaan tidak baku? Cukup dengan membuka buku
kamus bahasa indonesia yang terkenal baik yang dikarang oleh yang baik pula
sebagai referensi. Contoh Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Contoh ejaan baku dan ejaan tidak baku, di mana yang sebelah kiri adalah salah
dan yang sebelah kanan adalah betul :
– apotik : apotek
– atlit : atlet
– azas : asas
– azasi : asasi
– bis : bus
– do’a : doa
– duren : durian
– gubug : gubuk
– hadist : hadis
– ijin : izin
– imajinasi : imaginasi
– insyaf : insaf
– jaman : zaman
– kalo : kalau
– karir : karier
– kongkrit : konkret
– nomer : nomor
– obyek : objek
– ramadhan : ramadan
– rame : ramai
– rapor : rapot
– sentausa : sentosa
– trotoar : trotoir
Pidato
Januari 27, 2010 pada 5:17 am (Bahasaku)
Pengertian Pidato, Tujuan, Sifat, Metode, Susunan Dan Persiapan Pidato Sambutan
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada
orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut
hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan
lain sebagainya.
Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang
mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di
depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.
B. Tujuan Pidato
Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara
atau mc.
2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara
kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan
waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh
untuk meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau
kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan
pertanggungjawaban.
D. Metode Pidato
Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum :
1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya
kata per kata.
2. Metode serta merta (infromtu), yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan
hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat
tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat
sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.
E. Persiapan Pidato
Yang terhormat Bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru, serta teman-teman
yang saya cintai.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas segala rahmat-Nya pada hari ini kita dapat berkumpul bersama guna
mengadakan acara perpisahan sekolah.
Para hadirin yang saya hormati, ijinkan saya mewakili teman-teman untuk
menyampaikan sepatah dua patah kata dalam rangka perpisahan ini.
Selama bersekolah, kami sebagai siswa sangat bangga dan berterima kasih dengan
semua guru yang telah mengajar di sekolah ini, yang dengan sangat baik, tidak
pernah pilih kasih dalam mendidik, sangat sabar dan tidak kenal lelah dalam
membimbing kami. Berkat jerih payah semua guru, kami pun dapat lulus dari
sekolah ini.
Juga untuk teman-teman semua. Sungguh berat rasanya berpisah dengan kalian
semua, karena kita sudah bersama2 selama 3 tahun ini. Tapi tetap saya juga
mendoakan teman-teman semua dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih
tinggi, baik ke PTN atau PTS maupun institusi pendidikan lainnya untuk dapat
mencapai cita-cita yang selama ini diangan-angankan.
Akhir kata, saya mengucapkan sukses selalu buat teman-teman, doa saya
menyertai teman-teman semua…
Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu
pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan
jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti
kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat
majemuk, dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah contoh kalimat secara umum :
1. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang setidaknya terdiri dari gabungan minimal satu
buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat
lengkap. Contoh kalimat Lengkap :
– Presiden SBY (S) membeli (P) buku gambar (O)
– Si Jarwo (S) Pergi (P)
– PKI (S) digagalkan (P) TNI (O)
1. Kalimat Aktif
Kalimat Aktif adalah kalimat di mana subyeknya melakukan suatu perbuatan atau
aktifitas. Kalimat aktif biasanya diawali oleh awalan me- atau ber- dibagi menjadi
dua macam :
a. Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang memiliki obyek penderita
– Ayah membeli daging
– Kadir merayu gadis desa
– Bang Jajang bertemu Juminten
b. Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak memiliki obyek penderita
– Adik menangis
– Umar berantem
– Sejak dahulu kala Junaidi merenung di dalam tempat persembunyiannya di Batu
Malang
2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subyeknya dikenai suatu perbuatan atau aktifitas.
Kalimat pasif biasanya diawali oleh awalan ter- atau di-
– Pak Lurah dimintai pertanggung jawaban oleh Pak Camat
– Ayam dipukul Kucing
– Bunga anggrek hitam itu terinjak si lay
Mengubah Kalimat Aktif menjadi Kalimat Pasif dan Kalimat Pasif manjadi Kalimat
Aktif
Untuk mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif dan juga sebaliknya dapat
dilakukan langkah-langkah mudah berikut ini :
Contoh :
Ibu memasak sayur => Sayur dimasak oleh ibu.
Joni berkawan dengan Ariel => Ariel dikawani Joni
2 Komentar
Ungkapan/Idiom
Januari 27, 2010 pada 5:08 am (Bahasaku)
Idiom / Ungkapan dan Peribahasa dalam Bahasa Indonesia
1. Idiom
Idiom atau disebut juga dengan ungkapan adalah gabungan kata yang membentuk
arti baru di mana tidak berhubungan dengan kata pembentuk dasarnya. Berikut ini
adalah beberapa contoh idiom dengan artinya :
2. Peribahasa
Peri bahasa adalah suatu kiasan bahasa yang berupa kalimat atau kelompok kata
yang bersifat padat, ringkas dan berisi tentang norma, nilai, nasihat, perbandingan,
perumpamaan, prinsip dan aturan tingkah laku. Berikut ini adalah beberapa contoh
peribahasa dengan artinya :
Majas/Gaya Bahasa
Januari 27, 2010 pada 3:43 am (Bahasaku)
Majas adalah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam
suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari
pengarang. Majas dibagi menjadi beberapa macam, yakni majas perulangan,
pertentangan, perbandingan dan pertautan. Dalam artikel ini hanya dijelaskan
perbandingan dan pertentangan.
A. Majas Metafora
Majas metafora adalah gabungan dua hal yang berbeda membentuk suatu
pengertian yang baru. Contoh : raja siang, kambing hitam, dll.
B. Majas Alegori
Majas alegori adalah cerita yang digunakan sebagai lambang yang digunakan untuk
pendidikan. Contoh : anjing dan kucing, kelinci dan kura-kura, dsb
C. Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang membuat banda mati seolah-olah
hidup memiliki sifat-sifat manusia. Contoh :
– Kereta api tua itu meraung-raung di tengah kesunyian malam jumat pahing.
– awan menari-nari di angkasa
D. Majas Perumpamaan
Majas perumpamaan adalah suatu perbandingan dua hal yang berbeda, namun
dinyatakan sama. Contoh :
– Bagaikan harimau pulang kelaparan
– Seperti manyulam di kain lapuk
E. Majas Antitesis
Majas antilesis adalah gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berlawanan.
Contoh :
– Semua kebaikan ayahnya dibalas dengan keburukan yang menyakitkan.
A. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah suatu gaya bahasa yang bersifat melebih-lebihkan. Contoh :
– Ibu itu terkejut setengah mati ketika mendengar anaknya tidak lulus ujian
nasional.
B. Majas Ironi
Majas ironi adalah gaa bahasa yang bersifat menindir dengan halus. Contoh :
– Pandai sekali kau baru datang ketika rapat mau selesai
C. Majas Litotes
Majas litotes adalah gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu yang baik menjadi
bersifat negatif. Contoh :
– Mampirlah ke gubuk saya! (padahal rumahnya besar dan mewah)
Kata Ulang
Januari 27, 2010 pada 3:42 am (Bahasaku)
Kata ulang sangat banyak digunakan dalam percakapan kita sehari-hari dalam
bahasa Indonesia. Lihat saja kata sehari-hari pada kalimat di atas adalah termasuk
kata ulang. Di bawah ini merupakan arti dari kata ulang yang ada di Indonesia, yaitu
antara lain :
Contoh :
– Di tempat kakek banyak pepohonan yang rimbun dan lebat sekali.
– Pulau-pulau yang ada di dekat perbatasan dengan negara lain perlu diperhatikan
oleh pemerintah.
Contoh :
– Jambu merah pak raden besar-besar dan memiliki kenikmatan yang tinggi.
– Anak kelas 3 ipa 1 orangnya malas-malas dan sangat tidak koperatif.
Contoh :
– Setinggi-tingginya Joni naik pohon, pasti dia akan turun juga.
– Mastur dan Bornok mencari kecu sebanyak-banyaknya untuk makanan ikan
cupang kesayangannya.
4. Kata ulang yang menyatakan mirip / menyerupai / tiruan
Contoh :
– Adik membuat kapal-kapalan dari kertas yang dibuang Pak Jamil tadi pagi.
– Si Ucup main rumah-rumahan sama si Wati seharian di halaman rumah.
Contoh :
– Ketika mereka berpacaran selalu saja cubit-cubitan sambil tertawa.
– Saat lebaran biasanya keluarga di rt.4 kunjung-kunjungan satu sama lain.
Contoh :
– Biarkan dia main hujan! lama-lama dia akan kedinginan juga.
– Ayah meluap-luap emosinya ketika tahu dirinya masuk perangkap penipu kartu
kredit.
Contoh :
– Orang katro dan ndeso itu datang ke rumahku malam-malam.
– Datang-datang dia langsung tidur di kamar karena kecapekan.
Contoh :
– Setelah kejadian itu dia menguat-nguatkan diri mencoba untuk tabah.
Contoh :
– Anjing buduk dan rabies itu suka mengejar-ngejar anak kecil yang lewat di dekat
kandangnya yang bau.
– Mirnawati selalu bertanya-tanya pada dirinya apakah kesalahannya pada Bram
dapat termaafkan.
Contoh :
– Sudah bertahun-tahun nenek tua itu tidak bertemu dengan anak perempuannya
yang pergi ke Hong Kong.
– Mas parto berminggu-minggu tidak apel ke rumahku. Ada apa ya?
Contoh :
– Lagak si bencong itu kebarat-baratan kayak dakocan.
– Wajahnya terlihat kemerah-merahan ketika pujaan hatinya menyapa dirinya.
Contoh :
– Coba kamu masukkan gundu bopak itu seratus-seratus ke dalam tiap plastik!
– Jangan beli beyblade banyak-banyak nak! Nanti uang sakumu habis.
Contoh :
– Dari tadi padi si Bambang kerjanya cuma tidur-tiduran di sofa.
– Ular naga panjangnya bukan kepalang berjalan-jalan selalu riang kemari.
Paragraf
Januari 27, 2010 pada 3:40 am (Bahasaku)
Paragraf
Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah
yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal
juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada
baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau
spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti
paragraf pertama.
Upaya kecendikiaan ilmuan (scientist) dan pandit (scholar) telah dan terus
menghasilkan konsep ilmiah, yang pengungkapannya dituangkan dalam perangkat
peristilahan. Ada istilah yang sudah mapan dan ada pula istilah yang masih perlu
diciptakan. Konsep ilmiah yang sudah dihasilkan ilmuwan dan pandit Indonesia
dengan sendirinya mempunyai istilah yang mapan.
Akan tetapi, sebagian besar konsep ilmu pengetahuan modern yang dipelajari,
digunakan, dan dikembangkan oleh pelaku ilmu pengetahuan dan teknologi di
Indonesia datang dari luar negeri dan sudah dilambangkan dengan istilah bahasa
asing. Di samping itu, ada kemungkinan bahwa kegiatan ilmuwan dan pandit
Indonesia akan mencetuskan konsep ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang
sama sekali baru sehingga akan diperlukan penciptaan istilah baru.
Bahan Baku Istilah Indonesia
Tidak ada satu bahasa pun yang sudah memiliki kosakata yang lengkap dan tidak
memerlukan ungkapan untuk gagasan, temuan, atau rekacipya yang baru. bahasa
Inggris yang kini dianggap bahasa internasional utama, misalnya, pernah menyerap
kata dan ungkapan dari bahasa Yunani, Latin, Prancis, dan bahasa lain, yang
jumlahnya hampir tiga perlima dari seluruh kosakatanya. Sejalan dengan itu, bahan
istilah Indonesia diambil dari berbagai sumber, terutama dari tiga golongan bahasa
yang penting, yakni (1) bahasa Indonesia, termasuk unsur serapannya, dan bahasa
Melayu, (2) bahasa Nusantara yang serumpun, termasuk bahasa Jawa Kuno, dan (3)
bahsa asing, seperti bhasa Inggris dan bahasa Arab.
Istilah yang mengungkapkan konsep hasil galian ilmuwan dan pandit Indonesia,
seperti bhinneka tunggal ika, batik, banjar, sawer, gunungan, dan pamor, telah
lama diterima secara luas sehingga dapat dimantapkan dan hasilnya dikodifikasi.
Pemadanan Istilah
Pemadanan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia, dan jika perlu ke salah satu
bahasa serumpun, dilakukan lewat penerjemahan, penyerapan, atau gabungan
penerjemahan dan penyerapan.
Demi keseragaman, sumber rujukan yang diutamakan ialah istilah Inggris yang
pemakaiannya bersifat internasional karena sudah dilazimkan oleh para ahli dalam
bidangnya.
Penulisan istilah serapan itu dilakukan dengan atau tanpa penyesuaian ejaannya
berdasarkan kaidah fonotaktik, yakni hubungan urutan bunyi yang diizinkan dalam
bahasa Indonesia.
Penerjemahan
1. Penerjemahan Langsung
Misalnya:
Jika timbul kesulitan dalam penyerapan istilah asing yang bercorak Anglo-Sakson
karena perbedaan antara lafal dan ejaannya, penerjemahan merupakan jalan keluar
terbaik. Dalam pembentukan istilah lewat penerjemahan perlu diperhatikan
pedoman berikut.
a. Penerjemahan tidak harus berasas satu kata diterjemahkan dengan satu kata.
Misalnya :
Misalnya :
Illiterate niraksara
Inorganic takorganik
c. Kelas kata istilah asing dalam penerjemahan sedapat-dapatnya dipertahankan
pada istilah terjemahannya.
Misalnya :
Misalnya :
Alumni lulusan
Penyerapan
1. Penyerapan Istilah
Penyerapan istilah asing untuk menjadi istilah Indonesia dilakukan berdasarkan hal-
hal berikut.
1. Istilah asing yang akan diserap meningkatkan ketersalinan bahasa asing dan
bahasa Indonesia secara timbal balik (intertranslatability) mengingat keperluan
masa depan.
2. Istilah asing yang akan diserap mempermudah pemahaman teks asing oleh
pembaca Indonesia karena dikenal lebih dahulu.
3. Istilah asing yang akan diserap lebih ringkas jika dibandingkan dengan
terjemahan Indonesianya.
4. Istilah asing yang akan diserap mempermudah kesepakatan antarpakar jika
padanan terjemahannya terlalu banyak sinonimnya.
5. Istilah asing yang akan diserap lebih cocok dan tepat karena tidak
mengandung konotasi buruk.
Misalnya :
Camera kamera
Microphone mikrofon
System sistem
Misalnya :
Design desain
File fail
Science sains
Misalnya :
Bias bias
Nasal nasal
1) Penyerapan istilah asing tanpa penyesuaian ejaan dan lafal dilakukan jika ejaan
dan lafal istilah asing itu tidak berubah dalam banyak bahasa modern, istilah itu
dicetak dengan huruf miring.
Misalnya :
2) Penyerapan istilah tanpa penyesuaian ejaan dan lafal dilakukan jika istilah itu
juga dipakai secara luas dalam kosakata umum, istilah itu tidak ditulis dengan
huruf miring (dicetak dengan huruf tegak).
Misalnya :
Golf golf
Internet internet
Lift lift
Orbit orbit
a-, ab-, abs- (‘dari’, ‘menyimpang dari’, ‘menjauhkan dari’) tetap a-, ab-, abs
amoral amoral
abnormal abnormal
abstract abstrak
anemia
aphasia afasia
aneurysm aneurisme
ad-, ac- ‘ke’, ‘berdekatan dengan’, ‘melekat pada’, menjadi ad-, akadhesion adhesi
acculturation akulturasi
ambivalensi
amputation amputasi
ana-, an- ‘ke atas’, ‘ke belakang’, ‘terbalik’ tetap ana-, ananabolism
anabolisme
anatropous anatrop
antediluvian antediluvian
anterior anterior
anti-, ant- ‘bertentangan dengan’ tetap anti-, antanticatalyst
antikatalis
anticlinal antiklinal
antacid antacid
apokromatik
apomorphine apomorfin
autarki
autostrada autostrada
biconvex bikonveks
bisexual biseksual
cataclysm kataklisme
catalyst katalis
coordination koordinasi
commission komisi
concentrate konsentrat
contraindication kontraindikasi
dedehydration dehidrasi
devaluation devaluasi
didichloride diklorida
dichromatic dikromatik
diagonal diagonal
diapositive diapositif
disequilibrium disekuilibrium
disharmony disharmoni
ecology ekologi
ecospecies ekospesies
empathy empati
encenphalitis ensenfalitis
endothermal endotermal
epigone epigon
epiphyte epifit
exclave eksklave
exclusive eksklusif
exoergic eksoergik
exogamy eksogami
extradition ekstradisi
extraterrestrial ekstraterestrial
hemihedral hemihedral
hemisphere hemisfer
hemoglobin hemoglobin
hemolysis hemolisis
heptarchy heptarki
heterodox heterodoks
heterophyllous heterofil
hexachloride heksaklorida
hexagon heksagon
hyperemia hiperemia
hypersensitive hipersensitif
hipoblast hipoblas
hypochondria hipokondria
im-, in-, il- ‘tidak’, ‘di dalam’, ‘ke dalam’ tetap im-, in-, il
immigration imigrasi
induction induksi
illegal illegal
infrasonic infrasonik
infraspecific infraspesifik
inter- ‘antara’, ‘saling’ tetap inter
interference interferensi
international internasional
intradermal intradermal
intracell intrasel
introjections introjeksi
introvert introvert
isoisoagglutinin isoaglutinin
isoenzyme isoenzim
metametamorphosis metamorfosis
metanephros metanefros
monomonodrama monodrama
monoxide monoksida
pantopanacea panasea
pantisocracy pantisokrasi
pantograph pantograph
parathyroid paratiroid
pentapentahedron pentahedron
pentane pentane
periperihelion perihelion
perineurium perineurium
polipolyglotism poliglotisme
polyphagia polifagia
prepreabdomen preabdomen
premature premature
proprothalamion protalamion
prothorax protoraks
protoprotolithic protolitik
prototype prototype
pseudo-, pseudo- ‘palsu’ tetap pseudo-,
pseudopseudomorph pseudomorf
pseudepigraphy pseudepigrafi
historical kuasihistoris
quasi-legislative kuasilegislatif
rereflection refleksi
rehabilitation rehabilitasi
retroretroflex retrofleks
retroperitoneal retroperitoneal
semisemifinal semifinal
semipermanent semipermanen
subsubfossil subfosil
submucosa submukosa
sursuperlunar superlunar
supersonic supersonik
surrealism surealisme
suprasupramolecular supramolekular
suprasegmental suprasegmental
sinsyndesmosis sindesmosis
synesthesia sinestesia
teletelepathy telepati
telescope teleskop
transtranscontinental transkontinental
transliteration transliterasi
tritrichromat trikromat
tricuspid tricuspid
ultraultramodern ultramodern
ultraviolet ultraviolet
unilateral unilateral
Sufiks asing dalam bahasa Indonesia diserap sebagai bagian kata berafiks yang
utuh. Kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di
samping kata standar, implemen, dan objek. Berikut daftar kata bersufiks tersebut.
Advocaat advokat
Plaat pelat
Tractaat traktat
Variable variabel
Flexible flexible
Maniac maniak
Cardiac kardiak
Almanac almanac
Sabotage sabotase
Arbitrage arbitrase
Percentage persentase
Credential kredensial
Minimal minimal
Mational nasional
Ambulance ambulans
Conductance konduktans
Termophosphorescence termosfosforensens
Thermoluminescence termoluminesens
Efficiency efisiensi
Frequency frekuensi
Relevancy relevansi
-anda, -end, -andum, -endum (Belanda, Inggris) menjadi –anda, -en, -andum, -
endum
Propaganda propaganda
Divindend dividen
Memorandum memorandum
Referendum referendum
-ant (Belanda, Inggris) menjadi -an
Accountant akuntan
Informant informan
Dominant dominan
Curricular kurikuler
Solar solar
Amylase amilase
Dextrose dekstrosa
Emirate emirat
Private privat
Accountancy akuntansi
Accuracy akurasi
-eel (Belanda) yang tidak ada padanan dalam bahasa Inggris menjadi -el
Materieel materiel
Moreel morel
Principieel prinsipiel
Materiaal,material material
Duet duet
Cabinet kabinet
Cassette kaset
Amateur amatir
Importeur importer
Mesterieus misterius
Serieus serius
Article artikel
Particle partikel
Phonetics fonetik
Chrysalid krisalid
Oxide oksida
Chloride klorida
Penicillin penisilin
Insulin insulin
Protein protein
Cocaine kokain
Quarantine karantina
Extremist ekstremisme
Receptionist resepsionis
Repertoire repertoar
Trottoir trotoar
Corrector korektor
Dictator dictator
Amorphous amorf
Polysemous polisem
-y (Inggris) menjadi -i
Monarchy monarki
Philosophy filosofi
Misalnya :
Subdivision subbagian
2. 5 Perekaciptaan Istilah
Kegiatan ilmuwan, budayawan dan seniman yang bergerak di baris terdepan ilmu,
teknologi, dan seni dapat mencetuskan konsep yang belum ada selama ini. Istilah
baru untuk mengungkapkan konsep itu dapat direkacipta sesuai dengan lingkungan
dan corak bidang kegiatannya.
Misalnya, rekacipta istilah fondasi cakar ayam, penyangga sosrobahu, plasma inti
rakyat, dan tebang pilih Indonesia telah masuk ke dalam khazanah peristilahan.
https://windhatunggara.wordpress.com/