Anda di halaman 1dari 46

Pembentukan Istilah Ilmiah dalam Bahasa Indonesia.bahasa bantu.remajasampit.blogspot.com.

salam satu jari anak


sampit.

Istilah dan Tata Istilah


Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambing dan yang
dengan cermatmengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang
khas dalam bidang ilmupengetahuan, teknologi, dan seni. Tata istilah (terminologi)
adalah perangkat asas dan ketentuan
pembentukan istilah serta kumpulan istilah yang dihasilkannya.
Misalnya:

1. Anabolisme pasar modal


2. Demokrasi pemerataan
3. Laik terbang perangkap electron
Istilah Umum dan Istilah Khusus
Istilah umum adalah istilah yang berasal dari bidang tertentu, yang karena dipakai
secara luas, menjadi unsur kosakata umum.
Misalnya:

1. Anggaran belanja penilaian


2. Daya radio
3. Nikah takwa
Istilah khusus adalah istilah yang maknanya terbatas pada bidang tertentu saja.
Misalnya:

1. Apendektomi kurtosis
2. Bipatride pleistosen
Persyaratan Istilah yang Baik
Dalam pembentukan istilah perlu diperhatikan persyaratan dalam pemanfaatan
kosakata
bahasa Indonesia yang berikut.

1. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling tepat untuk
mengungkapkan konsep termaksud dan yang tidak menyimpang dari makna itu,
2. stilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling singkat di antara pilihan
yang tersedia yang mempunyai rujukan sama.
3. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bernilai rasa (konotasi) baik.
4. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang sedap didengar (eufonik).
5. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bentuknya seturut kaidah
bahasa Indonesia.
Nama dan Tata Nama
Nama adalah kata atau frasa yang berdasarkan kesepakatan menjadi tanda
pengenal benda, orang, hewan, tumbuhan, tempat, atau hal. Tata nama
(nomenklatur) adalah perangkat peraturan penamaan dalam bidang ilmu tertentu,
seperti kimia dan biologi, beserta kumpulan nama yang dihasilkannya.
Misalnya:

1. aldehida Primat
2. natrium klorida oryza sativa
PROSES PEMBENTUKAN ISTILAH
Konsep Ilmu Pengetahuan dan Peristilahannya
Upaya kecendikiaan ilmuan (scientist) dan pandit (scholar) telah dan terus
menghasilkan
konsep ilmiah, yang pengungkapannya dituangkan dalam perangkat peristilahan.
Ada istilah
yang sudah mapan dan ada pula istilah yang masih perlu diciptakan. Konsep ilmiah
yang sudah
dihasilkan ilmuwan dan pandit Indonesia dengan sendirinya mempunyai istilah yang
mapan.
Akan tetapi, sebagian besar konsep ilmu pengetahuan modern yang dipelajari,
digunakan,
dan dikembangkan oleh pelaku ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia datang
dari
luar negeri dan sudah dilambangkan dengan istilah bahasa asing. Di samping itu,
ada kemungkinan
bahwa kegiatan ilmuwan dan pandit Indonesia akan mencetuskan konsep ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang sama sekali baru sehingga akan diperlukan
penciptaan
istilah baru.

Bahan Baku Istilah Indonesia


Tidak ada satu bahasa pun yang sudah memiliki kosakata yang lengkap dan tidak
memerlukan
ungkapan untuk gagasan, temuan, atau rekacipya yang baru. bahasa Inggris yang
kini
dianggap bahasa internasional utama, misalnya, pernah menyerap kata dan
ungkapan dari bahasa
Yunani, Latin, Prancis, dan bahasa lain, yang jumlahnya hampir tiga perlima dari
seluruh
kosakatanya. Sejalan dengan itu, bahan istilah Indonesia diambil dari berbagai
sumber,
terutama dari tiga golongan bahasa yang penting, yakni (1) bahasa Indonesia,
termasuk unsur
serapannya, dan bahasa Melayu, (2) bahasa Nusantara yang serumpun, termasuk
bahasa Jawa
Kuno, dan (3) bahsa asing, seperti bhasa Inggris dan bahasa Arab.

Pemantapan Istilah Nusantara


Istilah yang mengungkapkan konsep hasil galian ilmuwan dan pandit Indonesia,
seperti
bhinneka tunggal ika, batik, banjar, sawer, gunungan, dan pamor, telah lama
diterima secara
luas sehingga dapat dimantapkan dan hasilnya dikodifikasi.

Pemadanan Istilah
Pemadanan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia, dan jika perlu ke salah satu
bahasa
serumpun, dilakukan lewat penerjemahan, penyerapan, atau gabungan
penerjemahan dan penyerapan.
Demi keseragaman, sumber rujukan yang diutamakan ialah istilah Inggris yang
pemakaiannya
bersifat internasional karena sudah dilazimkan oleh para ahli dalam bidangnya.
Penulisan istilah serapan itu dilakukan dengan atau tanpa penyesuaian ejaannya
berdasarkan
kaidah fonotaktik, yakni hubungan urutan bunyi yang diizinkan dalam bahasa
Indonesia.
Pembentukan Istilah Ilmiah dalam Bahasa Indonesia.bahasa bantu.remajasampit.blogspot.com.salam satu jari anak
sampit.

http://remajasampit.blogspot.co.id/2012/02/pembentukan-istilah-ilmiah-dalam-bahasa.html
Apresiasi Sastra
Januari 27, 2010 pada 5:25 am (Sastraku)

Perbedaan Antara Sastra Baru Dengan Sastra Lama

A. Sastra Lama
Sastra lama adalah sastra yang berbentu lisan atau sastra melayu yang tercipta dari
suatu ujaran atau ucapan. Sastra lama masuk ke indonesia bersamaan dengan
masuknya agama islam pada abad ke-13. Peninggalan sastra lama terlihat pada dua
bait syair pada batu nisan seorang muslim di Minye Tujuh, Aceh.

Ciri dari sastra lama yaitu :


– Anonim atau tidak ada nama pengarangnya
– Istanasentris (terikat pada kehidupan istana kerajaan)
– Tema karangan bersifat fantastis
– Karangan berbentuk tradisional
– Proses perkembangannya statis
– bahasa klise

Contoh sastra lama : fabel, sage, mantra, gurindam, pantun, syair, dan lain-lain.

B. Sastra Baru
Sastra baru adalah karya sastra yang telah dipengaruhi oleh karya sastra asing
sehingga sudah tidak asli lagi.

Ciri dari sastra baru yakni :


– Pengarang dikenal oleh masyarakat luas
– Bahasanya tidak klise
– Proses perkembangan dinamis
– tema karangan bersifat rasional
– bersifat modern / tidak tradisional
– masyarakat sentris (berkutat pada masalah kemasyarakatan)

Contoh sastra baru : novel, biografi, cerpen, drama, soneta, dan lain sebagainya.

Tinggalkan sebuah Komentar


Makna dan Gejala Perubahan Makna
Januari 27, 2010 pada 5:24 am (Bahasaku)

Pengertian Makna Denotatif, Konotatif, Lugas, Kias, Leksikal, Gramatikal, Umum


dan Khusus

1. Arti Definisi / Pengertian Makna Denotasi / Denotatif

Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas
untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang
denotatif tidak mengalami perubahan makna.

Contoh :
– Mas parto membeli susu sapi
– Dokter bedah itu sering berpartisipasi dalam sunatan masal

2. Arti Definisi / Pengertian Makna Konotasi / Konotatif

Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat
sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.

Contoh :
– Para petugas gabungan merazia kupu-kupu malam tadi malam (kupu-kupu
malam = wts)
– Bu Marcella sangat sedih karena terjerat hutang lintah darat (lintah darat =
rentenir)

3. Arti Definisi / Pengertian Makna Lugas

Makna lugas adalah makna yang sesungguhnya dan mirip dengan makna denotatif.

Contoh :
– Olahragawan itu senang memelihara codot hitam
– Pak Kimung minum teh sisri di pematang sawah

4. Arti Definisi / Pengertian Makna Kias

Makna kias adalah makna yang bukan sebenarnya yang sama dengan makna
konotatif.
Contoh :
– Pegawai yang malas itu makan gaji buta (makan = menerima)
– Si Kadut senang terbang bersama miras oplosan beracun (terbang = mabok)

5. Arti Definisi / Pengertian Makna Leksikal

Makna leksikal adalah makna yang tetap tidak berubah-ubah sesuai dengan makna
yang ada di kamus.

Contoh :
– toko
– obat
– mandi

6. Arti Definisi / Pengertian Makna Gramatikal

Makna gramatikal adalah makna yang dapat berubah sesuai dengan konteks
pemakaian. Kata tersebut mengalami proses gramatikalisasi pada pemajemukan,
imbuhan dan pengulangan.

Contoh :
– Bersentuhan = saling bersentuhan
– Berduka = dama keadaan duka
– Berenam = sekumpulan enam orang
– Berjalan = melakukan kegiatan / aktivitas jalan

7. Arti Definisi / Pengertian Makna Umum

Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari
kata yang lain.

Contoh :
– Masykur senang makan buah-buahan segar
– Tukang palak itu sering memalak kendaraan umum yang lewat
– Anak yang cacat fisik dan mental itu tidak punya harta

8. Arti Definisi / Pengertian Makna Khusus

Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit dari
kata yang lain.
Contoh :
– Masykur senang makan jamblang segar
– Tukang palak itu sering memalak bis kopaja yang lewat
– Anak yang cacat fisik dan mental itu tidak punya rumah

Sinonim, Antonim dan Homonim

A. Sinonim
Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti
atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan
persamaan kata atau padanan kata.

Contoh Sinonim :
– binatang = fauna
– bohong = dusta
– haus = dahaga
– pakaian = baju
– bertemu = berjumpa

B. Antonim
Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim
disebut juga dengan lawan kata.

Contoh Antonim :
– keras x lembek
– naik x turun
– kaya x miskin
– surga x neraka
– laki-laki x perempuan
– atas x bawah

C. Homonim
Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau
ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homograf, namun jika yang sama adalah
ejaannya maka disebut homofon.

Contoh Homograf :
– Amplop
+ Untuk mengirim surat untuk bapak presiden kita harus menggunakan amplop
(amplop = amplop surat biasa)
+ Agar bisa diterima menjadi pns ia memberi amplop kepada para pejabat (amplop
= sogokan atau uang pelicin)
– Bisa
+ Bu kadir bisa memainkan gitar dengan kakinya (bisa = mampu)
+ Bisa ular itu ditampung ke dalam bejana untuk diteliti (bisa = racun)

Contoh Homofon :
– Masa dengan Massa
+ Guci itu adalah peninggalan masa kerajaan kutai (masa = waktu)
+ Kasus tabrakan yang menghebohkan itu dimuat di media massa (massa =
masyarakat umum)

Tambahan :
– Anonim adalah tidak memiliki nama atau tidak diberikan nama.

Makna Kata Polisemi, Hipernimi (Hipernim) Dan Hiponimi (Hiponim) – Ilmu Bahasa
Indonesia

Dalam bahasa indonesia dikenal adanya berbagai makna kata yang berhubungan
dengan kata-kata lainnya. Diantaranya adalah jenis kata polisemi, hipernim dan
hiponim. Mari kita bahas satu persatu jenis / macam makna kata tersebut mulai
dari arti definisi / pengertian hingga contoh-contohnya.

A. Polisemi

Polisemi adalah kata-kata yang memiliki makna atau arti lebih dari satu karena
adanya banyak komponen konsep dalam pemaknaan suatu kata. Satu kata seperti
kata “Kepala” dapat diartikan bermacam-macam walaupun arti utama kepala adalah
bagian tubuh manusia yang ada di atas leher.

Contoh : “Kepala”

– Guru yang dulunya pernah menderita cacat mental itu sekarang menjadi kepala
sekolah smp kroto emas. (kepala bermakna pemimpin).
– Kepala anak kecil itu besar sekali karena terkena penyakit hidrosepalus. (kepala
berarti bagian tubuh manusia yang ada di atas).
– Tiap kepala harus membayar upeti sekodi tiwul kepada ki joko cempreng. (kepala
berarti individu).
– Pak Sukatro membuat kepala surat untuk pengumuman di laptop eee pc yang
baru dibelinya di mangga satu. (kepala berarti bagian dari surat).
B. Hipernim dan Hiponim

Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim dapat
menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah
kata-kata yang terwakili artinya oleh kata hipernim. Umumnya kata-kata hipernim
adalah suatu kategori dan hiponim merupakan anggota dari kata hipernim.

Contoh :

– Hipernim : Hantu
– Hiponim : Pocong, kantong wewe, sundel bolong, kuntilanak, pastur buntung,
tuyul, genderuwo, suster ngesot, dan lain-lain.

– Hipernim : Ikan
– Hiponim : Lumba-lumba, tenggiri, hiu, betok, mujaer, sepat, cere, gapih singapur,
teri, sarden, pari, mas, nila, dan sebagainya.

– Hipernim : Odol
– Hiponim : Pepsodent, ciptadent, siwak f, kodomo, smile up, close up, maxam,
formula, sensodyne, dll.

– Hipernim : Kue
– Hiponim : Bolu, apem, nastar nenas, biskuit, bika ambon, serabi, tete, cucur, lapis,
bolu kukus, bronis, sus, dsb.

Tinggalkan sebuah Komentar

Pembakuan Bahasa Indonesia


Januari 27, 2010 pada 5:22 am (Bahasaku)

Bahasa Baku & Penggunaan Pada Tulisan Dan Lisan Masyarakat – Bahasa Indonesia

Setiap negara atau suatu wilayah umumnya memiliki bahasa resmi masing-masing
yang digunakan oleh rakyatnya. Pengertian bahasa baku adalah bahasa yang
menjadi bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan acuan yang digunakan
sehari-hari dalam masyarakat. Bahasa baku mencakup pemakaian sehari-hari pada
bahasa percakapan lisan maupun bahasa tulisan.

Penggunaan bahasa baku lazim dipakai dalam situasi dan konsidi sebagai berikut di
bawah ini :
1. Komunikasi Resmi (Tertulis)
Contoh : Surat-menyurat resmi, pengumuman resmi, undang-undang, peraturan,
dan lain-lain.

2. Pembicaraan Formal Di Depan Umum (Lisan)


Contoh : Pidato, ceramah, khotbah, mengajar sekolah, mengajar kuliah, dan lain
sebagainya.

3. Wacana Teknis (Tertulis)


Contoh : Karangan ilmiah, skripsi, tesis, buku pelajaran, laporan resmi, dan lain-
lain.

4. Pembicaraan Formal (Lisan)

Contoh : Murid kepada guru, bawahan kepada atasan, layanan pelanggan kepada
pelanggan, menteri kepada presiden, dsb. Tidak hanya terbatas kepada orang yang
dihormati saja karena presiden umumnya berbicara pada rakyat jelata dengan
bahasa formal.

Ejaan Baku Dan Ejaan Tidak Baku Dalam Bahasa Indonesia – Pengertian, Referensi
Dan Contoh

Dalam kehidupan sehari-hari terkadang tanpa disadari kita menggunakan kata-kata


yang salah alias tidak sesuai dengan ejaan dalam Bahasa Indonesia. Salah satu atau
dua ejaan kata dalam tulisan kita mungkin sah-sah saja bagi umum, namun tidak
halnya bagi dosen atau guru bahasa indonesia. Ejaan yang baku sangat penting
untuk dikuasai dan digunakan ketika membuat suatu karya tulis ilmiah.

Sebenarnya apa sih definisi atau pengertian ejaan baku dan ejaan tidak baku? Ejaan
baku adalah adalah ejaan yang benar, sedangkan ejaan tidak baku adalah ejaan
yang tidak benar atau ejaan salah.

Bagaimana untuk mengetahui bahwa kata pada kalimat yang kita tulis tidak
menyalahi aturan ejaan baku dan ejaan tidak baku? Cukup dengan membuka buku
kamus bahasa indonesia yang terkenal baik yang dikarang oleh yang baik pula
sebagai referensi. Contoh Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Contoh ejaan baku dan ejaan tidak baku, di mana yang sebelah kiri adalah salah
dan yang sebelah kanan adalah betul :
– apotik : apotek
– atlit : atlet
– azas : asas
– azasi : asasi
– bis : bus
– do’a : doa
– duren : durian
– gubug : gubuk
– hadist : hadis
– ijin : izin
– imajinasi : imaginasi
– insyaf : insaf
– jaman : zaman
– kalo : kalau
– karir : karier
– kongkrit : konkret
– nomer : nomor
– obyek : objek
– ramadhan : ramadan
– rame : ramai
– rapor : rapot
– sentausa : sentosa
– trotoar : trotoir

Ekstra ilmu pengetahuan ejaan yang disempurnakan / eyd :


– kreatifitas : kreativitas
– kreativ : kreatif
– aktifitas : aktivitas
– aktiv : aktif
– sportifitas : sportivitas
– sportiv : sportif
– produktifitas : produktivitas
– produktiv : produktif

Tinggalkan sebuah Komentar

Pidato
Januari 27, 2010 pada 5:17 am (Bahasaku)
Pengertian Pidato, Tujuan, Sifat, Metode, Susunan Dan Persiapan Pidato Sambutan

A. Definisi / Pengertian Pidato

Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada
orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut
hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan
lain sebagainya.

Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang
mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di
depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.

B. Tujuan Pidato

Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :


1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain
senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan.

C. Jenis-Jenis / Macam-Macam / Sifat-Sifat Pidato

Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara
atau mc.
2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara
kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan
waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh
untuk meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau
kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan
pertanggungjawaban.

D. Metode Pidato
Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum :
1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya
kata per kata.
2. Metode serta merta (infromtu), yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan
hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat
tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat
sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.

4. Metode ekstemporan, yaitu berpidato dengan menggunakan catatan kecil yang


berisis pokok-pokok permasalahan yang akan disampaikan dalam pidato.

E. Persiapan Pidato

Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan


persiapan berikut ini :
1. Wawasan pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.

F. Kerangka Susunan Pidato

Skema susunan suatu pidato yang baik :


1. Pembukaan dengan salam pembuka
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana,
langkah, dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)

contoh pidato sederhana

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Yang terhormat Bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru, serta teman-teman
yang saya cintai.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas segala rahmat-Nya pada hari ini kita dapat berkumpul bersama guna
mengadakan acara perpisahan sekolah.

Para hadirin yang saya hormati, ijinkan saya mewakili teman-teman untuk
menyampaikan sepatah dua patah kata dalam rangka perpisahan ini.

Selama bersekolah, kami sebagai siswa sangat bangga dan berterima kasih dengan
semua guru yang telah mengajar di sekolah ini, yang dengan sangat baik, tidak
pernah pilih kasih dalam mendidik, sangat sabar dan tidak kenal lelah dalam
membimbing kami. Berkat jerih payah semua guru, kami pun dapat lulus dari
sekolah ini.

Mudah-mudahan semua guru yang bertugas mengajar di sekolah ini dapat


diberikan kesehatan yang baik dan diberi kebahagiaan selalu.

Juga untuk teman-teman semua. Sungguh berat rasanya berpisah dengan kalian
semua, karena kita sudah bersama2 selama 3 tahun ini. Tapi tetap saya juga
mendoakan teman-teman semua dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih
tinggi, baik ke PTN atau PTS maupun institusi pendidikan lainnya untuk dapat
mencapai cita-cita yang selama ini diangan-angankan.

Akhir kata, saya mengucapkan sukses selalu buat teman-teman, doa saya
menyertai teman-teman semua…

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Tinggalkan sebuah Komentar

Kalimat dalam Bahasa Indonesia


Januari 27, 2010 pada 5:11 am (Bahasaku)

Pengertian Kalimat dan Unsur Kalimat

Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu
pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan
jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti
kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat
majemuk, dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah contoh kalimat secara umum :

– Joy Tobing adalah pemenang lomba Indonesian Idol yang pertama.


– Pergi!
– Bang Napi dihadiahi timah panas oleh polisi yang mabok minuman keras itu.
– The Samsons sedang konser tunggal di pinggir pantai ancol yang sejuk dan indah.

Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur


kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat
antara lain SPOK :
– Subjek / Subyek (S)
– Predikat (P)
– Objek / Obyek (O)
– Keterangan (K)

Kalimat Lengkap dan Kalimat Tidak Lengkap

1. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang setidaknya terdiri dari gabungan minimal satu
buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat
lengkap. Contoh kalimat Lengkap :
– Presiden SBY (S) membeli (P) buku gambar (O)
– Si Jarwo (S) Pergi (P)
– PKI (S) digagalkan (P) TNI (O)

2. Kalimat Tidak Lengkap


Kalimat tidak lengkap adalah kamilat yang tidak sempurna karena hanya memiliki
sabyek saja, predikat saja, objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap
dapat berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan,
larangan, sapaan dan kekaguman. Contoh kalimat tak lengkap :
– Selamat sore
– Silakan Masuk!
– Kapan menikah?
– Hei, Kawan…

Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif

1. Kalimat Aktif
Kalimat Aktif adalah kalimat di mana subyeknya melakukan suatu perbuatan atau
aktifitas. Kalimat aktif biasanya diawali oleh awalan me- atau ber- dibagi menjadi
dua macam :
a. Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang memiliki obyek penderita
– Ayah membeli daging
– Kadir merayu gadis desa
– Bang Jajang bertemu Juminten
b. Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak memiliki obyek penderita
– Adik menangis
– Umar berantem
– Sejak dahulu kala Junaidi merenung di dalam tempat persembunyiannya di Batu
Malang

2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subyeknya dikenai suatu perbuatan atau aktifitas.
Kalimat pasif biasanya diawali oleh awalan ter- atau di-
– Pak Lurah dimintai pertanggung jawaban oleh Pak Camat
– Ayam dipukul Kucing
– Bunga anggrek hitam itu terinjak si lay

Mengubah Kalimat Aktif menjadi Kalimat Pasif dan Kalimat Pasif manjadi Kalimat
Aktif

Untuk mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif dan juga sebaliknya dapat
dilakukan langkah-langkah mudah berikut ini :

1. Mengubah awalan pada Predikat


Yaitu menukar awalan me- atau ber- dengan di- atau ter- dan begitu sebaliknya.

2. Menukar Subyek dengan Obyek dan sebaliknya


Menukar kata benda yang tadinya menjadi obyek menjadi subyek dan begitu
sebaliknya.

Contoh :
Ibu memasak sayur => Sayur dimasak oleh ibu.
Joni berkawan dengan Ariel => Ariel dikawani Joni

2 Komentar

Ungkapan/Idiom
Januari 27, 2010 pada 5:08 am (Bahasaku)
Idiom / Ungkapan dan Peribahasa dalam Bahasa Indonesia

1. Idiom
Idiom atau disebut juga dengan ungkapan adalah gabungan kata yang membentuk
arti baru di mana tidak berhubungan dengan kata pembentuk dasarnya. Berikut ini
adalah beberapa contoh idiom dengan artinya :

– cuci mata = cari hiburan dengan melihat sesuatu yang indah


– kambing hitam = orang yang menjadi pelimpahan suatu kesalahan yang tidak
dilakukannya
– jago merah = api dalam kebakaran
– kupu-kupu malam = wanita penghibur atau pelacur komersial
– ringan tangan = kasar atau suka melakukan tindak kekerasan
– hidung belang = pria yang merupakan pelanggan psk atau pekerja seks komersil

2. Peribahasa
Peri bahasa adalah suatu kiasan bahasa yang berupa kalimat atau kelompok kata
yang bersifat padat, ringkas dan berisi tentang norma, nilai, nasihat, perbandingan,
perumpamaan, prinsip dan aturan tingkah laku. Berikut ini adalah beberapa contoh
peribahasa dengan artinya :

– Di mana bumi dipijak di sana langit di junjung


artinya : jika kita pergi ke tempat lain kita harus menyesuaikan, menghormati dan
toleransi dengan budaya setempat.
– Tiada rotan akar pun jadi
artinya : tidak ada yang bagus pun yang jelek juga tidak apa-apa.
– Buah yang manis biasanya berulat
artinya : kata-kata yang manis biasanya dapat menyesatkan atau menjerumuskan.
– Tak ada gading yang tak akan retak
artinya : Tidak ada satu pun yang sempurna, semua pasti akan ada saja cacatnya

Tinggalkan sebuah Komentar

Majas/Gaya Bahasa
Januari 27, 2010 pada 3:43 am (Bahasaku)

Majas / Gaya Bahasa dalam Bahasa Indonesia

Majas adalah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam
suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari
pengarang. Majas dibagi menjadi beberapa macam, yakni majas perulangan,
pertentangan, perbandingan dan pertautan. Dalam artikel ini hanya dijelaskan
perbandingan dan pertentangan.

1. Gaya bahasa perbandingan

A. Majas Metafora
Majas metafora adalah gabungan dua hal yang berbeda membentuk suatu
pengertian yang baru. Contoh : raja siang, kambing hitam, dll.

B. Majas Alegori
Majas alegori adalah cerita yang digunakan sebagai lambang yang digunakan untuk
pendidikan. Contoh : anjing dan kucing, kelinci dan kura-kura, dsb

C. Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang membuat banda mati seolah-olah
hidup memiliki sifat-sifat manusia. Contoh :
– Kereta api tua itu meraung-raung di tengah kesunyian malam jumat pahing.
– awan menari-nari di angkasa

D. Majas Perumpamaan
Majas perumpamaan adalah suatu perbandingan dua hal yang berbeda, namun
dinyatakan sama. Contoh :
– Bagaikan harimau pulang kelaparan
– Seperti manyulam di kain lapuk

E. Majas Antitesis
Majas antilesis adalah gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berlawanan.
Contoh :
– Semua kebaikan ayahnya dibalas dengan keburukan yang menyakitkan.

2. Gaya Bahasa Pertentangan

A. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah suatu gaya bahasa yang bersifat melebih-lebihkan. Contoh :
– Ibu itu terkejut setengah mati ketika mendengar anaknya tidak lulus ujian
nasional.
B. Majas Ironi
Majas ironi adalah gaa bahasa yang bersifat menindir dengan halus. Contoh :
– Pandai sekali kau baru datang ketika rapat mau selesai

C. Majas Litotes
Majas litotes adalah gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu yang baik menjadi
bersifat negatif. Contoh :
– Mampirlah ke gubuk saya! (padahal rumahnya besar dan mewah)

Tinggalkan sebuah Komentar

Kata Ulang
Januari 27, 2010 pada 3:42 am (Bahasaku)

Kata Ulang dalam Bahasa Indonesia

Kata ulang sangat banyak digunakan dalam percakapan kita sehari-hari dalam
bahasa Indonesia. Lihat saja kata sehari-hari pada kalimat di atas adalah termasuk
kata ulang. Di bawah ini merupakan arti dari kata ulang yang ada di Indonesia, yaitu
antara lain :

1. Kata ulang yang menyatakan banyak tidak menentu

Contoh :
– Di tempat kakek banyak pepohonan yang rimbun dan lebat sekali.
– Pulau-pulau yang ada di dekat perbatasan dengan negara lain perlu diperhatikan
oleh pemerintah.

2. Kata ulang yang menyatakan sangat

Contoh :
– Jambu merah pak raden besar-besar dan memiliki kenikmatan yang tinggi.
– Anak kelas 3 ipa 1 orangnya malas-malas dan sangat tidak koperatif.

3. Kata ulang yang menyatakan paling

Contoh :
– Setinggi-tingginya Joni naik pohon, pasti dia akan turun juga.
– Mastur dan Bornok mencari kecu sebanyak-banyaknya untuk makanan ikan
cupang kesayangannya.
4. Kata ulang yang menyatakan mirip / menyerupai / tiruan

Contoh :
– Adik membuat kapal-kapalan dari kertas yang dibuang Pak Jamil tadi pagi.
– Si Ucup main rumah-rumahan sama si Wati seharian di halaman rumah.

5. Kata ulang yang menyatakan saling atau berbalasan

Contoh :
– Ketika mereka berpacaran selalu saja cubit-cubitan sambil tertawa.
– Saat lebaran biasanya keluarga di rt.4 kunjung-kunjungan satu sama lain.

6. Kata ulang yang menyatakan bertambah atau makin

Contoh :
– Biarkan dia main hujan! lama-lama dia akan kedinginan juga.
– Ayah meluap-luap emosinya ketika tahu dirinya masuk perangkap penipu kartu
kredit.

7. Kata ulang yang menyatakan waktu atau masa

Contoh :
– Orang katro dan ndeso itu datang ke rumahku malam-malam.
– Datang-datang dia langsung tidur di kamar karena kecapekan.

8. Kata ulang yang menyatakan berusaha atau penyebab

Contoh :
– Setelah kejadian itu dia menguat-nguatkan diri mencoba untuk tabah.

9. Kata ulang yang menyatakan terus-menerus

Contoh :
– Anjing buduk dan rabies itu suka mengejar-ngejar anak kecil yang lewat di dekat
kandangnya yang bau.
– Mirnawati selalu bertanya-tanya pada dirinya apakah kesalahannya pada Bram
dapat termaafkan.

10. Kata ulang yang menyatakan agak (melemahkan arti)


Contoh :
– Karena berjalan sangat jauh kaki si Adul sakit-sakit semua.
– Jangan tergesa-gesa begitu dong! Nanti jatuh.

11. Kata ulang yang menyatakan beberapa

Contoh :
– Sudah bertahun-tahun nenek tua itu tidak bertemu dengan anak perempuannya
yang pergi ke Hong Kong.
– Mas parto berminggu-minggu tidak apel ke rumahku. Ada apa ya?

12. Kata ulang yang menyatakan sifat atau agak

Contoh :
– Lagak si bencong itu kebarat-baratan kayak dakocan.
– Wajahnya terlihat kemerah-merahan ketika pujaan hatinya menyapa dirinya.

13. Kata ulang yang menyatakan himpunan pada kata bilangan

Contoh :
– Coba kamu masukkan gundu bopak itu seratus-seratus ke dalam tiap plastik!
– Jangan beli beyblade banyak-banyak nak! Nanti uang sakumu habis.

14. Kata ulang yang menyatakan bersengang-senang atau santai

Contoh :
– Dari tadi padi si Bambang kerjanya cuma tidur-tiduran di sofa.
– Ular naga panjangnya bukan kepalang berjalan-jalan selalu riang kemari.

Tinggalkan sebuah Komentar

Paragraf
Januari 27, 2010 pada 3:40 am (Bahasaku)

Paragraf

Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah
yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal
juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada
baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau
spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti
paragraf pertama.

– Syarat sebuah paragraf


Di setiap paragraf harus memuat dua bagian penting, yakni :
1. Kalimat Pokok
Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian
tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau
gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan
dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.
2. Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail
rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.

– Bagian-Bagian Suatu Paragraf yang Baik


A. Terdapat ide atau gagasan yang menarik dan diperlukan untuk merangkai
keseluruhan tulisan.
B. Kalimat yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan berhubungan dengan
wajar.

Tinggalkan sebuah Komentar

PROSES PEMBENTUKAN ISTILAH


Januari 26, 2010 pada 4:40 am (Bahasaku)

Konsep Ilmu Pengetahuan dan Peristilahannya

Upaya kecendikiaan ilmuan (scientist) dan pandit (scholar) telah dan terus
menghasilkan konsep ilmiah, yang pengungkapannya dituangkan dalam perangkat
peristilahan. Ada istilah yang sudah mapan dan ada pula istilah yang masih perlu
diciptakan. Konsep ilmiah yang sudah dihasilkan ilmuwan dan pandit Indonesia
dengan sendirinya mempunyai istilah yang mapan.

Akan tetapi, sebagian besar konsep ilmu pengetahuan modern yang dipelajari,
digunakan, dan dikembangkan oleh pelaku ilmu pengetahuan dan teknologi di
Indonesia datang dari luar negeri dan sudah dilambangkan dengan istilah bahasa
asing. Di samping itu, ada kemungkinan bahwa kegiatan ilmuwan dan pandit
Indonesia akan mencetuskan konsep ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang
sama sekali baru sehingga akan diperlukan penciptaan istilah baru.
Bahan Baku Istilah Indonesia

Tidak ada satu bahasa pun yang sudah memiliki kosakata yang lengkap dan tidak
memerlukan ungkapan untuk gagasan, temuan, atau rekacipya yang baru. bahasa
Inggris yang kini dianggap bahasa internasional utama, misalnya, pernah menyerap
kata dan ungkapan dari bahasa Yunani, Latin, Prancis, dan bahasa lain, yang
jumlahnya hampir tiga perlima dari seluruh kosakatanya. Sejalan dengan itu, bahan
istilah Indonesia diambil dari berbagai sumber, terutama dari tiga golongan bahasa
yang penting, yakni (1) bahasa Indonesia, termasuk unsur serapannya, dan bahasa
Melayu, (2) bahasa Nusantara yang serumpun, termasuk bahasa Jawa Kuno, dan (3)
bahsa asing, seperti bhasa Inggris dan bahasa Arab.

Pemantapan Istilah Nusantara

Istilah yang mengungkapkan konsep hasil galian ilmuwan dan pandit Indonesia,
seperti bhinneka tunggal ika, batik, banjar, sawer, gunungan, dan pamor, telah
lama diterima secara luas sehingga dapat dimantapkan dan hasilnya dikodifikasi.

Pemadanan Istilah

Pemadanan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia, dan jika perlu ke salah satu
bahasa serumpun, dilakukan lewat penerjemahan, penyerapan, atau gabungan
penerjemahan dan penyerapan.

Demi keseragaman, sumber rujukan yang diutamakan ialah istilah Inggris yang
pemakaiannya bersifat internasional karena sudah dilazimkan oleh para ahli dalam
bidangnya.

Penulisan istilah serapan itu dilakukan dengan atau tanpa penyesuaian ejaannya
berdasarkan kaidah fonotaktik, yakni hubungan urutan bunyi yang diizinkan dalam
bahasa Indonesia.

Penerjemahan

1. Penerjemahan Langsung

Istilah Indonesia dapat dibentuk lewat penerjemahan berdasarkan kesesuaian


makna tetapi bentuknya tidak sepadan.
Misalnya:

Supermarket pasar swalayan

Merger gabungan usaha

Penerjemahan dapat pula dilakukan berdasarkan kesesuaian bentuk dan makna.

Misalnya:

Bonded zone kawasan berikat

Skyscraper pencakar langit

Penerjemahan istilah asing memiliki beberapa keuntungan. Selain memperkaya


kosakata Indonesia dengan sinonim, istilah terjemahan juga meningkatkan daya
ungkap bahasa Indonesia.

Jika timbul kesulitan dalam penyerapan istilah asing yang bercorak Anglo-Sakson
karena perbedaan antara lafal dan ejaannya, penerjemahan merupakan jalan keluar
terbaik. Dalam pembentukan istilah lewat penerjemahan perlu diperhatikan
pedoman berikut.

a. Penerjemahan tidak harus berasas satu kata diterjemahkan dengan satu kata.

Misalnya :

Psychologist ahli psikologi

Medical practitioner dokter

b. Istilah asing dalam bentuk positif diterjemahkan ke dalam istilah Indonesia


bentuk positif, sedangkan istilah dalam bentuk negatif diterjemahkan ke dalam
istilah Indonesia bentuk negatif pula.

Misalnya :

Bound form bentuk terikat (bukan bentuk takbebas)

Illiterate niraksara

Inorganic takorganik
c. Kelas kata istilah asing dalam penerjemahan sedapat-dapatnya dipertahankan
pada istilah terjemahannya.

Misalnya :

Merger (nomina) gabung usaha (nomina)

Transparent (adjektiva) bening (adjektiva)

(to) filter (verba) menapis (verba)

d. Dalam penerjemahan istilah asing dengan bentuk plural, pemarkah


kejamakannya ditanggalkan pada istilah Indonesia.

Misalnya :

Alumni lulusan

Master of ceremonies pengatur acara

Charge d’affaires kuasa usaha

2. Penerjemahan dengan Perekaan

Adakalanya upaya pemadanan istilah asing perlu dilakukan dengan menciptakan


isti-lah baru. Istilah factoring, misalnya, sulit diterjemahkan atau diserap secara
utuh. Da-lam khazanah kosakata bahasa Indonesia/Melayu terdapat
bentuk anjak dan piutang yang menggambarkan pengalihan hak menagih utang.
Lalu, direka istilah anjak piu-tang sebagai padanan istilah factoring. Begitu pula
pemadanan catering menjadi jasa boga dan invention menjadi rekacipta diperoleh
lewat perekaan.

Penyerapan

1. Penyerapan Istilah

Penyerapan istilah asing untuk menjadi istilah Indonesia dilakukan berdasarkan hal-
hal berikut.
1. Istilah asing yang akan diserap meningkatkan ketersalinan bahasa asing dan
bahasa Indonesia secara timbal balik (intertranslatability) mengingat keperluan
masa depan.
2. Istilah asing yang akan diserap mempermudah pemahaman teks asing oleh
pembaca Indonesia karena dikenal lebih dahulu.
3. Istilah asing yang akan diserap lebih ringkas jika dibandingkan dengan
terjemahan Indonesianya.
4. Istilah asing yang akan diserap mempermudah kesepakatan antarpakar jika
padanan terjemahannya terlalu banyak sinonimnya.
5. Istilah asing yang akan diserap lebih cocok dan tepat karena tidak
mengandung konotasi buruk.

Proses penyerapn istilah asing, dengan mengutamakan bentuk visualnya, dilakukan


dengan cara yang berikut.

a. Penyerapan dengan penyesuaian ejaan dan lafal

Misalnya :

Camera kamera

Microphone mikrofon

System sistem

b. Penyerapan dengan penyesuaian ejaan tanpa penyesuaian lafal

Misalnya :

Design desain

File fail

Science sains

c. Penyerapan tanpa penyesuaian ejaan, tetapi dengan penyesuaian lafal

Misalnya :

Bias bias
Nasal nasal

Radar (radio detecting radar and ranging)

d. Penyerapan tanpa penyesuaian ejaan dan lafal

1) Penyerapan istilah asing tanpa penyesuaian ejaan dan lafal dilakukan jika ejaan
dan lafal istilah asing itu tidak berubah dalam banyak bahasa modern, istilah itu
dicetak dengan huruf miring.

Misalnya :

Allegro moderato divide et impera

Aufklarung dulce et utile

Status quo in vitro

Esprit de corps vis-à-vis

2) Penyerapan istilah tanpa penyesuaian ejaan dan lafal dilakukan jika istilah itu
juga dipakai secara luas dalam kosakata umum, istilah itu tidak ditulis dengan
huruf miring (dicetak dengan huruf tegak).

Misalnya :

Golf golf

Internet internet

Lift lift

Orbit orbit

Sonar (sound navigation and ranging) suara

2. Penyerapan Afiks dan Bentuk Terikat Istilah Asing

a. Penyesuaian Ejaan Prefiks dan Bentuk Terikat


Prefiks asing yang bersumber pada bahasa Indo-Eropa dapat dipertimbangkan
pemakaiannya di dalam peristilahan Indonesia setelah disesuaikan ejaannya. Prefiks
asing itu, antara lain, ialah sebagai berikut.

a-, ab-, abs- (‘dari’, ‘menyimpang dari’, ‘menjauhkan dari’) tetap a-, ab-, abs

amoral amoral

abnormal abnormal

abstract abstrak

a-, an- ‘tidak, bukan, tanpa’ tetap a-, ananemia

anemia

aphasia afasia

aneurysm aneurisme

ad-, ac- ‘ke’, ‘berdekatan dengan’, ‘melekat pada’, menjadi ad-, akadhesion adhesi

acculturation akulturasi

am-, amb- ‘sekeliling’, ‘keduanya’ tetap am-, ambambivalence

ambivalensi

amputation amputasi

ana-, an- ‘ke atas’, ‘ke belakang’, ‘terbalik’ tetap ana-, ananabolism

anabolisme

anatropous anatrop

ante- ‘sebelum’, ‘depan’ tetap ante

antediluvian antediluvian

anterior anterior
anti-, ant- ‘bertentangan dengan’ tetap anti-, antanticatalyst

antikatalis

anticlinal antiklinal

antacid antacid

apo- ‘lepas, terpisah’, ‘berhubungan dengan’ tetap apoapochromatic

apokromatik

apomorphine apomorfin

aut-, auto- ‘sendiri’,’bertindak sendiri’ tetap aut-, autoautarky

autarki

autostrada autostrada

bi- ‘pada kedua sisi’, ‘dua’ tetap bi

biconvex bikonveks

bisexual biseksual

cata- ‘bawah’, ‘sesuai dengan’ menjadi kata

cataclysm kataklisme

catalyst katalis

co-, com-, con- ‘dengan’, ‘bersama-sama’, ‘berhubungan dengan’ menjadi ko-,


kom-, kon

coordination koordinasi

commission komisi

concentrate konsentrat

contra- ‘menentang’, ‘berlawanan’ menjadi kontra


contradiction kontradiksi

contraindication kontraindikasi

de- ‘memindahkan’, ‘mengurangi’ tetap

dedehydration dehidrasi

devaluation devaluasi

di- ‘dua kali’, ‘mengandung dua…’ tetap

didichloride diklorida

dichromatic dikromatik

dia- ‘melalui’, ‘melintas’ tetap dia

diagonal diagonal

diapositive diapositif

dis- ‘ketiadaan’, ‘tidak’ tetap dis

disequilibrium disekuilibrium

disharmony disharmoni

eco- ‘lingkungan’ menjadi eko

ecology ekologi

ecospecies ekospesies

em-, en- ‘dalam’, ‘di dalam’ tetap em-, en

empathy empati

encenphalitis ensenfalitis

endo- ‘di dalam’ tetap endo


endoskeleton endoskeleton

endothermal endotermal

epi- ‘di atas’, ‘sesudah’ tetap epi

epigone epigon

epiphyte epifit

ex- ‘sebelah luar’ menjadi eks

exclave eksklave

exclusive eksklusif

exo-, ex- ‘sebelah luar’, ‘mengeluarkan’ menjadi ekso-, eks

exoergic eksoergik

exogamy eksogami

extra- ‘di luar’ menjadi ekstra

extradition ekstradisi

extraterrestrial ekstraterestrial

hemi- ‘separuh’, ‘setengah’ tetap hemi

hemihedral hemihedral

hemisphere hemisfer

hemo- ‘darah’ tetap hemo

hemoglobin hemoglobin

hemolysis hemolisis

hepta- ‘tujuh’, ‘mengandung tujuh…’ tetap hepta


heptameter heptameter

heptarchy heptarki

hetero- ‘lain’, ‘berada’ tetap hetero

heterodox heterodoks

heterophyllous heterofil

hexa- ‘enam’, ‘mengandung enam…’ menjadi heksa

hexachloride heksaklorida

hexagon heksagon

hyper- ‘di atas’, ‘lewat’, ‘super’ menjadi hiper

hyperemia hiperemia

hypersensitive hipersensitif

hypo- ‘bawah’, ‘di bawah’ menjadi hipo

hipoblast hipoblas

hypochondria hipokondria

im-, in-, il- ‘tidak’, ‘di dalam’, ‘ke dalam’ tetap im-, in-, il

immigration imigrasi

induction induksi

illegal illegal

infra- ‘bawah’, ‘di bawah’, ‘di dalam’ tetap infra

infrasonic infrasonik

infraspecific infraspesifik
inter- ‘antara’, ‘saling’ tetap inter

interference interferensi

international internasional

intra- ‘di dalam’, ‘di antara’ tetap intra

intradermal intradermal

intracell intrasel

intro- ‘dalam’, ‘ke dalam’ tetap intro23

introjections introjeksi

introvert introvert

iso- ‘sama’ tetap

isoisoagglutinin isoaglutinin

isoenzyme isoenzim

meta- ‘sesudah’, ‘berubah’, ‘perubahan’ tetap

metametamorphosis metamorfosis

metanephros metanefros

mono- ‘tunggal’, ‘mengandung satu’ tetap

monomonodrama monodrama

monoxide monoksida

pan-, pant/panto- ‘semua’, ‘keseluruhan’ tetap pan-, pant-,

pantopanacea panasea

pantisocracy pantisokrasi
pantograph pantograph

para- ‘di samping’, ‘erat berhubungan dengan’, ‘hampir’


tetap paraparaldehyde paraldehida

parathyroid paratiroid

penta- ‘lima’, ‘mengandung lima’ tetap

pentapentahedron pentahedron

pentane pentane

peri- ‘sekeliling’, ‘dekat’, ‘melingkupi’ tetap

periperihelion perihelion

perineurium perineurium

poly- ‘banyak’, ‘berkelebihan’ menjadi

polipolyglotism poliglotisme

polyphagia polifagia

pre- ‘sebelum’, ‘sebelumnya’, ‘di muka’ tetap

prepreabdomen preabdomen

premature premature

pro- ‘sebelum’, ‘di depan’ tetap

proprothalamion protalamion

prothorax protoraks

proto- ‘pertama’, ‘mula-mula’ tetap

protoprotolithic protolitik

prototype prototype
pseudo-, pseudo- ‘palsu’ tetap pseudo-,

pseudopseudomorph pseudomorf

pseudepigraphy pseudepigrafi

quasi- ‘seolah-olah’, ‘kira-kira’ menjadi kuasiquasi-

historical kuasihistoris

quasi-legislative kuasilegislatif

re- ‘lagi’, ‘kembali’ tetap

rereflection refleksi

rehabilitation rehabilitasi

retro- ‘ke belakang’, ‘terletak di belakang’ tetap

retroretroflex retrofleks

retroperitoneal retroperitoneal

semi- ‘separuhnya’, ‘sedikit banyak’, ‘sebagian’ tetap

semisemifinal semifinal

semipermanent semipermanen

sub- ‘bawah’, ‘di bawah’, ‘agak’, ‘hampir’ tetap

subsubfossil subfosil

submucosa submukosa

super-, sur- ‘lebih dari’, ‘berada di atas’ tetap super-,

sursuperlunar superlunar
supersonic supersonik

surrealism surealisme

supra- ‘unggul’, ‘melebihi’ tetap

suprasupramolecular supramolekular

suprasegmental suprasegmental

syn- ‘dengan’, ‘bersama-sama’, ‘pada waktu’ menjadi

sinsyndesmosis sindesmosis

synesthesia sinestesia

tele- ‘jauh’, ‘melewati’, ‘jarak’ tetap

teletelepathy telepati

telescope teleskop

trans- ‘ke/di seberang’, ‘lewat’, ‘mengalihkan’ tetap

transtranscontinental transkontinental

transliteration transliterasi

tri- ‘tiga’ tetap

tritrichromat trikromat

tricuspid tricuspid

ultra- ‘melebihi’, ‘super’ tetap

ultraultramodern ultramodern

ultraviolet ultraviolet

uni- ‘satu’, ‘tunggal’ tetap


uniunicellular uniseluler

unilateral unilateral

b. Penyesuaian Ejaan Sufiks

Sufiks asing dalam bahasa Indonesia diserap sebagai bagian kata berafiks yang
utuh. Kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di
samping kata standar, implemen, dan objek. Berikut daftar kata bersufiks tersebut.

-aat (Belanda) menjadi -at

Advocaat advokat

Plaat pelat

Tractaat traktat

-able, -ble (Inggris) menjadi -bel

Variable variabel

Flexible flexible

-ac (Inggris) menjadi -ak

Maniac maniak

Cardiac kardiak

Almanac almanac

-age (Inggris) menjadi -ase

Sabotage sabotase

Arbitrage arbitrase

Percentage persentase

-air (Belanda), -ary (Inggris) menjadi -er


Complementair, complementary komplementer

Primair, primary primer

Secundair, secondary sekunder

-al (Inggris) menjadi -al

Credential kredensial

Minimal minimal

Mational nasional

-ance, -ence (Inggris) menjadi –ans, -ens

Ambulance ambulans

Conductance konduktans

Termophosphorescence termosfosforensens

Thermoluminescence termoluminesens

-ancy, -ency (Inggris) menjadi –ansi, -ensi

Efficiency efisiensi

Frequency frekuensi

Relevancy relevansi

-anda, -end, -andum, -endum (Belanda, Inggris) menjadi –anda, -en, -andum, -
endum

Propaganda propaganda

Divindend dividen

Memorandum memorandum

Referendum referendum
-ant (Belanda, Inggris) menjadi -an

Accountant akuntan

Informant informan

Dominant dominan

-ar (Inggris) menjadi –ar, -er

Curricular kurikuler

Solar solar

-archie (Belanda), -archy (Inggris) menjadi -arki

Anarchie, anarchy anarki

Monarchie, monarchy monarki

-ase, -ose (Inggris) menjadi -ase, -osa

Amylase amilase

Dextrose dekstrosa

-asme (Belanda), asm (Inggris) menjadi -asme

Sarcasm, sarcasm sarkasme

Pleonasme, pleonasm pleonasme

-ate (Inggris) menjadi -at

Emirate emirat

Private privat

-atie (Belanda), -(a)tion (Inggris) menjadi -(a)si

Actie, action aksi


Publicatie, publication publikasi

-cy (Inggris) menjadi -asi, -si

Accountancy akuntansi

Accuracy akurasi

-eel (Belanda) yang tidak ada padanan dalam bahasa Inggris menjadi -el

Materieel materiel

Moreel morel

Principieel prinsipiel

-eel, aal (Belanda), -al (Inggris) menjadi -al

Formeel, formal formal

Ideaal, ideal ideal

Materiaal,material material

-et, ette (Inggris) menjadi -et

Duet duet

Cabinet kabinet

Cassette kaset

-eur (Belanda), –or (Inggris) menjadi -ur

Amateur amatir

Importeur importer

-eur (Belanda) menjadi -ur

Conducteur, conductor kondektur


Directeur, director direktur

Inspecteur, inspector inspektur

-eus (Belanda) menjadi -us

Mesterieus misterius

Serieus serius

-ficatie (Belanda), -fication (Inggris) menjadi -fikasi

Specificatie, specification spesifikasi

Unificatie, unification unifikasi

-fiek (Belanda), -fic (Inggris) menjadi -fik

Specifiek, specific spesifik

Honofifiek, honorific honorific

-iek (Belanda), -ic, -ique (Inggris) menjadi -ik

Perodiek, periodic periodik

Numeriek, numeric numerik

Uniek, unique unik

Techniek, technique teknik

-isch (Belanda), -ic, -ical (Inggris) menjadi -is

Optimistisch, optimistic optimistis

Allergisch, allergic alergis

Symbolisch, symbolical simbolis

Practisch, practical praktis


-icle (Inggris) menjadi -ikel

Article artikel

Particle partikel

-ica (Belanda), -ics (Inggris) menjadi –ika, -ik

Mechanica, mechanics mekanika

Phonetics fonetik

-id, -ide (Inggris) menjadi –id, -ida

Chrysalid krisalid

Oxide oksida

Chloride klorida

-ief (Belanda), -ive (Inggris) menjadi -if

Demonstratief, demonstrative demonstratif

Descriptief, descriptive deskriptif

Depressief, depressive depresif

-iel (Belanda), -ile, -le (Inggris) menjadi -il

Kawrtiel, quartile kuartil

Percentile, percentile persentil

Stabile, stable stabil

-iet (Belanda), -ite (Inggris) menjadi -it

Favorite, favorite favorit

Dolomite, dolomite dolomit


Stalactite, stalactite stalaktit

-in (Inggris) menjadi -in

Penicillin penisilin

Insulin insulin

Protein protein

-ine (Inggris) menjadi –in, -ina

Cocaine kokain

Quarantine karantina

-isatie (Belanda), -ization (Inggris) menjadi -isasi

Naturalisatie, naturalization naturalisasi

Socialisatie, socialization sosialisasi

-isme (Belanda), -ism (Inggris) menjadi -isme

Expressionism, expressionism ekspresionisme

Modernism, modernism modernism

-ist (Belanda, Inggris) menjadi -is

Extremist ekstremisme

Receptionist resepsionis

-iteit (Belanda), -ity (Inggris) menjadi -itas

Faciliteit, facility falisitas

Realiteit, reality realitas

-logie (Belanda), -logy (Inggris) menjadi -logi


Analogie, analogy analogi

Technologie, technology teknologi

-loog (Belanda), -logue (Inggris) menjadi -log

Catalog, catalogue katalog

Dialog, dialogue dialog

-lyse (Belanda), -lysis (Inggris) menjadi -lisis

Analyse, analysis analisis

Paralyse, paralysis paralisis

-oide (Belanda), -oid (Inggris) menjadi -oid

Anthropoide, anthropoid antropoid

Metalloide, metalloid metaloid

-oir(e) (Belanda) menjadi -oar

Repertoire repertoar

Trottoir trotoar

-or (Inggris) menjadi -or

Corrector korektor

Dictator dictator

-ous (Inggris) ditinggalkan

Amorphous amorf

Polysemous polisem

-se (Belanda), -sis (Inggris) menjadi -sis


Synthese, synthesis sintesis

Anamnese, anamnesis anamnesis

-teit (Belanda), -ty (Inggris) menjadi -tas

Qualiteit, quality kualitas

Universiteit, university universitas

-ter (Belanda), -tre (Inggris) menjadi -ter

Diameter, diameter diameter

Theater, theatre teater

-uur (Belanda), -ure (Inggris) menjadi -ur

Proceduur, procedure prosedur

Structuur, structure struktur

-y (Inggris) menjadi -i

Monarchy monarki

Philosophy filosofi

1. 2. Gabungan Penerjemahan dan Penyerapan

Istilah bahasa Indonesia dapat dibentuk dengan menerjemahkan dan menyerap


istilah asing sekaligus.

Misalnya :

Bound morpheme morfem terikat

Clay colloid koloid lempung

Subdivision subbagian

2. 5 Perekaciptaan Istilah
Kegiatan ilmuwan, budayawan dan seniman yang bergerak di baris terdepan ilmu,
teknologi, dan seni dapat mencetuskan konsep yang belum ada selama ini. Istilah
baru untuk mengungkapkan konsep itu dapat direkacipta sesuai dengan lingkungan
dan corak bidang kegiatannya.

Misalnya, rekacipta istilah fondasi cakar ayam, penyangga sosrobahu, plasma inti
rakyat, dan tebang pilih Indonesia telah masuk ke dalam khazanah peristilahan.

2. 6 Pembakuan dan Kodifikasi Istilah

Istilah yang diseleksi lewat pemantapan, penerjemahan, penyerapan, dan


perekaciptaan dibakukan lewat kodifikasi yang mengusahakan keteraturan bentuk
seturut kaidah dan adat pemakaian bahasa. Kodifikasi itu tercapai dengan
tersusunnya sistem ejaan, buku tata bahasa, dan kamus yang merekam dan
menetapkan bentuk bakunya.

Disarikan dari : Pedoman Pembentukan Istilah, Pusat Bahasa Depdiknas

https://windhatunggara.wordpress.com/

Anda mungkin juga menyukai