Anda di halaman 1dari 1

Hakikat Kajian Fiksi

Istilah kajian atau pengkajian, yang dipergunakan dalam penulisan ini menyaran pada pengertian
penelaahan, penyelidikan. Ia merupakan pembendaan dari perbuatan mengkaji, menelaah, atau
menyelidiki (meneliti). Pengkajian terhadap karya fiksi berarti penelaahan, penyelidikan atau
mengkaji, menelaah, menyelidiki karya fiksi tersebut. Untuk melakukan pengkajian terhadap
unsur-unsur pembentuk karya sastra, khususnya fiksi, pada umumnya kegiatan itu disertai oleh
kerja analisis, menyaran pada pengertian mengurai karya itu atas unsur-unsur pembentuknya
tersebut yaitu berupa unsur intrinsiknya.
Kegiatan analisis karya fiksi dalam hal ini dengan mencoba menerangkan, misalnya, apa peranan
masing-masing unsur, bagaimana kaitan unsur satu dengan lainnya, mengapa unsur -unsur tertentu
dalam novel, misalnya penokohan, pelataran, penyudutpandangan, dan lain-lain, tepat (atau
sebaliknya: tidak tepat) apa segi kebaruan, kelebihan dan kelemahan unsur-unsur yang ada, apa
sebenarnya yang ingin diungkapkan melalui novel itu dsb.
Tujuan utama kerja analisis kesastraan, fiksi, puisi dll adalah untuk dapat memahami secara lebih
baik karya sastra yang bersangkutan, di samping untuk membantu menjelaskan pembaca yang
kurang dapat memahami karya itu.
Manfaat yang akan terjadi dari kerja analisis:
1. Kita akan merasakan adanya perbedaan, menemukan sesuatu yang baru yang terdapat pada
karya itu yang belum ditemukan atau dirasakan, sebagai akibat kompleksitasnya karya
yang bersangkutan
2. Kita akan dapat lebih menikmati dan memahami cerita, tema, pesan-pesan, penokohan,
gaya, dll.
Dalam rangka memahami dan mengungkap “sesuatu” dalam karya sastra dikenal adanya
istilah heuristik dan hermeneutik. Kerja heuristik merupakan pembacaan karya sastra pada sistem
semiotic tingkat pertama. Ia berupa pemahaman makna sebagaimana yang dikonveksikan oleh
Bahasa (yang bersangkutan) jadi, bekal yang dibutuhkan adalah pengetahuan tentang system
Bahasa itu, kompetensi terhadap kode Bahasa. Kerja heuristik menghasilkan pemahaman makna
secara harfiah, makna tersurat actual meaning. Jika pada tataran kerja heuristic dibutuhkan
pengetahuan tentang kode Bahasa, pada tataran kerja hermeneutic dibutuhkan pengetahuan
tentang kode-kode lain, khususnya kode sastra dan kode budaya. Hermeneutik Menurut Teeuw
(1984:23) adalah ilmu atau Teknik memahami karya sastra dan ungkapan Bahasa dalam arti yang
lebih luas Menurut maksudnya.
Dalam kajian kesusastraan secara umum dikenal adanya analisis structural dan semiotic. Yang
pertama menekankan pada adanya fungsi dan hubungan antara unsur intrinsic dalam sebuah karya,
yang kedua pada pemaknaan karya itu yang dipandangnya sebagai sebuah sistem tanda.

Anda mungkin juga menyukai