Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MORFOSINTAKSIS

KALIMAT
NONDEKLARATIF SEMATAN

OLEH:

FIRDA F012171003
HERLISA F012172003

PROGRAM STUDI S2 LINGISTIK


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
KALIMAT NONDEKLARATIF SEMATAN

Pembahasan mengenai kalimat nondeklaratif sematan mencakup dua hal, yakni


kalimat imperatif dan kalimat interogatif. Kalimat imperatif menuntut pendengar untuk
melakukan tindakan sedangkan kalimat interogatif menuntut pendengar untuk memberikan
jawaban. Ruang lingkup kedua jenis kalimat tersebut yang dimaksud dalam kalimat
nondeklaratif sematan adalah kalimat imperatif yang disematkan sebagai klausa
pemerlengkapan dan kalimat interogatif yang sematkan sebagai klausa pemerlengkapan.

(1) Contoh kalimat imperatif:


a. Tolong bersihkan meja itu
(Partikel
(P) (Pel)
imperatif)

Penyematan sebagai klausa pemerlengkapan:


b. Kamu menyuruh saya untuk membersihkan meja itu
K1 K2
(S) (P) (O) (Ket.)

Makna imperatif terdapat Makna imperatif tidaklagi


pada verba matriks terdapat pada klausa sematan

(2) Contoh kalimat interogatif:


a. Kapan Andi tiba.
(Partikel
(S) (P)
interogatif)

b. Dia menanyakan kepada sayakapan Andi tiba


K1 K2
(S) (P) (Ket.)

Makna interogatif terdapat Makna interogatif tidaklagi


pada verba matriks terdapat pada klausa sematan

I. Kalimat Imperatif Sematan


Penyematan kalimat imperatif mengakibatkan terjadinya perubahan baik berupa
penghilangan atau penambahan.
(2) Contoh kalimat imperatif:
a. Marilah kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin
K1 K2
Partikel (S) (P) (Pel) (Ket.)

Penyematan sebagai klausa pemerlengkapan


untuk bersama-sama menyelesaikan masalah
b. Saya minta kepadamu
ini dengan kepala dingin
K1 K2
(S) (P) (Ket.)

1|Page
Pada contoh kalimat imperatif di atas, setelah diparafrasekan, terjadi perubahan
bentuk kalimat seperti penghilangan partikel imperatif marilah, ketidak hadiran subjek
kalimat imperative yang disematkan sebagai klausa pemerlengkapan, dan penambahan
keterangan bersama-sama, serta perubahan verba matriks.
A. Pola Kalimat Imperatif
(3) Contoh kalimat imperative dan variasinya
a. Baca buku itu
(P) (Pel.)
b. Kamu baca buku itu
(S) (P) (Pel.)
c. Saya menyuruhmu supaya kamu membaca buku itu
K1 K2
(S) (P) (Ket.)

Kalimat 3b dan 3c merupakan variasi bentuk kalimat imperatif 3a. Pada kalimat
3b, pronominal kamu dihadirkan, sedangkan pada kalimat 3c, kalimat imperative
disematkan sebagai klausa pemerlengkapan sehingga makna keimperatifan terdapat
pada verba matriks menyuruhmu. Dari variasi bentuk kaimat imperatif tersebut, terlihat
perbedaan kadar tinggi-rendahnya tuntutan keimperatifannya.

1. Pemasifan Kalimat Imperatif


(4) Contoh kalimat imperatif
a. Baca buku itu
(P) (Pel.)
b. Buku itu dibaca
(S) (P)
c. Dibaca buku itu
(P) (S)

Pemasifan kalimat imperative yang subjeknya persona kedua dilakukan dengan


menambahka awalan di- pada verbanya. Persona kedua yang berfungsi sebagai pelaku
kalimat imperatif pasif biasanya tidak hadir.

2. Kalimat Imperatif Negatif


Kalimat impertif negatif dibentuk dengan menambahkan partikel jangan di awal
atau sesudah subjek kalimat. Kalimat imperative yang dinegatifkan terbatas pada
kalimat imperative yang pelakunya persona kedua dan persona pertama jamak inklusif.

(5) Contoh kalimat imperatif


a Baca majalah itu
(P) (S)

baca
b Jangan kamu majalah itu
membaca
(Negatif) (S) (P) (O)

c Kamu jangan membaca majalah itu


(S) (P) (O)

2|Page
Pada kalimat imperatif transitif yang aktif, jika subjek dipisahkan dari verba
predikat, awalan meŋ- tidak dapat ditanggalkan. Kalimat imperatif negatif yang
berawalan meŋ- akan berkesan sebagai kalimat deklaratif di telinga pendengar.

B. Adverbia Performatif Imperatif


Di dalam bahasa Indonesia, selain penggunaan verba imperatif juga terdapat
adverbia performatif imperatif. Adeverbia performatif imperatif yang biasa digunakan
dalam kalimat imperatif antara lain, ayo, biar, coba, harap, hendaklah, hendaknya, lah,
mari, mohon, silakan, dan tolong.
1. Bentuk lah
Dia antara bentuk-bentuk adverbia performatif imperatif yang telah disebutkan di
atas, bentuk lah mempunyai perilaku sintaksi yang berbeda dengan yang lain.
Bentuk lah umumnya diposisikan sebagai klitika pada unsur predikat atau pada
adverbia performatif imperatif lainnya jika ada dalam kalimat imperatif tersebut.

Contoh kalimat imperatif


6. Kirimlah (P) surat itu (O)
a *Kirim suratlah itu
b Kirimlah surat itu kepada ibumu
c Kirim suratlah kepada ibumu
d Kirimlah segera surat itu
e Kirim segeralah surat itu
f Segeralah kirim surat itu
g Segera kirimlah surat itu

Pada contoh kalimat imperatif di atas, tampak bahwa partikel lah dapat
dirangkaikan pada unsur predikat (6b dan 6d), adverbia (6e), nomina objek yang
bermakna generik (6c), sedangkan bentuk ketidakberteimaan (6a) karena merupakan
nomina objek yang bersifat spesifik.

Adverbia performatif –lah dapat berkolokasi dengan adverbia performatif lainnya


dalam satu kalimat imperatif yang sama (6f dan 6g). Hanya saja penempelan lah
pada unsur lain kalimat imperatif yang diawali adverbia performatif (6g), cenderung
mengakibatkan bentuk yang janggal atau bermakna lain yakni lebih merupakan
penegas daripadaa penghalus. Hal ini disebabkan unsur yang dilekati lah tidak
mendapat tekanan keras.

2. Adverbia Performatif Imperatif : Biar


Adverbia performatif imperatif bentuk biar dapat digunakan pada kalimat imperatif
permintaan izin (kalimat 7a), kalimat imperatif ajakan (kalimat 7b), dan kalimat
imperatif suruhan (kalimat 7c)

7 Contoh kalimat imperatif


a.i Biar saya tinggal di rumah saja
a.ii Saya minta kepadamu supaya membiarkan saya tinggal di rumah saja

b.i Biar kita tinggal di sini saja


b.ii Saya minta kepadamu supaya kamu tinggal di rumah saja bersama saya

3|Page
c.i Biar kamu tinggal di sini saja
c.ii Saya minta kepadamu supaya kamu tinggal di sini saja

d. *Biar jangan kita lupakan Peristiwa ini

Pada kalimat imperatif yang didahului adverbia performatif imperatif biar terdapat
semacam ”pertentangan” antara pembicara dan lawan bicara. Jika pembicara setelah
mempertimbangkan alternatif yang ada, memutuskan untuk melakukan sesuatu yang
dinilainya terbaik, maka permintaan izin itu lebih bersifat pemberitahuan dan
pendengar tidak diberi kesempatan untuk melakukan penilaian terhadap keputusan
pembicara. Dengan kata lain, permintaaan izin yang bersifat pemberitahuan
diungkapkan dengan menggunakan adverbia performatif imperatif biar.Selain itu,
Adverbia performatif imperatif biar tidak mencerminkan adanya kewenangan yang
lebih tinggi pada pembicara ataupun pada pendengar dan adverbia performatif
imperatif biar tidak dapat dinegatifkan (kalimat 7d)

3. Adverbia Performatif Imperatif : Mari


Jika adverbia performatif imperatif bentuk biar dapat digunakan pada kalimat
imperatif permintaan izin, ajakan, dan suruhan, adverbia performatif imperatif mari
hanya dapat digunakan pada kalimat imperatif permintaan izin dan kalimat imperatif
ajakan.

8 Contoh kalimat imperatif


a.i Mari saya bawakan tas itu
a.ii Saya minta Supaya kamu mengizinkan saya membawakan tas itu

b.i Mari kita bersihkan ruangan ini


b.ii Saya minta kepadamu untuk membersihkan ruangan itu bersama saya

c.i *Mari jangan kita lupakan peristiwa ini

Pada kalimat imperatif yang diawali adverbia performatif mari menunjukkan


adanya “inisiatif” atau usul dari pihak pembicara yang disampaikan kepada orang
yang lebih tinggi kedudukannya maupun yang lebih rendah kedudukannya.
Penggunaan adverbia performatif mari pada kalimat imperatif yang disampaikan
kepada orang yang lebih dihormati akan lebih bernada permohonan. Sedangkan
penggunaan adverbia performatif imperatif mari pada kalimat imperatif yang
disampaikan kepada lawan bicara yang lebih rendah kedudukannya cenderung
bernada ajakan untuk melakukan sesuatu secara bersama, tetapi tetap kewenangan
lawan bicara tersebut yang lebih dominan dari pada pembicara. Seperti halnya
adverbia performatif imperatif biar, adverbia performatif imperatif mari juga tidak
dapat dinegatifkan.

4|Page
4. Adverbia Performatif Imperatif : Coba
Adverbia performatif imperatif bentuk coba dapat digunakan pada kalimat imperatif
permintaan izin (kalimat 9a), kalimat imperatif ajakan (kalimat 9b), dan kalimat
imperatif suruhan (kalimat 9c)

9 Contoh Kalimat Imperatif


a.i Coba saya lihat buku itu
a.ii Saya minta supaya kamu mengizinkan saya melihat buku itu

b.i Coba kita angkat lemari itu


b.ii Saya minta kepadamu untuk mengangkat lemari itu bersama saya

c.i Coba kamu tutup pintu itu


c.ii Saya minta kepadamu supaya kamu menutup pintu itu

d. *Coba jangan kita lupakan peristiwa itu

Penggunaan adverbia performatif imperatif coba pada kalimat imperatif cenderung


bernada suruhan yang disampaikan kepada lawan bicara yang kedudukannya sama
atau lebih rendah dari pembicara. Dengan kata lain, dominan kewenagan ada pada
pembicara. Penggunaan adverbia performatif imperatif coba pada kalimat imperatif
juga tidak dapat dinegatifkan.

5. Adverbia Performatif Imperatif : Ayo


Adverbia performatif imperatif bentuk ayo dapat digunakan pada kalimat imperatif
ajakan (kalimat 10a) dan kalimat imperatif suruhan (kalimat 10b)

10 Contoh Kalimat Imperatif


a.i Ayo kita makan dulu
a.ii Kita makan dulu, yo,
a.iii Saya minta kepadamu Supaya kamu makan dulu bersama saya

b.i Ayo habiskan susu itu


b.ii Saya minta supaya kamu menghabiskan susu itu

c Ayo jangan kita lupakan peristiwa itu

Penggunaan adverbia performatif imperatif ayo pada kalimat imperatif cenderung


bernada desakan jika diberi tekanan keras (kalimat 10a.i) dan bernada anjuran jika
tidak disertai tekanan keras (kalimat 10a.ii). Penggunaan adverbia performatif
imperatif ayo pada kalimat imperatif digunakan kepada lawan bicara yang
kedudukannya sama atau lebih rendah dari pembicara. Dengan kata lain, dominan
kewenagan ada pada pembicara. Penggunaan adverbia performatif imperatif ayo
pada kalimat imperatif juga tidak dapat dinegatifkan

5|Page
6. Adverbia Performatif Imperatif :harap, hendaklah, hendaknya, mohon
Adverbia performatif imperatif harap, hendaklah, hendaknya, dan mohon
digunakan untuk memodifikasi makna “ajakan” (kalimat 11a) dan makna “suruhan”
(kalimat 11b).

11 Contoh Kalimat Imperatif


Harap
Hendaklah
a.i kita selesaikan dulu masalah ini
Hendaknya
Mohon
berharap
menghendaki
a.ii Saya supaya kita menyelesaikan dulu masalah ini
menginginkan
mohon

Harap
Hendaklah
b.i surat itu kamu kirimkan segera
Hendaknya
Mohon
berharap
menghendaki
b.ii Saya Supaya surat itu kamu kirimkan segera
menginginkan
mohon

Harap
Hendaklah
c.i jangan kita lupakan peristiwa itu
Hendaknya
Mohon

Ajakan pada umumnya dimaksudkan untuk melakukan sesuatu bukan untuk tidak
melakukan sesuatu, sehingga kalimat imperatif yang diawali dengan adverbia
performatif imperatif seperti harap, hendaklah, hendaknya, dan mohonyang dapat
dinegatifkan.
Makna dan pemakaian adverbia performatif imperatif harap, hendaklah, hendaknya,
dan mohoncenderung menyatakan ajakan dan suruhan yang bersifat harapan,
kehendak, keinginan, dan permohonan. Makna masing-masing bentuk tersebut
tercermin pada verba matriks yang digunakan pada parafrase performatif kalimat
imperatif yang bersangkutan dan mencerminkan pembicara memiliki kewenangan
yang lebih rendah atau merendah daripada lawan bicara.

7. Adverbia Performatif Imperatif :silakan

Adverbia performatif imperatif bentuk silakan digunakan untuk menyatakan


suruhan yang bersifat silaan atau tawaran

12 Contoh Kalimat Imperatif


a.i Silakan masuk
a.ii saya mempersilakanmu untuk masuk

6|Page
a.iii *Silakan kamu masuk
a.iv *Silakan jangan masuk
a.v Silakan merokok

Adverbia performatif imperatif bentuk silakantidak mencerminkan adanya


kewenangan yang lebih tinggi baik pada pembicara maupun lawan bicara. Jika
adverbia performatif imperatif bentuk silakan hadir dalam kalimat imperatif,
pronomina pelaku kalimat tersebut tidak boleh hadir (kalimat 12a.iii). Selain itu,
adverbia performatif imperatif bentuk silakan tidak dapat berkolokasi dengan
adverbia negatif jangan. Pada konteks tertentu, adverbia performatif imperatif
bentuk silakan dapat dimaknai pemberian izin (kalimat 12a.v) jika berada di
wilayah yang melarang sesuatu.

8. Adverbia Performatif Imperatif: Tolong


Adverbia performatif imperatif bentuk tolong digunakan untuk memodifikasi makna
“suruhan” yang menyatakan kepentingan pihak pendengar maupun lawan bicara

13 Contoh Kalimat Imperatif


a.i Tolong kunci saja motormu, Dik
a.ii Saya minta supaya kamu mengunci saja motormu

Pada contoh kalimat imperatif di atas, tampak bahwa makna suruhan yang
terkandung dalam kalimat imperatif tersebut menyatakan kepentingan pihak kedua
atau pihak pendengar. Padahal, dalam makna suruhan kalimat imperatif tersebut
juga menyatakan kepentingan pembicara meskipun kewenangan dominan tetap pada
pihak pendengar atau lawan bicara.
Dengan kata lain, bentuk tolong digunakan untuk menyatakan suruhan yang bersifat
permintaan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat atau baik
menurut penilaian pembicara.

Kolokasi Adverbia Performatif dan Persona pada Kalimat Imperatif


Pelaku
Persona I Persona I Jamak
Adverbia Persona II
Tunggal Inklusif
Performatif
Ayo - + +
Biar + + +
Coba + + +
Harap - + +
Hendaklah - + +
Hendaknya - + +
Mari + + -
Mohon - + +
Silakan - - +
Tolong - - +
Keterangan: - = tidak dapat berkolokasi
+ = dapat berkolokasi

7|Page
Hubungan Kewenangan antara Pembicara dan Pendengar pada Pemakaian Adverbia
Performatif
Kewenangan yang Dominan
Adverbia Performatif
Pembicara Pendengar
Ayo + -
Biar x x
Coba + -
Harap - +
Hendaklah - +
Hendaknya - +
Mari - +
Mohon - +
Silakan x x
Tolong - +
Keterangan: - = tidak dominan
+ = dominan
x = netral

C. Makna Pragmatik Kalimat Imperatif


Pragmatik adalah telaah tentang kemampuan pemakai bahasa untuk memadankan
kalimat dengan konteks yang cocok. Dalam pembahasan ini, makna pragmatik mengacu
kepada makna pemakaian kalimat imperatif yang relatif tetap. Adverbia performatif
imperatif yang memiliki makna pragmatik antara lain:
1. Bentuk ayo
Bentuk ayo pada dasarnya menyatakan ajakan dan anjuran/permintaan. Namun,
bentuk ayo juga dapat menyatakan makna “desakan” jika diucapkan dengan tekanan
keras dan dapat pula menyatakan makna “bujukan” jika diucapkan dengan intonasi
khusus.
Contoh:
a. Ayo kita berangkat sekarang juga (Contoh “desakan”)
b. Kita berangkat sekarang, yo (Contoh “bujukan”)

2. Bentuk silakan
Bentuk silakan biasanya menyatakan makna “tawaran”. Akan tetapi, pada konteks
tertentu bentuk silakan dapat menyatakan makna “izin”.
Contoh:
a. Silakan merokok sebagai tawaran jika diucapkan sambil menyodorkan rokok
kepada lawan bicara
b. Silakan merokok sebagai izin jika diucapkan kepada lawan bicara di tempat
yang ada peringatan larangan merokoknya

3. Bentuk lah
Satu-satunya adverbia performatif yang tidak mempunyai makna yang jelas adalah
bentuk lah. Kehadiran bentuk lah pada kalimat imperatif berfungsi memperluas

8|Page
kalimat imperatif yang bersangkutan tanpa mengubah makna dasar kalimat
imperatif tersebut,
Contoh:
a. Baca buku itu
b. Bacalah buku itu (lebih halus, tetapi makna dasar kalimat tidak berubah)

4. Bentuk Negatif
Kalimat imperatif negatif selalu menyatakan larangan. Kadar larangan dapat
dimodifikasi dengan beberapa cara, seperti:
a. Kehadiran bentuk lah
Contoh:
Janganlah kamu baca majalah itu
b. Penggunaan bentuk pasif
Contoh:
Jangan dibaca majalah itu (terasa lebih halus karena terkesan larangan tersebut
ditujukan pada pihak ketiga)
c. Penambahan meŋ
Contoh:
Jangan kamu membaca majalah itu (terasa lebih halus karena terkesan sebagai
kalimat deklaratif)

Dari uraian tersebut, dapatlah dibedakan 18 macam makna pragmatik kalimat


imperatif dalam bahasa Indonesia, yakni:
1. Perintah
Contoh :
a. Tembak!
b. Saya memerintahkanmu untuk menembak(nya)

2. Suruhan
a. Coba baca buku itu.
b. Saya menyuruhmu untuk membaca buku itu.

3. Permintaan
a. Tolong tutup pintu itu.
b. Saya minta supaya kamu menutup pintu itu.

4. Permohonan
a. Ampunilah hamba-Mu ini.
b. Saya mohon Engkau mengampuni hamba-Mu ini.

9|Page
5. Desakan
a. Ayo habiskan susu itu.
b. Saya mendesakmu untuk meghabiskan susu itu.

6. Bujukan
a. Habiskan susu itu, yo.
b. Saya membujukmu supaya kamu menghabiskan susu itu.

7. Himbauan
a. Jagalah kebersihan.
b. Saya menghimbau supaya kamu menjaga kebersihan.

8. Persilaan
a. Silakan masuk.
b. Saya mempersilakanmu untuk masuk.

9. Izin
a. Silakan merokok.
b. Saya mengizinkanmu untuk merokok.

10. Ajakan
a. Mari kita pergi.
b. Saya mengajakmu untuk pergi (bersama saya).

11. Permintaan izin


a. Mari saya bawakan tas itu.
b. Saya minta supaya kamu mengizinkan saya membawakan tas itu.

12. Penegasan/pemberitahuan
a. Biar saya jaga rumah.
b. Saya minta supaya kamu membiarkan saya menjaga rumah.

13. Harapan
a. Harap tenang.
b. Saya berharap supaya kamu tenang.

14. Kehendak
a. Hendaklah kamu hemat uang ini.
b. Saya menghendaki supaya kamu hemat uang ini.

10 | P a g e
15. Keinginan
a. Hendaknya kita cari pekerjaan dulu.
b. Saya menginginkan supaya kita mencari pekerjaan dulu.

16. Larangan
a. Jangan ganggu adikmu.
b. Saya melarangmu untuk mengganggu adikmu.

17. Umpatan
a. Mampus kamu.
b. Saya minta supaya kamu mampus.

18. Ucapan selamat


a. Selamat berbahagia.
b. Saya mengucapkan selamat berbahagia kepadamu.

D. Representasi Struktur Kalusa Imperatif Sematan


Analisis performatif dapat dilakukan pada kalimat imperatif dalam bahasa
Indonesia terhadap verba matrisk yang memiliki spesifik ciri. Spesifikasi ciri tersebut
adalah:
1. Ciri V(erba) merupakan ciri khas yang harus dimiliki oleh kata yang digunakan
sebagai predikat matriks yang pemerlengkapannya berupa klausa yang deklaratif,
performatif, imperatif, atau interogatif.
2. Ciri Perf(ormatif) menunjukkan adanya subjek verba matriks itu adalah persona
pertama tunggal (pembicara) dan bahwa klausa matriks itu dapat diberi keterangan
dengan ini.
3. Ciri Kom(unikasi) menunjukkan bahwa suruhan, larangan, atau ajakan hanya dapat
disematkan pada kalimat matriks yang verbanya menyatakan komunikasi.
4. Ciri Ling(uistik) diperlukan karena suruhan, larangan, permintaan, atau ajakan
hanya dapat disematkan pada klausa yang verbanya mengandung ciri tersebut.
5. Ciri Imp(eratif) perlu untuk menyatakan bahwa pelaku klausa pemerlengkapan
verba matriks dituntut supaya melaksanakan atau memenuhi apa yang dinyatakan
oleh verba klausa pemerlengkapan.
6. Selain ciri di atas, verba yang pemerlengkapannya berupa klausa imperatif perlu
diberi spesifikasi ciri lain supaya makna yang terkandung dapat terungkap, misalnya
makna minta, izin, suruh, paksa, dsb.

11 | P a g e
Contoh: Baca buku itu

Sb P

FN FV

V FN FN
+Perf
+Kom K’
+Ling
+Imp Pm K
+SURUH
FN FV

Saya menyuruh kamui supaya kamui (mem)baca buku itu

II. Kalimat Interogatif Sematan


Seperti halnya kalimat imperatif yang menuntut tanggapan dari lawan bicara
berupa tindakan nonverbal, kalimat interogatif menuntut tanggapan dari lawan bicara
berupa tindakan verbal. Kalimat interogatif menuntut lawan bicara untuk memberikan
jawaban. Dan seperti yang telah dijelaskan di awal, kalimat interogatif sematan merupakan
kalimat interogatif yang disematkan sebagai klausa pemerlengkapan.
Berdasarkan tujuan komunikatifnya, kalimat interogatif dapat dibedakan menjadi
(1) kalimat interogatif informatif, dan (2) kalimat interogatif konfirmatoris.

A. Klausa Interogatif Informatif Pemerlengkapan


Kalimat interogatif informatif pada dasarnya menuntut lawan bicara memberikan
informasi kepada pembicara. Secara formal, kalimat interogatif informatif ditandai
oleh kehadiran kata tanya seperti siapa, apa, bagaimana, berapa, kapan, dan
sejenisnya yang secara fungsional menggantikan unsur tertentu yang mempunyai
fungsi tertentu di dalam kalimat. Misalnya, kata tanya siapa dapat berfungsi sebagai
subjek atau objek kalimat karena kata tanya siapa selalu menanyakan tentang nomina
orang yang biasanya menduduki fungsi dubjek atau objek di dalam kalimat.
Penggantian unsur kalimat dengan kata tanya dapat dilakukan dengan perpindahan kata
tanya, perubahan struktur kalimat, penambahan partikel kah, dan pemerlengkap.
1. Contoh Perpindahan kata tanya
a. Dia membaca surat dikamarnya
(S) (P) (O) (Ket.)
b. Dia membaca surat di mana
(S) (P) (O) (Ket.)

12 | P a g e
c. Di mana dia membaca surat
(Ket.) (S) (P) (O)

2. Contoh Perubahan Struktur Kalimat (aktif → pasif)


a. Dia belajar matematika di kamarnya
(S) (P) (Pel.) (Ket.)
b. Belajar apa dia di kamarnya
(P) (Pel.) (S) (Ket.)
c. Apa yang dipelajarinya di kamarnya
(perpindahan kata tanya apa tanpa verba belajar mengakibatkan perubahan
struktur dari kalimat aktif menjadi pasif)

3. Contoh Penambahan Partikel kah


a. Di mana dia menginap
(Ket.) (S) (P)
b. Di manakah dia menginap
(Ket.) (S) (P)
c. ?Dia menginap di manakah?
(Penambahan partikel kah biasanya hanya dapat dilekatkan pada kata tanya
yang dikedepankan)

4. Contoh sebagai pemerlengkap


a. Tuti pergi ke pesta
(S) (P) (Ket.)
b. Ayah menanyakan ke mana Tuti pergi
(K1) (K2)
(S) (P) (Pemerlengkapan)
c. *Ayah menanyakan Tuti pergi ke mana
(Apabila kalimat interogatif disematkan sebagai klausa pemerlengkapan, kata
tanya berfungsi sebagai pemerlengkap yang menghubungkan klausa
pemerlengkap dengan klausa matriks)
d. *Ayah menanyakan ke manakah Tuti pergi
(Kata tanya yang berfungsi sebagai pemerlengkap tidak dapat ditempeli partikel
pemarkah kah)

B. Klausa Interogarif Konfimatoris Pemerlengkapan


Kalimat interogatif konfirmatoris pada dasarnya menuntut lawan bicara supaya
menyatakan setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu yang diungkapkan oleh
pembicara. Secara formal, kalimat interogatif konfirmatoris ditandai oleh kehadiran
kata tanya seperti apa. Kata tanya apa biasanya dipakai di awal kalimat, tetapi dalam
ragam lisan nonbaku, kata tanya apa bisa terdapat di tengah atau di akhir kalimat.

13 | P a g e
Kalimat interogatif konfirmatoris juga dapat dibentuk dengan menggunakan pola
intonasi suara menaik di akhir kalimat. Selain itu, penambahan partikel kah dapat
diklitikan pada unsur yang menjadi fokus kalimat, tetapi jika kata tanya apa hadir,
partikel kah diklitikkan pada kata tanya apa.
Jika kalimat interogatif konfirmatoris disematkan sebagai pemerlengkapan, kata
tanya apa berfungsi sebagai pemerlengkap untuk menghubungkan klausa matriks
dengan klausa pemerlengkapan dan dapat dilekati oleh partikel kah.
1. Contoh pola intonasi suara menaik
a. Dia menulis surat kepadamu?
(S) (P) (O) (Ket.)

2. Contoh penambahan partikel kah pada fokus kalimat


a. Diakah (yang) menulis surat kepadamu?
b. Apakah dia (yang) menulis surat kepadamu?
(Jika kata tanya apa hadir, partikel kah diklitikkan pada kata tanya apa)

3. Contoh sebagai pemerlengkap


a. Apakah mereka akan datang?
b. Dia menanyakan apa(kah) mereka akan datang (atau tidak)
(K1) (K2)
(S) (P) (Pemerlegkap)

C. Representasi Klausa Interogatif Sematan


Contoh:
Kapan kamu datang

Sp P

FN FV

FV FPp FN
+Perf
+Kom K’
+Ling
+Int Pm K

Saya menanyakan kepadamu kapan kamu pulang

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai