SINTAKSIS BAHASA
INDONESIA
FRASE DALAM BAHASA INDONESIA
A. PENGERTIAN FRASE
Frase (kelompok kata) merupakan salah satu unsur dalam kalimat (sintaksis). Frase juga sering
didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang menduduki
satu fungsi.
Contonnya seperti berikut ini :
Kami sedang menikmati makan malam di meja
S P 0 K
Di dalam kalimat tersebut terdapat tiga buah frase yaitu, sedang menikmati, makan malam, dan
di meja makan. Pada kata Kami, bukan frase karena terdiri dari satu kata.
B. MACAM-MACAM FRASE
FRASE DAPAT DI BEDAKAN
BERDASARKAN :
1 2 3
1) Frase verbal
2) Frase adverbial
3) Frase adjektiva 1) Frase Setara 1) Frase Lugas
4) Frase nominal 2) Frase Bertingkat 2) Frase Ideomatis
5) Frase numeralial
6) Frase preposisional
1. Berdasarkan Jenis Kata
1 2
3
Frase Verbal Frase
frase verbal unsur intinya adalah; Adverbial
frase adverbial unsur intinya adalah
Frase
tindakan, keadaan, kerja, atau proses keterangan (waktu/tempat)
Adjektival
frase ajektival unsur intinya
Contohnya Contohnya
adalah sifat
a. asyik belajar (tindakan) Contohnya a. pada zaman Jepang
b. harus pergi (keadaan) b. sebelum subuh
c. sedang berpikir keras (tindakan) a. kedap suara c. kemarin sore
d. tidak akan datang (keadaan) b. malu-malu kucing d. bulan lalu
e. sudah membaik (proses) c. sangat pemalu
d. makin panas e. Pada akhir pertunjukan itu
e. tidak tertarik
4 5
Frase
Frase Setara
Bertingkat
frase setara adalah frase yang memiliki Frase bertingkat adalah frase yang salah
kedudukan yang sama antara satu kata satu katanya memiliki kedudukan lebih
dengan kata yang lainnya. tinggi satu tingkat dari kata yang lainnya.
Contohnya Contohnya
Baku hantam, pulang pergi, Tidak adil, hukum rimba,
sawah ladang, kakak adik, dan sangat jujur, guru bahasa, dan
sejenisnya. sejenisnya.
3. Berdasarkan Makna
01 Contohnya
Frase Lugas Rumahnya bermuka dua.
(Yang bermakna bahwa Rumahnya menghadap kedua arah),
Pada frase lugas dikandung Meja hijau itu milik Ibu Reni.
makna lugas, bila dalam kata
(Yang bermakna bahwa Meja Ibu Reni berwarna Hijau)
disebut makna denotatif
02
Contohnya
A. KLAUSA
Klausa dalam bahasa Indonesia dapat diklasifikasi melalui berbagai cara, tergantung
pada sudut pandang kita. Hal itu dapat kita perhatikan sebagai berikut :
1
Anak Pak Jaka sering mengunjungi anak Pak Hamid
Untaian kata di atas adalah kalimat. Selanjutnya coba kita bandingkan kalimat
di atas dengan kalimat berikut ini.
2
Anak Pak Hamid sering mengunjungi anak Pak Jaka
Kedua kalimat di atas dibentuk dari unsur yang sama bunyinya dan sama pula strukturnya.
Tetapi, mengapa makna kedua kalimat itu berbeda? Ya, hal itu karena letak kata-kata yang
membentuk kalimat itu berbeda. Perbedaan letak kata-kata itu menyebabkan tidak hanya
perubahan makna yang terjadi, tetapi juga dapat menyebabkan penghilangan makna.
Pertukaran tempat kata yang dilakukan secara sembarangan dapat menghilangkan makna.
3 Pak Jaka anak mengunjungi sering Pak Hamid anak
Untaian kata yang ketiga ini tidak menyampaikan informasi apa pun.
Oleh karena itu, maka untaian kata yang ketiga ini bukan kalimat.
Keterangan (K) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai fungsi kata
yang ada pada kalimat itu baik menerangkan S, P, O/Pelengkap atau Keterangan itu sendiri.
Posisi keterangan letaknya bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat.
Kalimat adalah satuan bahasa yang terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. (Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia; Hasan alwi
dkk; 2003).
Kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda Panjang yang disertai
nada akhir turun atau naik (Ramlan: 1989).
Kalimat adalah bagian dari ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek dan
predikat dan intonasinya menunjukkan bahwa ujaran itu sudah lengkap dengan
makna. Sedangkan intonasi final kalimat dalam bahasa tulis ditandai dengan tanda
titik, tanda tanya atau tanda seru (Lamuddin Finoza: 1993).
C. JENIS KALIMAT
Jenis Kalimat
1 Kalimat Tunggal
2
Kalimat Majemuk
1. Seorang guru harus mempunyai wawasan yang luas dan harus memiliki kepribadian yang terpuji
S P1 O1 P2 O2
2. Anak-anak bermain layang-layang di halaman ketika para ibunya mengambil rapor
S P1 O1 Ket. S2 PO2
Contoh No 1) merupakan kalimat majemuk setara, karena kata penghubung (konjungsi) dan
dalam sebuah kalimat dapat menjadi penanda bahwa kalimat tersebut adalah kalimat majemuk
setara. Sedangkan
Contoh No 2) merupakan kalimat majemuk bertingkat, karena kalimat yang kedua merupakan
perluasan dari kalimat pertama. Kata penghubung yang dipakai dalam kalimat majemuk
bertingkat antara lain adalah “Ketika”.
Kalimat Majemuk Terbagi menjadi Dua Yaitu :
Majemuk Setara dan Majemuk Bertingkat
1 Majemuk Setara