Anda di halaman 1dari 17

PENGEMBANGAN KALIMAT

BY :
A. PENGERTIAN KALIMAT

KALIMAT ADALAH SATUAN BAHSA TERKECIL, DALAM WUJUD LISAN


ATAU TULISAN, YANG MENGUNGKAPKAN PIKIRAN YANG UTUH.
ADA PULA PAKAR LAIN YANG MENDEFINISIKAN KALIMAT SEBAGAI
SATUAN BAHASA YANG DAPAT BERDIRI SENDIRI, DAN SEKURANG-
KURANGNYA TERDIRI DARI SATU SUBJEK DAN SATU PREDIKET. KALIMAT
LAZIMNYA JUGA TERDIRI ATAS BEBERAPA KLAUSA.
B. CIRI-CIRI KALIMAT

• KALIMAT MERUPAKAN SEBUAH SATU KESATUAN DARI BAHASA.


• KALIMAT DIAWALI DENGAN HURUF KAPITAL. SELAIN ITU, JUGA TERDAPAT
PENGGUNAAN BERBAGAI TANDA BACA DIDALAMNYA SEPERTI KOMA, TITIK DUA
(:), TANDA PISAH (, DAN SPASI.
• KALIMAT DIAKHIRI DENGAN INTONASI AKHIR YANG DIIKUTI OLEH KESENYAPAN
YANG MENCEGAH TERJADINYA PERPADUAN ATAUPUN ASIMILASI BUNYI
ATAUPUN PROSES FONOLOGIS LAINNYA.
• KALIMAT DAPAT BERDIRI SENDIRI DAN SEKURANG-KURANGNYA TERDIRI DARI
SATU SUBJEK SERTA SATU PREDIKET.
C. JENIS-JENIS KALIMAT
1. Kalimat berdasarkan jumlah klausanya :
• Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Hal itu berarti bahwa konstituen untuk tiap
unsur kalimat, seperti subjek dan predikat, hanyalah satu atau merupakan satu kesatuan.
Kalimat tunggal terbagi menjadi beberapa jenis yaitu : (a) kalimat berpredikat verbal, (b) kalimat berpredikat
adjektival, (c) kalimat berpredikat nominal, (d) kalimat berpredikat numeral dan (e) kalimat berpredikat frasa
preposisional.
Contoh :
 Dia akan pergi.
 Kami mahasiswa atma jaya.
A. Kalimat berpredikat verbal
Ada bermacam- macam verba yang masing-masing mempengaruhi macam kalimat yang
menggunakannya. Kita ingat adanya verba taktransitif, verba semitransitif, dan verba transitif. Verba
transitif dibagi lagi menjadi ekatransitif (atau monotransitif) dan dwitransitif. Akan tetapi, kalimat yang
berpredikat verba hanya dibagi menjadi tiga macam:
(1) kalimat taktransitif, kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap hanya memiliki dua unsur fungsi
wajib, yakni subjek dan predikat.
Contoh : Bu camat sedang berbelanja.
(2) kalimat ekatransitil, kalimat yang berobjek dan tak berpelengkap mempunyai tiga unsur wajib, yakni
subjek, predikat, dan objek. Predikat dalam kalimat ekatransitif adalah verba yang dapat digolongkan dalam
kelompok verba ekatransitif.
Contoh : pemerintah akan memapresiden merestui pembentukan panitia pemilihan umumn.
Nilai ebtanas murni menentukan nasib para siswa.
Pemerintah pasok semua kebutuhan lebaran.
Verba predikat pada kalimat di atas masing-masing adalah akan menasok, merestui,
menentukan. Di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah kanan objeknya.
Dalam kalimat aktif urutan kata dalam kalimat ekatransitif adalah subjek, prediket, dan objek.
(3) kalimat dwitransitif, Ada verba transitif dalam bahasa indonesia yang secara semantis mengungkapkan
hubungan tiga maujud. Dalam bentuk aktif, maujud itu masing-masing merupakan subjek, objek, dan
pelengkap. Verba itu dinamakan verba dwitransitif. Perhatikan kalimat yang berikut :
- Ida sedang mencari pekerjaan.
- Ida sedang mencarikan pekerjaan.
(4) Kalimat pasif
Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal: (1) macam verba yang menjadi
predikat, (2) subjek dan objek, dan (3) bentuk verba yang dipakai. Perhatikan kalimat yang berikut.
(A) pak toha mengangkat seorang asisten baru.
(B) saya sudah mencuci mobil itu.
B. Kalimat berpredikat adjektival
Kalimat yang berpredikat adjectiva sering juga dinamakan kalimat statif. Kalimat ini kadang-kadang
memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan subjek dan prediket jika kedua-duanya panjang.
Contoh :
Ayahnya sakit.
Alasan para pengunjuk rasa agak aneh.
Jika kalimat statif kita bandingkan dengan kalimat ekuatif, akan kita lihat bahwa keduanya hanya
memiliki dua unsur fungsi wajib saja, yakni subjek dan prediket saja sehingga kedua kalimat itu
mempunyai kemiripan. Akan tetapi, ada perbedaan yang mencolok diantara keduanya dalam wujud
ingkaran.
C. Kalimat berpredikat nominal
Kalimat yang predikatnya nominal sering pula dinamakan kalimat persamaan atau kalimat ekuatif.
Kalimat persamaan oleh sebagian ahli bahasa juga diartikan kalimat yang subjek dan predikatnya
tergolong kategori yang sama. Pada kalimat ekuatif nominal frasa nominal yang pertama itu subjek,
sedangkan yang kedua predikat. Akan tetapi, jika frasa nominal pertama dibubuhi partikel -lah,
frasa nominal pertama itu menjadi predikat, sedangkan frasa nominal kedua menjadi subjek.
Contoh :
Dia guru saya.
Dialah guru saya.
D. Kalimat berpredikat numeral
Selain macam-macam kalimat yang predikatnya berupa frasa verbal, adjektival, dan nominal yang
telah dibicarakan di atas, ada pula kalimat dalam bahasa indonesia yang predikatnya berupa frasa
numeral, seperti tampak pada contoh berikut.
- Anaknya banyak.
- Uangnya hanya sedikit.
Pada contoh di atas tampak bahwa predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) taktentu
(banyak dan sedikit) tidak dapat diikuti kata penggolong, sedangkan predikat yang berupa
numeralia tentu dapat diikuti penggolong
E. Kalimat berpredikat frasa preposisional
Predikat kalimat dalam bahasa indonesia dapat pula berupa frasa preposisional. Contohnya :
- ibu sedang ke pasar
- Mereka ke rumah kemarin.
Perlu dicatat bahwa tidak semua preposisi dapat menjadi predikat kalimat. Kalimat-kalimat berikut
terasa janggal bila tidak disertai verba.
Contoh :
Ia dengan ibunya.
Rumah makan sepanjang malam.
2. KALIMAT BERDASARKAN BENTUK SINTAKSIS
A. Kalimat deklaratif, yang juga dikenal dengan nama kalimat berita dalam bukubuku tata bahasa
indonesia, secara formal, jika dibandingkan dengan ketiga jenis kalimat yang lainnya, tidak
bermarkah khusus.
Contoh :
• - Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat monas.
• - Saya lihat ada bus masuk ciliwung tadi pagi.
B. Kalimat imperatif
Perintah atau suruhan dan permintaan jika ditinjau dari isinva, dapat diperinci menjadi enam golongan:
1. Perintah atau suruhan biasa jika pembicara menyuruh lawan bicaranya berbuat sesuatu.
2. Perintah halus jika pembicara tampaknya tidak memerintah lagi, tetapi menyuruh mencoba atau
mempersilakan lawan bicara sudi berbuat sesuatu.
3. Permohonan jika pembicara, demi kepentingannya, minta lawan bicara berbuat sesuatu
4. Ajakan dan harapan jika pembicara mengajak atau berharap lawan bicara berbuat sesuatu.
5.Larangan atau perintah negatif, jika pembicara menyuruh agar jangan dilakukan sesuatu.
6.Pembiaran jika pembicara minta agar jangan dilarang.
C. Kalimat interogatif
Kalimat interogatif, yang juga dikenal dengan nama kalimat tanya secara formal ditandai oleh
kehadiran kata tanya seperti apa, siapa, berapa, kapan, dan bagaimana dengan atau tanpa partikel
kah sebagai penegas. Kalimat interogatif diakhiri dengan tanda tanya ( pada bahan tulis dan pada
bahasa lisan dengan suara naik. Kalimat interogatif biasanya digunakan untuk meminta (1) jawaban
ya" atau "tidak", atau (2) informasi mengenai sesuatu atau seseorang dari lawan bicara atau
pembaca.
Contoh :
Dia istri pak bambang
Apa dia istri pak bambang?
D. Kalimat eksklamatif
Kalimat ini juga dikenal dengan nama kalimat seru secara formal ditandai dengan kata alangkah, betapa, bukan main pada kalimat
berpredikat adjektiva. Kalimat ini biasa digunakan untuk menyatakan perasaan kagum atau heran.
Cara pembentukan kalimatnya dari kalimat deklaratif mengikuti langkah-langkah berikut :
• Balikkan urutan unsur kalimat dari s-p menjadi p-s.
• Tambahkan partikel –nya pada (adjektiva) p.
• Tambahkan kata (seru) alangkah, bukan main dan betapa di muka p jika dianggap perlu.
Penerapannya :
. Pergaulan mereka bebas.
i. *Bebas pergaulan mereka. (Kaidah a)
ii. Bebasnya pergaulan mereka ! . (kaidah b)
iii. Alangkah bebasnya pergaulan mereka ! (kaidah c)
Bukan main bebasnya pergaulan mereka !
betapa bebasnya pergaulan mereka !
 
3. Kalimat taklengkap
Kalimat taklengkap juga disebut kalimat minor. Kalimat ini pada dasarnya adalah
kalimat yang tidak punya subjek dan/atau predikatnya. Perhatikan contoh berikut:
Amir : kamu tinggal di mana, min?
Amin : di kampung melayu.
Bentuk di kampung melayu sebenarnya merupakan bagian dari bentuk kalimat
lengkap saya tinggal di kampung melayu. Di luar konteks wacana, kalimat
taklengkap sering juga digunakan dalam iklan, papan petunjuk, atau slogan.
A. Kalimat inversi
Urutan fungsi dalam bahasa indonesia boleh dikatakan mengikuti pola (a) subjek, (b) predikat,
(c) objek (jika ada), dan (d) pelengkap jika ada. Akan tetapi, ada satu pola kalimat dalam bahasa
indonesia yang predikatnya selalu mendahului subjek. Perhatikan kalimat yang berikut.
- Ada tamu, pak.
- Ada kabar bahwa dia telah meninggal
- Ada seseorang yang mencari anda.
Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina. Dengan kata lain,
urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu, baru (b) kemudian subjeknya.

Anda mungkin juga menyukai